• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT NEGARA 100%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Perpres 54/2018 untuk melakukan monitoring dan pendampingan Aksi Pencegahan Korupsi kepada sejumlah Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah.

Kemensetneg menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada dalam pendamp-ingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan VIII (B24) sebesar 100% (baik).

Berikut adalah intisari capaian Kemensetneg pada sub-aksi tersebut:

Sejak periode B18 lalu, Stranas PK ikut melakukan monitoring terha-dap pelaksanaan sistem merit di Kemen Setneg. Dari 5 target yang harus dilaksanakan, seluruhnya berhasil dipenuhi Kemen Setneg, yaitu: Percepatan

Pelaksanaan Sistem Merit

100% (Baik)

Secara keseluruhan, Kemen Setneg telah melaksanakan aksi ini dengan sangat baik.

(Baik)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

64.

Melaporkan progres implementasi sistem merit melalui SiPinter berdasarkan 8 aspek penilaian sistem merit dalam manajemen ASN Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui

https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner/

Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Kemen Setneg dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan rekon

data mandiri.

Mengidentifikasi perbedaan dan permasalahan antara data Simpeg di Kemen Setneg dengan data BKN.

Melaksanakan Penilaian Kinerja PNS di Kemen Setneg untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi.

-Mulai B15 dan seterusnya sub Aksi UPG dialihkan ke aplikasi GOL atau Gratifikasi Online

Pembentukan ZI/UPG

75% (Cukup)

SOSIAL 77,59%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Per-pres 54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi terhadap 87 Kementerian/Lembaga dan 542 Pemerintah Daerah.

Kemensos menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi Stranas PK. Dari hasil monitoring Setnas PK, realisasi capaian Kemensos sampai Triwulan VIII (B24) mencapai 77,59% (Baik). Namun demikian, capaian Kemensos secara agregat sudah mencapai 89,83% (Baik) karena ada pemenuhan target tertangguh dari Triwulan sebelumnya sebesar 12.24%.

Berikut adalah intisari capaian dari 3 sub-Aksi Kemensos (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):

Proses binis integrase e-PKH telah dilaksanakan dan akan dilanjutkan integrasi beserta mekanismenya pada tahun 2021.

Sosialisasi penyaluran Bansos dengan data NIK telah dilaksanakan kepada Kapela Dinas Sosial seluruh Indonesia.

Daerah telah melakukan pemutakhiran DTKS dengan rincian antara lain :

- 12 daerah hanya melakukan perbaikan dan penonaktifan tetapi tidak melakukan pengusulan.

- 2 daerah melakukan perbaikan (hanya 1 orang) tetapi tidak melakukan pengusulan dan penonaktifan.

- 112 daerah tidak ada pemutakhiran data sama sekali.

Sampai dengan bulan Oktober 2020 pemadanan DTKS dengan NIK baru mencapai 83 % dan 17% DTKS dengan NIK belum valid. Laporan hasil Analisa sinkronisasi data PKH dengan DTKS ditindaklan-juti dengan pemadanan data bayar program yang dilakukan setelah penetapan DTKS periode terbaru secara berkala.

Perjanjian Kerja Sama antara Bank dengan Kemensos yang menjad-ikan NIK sebagai mandatori syarat penyaluran bantuan belum ada

progress.

Penonaktifan PBI Non DTKS wilayah Papua-Papua Barat sudah ditetapkan melui SK Mensos tentang Penetapan PBI JK. Secara keseluruhan target pada Kementerian.

Utilisasi NIK untuk Bansos

70,57% (Cukup)

Sejak periode B18 lalu, Stranas PK ikut melakukan monitoring terha-dap pelaksanaan sistem merit di Kementerian Sosial. Dari 5 target yang harus dilaksanakan, seluruhnya berhasil dipenuhi Kementerian Sosial, yaitu: Percepatan Pelaksanaan Sistem Merit 93,75% (Baik) (Baik)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

65.

Melaporkan progres implementasi sistem merit melalui SiPinter berdasarkan 8 aspek penilaian sistem merit dalam manajemen ASN.

-Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan Nilai Kepatuhan Percepatan Pelaksanaan Sistem Merit 93,75% (Baik)

Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner.

Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Kementerian Sosial dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan

rekon data mandiri.

Melaksanakan Penilaian Kinerja PNS di Instansi Pemerintah untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi.

Melakukan identifikasi perbedaan dan permasalahan antara data Simpeg Instansi dengan data BKN.

-Dari kelima target seluruhnya dapat dipenuhi oleh Kementerian Sosial dengan baik.

Sampai periode B24 ini, sub-aksi Pembentukan UKPBJ di Polri berjalan sangat lambat. Hampir seluruh target tidak dapat dipenuhi Polri, kecuali pembentukan UKPBJ struktural di POLRI yang ditetapkan melalui revisi SOTK POLRI yang telah ditetapkan oleh peraturan Kapolri. Di antara target-target yang tidak dapat dipenuhi adalah: - Pengisian system e-formasi jabatan fungsional PPBJ

- Pelaksanaan uji kompetensi penyesuaian/inpassng jabatan fungsional PPBJ

- Pengangkatan ke dalam jabatan fungsional PPBJ

Tidak terlaksananya sebagian besar target tersebut membuat UKPBJ Polri tidak dapat memenuhi satupun variabel dari 9 variabel yang ditetapkan untuk menuju UKPBJ dengan Tingkat Kematangan Level 3. Pembentukan UKPBJ

30% (Kurang)

REPUBLIK INDONESIA 72,50%

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 (Per-pres 54/2018) untuk melakukan monitoring dan pendampingan aksi pencegahan korupsi terhadap 87 Kementerian/Lembaga dan 542 Pemerintah Daerah.

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi telah melakukan monitoring dan pendampingan kepada Polri yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 7 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian Polri sampai Triwulan VIII (B24) adalah 72,50% (Cukup). Namun demikian, capaian Polri secara agregat sudah mencapai 89,85% (Baik) karena ada pemenuhan target tertangguh dari Triwulan sebelumnya sebesar 17,35%.

Berikut adalah intisari capaian 7 sub aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):

Secara umum, sampai periode B24, capaian Polri untuk sub-aksi ini dinilai cukup baik walaupun ada beberapa target yang tidak terlaksana tepat waktu pada periode-periode sebelumnya. Namun saat ini seluruhnya telah dapat dipenuhi kembali.

Pengembangan desain probis berdasarkan UU CK sudah dilakukan sehingga data sudah dapat dipertukarkan dengan OSS secara

elek-tronik.

Polri juga sudah melakukan klasifikasi perizinan berusaha berdasarkan tingkat resiko (Tinggi-Menengah-Sedang). Begitu juga dengan stan-dard pengawasan berbasis RBA, seluruhnya telah disampaikan kepada Kemenko Perekonomian.

Percepatan OSS

56,26% (Cukup)

Polri telah menerbitkan peraturan terkait layanan publik yang telah di-KSWP, melalui Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No 8 tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberi-an LayPemberi-anPemberi-an Publik tertentu Pada KepolisiPemberi-an Negara RI. LayPemberi-anPemberi-an publik tersebut meliputi:

a. Surat Izin operasional jasa konsultasi keamanan; b. Surat izin operasional penerapan peralatan keamanan; c. Surat izin operasional pelatihan keamanan;

Optimalisasi dan Perluasan KSWP

82,16% (Baik)

(Cukup)

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan Nilai Kepatuhan Optimalisasi dan Perluasan KSWP 82,16% (Baik)

d. Surat izin operasional kawaal angkut uang dan barang berharga; e. Surat izin operasional penyedia tenaga keamanan;

f. Surat izin operasional penyediaan satwa untuk pengamanan; g. Surat izin impor bahan peledak komersial;

h. Surat izin produksi bahan peledak komersial;

i. Surat izin pembelian dan penggunaan bahan peledak komersial; j. Surat izin impor bunga api;

k. Surat izin produksi bunga api.

