240 Artinya: memberitakan kepada kami Muhammad, dianya
adalah ibn salam, menceritakan kepada kami Muharibi, ia berkata, menceritakan kepada kami shalih ibn Hayyan , ia berkata, telah berkata amir al-syafi’i, “menceritan kepadaku Abu Burhan, dari bapaknya, berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga (golongan) mendapatkan dua pahala yaitu seorang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya kemudian beriman kepada Muhammada SAW, “hamba sahaya apabila menunaikan hak Allah SWT dan hak tuannya (dalam suatu riwayat:
hamba sahaya yang beribadah kepada Tuhannya dengan baik dan menunaikan kewajiban terhadap tuannya yang berupa hak, kesetiaan, dan ketaatan; dan seorang laki-laki yang mempunyai budak wanita yang didiknya secara baik serta diajarnya secara baik (dan dalam satu riwayat: lalu dipenuhinya kebutuhan-kebutuhannya dan diperlakukannya dengan baik, kemudian dimerdekakannya [kemudian menentukan mas kawinnya, lalu dikawininya, maka ia mendapatkan dua pahala.”
(H.R. Bukhari)
Dalam Hadis ini Rasulullah menjelaskan, bahwa siapa orang yang memiliki seorang pelayan wanita (budak perempuan), lalu ia mendidiknya sehingga hamba sahaya tersebut memiliki akhlak dan adab yang baik, lalu memerdekakannya dan menikahinya, maka baginya dua pahala. Dalam hal ini istilah mu’addib sebagai pendidik lebih ditekankan kepada orang yang
240 Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibn Ibrahim Ibn al-Mugi>rat ibn Bardzabat al-Bukhari al-Ju’fi, hlm. 36.
mendidik seseorang agar memiliki adab yang baik, bertingkah laku sopan.
Mu’addib yang berhasil melaksanakkan tugasnya diberikan ganjaran sesuai dengan apa yang ia amalkan. Dari Hadis ini juga terdapat pernyataan yang tegas, bahwa Rasulullah tidak membedakan objek pendidikan, baik dari hamba sahaya maupun orang merdeka. Kemudian peserta didik yang mendapat pengajaran dari gurunya juga mendapat pahala, yaitu pahala dan derajat orang yang belajar.
Konsep Mu’addib yang terkandung dalam Hadis-Hadis diatas bahwa sebagai pendidik dalam pendidikan Islam memainkan perannya sebagi berikut: (1) Muaddib sebagai pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap bimbingan, pendidikan pesera didik agar bertingkah laku, berbudi pekerti dan beradab sesuai ketentuan di masyarakat. (2) Al-Qur’an sebagai ma’dabah atau hidangan yang menjadi sumber adab dan tingkah laku. (3) Mu’addib adalah orang yang semestinya bisa menajadi contoh teladan bagi peserta didik. (4) Melaksanakan fungsi muaddib dalam membina adab anak lebih utama dari bersedekah. (5) Ssebelum melaksanakan tugasnya sebagai mu’addib, maka terlebih dahulu ia mengamalkan adab dan tingkah laku terpuji
4. Mudarris
Secara etimologi mudarris berasal dari bahasa Arab, yaitu s}i>gat al-ism al-fa’il dari al-fi’il al-madhi darrasa. Darrasa artinya mengajar, sementara mudarris artinya guru, pengajar.
Kata yang mirip dengan mudarris adalah al-midras adalah suatu rumah untuk mempelajari Al-Qur’an, sama halnya dengan al-midras orang Yahudi, adalah suatu tempat untuk mempelajari kitab mereka. Secara terminologi mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuannya.241 Sedangkan Muhaimin mengatakan Secara terminologi mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbaharui pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Berkaitan dengan Mudarris Hadis dalam Abu Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’ats Ibn Syadad Ibn Umar Ibn Amir, Shahih Sunan Abu Daud, mengatakan mudarris sebagai berikut.242
ِهْيَلَع مه للا هلى َص ه ِبيهنلا ِنَع َةَمَل َس همُأ ُنَع ِر اَوَم ِفِ َِّ اَم ِصَتْ َيَ َلاَق ِثيِدحْلا اَذَ ِبه َهلْ َسَو
هاور( .هيِف ه َلَِع ْلَ ْنُْي ْمَل اَيمِف ِيِْأ َرِب ْ ُكَُنْيَب ِضِْقَأ اَم نِا ِ نِّا َلَقَف ْت َسَرَد ْدَق ء اَي ْ شَأَو َثي )دواد وبأأ
Artinya: Dari Ummu Salamat dari Nabi Muhammad SAW, terhadap Hadis ini keduanya berpegangan teguh terhadap warisan dan sesuatu yang telah dipelajari, maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku memutuskan diantara kamu menurut pendapatkku terhadap apa yang tidak diturunkan atasku padanya,”
(H.R. Abu Dawud).243
Berdasarkan Hadis di atas, konsep mudarris sebagai pendidik memiliki makna yang mendalam diantaranya:
1. Mudarris adalah orang yang memiliki profesionalitas untuk mengembangkan potensi peserta didik.
2. Mudarris mampu menciptakan suasana yang harmonis.
241 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 89.
242 Maktabah Al-Tarbiyyah Lidu wali Al-Khalij Nomor Hadis 3112
243 Abu Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’ats Ibn Umar Ibn Amir, S{a>h}ib as-Sunnan Abi Daud, (Maktabah At-Tarbiyyah Li ad-Duwali Al-Khali>j, 1409 H), No.
Hadis, 3112.
3. Mudarris mampu menciptakan kerja sama diantara pelajar untuk memperdalam ilmu pengetahuan.
4. Mudarris mampu mengelola dan memilih materi pelajaran dan menyajikan kepada peserta didik dengan baik.
5. Mudarris adalah orang yang sering menelaah Al-Qur’an, Karena Al-Qur’an adalah suatu mukjizat yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan.
Maka dari itu sorang pendidik harus memiliki kelima konsep itu agar pendidikan lebih berkualitas yang berlandaskan al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.
5. Mursyid
Mursyid adalah istilah lain yang dipergunakan untuk panggilan pendidik Islam. Secara etimologi istilah mursyid berasal dari bahasa Arab dalam bentuk al-ism al-fā‘il dari al-fi‘il al-ma>d}i –rasyada- artinya ad-dali>l dan ‘allama, yang artinya petunjuk, pemimpin, pengajar dan instruktur. Sedangkan secara terminologi adalah satu sebutan pendidik/guru dalam pendidikan Islam yang bertugas untuk membimbing peserta didik agar ia mampu menggunakan akal pikirannya secara tepat, sehingga ia mencapai keinsyafan dan kesadaran tentang hakekat sesuatu atau mencapai kedewasaan berpikir. Mursyid berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta didik agar ia memperoleh jalan yang lurus.
Penelusuran terhadap beberapa Hadis dan pembahasan makna yang berkaitan dengan mursyid, Hasibuan menyimpulkan sebagai berikut (1) Mursyid sebagai pendidik adalah seorang pendidik yang memiliki ketajaman berikir, telah sampai kematangan dan kedewasaan berpikirnya; (2) Mursyid adalah seorang pendidikan yang memelihara dirinya dari perbuatan buruk, maksiat kepada Allah, dan senantiasa menghiasi dirinya dengan perbuatan terpuji; (3) Kata rusydin adalah lawan kata dari syarrin (kejahatan atau keburukan), sehingga apabila seseorang telah berbuat kejahatan dan keburukan, maka pintu rusydi semakin jauh dari seorang mursyid; (4) Tugas mursyid terhadap
sebagai pendidik dalam pendidikan islam adalah berusaha untuk membimbing peseta didik agar ia memiliki ketajaman berpikir, memiliki kesadaran dan keisyafan dalam beramal; (5) Mursyid adalah seorang yang diakui keunggulannya ditengah masyarakat, disegani warga.
6. Mutlī
Secara etimologi mutlī merupakan bentuk al-isim fā‘il dari tallā. Tallā artinya membaca, sementara mutlī artinya pembaca atau orang yang membaca. Menurut Ibnu Manzhur, mutlī diartikan dengan seseorang yang menyanyikan atau membaca sesuatu pada anak-anaknya.244
Berdasarkan tinjauan epistemologis di atas, dapat di simpulkan bahwa mutlī, adalah orang yang membacakan sesuatu kepada orang lain. Apabila dihubungkan dengan konsep pendidikan dalam pendidika Islam adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, terutama yang berhubungan dengan kemampuan membaca baik secara lisan maupun tertulis serta mampu memahaminya dan menerjemahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kata yang ringkas mutlī adalah pendidik yang mengajarkan kepada peserta didik keterampilan membaca.
