Hubungan Sains Dan Agama: Refleksi Filosofis Atas Pemikiran Ian G. Barbour
Teks penuh
Dokumen terkait
Berdasarkan dua asumsi, pertama , apabila Al-Qur’an dipahami sebagai suatu representasi dari agama, kedua ilmu dan agama adalah dua entitas yang tidak dapat
Pandangan ini berpendapat bahwa semestinya tidak perlu ada konflik karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) berada pada domain yang berbeda, yaitu sains (ilmu
Dalam pada itu—dan ini juga berlaku terhadap interpretasi teks Al-Qur’an— perlu dibedakan, bahwa teks-teks yang memiliki otoritas tertentu adalah disusupkan oleh
Bentuk argumen yang lain menyatakan bahwa seluruh rantai sebab-sebab natural (terbatas atau tidak terbatas) bersifat kontingen dan bisa jadi sebelumnya tidak
buatan dan usaha manusia. Dengan sains seperti ini seseorang dapat menentukan apa saja bagian-bagiannya dan bagaimana cara untuk menentukan entitas-entitas tersebut
Studi-studi ini, yang Piaget dan Kohlberg adalah contoh penting, tidak termasuk dalam bidang filsafat moral atau filsafat pendidikan, tetapi mereka masuk ke dalam teori
Adapun pokok permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penulisan skripsi ini adalah, pertama, bagaimana pandangan Fritjof Capra tentang sains dan agama?,
Pandangan Integrasi juga disebut sebagai tuntutan alamiah dari pendekatan Dialog karena telah disadari bahwa sains dan agama merupakan dua wilayah yang kita alami