SKRIPSI
HERA LUK1TAWATI
PENGARUH M U CH AGO
B U I OCI M UM SAN CTUM LI N N .
TER H AOAP KADAR GLUKOSA
DARAH KELINCI
Luk
iflXi L i h .
PLKfrbfcTAKAAN *
U N lV L K ilT A S A IR L A N G G A 1
S U R A B A Y A
F A K U L T A S F A R M A S I U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A
T E R H A D A P K A D A R G L U K O S A D A R A H KE L I N C I
SK R I P S I
D I B U A T U N T U K M E M E N U H I T U G A S A K H I R M E N C A P A I G E L A R S A R J A N A F A R M A S I
P A D A F A K U L T A S F A R M A S I U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A
1989
□ L E H
H E R A L U K I T A W A T I 0 5 8 4 1 0 6 5 3
D i s e t u j u i o l e h p e m b l m b i n g
KATA P E NGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa yang tel ah melimpahkan segala rahmat dan p e t u n j u k N y a s ehingga penulis dapat m e n y e l esaikan skripsi
ini dengari sebaik-baiknya.
Penyufeunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Univ£?rsi tas Airlangga.
Penulis m e n y a d a n bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan ataupun kenungkinan adanyc* kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik ataupun
jug a s a r a n-saran
y&ng
bersi-fat membangun dari Bapak/Ibu Dosen dan siapa saja yang menaruh minat demi p e n y e m purnaan serta perbai kan dimana diperl.ukan-Tidak lupa dal am kesempatan ini p e n u l i s juga rnenyampai kan ucapan terima-kasih dan penghargaan yang secara tulus ikhlas kepada :
- Bapak DR. Naur Cholics Zaini
- Bapak Drs. Wahjo Djatmiko
yang tel ah banyak meluancjkan wakt.unya untuk member i kan
petunjuk, bimbingan serta pengarahan sehingga skripsi ini dapat t e r s e l e s a i k a n .
Khusus kepada Bapak/Ibu Dosen yang tel ah ikut memberikan
besarnya. Dan. apabila ada kesalahan baik yang sengaja maupun tidak sengaja penulis menyampaikan permintaan maa-f ..
Juga kepada semua pihak lain yang baik secara
langsung ataupun tidak langsung telah memberikan dorongan baik moral maupun bantuan tenaga, sshingga semua tugas dapat d i s e l esaikan dengan baik, penulis ucapkan terima-
kasjh yang sebesar-besarnya. Sekali lagi penulis panjatkan doa puji syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa semoga apa yang dapat penulis se)esai kan ini bermanfaat adanya.
BAB IV : P E M BAHA5AN ... ... 41
BAB V : KESIMPULAN ... ... 44
BAB VI : SARAN-SARAN ... 45
BAB VII : R1NGKASAN ... ...46
G a m b a r :
I. Kurva absorhsi serum kelinci dan larutan
g l u k o s a
2. Kurva baku larutan glukosa ....
3. Kurva toleransi glukosa keli nci nomor 1- . . . 4. Kurva toleransi glukosa kel i nci nomar o 5 Kurva toleransi glukosa kelinci nomor
6i. Kurva toleransi glukosa kel i nci nomor 4 ___ 7. Kurva toleransi glukosa kel i nc; i nomor sj • • ■ ■
D iabetes Mellitus adalah sal ah satu penyakit metabolii. k menahun yang disebabkan oleh suatu kelainan
kronis sel beta pankreas, dimana sel beta p a n k r e a s tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan yang diperlukan tubuh s e h i n g g a akibatnya kadar glukosa di dalam darah akan meningkat (1).
Sal ah satu gejala dari penyakit ini adalah penderita banyak m a k a n ,banyak minum tetapi tubuhnya lemah sehingga
menyebabkan menurunnya kesegaran jasmani dengan akibat m e r o s o t n y a prestasi kerja. Selain itu dibandingkan dengan non-diabetes, penderita d iabetes m ellitus mempunyai kecenderungan lebih mudah mengalami trombosis s e r e b r i ,lebih mudah buta,lebih mudah m e n d e r i t a penyakit jantung k o r o n e r ,lebih mudah mengalami kegagalan ginjal dan lebih mudah menderita seluliti s - g a n g r e n (2).