Mutlī sebagai pendidik, senantiasa menghiasi dirinya dengan cahaya Al-Qu’an dengan membacanya dan mengamalkannya.
Pendidik dalam hal ini berusaha memotivasi peserta didik agar senantiasa gemar membaca al-Qur’an, dan bacaan lainnya.
Membaca itu sangat luas maknanya, baik membaca ayat-ayat yang tersurat dan tersirat, membaca ayat-ayat kauniyat (alam semesta) dan ayat-ayat Qur’a>niyat (wahyu).
7. Muzakki
Istilah muzakki adalah orang yang membersihkan mensucikan sesuatu agar ia menjadi bersih dan suci terhindar dari kotoran. Apabila dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka
244 Ibn Manzhur, Lisa>n al-‘Arab, hlm.47
muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk memelihara, membimbing dan mengembangkan fitrah peserta didik agar ia selalu berada dalam kondisi suci dalam keadaan taat kepada Allah SWT, terhindar dari perbuatan tercela.
Suatu bangsa akan maju jika pendidikan dalam negeri tersebut berkualitas dan pendidik hanya akan maju dengan pendidik berkualitas. Pendidik sebagai muzakki adalah pribadi yang senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan tercela. Muzakki mempunyai tugas utama yaitu tetap menjaga kesucian jiwa anak dengan cara mengarahkan dan membimbing sehingga kebal terhadap pengaruh negatif baik dari lingkungan eksternal maupun internal. Hal ini didasarkan dari Hadis Rasulullah SAW:245
َه ِسْفَن ِ كّ َزُتاَهَل َلْيِقَف ٌةهرِباَهُ ْسَِا ْنُك َبَنْيَ هَّ َا َةَرْيَرُه ِبَِا ْنَع هللَّا ُلْو ُسَراَهاَم ِسِفا
هلى َص )ةجام نبا هار( َبَنْيَ َهلْ َسَو ِهْيَلَع هللَّا
Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwasannya pada awalnya Zainab namanya adalah si Barrah, maka dikatakan untuk mensucikandirinya, lalu Rasulullahsaw menganti namanya dengan Zainab. (HR Ibnu Majah)246
Dalam Hadis ini diriwayatkan bahwa ketika Zainab masih kecil pada awalnya namaya adalah Barrah, agar lebih mensucikan jiwa dan pribadinya, lalu Rasulullah menamainya dengan Zainab. Hal ini mengindikasikan bahwa kesucian batin seseorang dapat juga dipengaruhi oleh nama, karena nama juga termasuk do’a.
Apabila Hadis tersebut dikaitkan dengan konsep muzakki, sebagai pendidik, untuk mensukseskan pendidikan pendidik tidak boleh memberikan kata-kata yang dapat mematahkan semangat peserta didik, seperti penyebutan gelar yang tidak sepantasnya bagi peserta didik.
245 Muhammad Ibn Yazid Al-Qazwaini, Barna>mij Sunan Ibn Ma>jah, (Syirkah al-‘A<lamiyyah Li> Albara>mij, 1993), No. Hadis, 3722
246 Muhammad Ibn Yazid Al-Qazwaini, Barna>mij Sunan Ibn Ma>jah, No.
Hadis, 3722
Berdasarkan tinjauan Hadis dan kajian terminologi tentang muzakki di atas, konsep muzakki berimplikasi terhadap pemaknaan dan tugas pendidik dalam pendidikan islam, sebagaimana berikut; (1) Muzakki adalah salah satu istilah untuk sebutan guru yang bertanggung jawab terhadap proses penyucian diri anak, baik jiwa maupun raga, sehingga ia terpelihara dari sifat-sifat buruk digantikam dalam dirinya sifat-sifat mulia; (2) Muzakki senantiasa menghiasi jiwanya dengan sifa-sifat terpuji sehingga kesucian jiwanya tetap terjaga; (3) Lingkungan dapat mempengaruhi kesucian jiwa, baik lingkungan internal maupun eksternal peserta didik itu sendiri. Sehingga muzakki berperan sebagia pendidik bagi kesucia jiwa tersebut; (4) salah satu cara untuk menjaga kesucian jiwa adalah dengan mengekang hawa nafsu dengan kegiatan yang bermanfaat.
E. SIFAT PENDIDIK (GURU) DALAM HADIS
Sifat guru yang tergambar dalam Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Daramiy adalah menerangkan untuk takut kepada Allah, tidak sombong, zikir, serta memohon ampun kepada Allah SWT. Nabi SAW bersabda: