• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artinya: “Maka dia pun menempuh suatu jalan." (QS. al—Kahfi: 85). 159Hamka,Tafsir al—Azhar Juz XV, 250—251.

Diantara banyaknya kesempatan dan jalan untuk menuju kemenangan, dia mengambil suatu jalan (langkah) dengan menyusun suatu rencana dan siasat, kemudian dia keluar dari kota pemerintahannya (kerajaannya) dengan membawa tentara yang besar.

#Ó¨Lym #s ) x÷nt/ z>Ì øótB ħôJ¤±9$# $ydy yur Ü>ã øós?

Îû Bú÷ütã 7pt¤ÏJy ... ÇÑÏÈ

Artinya:“ Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenamnya matahari (sebelah barat), dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam...” (QS. al—Kahfi: 86). Ayat di atas menjelaskan bahwa ia telah sampai ke ujung perjalanan sebelah barat. Dia melihat ke ufuk dan nampaklah matahari itu terbenam ke dalam mata air yang hitam160 atau ke dalam laut yang tidak diketahui lagi dimana ujungnya, sebab tidak ada lagi daratan, yang terlihat hanyalah lautan lepas. Semakin terbenam matahari itu, maka semakin menghitamlah warna air laut bercampur warna merah darah dari sinar matahari senja. Besar kemungkinan laut ini ialah Lautan Atlantik, yang biasa disebut“Bah}r al—Z{uluma>t” (lautan gelap).161

... y y`urur $ydy Ïã $YBöqs% ... ÇÑÏÈ

160Laut yang berlumpur hitam. Lihat Az—Zuhaili,Tafsir al—Wasith, 464; al— Mah}alliy dan al—Suyu>thiy,Tafsi>r al—Qura>n al—Adzi>m, 11.

Artinya:“ ... dan di sana ditemukannya suatu kaum (yang tidak beragama).” (QS. al—Kahfi: 86).

Ketika Dzulqarnain berada di tempat perhentian sebelah barat dimana perjalanannya tidak dapat diteruskan lagi, karena dihadapannya hanya ada lautan lepas yang tidak diketahui ujungnya, ternyata ditemukannya suatu kaum (penduduk) yang tinggal di sana. Jadi, rupanya tempat itu didiami oleh manusia juga. Menurut Ibn Juraij sebagaimana dikutip oleh Hamka, ia mengatakan dalam tafsirnya bahwa jumlah dari penduduk negeri itu kira—kira 12.000 rumah tangga.162

... $uZù=è% #x »t Èû÷ütö s)ø9$# !$¨BÎ) br& z>Éj yè?

!$¨BÎ)ur br& x Ï ­ Gs? öNÍk ù $YZó¡ãm ÇÑÏÈ

Artinya:Kami berfirman: "Hai Dzulqarnain! Engkau boleh menghukum atau boleh berbuat kebaikan (mengajak beriman) terhadap mereka.” (QS. al—Kahfi: 86).

Setelah ia dan pasukannya memasuki negeri yang berada di ujung barat itu dan penduduknya pun tidak mengadakan perlawanan, maka jatuhlah wilayah itu kedalam kekuasaannya, dan kekuasaan tersebut telah diridhai oleh Allah, sehingga Allah menyerahkan kepada pertimbangannya (Dzulqarnain) sendiri

terkait hukum apa yang akan dijalankan di negeri yang telah dikuasainya.

Sebagai seorang raja yang telah menang dan berkuasa, sikap apakah yang akan diambilnya terhadap bangsa yang telah ditaklukannya. Terserah kepadanya, baik bangsa yang kalah itu akan ia siksa ataupun diperlakukan dengan baik. Apabila dia seorang penakluk yang bijaksana, niscaya ia akan menaburkan rasa kasih sayang kepada mereka. Namun, apabila ia seorang penguasa yang mabuk akan kemenangan yang telah ia peroleh, sehingga ia lupa akan pertolongan Allah kepadanya, tentu akan diperlihatkannya kerakusan yang akan menimbulkan kebencian dari mereka.163

tA$s $¨Br `tB zOn=sß t$öq|sù ¼çç/Éj yèçR ... ÇÑÐÈ

Artinya:Dzulqarnain berkata: "Barang siapa yang berbuat dzalim (aniaya), maka kami kelak akan menghukumnya...” (QS. al —Kahfi: 87).

Melihat jawaban Dzulqarnain semacam ini, nampaklah bahwa ia adalah seorang raja yang akan berlaku adil kepada rakyat baru yang telah ia taklukkan. Dia melakukan pemerikasaan terlebih dahulu terhadap mereka dan hanya memberikan hukuman kepada

orang — orang yang bersalah dengan hukuman yang pantas diberikan (setimpal) menurut (taraf) hukum dunia.

... ¢OèO t ã 4 n<Î) ¾ÏmÎn/u ¼çmçÉj yèã sù $\/#x ã

#[ 3 R ÇÑÐÈ

Artinya:“ ... kemudian dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tiada taranya (sangat keras).” (QS. al—Kahfi: 87).

Lanjutan dari jawabannya ini menunjukkan bahwa ia merupakan orang yang beragama (tahu agama). Tentu saja agamanya adalah agama tauhid (h}ani>f) yang turun — temurun dari Nabi dan Rasul, yaitu agama yang mempercayai bahwa di samping ada hukum yang berlaku di dunia yang fana> (tidak kekal) ini, masih ada lagi hukum Allah yang akan diterima manusia di akhirat nanti. Penaksiran ini pun dikuatkan lagi oleh kelanjutan dari jawabannya:

$¨Brur ô`tB z`t#uä @ÏHxåur $[sÎ=»| ¼ã&ssù ¹ä#t y_

4Óo_ó¡çtø:$# ( ... ÇÑÑÈ

Artinya:“Adapun orang—orang yang beriman dan beramal shalih (mengerjakan kebajikan), maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan..." (QS. al—Kahfi: 88).

Dzulqarnain menjanjikan bahwa akan menghargai kejujuran dan jasa — jasa yang baik dari rakyat taklukannya itu, serta dia

tidak akan berlaku aniaya terhadap mereka. Kemudian dilanjutkan lagi perkataannya:

... ãAqà)uZy u ¼çms ô`ÏB $tRÌ Br& #Z ô£ç ÇÑÑÈ

Artinya:“ ... dan akan kami titahkan (sampaikan) kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah—perintah kami." (QS. al—Kahfi: 88).

Hal ini menunjukkan bahwa ia mempunyai siasat yang luhur, yakni apabila rakyat bersikap jujur dan taat pada perintah (aturan), Sang Raja pun pasti akan bersikap adil dan kasih sayang kepada mereka. Seorang raja hendaklah memberikan penghargaaan kepada rakyatnya yang berjasa, menggalakkan (berusaha mengukuhkan) keimanan orang—orang yang sudah beriman, serta menunjukkan rasa sukacitanya (kebanggaan) apabila mereka beramal shalih atau mempunyai karya yang bermanfaat, baik bagi dirinya maupun untuk masyarakatnya. Selain itu, ketika raja

memerintahkan sesuatu kepada rakyatnya, hendaklah ia

menggunakan perkataan yang mudah difahami, jangan pernah memerintahkan (mengatakan) sesuatu yang membuat mereka bingung, apalagi perintah yang memberatkan mereka (tidak mampu dilaksanakan).164

§NèO yìt7ør& $·t6y ÑÒÈ

Artinya:“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain).” (QS. al —Kahfi: 89).

Setelah Dzulqarnain selesai menaklukkan negeri sebelah barat,165ia pun kembali ke pusat kerajaannya, kemudian mengatur

rencana baru dan menempuh perjalanan yang telah

direncanakannya. Ia berangkat dengan membawa bala tentaranya dan menuju jurusan (arah) lain (yang berbeda dari sebelumnya).

#Ó¨Lym #s ) x÷nt/ yì=ôÜtB ħôJ¤±9$# ... ÇÒÉÈ

Artinya:“ Hingga ketika dia telah sampai ke tempat terbitnya matahari (sebelah timur)...” (QS. al—Kahfi: 90).

Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa dia melakukan perjalanan ke arah timur. Kemudian di sana ia menemukan sesuatu yang unik yang dijelaskan pada kelanjutan ayat ke 90 ini, yakni:

... $ydy y`ur ßìè=ôÜ? 4 ntã 7Qöqs% ... ÇÒÉÈ

Artinya:“ ... dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat...” (QS. al—Kahfi: 90).

Melihat apa yang diuraikan dalam ayat di atas, jelas bahwa tujuan perjalanannya bersama bala tentaranya itu untuk menuju ke suatu negeri. Nyatalah bahwa negeri tersebut bukanlah negeri

165 Negeri tempat dimana matahari terbenam di lautan yang kelam

yang terletak di pinggir lautan, sebagaimana yang ia dapati dahulu di ujung perjalanan ke arah barat. Kemungkinan besar negeri (sebelah timur) itu berlatar belakang padang pasir yang sangat luas dan kering, serta sulit untuk ditempuh (dijangkau) oleh manusia. Kemudian ia dan bala tentaranya berhenti di sana dan menaklukkan negeri tersebut. Selanjutnya pada ujung ayat ini, dijelaskan mengenai iklim di negara yang telah ia taklukkan, yakni:

... óO©9 yèøgwU Oßg©9 `ÏiB $pkÍXr #Z IÅ ÇÒÉÈ

Artinya:“... yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang me — lindunginya dari (cahaya) matahari itu. ” (QS. al — Kahfi: 90).

Maksudnya: bahwa tidak ada satu pun perlindungan dari (teriknya) sinar matahari di tempat itu. Oleh karena itu, jelaslah bahwa udara di negeri tersebut amatlah panas dan berlatar belakang padang pasir. Apabila tempat itu berupa sebuah gunung, maka kemungkinan keberadaannya di sebelah timur Afrika. Mungkin juga penduduk di sana belum mengenal pakaian, sehingga badan mereka tidak terlindung dari sinar matahari.

Negeri itu pun ditaklukkannya dan dijalankan hukum yang adil. Bagi mereka yang bersalah, melanggar perintah (aturan), mengacaukan keamanan masyarakat, ataupun tidak mau tunduk kepadanya, maka akan dihukum dengan berat. Berbanding

terbalik dengan mereka yang berjasa, beriman, dan beramal shalih, maka bagi merekalah penghargaan yang setimpal darinya. Dia menjalankan hukum yang adil di negeri itu sebagaimana hukum (peraturan) yang telah ia jalankan di negeri sebelah barat.166

Kemudian Allah berfirman tentang kebijaksanaan

pemerintahan (kepemimpinan) Dzulqarnain pada ayat selanjutnya:

y7Ï9ºx x. s%ur $uZôÜymr& $yJÎ/ Ïm÷ y 9 #Z 9äz ÇÒÊÈ

Artinya:“Demikianlah. dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya.” (QS. al—Kahfi: 91).

Maksudnya yaitu: demikianlah yang telah dilakukan Dzulqarnain didalam menaklukkan suatu negeri, baik di sebelah barat maupun timur. Ayat ini memberikan isyarat bahwasanya kebijaksanaannya dalam menaklukkan suatu negeri berada dalam pengetahuan Allah, atau bisa dikatakan mendapat restu (rid}ha>) dari Allah SWT.167

§NèO yìt6ør& $·t6y ÒËÈ

Artinya:“ Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).” (QS. al—Kahfi: 92).

166 Negeri di ujung sebelah barat yang pernah ia taklukkan dahulu, tempat matahari terbenam di laut yang kelam (berlumpur).Ibid., 253.

Sekarang diceritakan lagi kisah yang ketiga dari perjalanan Dzulqarnain yang gagah perkasa lagi bijaksana dalam mengatur pemerintahannya. Penaklukkan negeri di ujung sebelah barat maupun timur telah usai ia lakukan, kemudian ia beserta bala tentaranya melakukan perjalanan lagi ke arah yang lainnya.

#Ó¨Lym #s ) x÷nt/ tûüt/ Èûøï£ ¡¡9$# ... ÇÒÌ

Artinya:“ Hingga ketika dia telah sampai di antara dua buah gunung...” (QS. al—Kahfi: 93).

Dimanakah letak tempat tersebut? Hamka dalam tafsirnya menyebutkan bahwa: Atha al — Khurasa>ni meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya letak dari tempat itu ialah di antara Armenia dan Azerbeijan, di sana ada dua buah gunung yang berdampingan. Namun, al — Quran sendiri tidaklah menjelaskan dimana letaknya, melainkan hanya menyebutkan sifat dari tempat tersebut.168

... y y`ur ÆÏB $yJÎgÏRrß $YBöqs% w tbr %s3t

Dokumen terkait