Rada saat ini menurut p e n elitian diketahui semakin b a n y a k n y a penderita d iabetes mellitus. Di Pali
Endokrinologi RSUD Dr.Sdetomo yang didirikan tahun 1964 jumlah penderita diabetes m ellitus meningkat terus setiap t-ahunnya sehingga jumlah p e nderita d iabetes mellitus selama 20 .tahun (sampai dengan tahun 1984) meningkat kurang lebih 60 X (3). Jadi dapat dibayangkan betapa besarnya peningkatan penderita d iabetes m ellitus dan
yang serins disamping penyaki t-penyak j. t yang lainnya.
Pengobatan yang diberikan pada penderita diabetes
mellitus selama ini yang paling umum adalah dengan pemberian insulin, untuk mengatur kadar glukosa darah.
Insulin ini sebenarnya tidak dapat menyembuhkan penyakit
tetapi hanya mengganti kan insulin yang dibutuhkan.
Insulin ini tidak dapat digunakan secara oral karena tidak stabil, mudah diuraikan oJ eh enzifn-enziffi protease
dal am lambung sehingga untuk p e n gobatan harus dengan car a disuntikkan. Cfl.ra pemberian ini dipandang kurang praktis karena harus t e m p e r hatikan sterilitas, adanya hipersensi ti vi t:as dan efek lokal yang ditimbulkan. Qbat-obat hipoglikemik oral sintetik yang biasa diberikan berdasarkan strukturnya dapat dibagi dal am dua golongan
>
yaitu :1. Golongan Sulfonilurea dan 2. Golongan Biguanid. Cara kerja kedua golongan obat tersebut sangat berbeda. Golongan Sulfonilurea bekerja dengan merangsang sekresi insulin oleh pankreas, sedangkan kerja golongan Biguanid tidak tergantung pada fungsi pankreas. Kedua jenis Ljolongan obat ini hanya bersifat m embantu mengurangi kebutuhan insulin dari luar dan tidak dapat menyembuhkan sel beta pankreas yang sakit (1).
Qbat-obat hipoylikemik oral sintetik pada umumnya
mempunyai harga yang relati-f mahal . Sel ain itu untuk pengobatan Diabetes Mellitus d i butuhkan pengobatan dal am jangka waktu yang lama, sehingga diperlukan biaya yang
p e n gobatan dengan biaya yang lebih rinqan, sal ah satunya adalah dengan menggunakan pengobatan tradisional..
P a d a pengcsbatan dengan cara tradisional, banyak t a n a m a n — tanaman obat yang dipergunakan sebagai anti diabetes. Beberapa diantaranya ada yang telah diteliti
dan t ernyata terbukti mempunyai khasiat sebagai h i p o g l i k e m i k . Tetapi ada juga yang setelah diteliti ternyata mempunyai efek t o k s i k ,mi s a l :biji mahoni yang dulu banyak digunakan sebagai obat anti diabetes ternyata setelah diteliti menimbulkan t o k sisitas terhadap binatang percobaan (4).
T anaman-tanaman obat yang biasa digunakan sebagai anti d i a b e t e s pada pengobatan tradisional di Indonesia
antara lain s biji duwet, daun tapak dara, daun >
sambiloto, kulit p u l a i , buah mengkudu, daun sembung , daun lampes dan lain lain (5).
Menurut Setyarini <&) sat kandungan tr i terpenoi'd yang terdapat dalam kulit pulai (Alstonia s c holaris <L) R.Br) terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci, dengan 'uji toleransi glukosa.
Menurut penelitian, rebusan serbuk herba Qcimum sanctum Linn. dapat nienurunkan kadar glukosa darah dan sudah terbukti dapat digunakan sebayai obat anti diabetes (7).
Selain itu biji dari tanaman Qcimum sanctum Linn. - ini bila diberi air akan rnengembang membentuk suatu massa seperti lendir at.au m ucilago yang bisa dijadikan minuman
yang menyegarkan.
Menurut Masashi--Tomoda dkk, lendir atau mucilago yang didapatkan dari bagiari tanaman, misalnya lendir atau mucilago dari biji P lantaao asiatica L, dari umbi Dioscorea batatas dll mempunyai khasiat hipoglikemik dan dapat digunakan sebagai anti diabetes (8).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lendir atau mucilago
*
dari biji Qcimum sanctum mempunyai efek h i p o g l i k e m i k . Harapan kami jika lendir atau mucilago dari biji Qcimum" sanctum terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah maka akan besar manfaatnya bagi pengembangan penggunaan
obat traditional untuk penyakit diabetes mellitus.
Keu.ntungam lya yang lain, tanaman ini murah, mudah d.i dapat dan sudah umum p e n g g u n a a n n y a sebagai minuman yang
T I N J A U A N P U S T A K A
1. U r a i a n T e n t a n g T a n a m a n Q c i m u m s a n c t u m Linn.
1.1. Klasifikasi <9).
Divisi s Spermatophyta. Artak divisi : Angi.osperniae.
Kclas : D i c o t y l e d o n e a e . Anak kelas : Corol 1 i -f 1 orae.
Bangsa : Lamiales.
Suku : Lamiaceae (Labiatae). Marga : Q c i m u m .
Jenis : Oc:i mum sanctum Linn.
1.2. Nama Daerah (10).
Balakanta (Menado) ; K1 ampes , L a m p e s , Kemanghi (Jawa) ; *
Kemangen, Lampes (Madura) ; Leng-Iengan, Paci-paci (Sunda) ; Uku-uku (Nusal'enggara) 5 Lu-fe-lufe (Maluku)
1-3. Penyebaran dan Tempat Tumbuh (10,11).
Tuntbuhan perdu yang tegak , f.i riggi nva sampai 1.50m. Tumbuh liar di halaman dan 1adang-1adang yang
cukup mendapatkan sinar m a t a h a r i , sampai ketinggian kira-kira 600m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini berkembang biak dengan bijinya.
1.4. Sxfat Tanaman (11).
u jungnya tumpul atau tajarn, panjanqnya sampai 5cm
bergerigi atau rata. Biji bila dibasahi akan
rnengembang.
1.5. Kegunaan Tanaman <11,12).
Daunnya digunakan untuk obat rheumatik, encok, kencing manis, pilek dan demam, perut nyeri dan dan membersihkan paras muka.
1.6. Kandungan Tanaman (13,7).
serta suatu alkaloid yang belum diketahui
struktur ki. mi any a .
2. G l u k o s a Darah.
Dal am darah manusia terdapat glukosa yang disebut glukosa darah. Glukosa ini berasal dari :
- Metabolisme dal am tubuh, terutama metabolisme
karbohidrat. 1
- Pemecahan glikogen dari hepar.
- Dari luar, yang diberikan dalam bentuk glukosa murni secara oral atau p a r e n t e r a l .
Secara fisioloqi , yang berperan dalam pengaturan kadar
glukosa darah adalah hati , pankreas, adenoh j po-f i si s tersebut lebih tinggi dari normal disebut sebagai hi p e r g l i k e m i .
Perbedaan jenis kelamin dan umur secara klinis
.lain due-- jam setelah pemberian makan, kadar glukosa
darah sudah turun lagi.
. Uji toleransi glukosa.
Toleransi glukosa adalah kemampuan tubuh untuk
m e n g h i1angkan beban glukosa dari plasma darah daiam waktu tertentu. Yang dimaksud beban glukosa adalah glukosa yang diberikan pada waktu percobaan toleransi glukosa.
Percobaan toleransi terhadap glukosa ini dapat digunakan untuk rnengetahui sejauh mana khasiat hipoglikemik suatu zat.
Oika setelah pemberian suatu sat tertentu, didapatkan kurva toleransi terhadap glukosa berada di bawah kurva n o r m a l , hal ini menunjukkan ’bahwa zat tersebut mempunyai khasiat hipoglikemik (14).
Ada dua macam cara pemberian glukosa untuk percobaan toleransi terhadap glukosa yaitu :
- secara o r a l .
- secara intra vena.
Pada umumnya pemberian secara oral lebih banyak dilakukan, karena (15):
- lebih mudah.
- 1 eb i h men yen an g k a n .
Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat puasa, kemudian 1/2 jam, 1 jam, 11/2 jam, 2 jam dan 3 jam
*
setelah pemberian larutan glukosa. Tetapi bila keadaan
tidak memungkinkan p e n g ambilan pada saat 1 jam, 2 jam dan 3 jam setelah pemberian glukosa sudah dapat menggambarkan toleransi terhadap glukosa <14).
4. M e t o d e p e n e n t u a n k a d a r g l u k o s a d a r a h (17,19)
Metode penentuan kadar glukosa darah dibagi dalam dua car a s
4.1. Cara reduksi
4.1.1. Metode Somogyi - Nelson
enediol ini dioksidasi oleh ion cupri
menjadi campuran asam gula dan cupro oksida. Cupro oksida yang terjadi akan
mereduksi pereaksi arseno molybdat sehingga terjadi larutan b e r w a r n a biru yang disebut "Molybdenum blue".
4-1.2- Mrctcde Folin Wu
Met ode ini hampir sama dengan Sornogyi Nelson, Tetapi pada metude ini cupro oksida yang terjadi bercaksi dengan as^am phospho molybdat:, s ehingga membentuk larutan berwarna biru yang disebut "Molybdenum blue".
4.1.3. Metode Ho-ffman
Oksidator yang digunakan adalah kali urn •ferricyanida yang b erwarna kuning. Kalium
{■ er r i cyani da ini akan direduksi oleh gh.ikc.sa men jadj. -f errocyan.i da yancj t.id^k berwarna.
4.1.4. Metode Hagedorn Jensen
Qksj.dat.or yang digunakan kalium -ferri cyanida. Metode ini dilakukan dengan cara titrasi Iodornetri , dan jumlah glukosa d i. tentukan berdasarkan per bed a an juml ah
4.2. Cara enzimatis
4.2.1. Reaksi glukosa oksidase
Cara ini disebut juga GOD Perid (Glukosa oksidase peroksidase) dan menggunakan
enzim glukosa o ksidase .
Metode ini spesifik untuk glukosa saja, karena itu mampu mengukur kadar glukosa yang sebenarnya.
Enzim glukosa oksidase yang digunakan akan mengkatalisa reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H2O21 menurut peroksidase akan bereaksi dengan suatu
indikator m e n g hasilkan larutan yang berwarna tertentu, yang dapat diukur
intensitasnya dengan s p e k t r o f o f o m e t e r . Intensitas warna yang terjadi sebanding dengan kadar glukosa.
4.2.2. Reaksi Heksokinase
ADR. Glukosa 6 fosfat yang terjadi akan bereaksi dengan NADP (nikotinamid adenin dinukleotid fosfat> yang dikatalisir .oleh
enzim G -6-PDH <g l u k a s a -6— f osfat de-hidrogenase) membentuk 6~+os+o glukonat dan NADPH <nikotinamid adenin dinukleotid
•fO'Sfat hidrogen) .
Jumlah NADPH yang tt?rljb?ntuk sebanding dengan kadar glal-:or»a.
5. T i n j a u a n t e n t a n g t o l b u t a m i d
Tolhutamid adalah salah satu obat antidiabetes oral yang merupakan turunan golongan S u l f o n i 1 urea, □ bat ini diberikan pada periderita diabetes dewasa dengan pankreas yang masih mampu memproduksi insulin. Cara kerja tolbutamid adalah dengan merangsang pelepasan insulin dari sel sel beta pulau langerhans.
Pada pemberian per-oral tolbutamid segera diabsorbsi dalam GI tract dan di dalam plasma dapat dideteksi 30 menit setelah pemberian. Sedangkan kadar m aksimum dalam darah dicapa.t dalam waktu tiga sampai empat jam setelah pemberian.
Di dalam tubuh, setelah mengalami metabolisme tolbutamid diubah menjadi rnetabolit yang tidak
B A H A N D A N M E T O D E P E N E L I T I A N
B a h a n p e n e l i t i a n .
1.1 * Bahan tanaman.
Bahan penelitian adalah biji tanaman Qcimum
sanctum Linn. yang dikumpulkan dari Padang
Sumatra Barat dan tel ah dideterminasi di Kebun Raya Purwodadi Pandaan.
Biji ini diambil mucilago atau lendirnya.
1.2. Bahan Pembanding.
Untuk mengukur atau membandingkan daya penurunan kadar glukosa darah dari tanaman Q c imum sanctum dipakai pembanding Tolbutamid. '
1.3. Binatang Percobaan.
Binatang percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah kelinci jantan putih jenis lokal yang beruiiiur 4-5 bulan dengan berat badan masing- masinq 2 - 3 kg, sebanyak 6 ekor.
KeJinci kelinci ini didapatkan dari peternakan di daerah Batu Malang.
Pol a. P e n e l i t i a n
T3 : Kelompok kelinci yang diberi glukosa 1 g/kg
F'ercobaan pada Minggu Pertama (I).
Kelinci nomor 1 dan 6 diperlakukan sebagai k o n t r o l . pe rcobaan tersebut diistirahatkan selama satu minggu, demikian juga untuk setiap percobaan minggu berikutnya.
P e rcobaan pada Minggu Ketiga < 111) .
Percobaan Minggu Kelima (V).
Kelinci n o m o r 3 d i p e r 1akukan sebagai kontrol. Kelinci nomor 4 menerima Tl.
Kelinci nomor 6 menerima T3„ Kelinci nomor 1 menerima T4.
Percobaan Minggu Ketujuh <VII)
Kelinci nomor 4 diperiakukan sebagai k o n t r o l .
Kelinci nomor 5 menerima Tl. Kelinci nomor 6 menerima T2.
Kelinci nomor 1 dan 3 menerima T3. Kelinci. nomor 2 menerima T4.
Percobaan Minggu Kesembilan (IX)
Kelinci nomor 5 diperiakukan sebagai kontrol Kelinci nomor-6 m enerima Tl.
Kelinci nomor 1 m enerima T2. Kelinci nomor 2 menerima T3.
Kelinci nomor 3 dan 4 menerima T4.
3. C a r a kerja.
3.1. P e n yediaan bahan penelitian (18).
S ejumlah 100 g biji. tanaman Qcimum s a n c t u m , linn,
diekstraksi dengan Na*-carbonat 0.2 7. sebanyak
10 0 0 ml dengan pengadukan pada temperatur kamar
selaroa 1 jam. Ekstraksi ini dilakukan dua kali, b'etelah itu dildkukan sentri-fus pada 1 2 . 0 0 0 rpm selama 20 menit. Ekstrak yang dihasilkan di
di peri, akukan dengan etanol lagi. Perlakuan dengan
etancO diulangi tiga kali- Endapan terakhir di 1 yophi 1 .i sasi dan akan didapatkan serbuk putih
abu-~abu.
3.2. Penyediaan binatang percobaan.
Kelinci yang akan d i gunakan dalam penelitian
dipelinara dengan kondisi yang sama. Sebelum dilakukan penelitian, keenam kelinci dipu.asakan selama 18 jam. <7)
Selama percobaan berlangsung, kelinci-kelinci tersebut dirnasukkan kedalam kotak khusus untuk percobaan, agar tidak banyak bergerak sehingga percobaan lebih mudah dilakukan.
*
3.3. Pemberian bahan penelitian dan pengambilan sampel Larutan glukosa dan larutan m ucilago yang akan diteliti diberikan secara oral dengan menggunakan s o n d e .
Sebelum pemberian larutan g l u k o s a dan larutan rr.uc t J. a g o , darah diambil melalui vena marginalis pada telinga kelinci dengan jalan ditusuk memakai jaruen suntik. Darah • yang keluar langsung diambil dengan pipet sebanyak 0 , 1 ml.
Setelah pemberian larutan glukosa dan larutan mucilago darah diambil lagi seperti cara di atas dalam jangka waktu 1/2 jam, 1 jam, 1 1/ 2 jam, 2
Fengambilan darah d i h entikan setelah jam ke tiga.
3.4. Fenyediaan larutan p e r e a k s i .
Larutan yang digunakan untuk pereaksi terdiri
dari (17).
a. Larutan untuk de?protei nasi yaitu Urac cat no: 125415 dari Boehringer M a n n h e i m Gmbh.
b. Larutan untuk mengukur kadar glukosa daran secara GOD -- Perid, yaitu pereaksi kit cat No. 124028 dari Boehringer llannheitn Gmbh.
Larutan deproteinasi Urac cat No. 125415 berisi Uranyl asetat yang akan mengeridapkan protein d a r a h , sehingga tidak m e n g g a n g g u p^ngukuran kadar
* glukosa darah.
3.5- Pemilihan panjang gelombang.
Pada pengukuran kadar glukosa darah, digunakan
panjang gelombang 660 nm.
Untuk mengukur panjang gelombang ini, di dap>at
dengan cara s
- Dibuat kurva absorbsi dari larutan glukosa dairi
Ferak dengan kosentrasi 40 ppm dan 60 ppm dengan cara sebagai berikut :
1. Masing-masing larutan glukosa tersebut diamb?.l 0,2 ml kemudian ditambah 5,0ml absorbsi. nya terhadap blanko pada panjang
men it, dan cairan bagian ataa (serum) diambil sebanyak 0,2 ml kemudian ditambah 5,0 ml larutan 2. Setelah diinkubasikan pada suhu
kamar selama 25 menit, dilihat absorbsinya terhadap blanko pada panjang gelombang 560 nm sampai 700 nm dengan interval 10 nm.
3 «6. Pembuatan kurva baku.
Kurva baku dibuat dengan mengcjunakan larutan glukosa dari Ferak dengan kadar 40 m g / 100 ml ,60 mg/3.00 ml 80 mg/100 ml, 100 mg/100 ml,
12 0 m g/ 1 0 0 ml, 2 0 0 m g/ 1 0 0 m l
-Masing-masing larutan glukosa tersebut dikerjakan sebagai berikut : * diukur terhadap blanko pada panjang gelombang
6 6ft nm.
3.7. Penyediaan sampel serum dan penm.iku.ran kadar
glukosa darah.
dideproteinasikan dengan larutan Urac 1,0 ml. Suspensi yang terjadi disentri-fus pada 2000 rpm
selarna 15 menit, kemudian diambil cairan bagian atasnya. Cairan tersebut adalah sampel serum yang akan ditetapkan kadarnya dengan car a sebagai berikut :
- sampel serum dipipet 0 , 2 ml kemudian ditambah 5.0 ml larutan 2.
- sebagai standart digunakan larutan 1 sebanyak
0 , 2 m l .dan ditambah dengan larutan 2 sebanyak
5.0 m l .
Masing-masing larutan d i i n k u basikan pada suhu kamar selama 25 menit. A b s o r b ^ dari dan standar diukur terhadap blanko pada panjang
gelombang 660 nm.
Kadar glukosa dihitung dengan menygunakan rumus sebagai berikut (18):
A sampel
C m g / I0 0 ml
A standar
Keterangan :
C Kadar g J u.kosa darah ,
B A B III H A S I L P E N E L I T I A N
Dari hasil penelitian yang tel ah dilakukan dapatkan hasil sebagai berikut :
P emi]lhan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan cara pemeriksaan absorbs! dari larutan glukosa dengan
konsentrasi 40 ppm dan 60 ppm pada panjang gelombang 560 - 700 nm dengan interval 10 nm.
Dari ha&ail pemeri ksaan ter seout didapatkan panjang gelombang terpilih adalah 660 nm.
Kurva absorbs! larutan glukosa dapat dilihat pada gambar 1.
3 jam setelah pemberian glukosa.
4. Kurva toleransi glukosa dari keenam kelinci setelah
K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K
K E L I N C I K O N T R O L
- m e r u p a k a n h a r g a r a t a - r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n
TABEL 11
Kadar glukosa darah / naktu penganbilan darah Nooor 3inatang
Waktu (jaii) 0 I 1,5 2 2,5 3 4
71,146 69,565 114,624 74,901 51,186 59,091 50,198 1
62,319 54,348 90,761 75,362 63,406 55,072 62,862 2
I'adar
64,074 70,000 103,704 85,741 79,444 60,741 66,482 3 lag/100 cl)
T A B E L 111
K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K KELINCI. Y A N G D I B E R I M U C I L A G O 10 m g / k g BB
m e r u p a k a n h a r g a r a t a - r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n
Kadar glukoss darah / waktu penganbilan darah Newer
BinaUng
Kafctu (Jaa) 0 i 1,5 2 2,5
r---3 *»
51,594 48,050 92,730 50,884 41,702 64,89* 75,355 1
33,475 44,984 95,035 80,851 71,099 75,709 57,979 L
Kadar
54,044 80,220 102,548 77,840 63,370 58,058 52,381 .3
(mg/100 al)
42,124 54,579 91,392 68,844 63,804 56,227 51,832 4 42,224 45,934 60,401 53,188 50,000 53,EB4 54,694 5
TABEL IV
K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K K E L I N C I
Y A N S D I B E R I M U C I L A G O 3 0 m g / k g BB
m e r u p a k a n h a r g a r a t a — r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n
Kadar glukosa darah / Waktu pengaobi1 an darsh 'Nomor Binatang Waktu (ja<n) 0 . 1,5 2 * Ci, j 3 4
45,05/ 57,034 93,156 74,525 55,783 52,662 43,346 1
49,625 61,236 85,768 62,734 54,307 51,498 48,315 2
Kadar
52,060 58,237 111.049 82,223 . 73,488 63,189 47,948 3 (fig/100 ml)
44,776 54,291 90,672 87,687 67,351 62,873 55,597 4
T A B E L V
K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K KELINCI-Y A N G D I B E R I M U C I L A G O 5 0 m g / k g BB
- m e r u p a k a n h a r g a r a t a - r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n
Kadar glukosa darah / Waktu pengaibi1 an darah Nomor
Binatang Waktu (jaci ) 3 ii 1,5
2 2,5 3 4
46,201 53,597 -101,079 83,094 61,870 52,878 50, m 1
76.062 62,548 114,286 85,714 71,815 73,745 57,143 2
Kadar
53,660 52,124 111,969 97,683 64,479 53,282 49,421 3 <•g/188 tl)
49,049 53,612 90,114 97,338 79,468 59,696 67,320 4
K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K KELINCI' Y A N G D I B E R I T O L B U T A M I D 2 5 0 m g / k g BB
T AB EL VI
m e r u p a k a n h a r g a r a t a — r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n
Kadar glukosa darah / Waktu pengaabilan darah No*or
Binatang
Waktu (jam) 0 1,5 2 2,5 3 4
51,321 60,755 1-22,264 81,132 58,491 44,926 40,008 1
45,668 76,226 123,019 105,660 76,981 65,283 54,717 oL
Kadar 52,920 65,328 166,934 76,277 65,693 55,839 41,971 3 (mg/108 el) 56,57.4 54,582 50,996 81,673 68,924 45,820 38,645
> 4
Ab
Kurva absorbsi glukosa
100 200
Kcmsenlrasi glukosa (mg/lMft inj )
Gaffibn»r 2
Kurva bciku glukosa
hasil pengainji t «nr i div-ncjcin oirjt. spektrointoinetfr Hitachi *>57
too
KONTROL
M UCILAGO 1 0 nO/ kg BB
M UCILAGO 3 0 mfl/ kg BB
---A ---M UCILAGO £ 0 mo/ kg BB
TOLBUTAM IO
U a k t u p e n g a m bi l a n d a r e h (jam)
Gambar 5
Kurva toleransi g lu k o sa kelinci nomor 3
K
C
j
i
u
k
o
s
a
d
a
r
a
h
(mg
/
1
0
B
m
l
)
G a m b a r 8
TABEL IX
HASIL "LSD TEST'* DARI K E L O M P O K KELINCI KONTROL, P E M B E R I A N MUCILAGO 10 mg/kg BB, 30 mg/kg BB
50 mg/kg BB DAN T O L B U T A M I D
K T 1 12 13 T4
K - . - 5,U479 5,^496 1,3014 4,9444
T 1 --- 0,7983 7,1493 0,9035
12 --- 6,31.11 0,1052
T3 --- 6,2458
T4 •
Keterangan K
Tl
T2
T3 ■r 4
Kelompok kelinci kontrol.
BAB IV
P E M B A H A S A N
Dari penelitian pengaruh m ucilago biji Pci mum
sanctum Linn terhadap kadar glukosa darah kelinci, pengambilan mucilago dilakukan dengan cara diblender
1 menit sehingga mucilago bisa terlepas dari bijinya. Mucilago ini kemudian disaring untuk memisahkan bijinya dan kemu.dian dilakukan lyophilisasi dengan alat freeze dryer. Hasil yang didapatkan berupa massa berbentuk seperti kapas, b erwarna putih keabu-abnan.
Mucilago dari biji Qcimum sanctum ini diberikan pada binatang percobaan secara oral dengan menggunakan sonde.
Mucilago ini lebih dulu dilarutkan dalam air panas sehingga membentuk suatu larutan k e n t a l .
Pada percobaan ini digunakan kelinci jantan putih dengan batas umur dan berat badan tertentu yang dimaksudkari untuk memperkecil variabel yang berpengaruh
pada hasil pengukuran kadar glukosa darah dan menghindari siklus hormonal yang terdapat pada kelinci betina.
Untuk penentuan kadar glukosa darah digunakan metode "GOD Perid". Karena metode ini mempunyai keuntungan dibandingkan dengan metode lain, yaitu :
- ketelitian dan kepekaannya tinggi.
Sedangkan pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan alat spektro-fotometer Hitachi 557 pada panjang
gelombang 660 nm .
Pemilihan panjang gelombang 660 nm didasarkan pada te?r jadi nya absorbsi maksimum, seperti terlihat pada
gambar 1.
