• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH 0%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Perpres 54/2018 untuk melakukan monitoring dan pendampingan Aksi Pencegahan Korupsi kepada sejumlah Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah.

Setjen DPD menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada dalam pendampin-gan Stranas PK, denpendampin-gan realisasi capaian sampai Triwulan VIII (B24) sebesar (0%) Kurang. Namun demiki-an, capaian Setjen DPD secara agregat sudah mencapai 93,75% (Baik) karena ada pemenuhan target tertangguh dari Triwulan sebelumnya sebesar 93,8%.

Berikut adalah intisari capaian Setjen DPD pada sub-aksi tersebut:

Mulai periode B24 ini, Stranas PK ikut melakukan monitoring terhadap pelaksanaan sistem merit di Setjen DPD. Dari 4 target yang harus dilaksanakan, 3 target telah tercapai antara lain :

Percepatan Pelaksanaan Sistem Merit

0% (Kurang)

Sementara satu target yaitu melaksanakan Penilaian Kinerja PNS di Instansi Pemerintah untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi, sesuai dengan konformasi dari BKN penilaian kinerja tersebut belum memenuhi minimal 50%. Yakni baru 37%.

(Kurang)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

29.

Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Setjen DPD dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan rekon data mandiri.

Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui

https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner/

Melakukan identifikasi perbedaan dan permasalahan antara data Simpeg Instansi dengan data BKN.

-DPR 0%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Perpres 54/2018 untuk melakukan monitoring dan pendampingan Aksi Pencegahan Korupsi kepada sejumlah Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah.

Setjen DPR menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada dalam pendampin-gan Stranas PK, denpendampin-gan realisasi capaian sampai Triwulan VIII (B24) sebesar (0%) Kurang. Namun demiki-an, capaian Setjen DPR secara agregat sudah mencapai (100%) Baik karena ada pemenuhan target tertangguh dari Triwulan sebelumnya sebesar 0%.

Berikut adalah intisari capaian Setjen DPR pada sub-aksi tersebut:

Sejak periode B18 lalu, Stranas PK ikut melakukan monitoring terha-dap pelaksanaan sistem merit di Setjen DPR. Dari 4 target yang harus dilaksanakan, seluruhnya dapat dipenuhi Setjen DPR, yaitu:

Percepatan Pelaksanaan Sistem Merit

0% (Kurang)

Secara keseluruhan, Setjen DPR telah melaksanakan aksi ini dengan sangat baik.

(Kurang)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

30.

Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner/

Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Setjen DPR dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan rekon data mandiri Mengidentifikasi perbedaan dan permasalahan antara data Simpeg di Setjen DPR dengan data BKN.

Melaksanakan Penilaian Kinerja PNS di Setjen DPR untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi.

-Secara keseluruhan, pelaksanaan aksi ini berjalan baik. Hanya beberap target terkait tingkat kepatuhan input data di Kabupaten/Kota (Tahap I, Tahap II, Tahap III, Tahap IV, Tahap V, Tahap VI, Tahap VII, serta 6 Kota/kab Strategis) masih berjalan lambat. Rerata capaiannya masih di

bawah 80%.

Sementara beberapa target terkait usulan proses bisnis penanganan perkara; detail data untuk pertukaran data penanganan perkara; dan Berfungsinya SPPT-TI Proses Pidana Umum versi 2019 di Satker APH pada 32 Kabupaten/Kota (Tahap VI, VII, Tahap VIII), seluruh pelaksa-naan dan capaiannya dinilai cukup baik.

Implementasi SPPT-TI

69,35% (Cukup)

Pada periode-periode lalu, target di Kejagung telah tercapai untuk penyusunan revisi Surat Edaran Jaksa Agung (SEJA) 003. Pedoman penuntutan yang baru hasil revisi, oleh bagian Jampidsus telah dilakukan sosialisasi. Namun dari laporan yang diterima baru pelaksanaan sosialisasi yang berlangsung di Sumatera Selatan. Sehingga capaiannya dianggap tidak maksimal.

Begitu juga dengan penyusunan pedoman eksekusi dan penanganan barang bukti elektronik terkait tindak pidana korupsi, yang sampai saat ini masih dalam bentuk draf.

Secara keseluruhan pelaksanaan aksi ini oleh Kejagung dapat dinilai cukup baik, walaupun dengan catatan keterlambatan di atas.

Pedoman Penuntutan

63,50% (Cukup)

AGUNG 63,08%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Per-pres 54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi terhadap 87 Kementerian/Lembaga dan 542 Pemerintah Daerah.

Kejagung menjadi penanggung jawab 4 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampin-gan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kejagung adalah 63,08% (Cukup). Namun demikian, capaian Kejagung secara agregat sudah mencapai 90,07% (Baik) karena ada pemenu-han target tertangguh dari Triwulan sebelumnya sebesar 26,99%.

Berikut adalah intisari capaian 4 sub aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):

Sejak Triwulan V (B15), pelaporan aksi pembentukan UPG telah dilakukan dan dimonitor melalui aplikasi Gratifikasi Online KPK (GOL). Pembangunan ZI/UPG

48,33% (Cukup)

Setelah pada periode-periode sebelumnya sempat tertunda, mulai B18 sampai B24 ini, aksi Implementasi SPDP Online di Kejagung sudah terlihat kemajuan berarti. Hampir seluruh target dapat dipenuhi Kejagung kecuali dengan target yang terkait dengan Jumlah SPDP yang diinput ke aplikasi SPDP online sama dengan jumlah penyidikan tipikor yang ditangani oleh Kejaksaan; yang sampai saat ini masih

belum terverifikasi 100%.

Implementasi SPDP Online

73,9% (Baik)

(Cukup)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

Sejak periode B18 lalu, Stranas PK ikut melakukan monitoring terha-dap pelaksanaan sistem merit di Kejagung. Dari 4 target yang harus dilaksanakan, hanya satu yang dapat dipenuhi oleh Kejagung, yaitu: Percepatan

Pelaksanaan Sistem Merit

37,50% (Kurang)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner/

-Sementara target lain tidak dapat dipenuhi sampai periode B24 adalah: Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Kejagung dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan rekon data mandiri. Mengidentifikasi perbedaan dan permasalahan antara data Simpeg di Kejagung dengan data BKN.

Melaksanakan Penilaian Kinerja PNS di Kejagung untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi.

-Dari sejak B12 sampai B24 ini, UKPBJ struktural belum terbentuk. Menurut Kemenag, sejak B12 naskah akademik sedang dalam proses untuk penyusunan draf Permenag. Namun ternyata sampai B24 ini tidak ada progres berarti penyusunan regulasi pembentukan UKPBJ. Dapat disimpulkan sampai periode B24 ini, capaian Kemenag terkait pelaksanaan aksi ini berjalan di tempat, mulai dari pembentukan UKPBJ, penyusunan dokumen Anjab/ABK untuk jabatan fungsional, sampai ke penetapan kebutuhan JF PPBJ oleh KemenPAN-RB melalui e-formasi tidak ada yang tercapai. Saat ini untuk progres pencapaian UKPBJ dengan tingkat kematangan level 3 (proaktif), Kemenag belum memenuhi satupun dari 9 variabel kematangan yang ditetapkan. Pembentukan UKPBJ

20% (Kurang)

AGAMA 40,48%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Per-pres 54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi terhadap 87 Kementerian/Lembaga dan 542 Pemerintah Daerah.

Kemenag menjadi penganggung jawab 4 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendamp-ingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenag sampai Triwulan VIII (B24) adalah 40,48% (Cukup). Namun demikian, capaian Kemenag secara agregat sudah mencapai

52,09% (Cukup) karena ada pemenuhan target tertangguh dari Triwulan sebelumnya sebesar 11,61%. Berikut adalah intisari capaian 4 sub aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):

Sejak periode awal Tahun 2019, pelaksanaan sub-aksi Percepatan OSS oleh Kemenag berjalan lambat, namun kemudia dapat dipenuhi pada periode-periode selanjutnya sehingga secara keseluruhan dapat

dinilai baik.

Pengembangan desain probis sistem perizinan berdasarkan UU CK sudah dilakukan terutama pada pelayanan Haji Khusus, sehingga Kementerian Agama telah dapat menarik data NIB dari OSS melalui

Web Service.

Kemenag juga sudah melakukan klasifikasi perizinan berusaha berdasarkan tingkat resiko (Tinggi-Menengah-Sedang). Begitu juga dengan standard pengawasan berbasis RBA telah selesai dilakukan dan telah disampaikan ke Kemenko Perekonomian.

Percepatan OSS

45,83% (Cukup)

Sejak periode B12, Kemenag telah menerbitkan Peraturan Menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak, melalui Peraturan Menteri Agama No 22 tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan Publik tertentu Pada Kementerian Agama dan sudah menetapkan layanan publik yang akan diterapkan

KSWP, meliputi:

a. izin operasional sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah; b. izin operasional sebagai penyelenggara ibadah haji khusus. Namun sayangnya, seluruh target di periode B15 sampai B24 tidak ada yang dapat dipenuhi Kemenag, sehingga pelaksanaan Aksi ini dinilai Kurang.

Optimalisasi dan Perluasan KSWP

35,71% (Kurang)

(Cukup)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

Tidak ada alasan pasti kenapa Kemenag tidak melaporkan pelaksa-naan sub-aksi ini, sehingga secara keseluruhan nilianya Kurang Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Kemenag dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan rekon data

mandiri.

Melaporkan progres implementasi sistem merit melalui SiPinter berdasarkan 8 aspek penilaian sistem merit dalam manajemen

ASN.

Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui

https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner/

Melaporkan Penilaian Kinerja PNS di Instansi Pemerintah untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi. -Percepatan Pelaksanaan Sistem Merit 35,71% (Kurang)

Sejak periode B18 lalu, Stranas PK ikut melakukan monitoring terha-dap pelaksanaan sistem merit di Kemenag. Dari 4 target yang harus dilaksanakan, seluruhnya tidak dapat dipenuhi Kemenag, yaitu: Sejak Triwulan V (B15), pelaporan aksi pembentukan UPG telah dilakukan dan dimonitor melalui aplikasi Gratifikasi Online KPK (GOL). Pembangunan ZI/UPG

86,25% (Baik)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Provinsi Riau sebanyak 185

Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 588 Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 954 Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 32

-Untuk implementasi Kebijakan Satu Peta Kementerian ATR/BPN telah melakukan kompilasi data IGT Hak Guna Usaha dalam rangka kegiatan  terintegrasinya IGT Hak Guna Usaha di Provinsi Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Riau  berupa Data Spasial (Shapefile/gdb) dengan rincian sebagai berikut:

Implementasi Kebijakan Satu Peta

70,83% (Cukup)

Terkait pelaksanaan rekomendasi penyelesaian tumpeng tindih IGT di Provinsi Kalimantan Timur, Kementerian ATR/BPN telah menyusun draft Renaksi dan usulan penyelesaian tumpang tindih di Kalimantan Tengah (tahun 2021).