• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN

V. A Kesimpulan

Berkaitan dengan pertanyaan yang telah dikemukakan pada Bab I sebelumnya yaitu bagaimana gambaran kecerdasan emosional pada remaja yang berpacaran. Maka dalam bab ini akan diuraikan hasil dari kesimpulan yang diperoleh.

Ketiga subjek mengalami perubahan setelah menjalani hubungan pacaran. Tika mengalami perubahan yakni Tika merasa lebih dewasa, kemudian bawaan hati lebih senang dan ingin sesegera mungkin menyelesaikan kuliah ya. Didi merasakan perubahannya yakni Didi merasa lebih semangat kuliah dan semangat dalam belajar. Titi merasa perubahannya yakni Titi merasa lebih sopan dan lebih bisa memelankan suara. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (1998) pacaran bagi remaja merupakan salah satu bentuk aspek sosial yang penting. Pacaran pada masa remaja dapat membantu proses pembentukkan hubungan yang romantis. Menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional memegang peranan penting, dimana kecerdasan emosional tersebut mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, motivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional tersebut penting dan perlu untuk berpacaran.

Dalam pengambilan keputusan Tika cenderung membicarakan segala sesuatau dengan pacarnya. Dalam hubungan Tika dengan pacarnya tidak ada yang dominan, masing-masing mempunyai hak yang sama dalam pengambilan

keputusan. Sedangkan Didi dalam pengambilan keputusan Didi membicarakannya terlebih dahulu dengan pacarnya. Apabila sudah sulit sekali untuk memecahkan masalahnya maka Didi lah yang mengambil keputusan. Titi dalam pengambilan keputusan selalu menyerahkan segala keputusan kepada pacarnya. karena pacarnya merasa kalau laki-laki itu adalah kepala, dan laki-lakilah yang berhak membuat segala keputusan.

Kemampuan memotivasi diri yang dimiliki seseorang akan cenderung membuat seseorang memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu dalam dirinya.(Goleman 2001). Tika selalu mendapatkan motivasi dari pacarnya berupa dukungan untuk cepat-cepat menyelesaikan kuliah. Didi selalu mendapat dukungan untuk belajar dengan giat agar dapat mengikuti UAS dengan baik. Titi selalu mendapat dukungan dari pacarnya agar cepat-cepat menyelesaikan kuliah dan segera melangsungkan pernikahan.

Menurut Goleman (2001), empati atau mengenal emosi orang lain dibangun pada kesadaran diri. Seseorang yang memiliki keterbukaan pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut akan terampil membaca perasaan orang lain. Tika mampu mengenali emosi pacarnya jika ada masalah. Tika selalu memberikan ruang gerak untuk pacarnya untuk menenangkan diri. Didi mampu mengenali emosi pacarnya dari tingkah laku pacarnya. Sedangkan Titi dapat memahami kondisi pacarnya yang selalu boros.

Ketrampilan sosial merupakan seni dalam membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan (Goleman, 2001). Tika memiliki komunikasi yang baik dengan pacarnya dan juga keluarga besar

pacarnya. Komunikasi Didi dan pacarnya terjalin dengan baik karena mereka selalu bertukar kabar. Sedangkan hubungan Titi dan pacarnya terjalin dengan baik karena pacarnya selalu menelfon Titi apabila pacar Titi telah pulang dari kantor.

V.B. DISKUSI

Temuan baru yang terlihat dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan antara Tika, Didi dan Titi dalam pengambilan keputusan. Menurut Tika dalam pengambilan keputusan antara Tika dan pacar Tika tidak ada yang dominan. Kedua belah pihak memiliki hak untuk dapat mengambil keputusan. Didi juga mengatakan dalam pengambilan keputusan harus mendiskusikan dulu dengan pacarnya. Apabila sulit untuk menyelesaikan masalahnya, Didi lah yang berinisiatif untuk mengambil keputusan. Hal ini berbeda dengan Titi, dalam pengambilan keputusan antara pacar Titi dan Titi, semuanya di putuskan oleh pacar Titi. Pacar Titi selalu menganggap lelaki adalah kepala. Menurut Witri (2003), kemampuan bernegosiasi untuk menyelesaikan konflik sama pacar bermanfaat untuk melanggengkan hubungan. Kemudian melalui pacaran remaja dapat menolerir perbedaan.

Saat menghadapi permasalahan juga ditemukan perbedaan pada Tika, Didi dan Titi. Menurut Tika dalam menghadapi permasalahan Tika berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sesegera mungkin. Sementara Didi dalam mengambil keputusan berusaha untuk menenangkan diri terlebih dahulu lalu membicarakan dengan pacarnya. Cara penyelesaian masalah Tika dengan pacarnya juga berbeda, Tika ketika menghadapi masalah dengan pacar Tika akan berusaha menyelesaikan

masalahnya langsung pada saat masalah itu muncul dan berusaha menyelidiki masalah tersebut sampai selesai. Tika berpacaran dengan pacar Tika sudah setahun lebih sebulan. Tika mengatakan apabila sedang mengalami masalah biasanya selalu menceritakan segala sesuatu dengan pacarnya. Didi yang sudah berpacaran dengan pacarnya satu bulan setengah juga apabila sedang menghadapi masalah dengan pacarnya selalu cerita ke pacarnya. Hubungan Titi dengan pacar Titi yang sudah terbina dua tahun 8 bulan juga cenderung mencari tahu penyebab masalah tersebut dan mencari seseorang yang menjadi penyebab permasalahan tersebut. Penyelesaian masalah yang disarankan dalam kecerdasan emosional adalah penyelesaian masalah dengan menggunakan kemampuan untuk mengontrol emosinya. Kemampuan untuk mengontrol emosi tidak terlepas dari kecerdasan emosional seseorang untuk menghadapi dan mengatasi masalah.

Menurut Hidayati & Masyum (2005) kecerdasan emosional penting dan perlu untuk pacaran. Individu yang berkembang kecerdasan emosionalnya dengan baik dan termpil dalam mengelola emosinya, seperti mampu mengidentifikasikan serta mendefenisikan perasaan yang muncul, mampu mengungkapkan perasaan, mampu menilai intensitas (kadar perasaan), mampu mengelola perasaan, mampu mengendalikan diri sendiri, mampu mengurangi stress, mampu mengetahui antara perasaan dan tindakan dan terampil dalam berperilaku.

V.B.1. Kelebihan penelitian

Kelebihan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif sehingga dapat diperoleh informasi yang mendetil mengenai aspek-aspek kecerdasan emosional remaja yang berpacaran.

V.B.2. Kelemahan penelitian

Kelemahan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu kurangnya jumlah sampel penelitian karena keterbatasan waktu penulis dalam melaksanakan penelitian, karena menurut penulis apabila jumlah sampel lebih banyak maka gambaran kecerdasan emosional remaja yang berpacaran akan lebih kompleks.

V.C. SARAN

V.C.1. Saran Praktis

1. Bagi remaja yang berpacaran dapat meningkatkan emosionalnya dalam menghadapi pasangannya agar tercipta hubungan yang sehat selain itu remaja juga diberikan pendidikan seks bagi remaja.

2. Bagi pihak keluarga dan masyarakat dapat memberikan dukungan positif berupa nasehat-nasehat yang membangun bagi remaja yang berpacaran.

Dokumen terkait