Dari hasil penelitian yang telah diiakukan dapat dil ihat bahwa pemberian mucrilago b 1 j i O c.i m u m _sanctum . Linn dengan kadar 10 mg/kg Berat Sad an dan 30 mg/kg Bsrat Badan mempunyai perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol (pada p = 0,05). Hal ini berarti mucilago yang diberikan dapat menurunkan kadar glukosa darah atau mempunyai . e-fek hipoglikemik. Tetapi e-fek hipoglikemik
>
dari m ucilago dengan kadar 30 mg/kg Berat Badan lebih kecil dibandingkan dengan mucilago dengan kadar 10 mg/kg
Berat Badan.
Sedangkan pemberian m ucilago dengan kadar 50 mg/kg Berat Badan nidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol (pada p - 0,05).,
Hal ini ’mungkin disebabkan karena adanya suatu bahan kandungan dal am m u c i l a g o biji Qcimum s a n c t u m , Linn yang dengan b e r t a m b a h n y a kadar mucilago akan menghambat dan menutupi e-fek hipoglikemik dari mucilago tersebut.
pe m ban ding tolbutamid.
Dari hasil penelitian yang
hipoglikemik dari tolbutamid mungkin karena kadar tolbutamid maksi m a l .
tel ah dilakukan, e-fek
K E S I M P U L A N
Dari penelitian pengaruh biji Qci mum s a n c t u m , Linn terhadap kadar glukosa darah kelinci yang tel ah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemberian mucilago dengan kadar 10 mg/kg Berat Badan dan 30 mg/kg Berat Badan mempunyai e-fek
hipoglikemik bila dibandingkan dengan k o n t r o l . ( pada p = 0,05 )
BAB VI
S A R A N - S A R A N
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap
kandungan dari mucilago biji Qcimum s a n c t u m . Linn
s e h i n g g a dapat diketahui sat kandungan apa yang mempunyai efek hipoglikemik.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan binatang percobaan yang lain dan dengan
RI NGKASAN
Telah dilakukan penelitian tantang pengaruh
m ucilago biji Qcimum sanctum Linn, terhadap kadar glukosa
darah kelinci.
M ucilago yang diberikan dalam bentuk larutan dengan kadar 10 mg/kg Berat Badan, 30 mg/kg Berat Badan, 50 mg/kg Berat Badan dan diberikan secara oral dengan
menggunakan sonde.
rtst.ode yang digunakan untuk menfintukan kadar glukosa darah adalah metode GOD F'erid dengan menggunakan alat Spektraf o t n m e t e r Hitachi 557.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pemberian mucilago dengan kadar 10 mg/kg E<er*t Badan dan 30 mg/kg Berat Badan dapat memberikan efek h i p o glikemik bila
1. Farmakologi dan T e r a p i . <1980).Bagian Farmokologi
Planta Medica,53,p 8-12.
9. Lyman Bconson.(1959) . Plant classification, D.C Heath and Com Lexington,p 3.
10. Heyne,K. (1950).De Nuttige F’lanten van I n d o n e s i e ,Deel l,3e Druk,N.V Uitgeverij V,van Hoeve's Gravenha- g e ,B a n d u n g ,1336-1338.
T
11. Sasfcroamidjojo,A.Seno. (1967).Obat asli Indonesia,ceta kan ketiga,Dian Rakyat,hal 37-38.
12. Lubis,S dan M . A b a d i .(1983).Mengenal apotik hidup obat asJ. i I n d o nesia,I.B . B a h a g i a ,Pekalongan<hal 34. 13. Hegnauc?r , R . (1973) . Chemotaxonomi der Pflanzen, Band 4,
Bi rkhauser Ver 1 ag , Basel Lind S t u t t g a r t , 289-346. 14. Moenazir ,S,dkk. (1968) . Penelitian Pendahul. uan Biji
Ma-* 7th Edition,The CV Mosby Company,St Louis,Toron
t o ,L o n d o n ,p 77,85-86.
17. Boehringer Mannheim G m b h . (1982) . Pedamari kerja Makro-tekn i k Di acji lost i k .
•from the seeds of P lan tag o major var asiatica, Chem.Pharm. B u l l ,29,2877,
19. Richard R a v e l .(1978), Clinical Laboratory medicine clinical application of laboratory data, 3th edition,
Year book Medical Publisher Inc, Chicago, London p 33 8-319, 487,. 490.
20. Ri tschel , W . f t (1.976). Handbook ot Basic P h a r m a c o