Polri juga telah mengirimkan laporan evaluasi pelaksanaan KSWP semester I 2020 ke Ditjen Pajak. Catatan penting yang disampaikan dari hasil evaluasi itu di antaranya adalah:

Secara umum, capaian Polri untuk sub-aksi ZI/UPG dinilai cukup baik. Walaupun pada periode-periode sebelumnya sempat tertunda, saat ini seluruh target telah dapat dipenuhi Polri dengan baik Pembangunan ZI/UPG

79,96% (Baik)

Sampai Triwulan ini (B24), capaian Polri untuk sub-aksi SPPT-TI berjalan cukup baik. Namun masih terdapat beberapa target yang tidak dapat dipenuhi, di antaranya adalah:

- “Berfungsinya SPPT-TI Proses Pidana Umum versi 2019 di Satker APH pada 32 Kabupaten/Kota (Tahap VI)”, sampai masa verifikasi ditutup belum ada data dukung tambahan yang menampilkan input data kedalam EMP.

- Sumatera selatan: kota Palembang, musi banyuasin, kota lubuk linggau, ogan komering ilir, muara enim, ogan komering ulu, lahat, kota prabumulih, ogan komering ulu timur.

- Riau: rokan hilir, Kampar, bengkalis, indragiri hulu, kota dumai, rokan hulu, siak, pelalawan, indragiri hilir.

- Sumatera Barat: pasaman barat, kota pariaman.

- Kepulauan Riau: kota batam, kota tanjungpinang, karimun. - Jambi: kota Jambi, muaro jambi, muaro bungo.

- Bengkulu: kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Rajang Lebong. - Bangka Belitung: bangka, kota pangkal pinang, bangka barat.

Begitu juga untuk kepatuhan pengiriman sphmp belum dapat dinilai 100% karena kepatuhan dokumen masih dibawah target kepatuhan kab/kota sehingga capaian target ini hanya dapat dinilai 75% (sesuai dengan kuantifikasi capaian).

Implementasi SPPT-TI

64,72% (Cukup)

Dengan adanya implementasi peraturan Kepolisian No.8 Tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP), Polri telah mampu meningkatkan kepatuhan para pemohon/masyarakat untuk memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan sesuai aturan (termasuk melengkapi SPT 2 Tahun terakhir dan NPWP/SPT terakhir).

-Secara umum, pelaksanaan aksi KSWP sampai periode B24 ini berjalan cukup baik. Namun masih ada beberapa target di B24 yang tidak dapat dipenuhi, yaitu:

- Penyampaian data ke DJP atas permohonan izin yang telah dilakukan KSWP secara periodik (semester II tahun 2020).

- Pelaksanaan Evaluasi Implementasi KSWP untuk semester II tahun 2020.

Melaporkan progres implementasi sistem merit melalui SiPinter berdasarkan 8 aspek penilaian sistem merit dalam manajemen

ASN.

Melakukan pemetaan Kesiapan Integrasi SIMPEG melalui

https://sscndashboard.bkn.go.id/kuesioner/

Melakukan rekonsiliasi data kepegawaian Polri dengan data Kepegawaian Nasional di BKN dengan menggunakan rekon data mandiri. Melaksanakan Penilaian Kinerja PNS di Polri untuk tahun 2019 minimal 50% dari jumlah PNS dari masing-masing instansi.

-Capaian dan Kendala Sub-Aksi dan

Nilai Kepatuhan

Implementasi SPDP

95,94% (Baik) Dari laporan yang disampaikan Polri terkait tingkat kepatuhan input SPDP kasus Tipikor, menunjukan bahwa Bareskrim, Polda di 34

Provinsi beserta Polres di bawahnya telah melakukan input data. Total SPDP yang disampaikan sebanyak 2087 dokumen, dari total LP yang masuk sampai dengan periode B24 adalah 1407 dokumen. Secara umum, pelaksanaan aksi ini oleh Polri berjalan cukup baik. Mulai periode B18 ini, Stranas PK ikut melakukan monitoring terhadap pelaksanaan sistem merit di Polri. Dari 4 target yang harus dilak-sanakan, seluruhnya dapat dipenuhi Polri, yaitu:

Percepatan Pelaksanaan Sistem Merit

100% (Baik)