• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

V. A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu :

1. Tidak ada perbedaan penyesuaian perkawinan pada wanita dewasa dini yang bekerja dan tidak bekerja.

2. Tidak ada perbedaan penyesuaian perkawinan pada wanita bekerja bila dilihat dalam hal usia, pendidikan, jenis pekerjaan, dan usia perkawinan.

3. Tidak ada perbedaan penyesuaian perkawinan pada wanita tidak bekerja bila dilihat dalam hal usia, pendidikan, dan usia perkawinan.

4. Berdasarkan kategorisasi data yang dilakukan terhadap skor penyesuaian perkawinan dari hasil penelitian, bahwa wanita bekerja dengan penyesuaian perkawinan yang tinggi yaitu sebanyak 26 %, sedangkan wanita bekerja dengan penyesuaian perkawinan yang rendah yaitu sebanyak 24 %.

5. Berdasarkan kategorisasi data yang dilakukan terhadap skor penyesuaian perkawinan dari hasil penelitian, bahwa wanita tidak bekerja dengan

penyesuaian perkawinan yang tinggi yaitu sebanyak 30 %, sedangkan wanita tidak bekerja dengan penyesuaian perkawinan yang rendah yaitu sebanyak 20%.

V.B. Diskusi

Hasil penelitian ini dilakukan pada 50 wanita dewasa dini yang menikah, dimana menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan penyesuaian perkawinan pada wanita dewasa dini yang bekerja dan tidak bekerja. Hasil ini diperoleh dari hasil uji yang memperlihatkan nilai ρ>0.05, yaitu sebesar ρ = 0.975. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Locke dan Mackeprang (dalam Dyer, 1983) bahwa tidak ada perbedaan dalam hal penyesuaian perkawinan bagi pasangan yang kedua-duanya bekerja dan pasangan yang istrinya tidak bekerja.

Pada masa sekarang ini terdapat perubahan sosial yang menyebabkan wanita lebih mempunyai kesempatan besar untuk memilih. Wanita dapat melakukan aktifitas berkarier seperti laki-laki tetapi tidak meninggalkan tanggung jawabnya dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga. Pada waktu wanita mengejar karir, mereka dihadapkan pada pertanyaan menyangkut karir dan keluarga (Anderson & Leslie; Gustafson & Magnusson; Spade & Reese; Steil & Weltman, dalam Santrock, 1990). Ada yang bisa menikmati perannya, namun ada yang merasa kesulitan hingga akhirnya persoalan-persoalan rumit kian berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis ada beberapa kelemahan yang sepertinya mempengaruhi hasil penelitian di atas. Peneliti tidak menanyakan

kepada subyek perihal persetujuan suami mengenai izin untuk bekerja. Karena sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Gianopulos dan Mitchell (dalam Dyer, 1983) bahwa diketahui terjadi penyesuaian perkawinan yang buruk pada pasangan yang kedua-duanya bekerja jika suami tidak menyetujui pekerjaan istrinya tersebut. Selain itu, Axelson (dalam Dyer, 1983) juga mengadakan penelitian di kota kecil ditemukan bahwa terdapat penyesuaian perkawinan yang buruk pada pasangan yang istrinya bekerja, terutama bagi wanita bekerja yang satu hari penuh (full time).

Jika dilihat dari mean skor, terdapat perbedaan penyesuaian perkawinan lebih tinggi pada subyek penelitian wanita bekerja (x = 126.60) daripada subyek wanita tidak bekerja (x = 125.92), meskipun perbedaan tersebut memiliki nilai yang tidak terpaut jauh. Pada saat wanita memasuki perkawinan sebagai istri yang baru, diharapkan melakukan aturan rumah tangga dan sebagai sex partner, wanita kepercayaan, teman, social secretary, dan perencana keluarga (Duvall & Miller, 1985). Sebenarnya baik wanita maupun pria dituntut untuk mampu menjaga keseimbangan dan keserasian dalam berperan sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, sesuai dengan peran dan tanggung wajab masing-masing (Zein,2002). Sesuai dengan peran wanita sebagai ibu rumah tangga, hal ini dapat memberikan kesempatan lebih besar untuk menjalankan perannya itu.

Pada tahun 2001 jumlah wanita yang bekerja meningkat empat kali pada enam tahun terakhir (Mulyawati, 2003). Apalagi pada masa sekarang tuntutan yang semakin banyak mendorong wanita untuk bekerja, seperti untuk memenuhi kebutuhan finansial, kebutuhan sosial-relasional yang didapatkan dari penerimaan

sosial misalnya melalui komunitas kerja, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri seperti berkreasi, mencipta, atau mengekspresikan diri (Rini, 2002).

Meskipun begitu, wanita tidak bisa dilepaskan dari faktor budaya atau tradisi yang mempengaruhi dalam perkawinan. Ada peran yang memang harus diterima oleh seorang wanita yang sudah menikah. Seperti yang dikemukakan Kephart dan Jedlicka (1991) bahwa terdapat peran tradisional (traditional role arrangements) yang dikarakteristikkan dengan peran wanita sebagai pengasuh, memiliki sikap untuk patuh, dan terbatas untuk menjaga rumah, suami, dan anak. Peneliti dalam melakukan penelitiannya tidak melihat latar belakang budaya dari subyek penelitian, baik dari pihak suami ataupun istri. Sehingga tidak diketahui apakah peran yang dijalani oleh istri tersebut dapat diterima oleh lingkungan sosialnya, terutama suami atau pihak keluarga suami, yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Meskipun sesuai penelitian yang dilakukan Monahan (dalam Dyer, 1983) bahwa perkawinan antar ras cenderung lebih stabil, tapi pengaruh budaya yang berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya bisa mempengaruhi pandangan tersebut. Indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, seperti budaya Batak, budaya Jawa, budaya Minang, dan lain-lain, yang kemungkinan bisa saja dari masing-masing budaya tersebut memiliki kenekaragaman tersendiri terhadap peran bagi wanita yang sudah menikah.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala. Skala psikologi ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu jawaban yang diberikan subyek terbatas dan kurang mampu mengungkap reaksi subyek yang sebenarnya (Azwar,

2000). Penelitian ini belum bisa menggali secara lebih mendalam tentang pengalaman-pengalaman subyektif individu dalam hal penyesuaian perkawinan pada wanita yang bekerja dan tidak bekerja. Data, seperti identitas diri, yang dibutuhkan oleh peneliti masih kurang, terutama data dari suami subyek penelitian yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian dan kemungkinan bisa dijadikan sebagai penelitian tambahan.

Jumlah subyek penelitian dalam penelitian ini kurang banyak. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik sampel penelitian yang dipakai sulit untuk didapatkan. Karena peneliti mencari subyek penelitian yaitu wanita dewasa dini yang bekerja dan tidak bekerja yang memiliki usia perkawinan 1 – 2 tahun saja.

V.C. Saran

Dari penelitian yang dilakukan, telah disimpulkan lalu didiskusikan dan diketahui kelebihan dan kelemahan dari penelitian ini. Maka peneliti akan memberikan beberapa saran berguna, baik saran praktis maupun saran metodologis untuk kelanjutan studi ilmiah mengenai penyesuaian perkawinan.

V.C.1. Saran Praktis

1. Bagi wanita perlu menyadari bahwa penyesuaian perkawinan merupakan faktor penting untuk dilakukan dalam suatu pernikahan. Peran wanita dalam rumah tangga sangat dibutuhkan, sehingga harus dijalani baik bagi wanita bekerja atau wanita tidak bekerja.

2. Penyesuaian perkawinan ini terjadi pada tahun-tahun awal perkawinan. Penyesuaian dilakukan dalam segala hal, seperti penyesuaian dengan

suami, keluarga pihak suami, masalah keuangan dan lain-lain. Dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan baik wanita bekerja dan tidak bekerja dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi dan lebih mampu untuk beradaptasi dengan situasi tersebut.

3. Bagi wanita dewasa dini yang bekerja dan tidak bekerja perlu menyadari bahwa setelah memasuki perkawinan, mereka akan mendapatkan peran- peran baru. Peran-peran ini tentunya akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada wanita tersebut sesuai dengan status yang mereka miliki, yaitu sebagai wanita bekerja (working woman) atau tidak bekerja (housewife/ non-working women). Diharapkan dengan memahami perannya tersebut akan memberikan pengaruh yang baik pada individu tersebut.

V.C.2. Saran Metodologis

1. Bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian mengenai penyesuaian perkawinan, penelitian selanjutnya sebaiknya lebih mengontrol karakterisitk sampel berdasarkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses penyesuaian perkawinan, seperti budaya, sehingga perbedaan akan lebih jelas terlihat.

2. Dalam penelitian ini sebaiknya ikut disertakan juga beberapa data tambahan untuk melengkapi data pribadi subyek penelitian, seperti identitas suami.

3. Bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian dengan mengunakan metode kuantitatif, sebaiknya menggunakan subyek dalam jumlah yang lebih banyak agar kekuatan tes statistiknya lebih meningkat dan bisa mencoba dengan menggunakan rentang usia perkawinan yang lebih lama untuk lebih memberikan hasil penelitian yang mungkin akan berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Neni U. (2004) [on-line]. Available FTP:

wanitamuslimah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=76& Itemid=1

Anoraga, P. (2001). Psikologi Kerja. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2000). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Bhatnagar, D. & Rajdyakhsa, U. (2001). Attitude Toward Work and Famiuly Roles and Their Implication for Career Growth of Women. Sex Roles: A Journal of Research. [on-line]. Available FTP: findarticles.com/p/articles/mi_m2334/is_2001_oct/ai_85176435/pg_6.

Clinebell, Howard. J & Clinebell, Charlotte, H. (2005). Mengokohkan Kekuatan

Pernikahan. [on-line]. Avaliable FTP: arieen.blogdrive.com/archieve/10.html

Dariyo, Agoes. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama.

Darmokusumo, Victor. (2003). Bukan Pubertas Kedua tapi Permasalahan

Setengah Baya. [on-line]. Avalaible FTP: indomedia.com/sripo/2003/04/01/0104gay2.htm.

Duvall, E.M & Miller, B.C. (1985). Marriage ang Family Development (9th Ed). NY. Harper & Row Publishers.

Dyer. (1983). Courtship, Marriage, and Family. The Dorsey Press.

Gunarsa, Singgih D. (2003). Psikologi Untuk Keluarga. PT BPK Gunung Mulia. Hadi, S. (2000). Metodologi research (jilid I, edisi I). Yogyakarta: Penerbit Andi. _____________ Metodologi research (jilid II, edisi I). Yogyakarta: Penerbit Andi. _____________ Metodologi research (jilid III, edisi I). Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Hassan, Rieny. (2005). Usia Lima Tahun Perkawinan Rawan?. [on-line]. Available FTP: republika.co.id.

_____________ (2006). Jadi Wanita Karier atau Ibu Rumah Tangga?. [on-line]. Available FTP: kompas.co.id/cybermedia/kesehatan.htm.

Hirning, J.L & Hirning, Alma L. (1956). Marriage Adjustment. American Book Company, New York.

Hurlock, Elizabeth B. (1990). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kephart, William M & Jedlicka, Davor. (1991). The Family Society and The Individual (7th Ed). Harper Collins Publishers.

Lasswell, Marcia & Lasswell, Thomas. (1987). Marriage and The Family (2nd Ed). Wadsworth Publishing Company.

Lemme, B.H. (1995). Development in Adulthood. USA : Allyn & Bacon.

Maheshwari, Belu. (1999). ‘Mere’ housewife Fighting For Her Space. [on-line]. Available FTP: tribuneindia.com/1999/99sep18/Saturday/head1.htm. Mulyawati, Yenni. (2003). Perbandingan Efek Supelementasi Tablet Tambah

Darah Dengan Dan Tanpa Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Wanita di Perusahaan Plywood, Jakarta. [online]. Available FTP: gizi.net/lain/gklinis/Abstrak-Yenni.pdf

Papalia, D.E, & Olds, SW. (1992). Human Development (5th Ed). USA. Mc.Graw Hill Companies.

Papalia, D.E, Olds, S.W & Feldman, R.D. (1998) Human Development (7th Ed). USA. Mc.Graw Hill Companies.

Rini, Jacinta. F. (2002). Wanita Bekerja. [on-line]. Available FTP: e- psikologi.com.

Siegel, S. (1997). Statistik non-parametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Gramedia

Santrock, J.W. (1997). Life-Sapan Development. NY. Mc. Graw Hill Companies. Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment and Mntal Health. Holt,

Rinehart & Winston, New York.

Subekti, R & Tjitrosudibio, R. (2001). Kitab Undang-Undang Perdata. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Vivian, John. (1999). Global Television Ratings. [on-line]. Available FTP: ablongman.com/ab_vivian_mmcprcd_1/0,5148,274988-,00.html

Walgito, Bimo (1984). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Who Is A Working Woman. (2001). [on-line]. Available FTP: shaadi.com/wedding/love/betweenus/050104-working-woman.php.

Wikipedia. (2006). [on-line]. Available FTP: Wikipedia.online.com. Word reference (2006). [on-line]. Available FTP: wordreference.com.

Zein, Aisyah. SH. (2002). Mengembalikan Peran Ibu (Renungan di Hari Ibu). [on- line] Available FTP : indomedia.com/sripo/2002/12/21/2112op1.htm.

Dokumen terkait