• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

3. Indikator PHBS di Sekolah

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah, antara lain:

3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun

Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan.

10

Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun (Proverawati & Rahmawati, 2012). Maryunani (2013), air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan yaitu pada saat setiap kali tangan kita kotor (setelah: memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi, sebelum menyuapi anak, setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian dan sehabis bermain/memberi makan atau memegang hewan peliharaan.

3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat di kontrol oleh pihak sekolah dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan infeksi kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, tranmisi telur cacing dapat juga melaui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan

yang tidak dikemas dan tidak di tutup rapat. Telur cacing yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanah/selokan, sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebu, terutama pada jajanan yang tidak tertutup (Proverawati & Rahmawati, 2012).

Hartono (2011), tidak jajan di sembarang tempat, melainkan dikantin sekolah, dalam hal ini di sampaikan alasan-alasan sebagai berikut.

a. Makanan dan minuman yang dijual dikantin sekolah cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya, serta terlindung dari jamahan serangga dan tikus.

b. Di kantin tersedia air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan minum.

c. Di kantin tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor.

d. Kantin mendapat pengawasan secara teratur dari guru, murid, dan komite sekolah.

3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Proverawati dan Rahmawati (2012), jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis-jenis jamban yang digunakan:

12

1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau. 2. Jamban tangki septik/leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan serapan.

Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulait dan keracunan (Proverawati & Rahmawati, 2012).

Faktor resiko lain,perilaku anak BAB tidak di jambanatau di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi dengan telur cacing (Proverawati & Rahmawati, 2012).

3.4 Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga adalah serangkaian gerak gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan

meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup) (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sedangkan Proverawati dan Rahmawati (2012), gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tidak mampu bergarak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kulaitas hidup. Oleh karena itu bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.

Aktivitas fisik dilakukan secara bertahap, hingga mencapai 30 menit, jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan tingkatkan secara bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau setelah 2 jam sesudah makan. awali aktivias fisik dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan lebih rutin paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya (Proverawati & Rahmawati, 2012).

3.5 Memberantas jentik nyamuk

Memberantas jentik nyamuk adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penampungan air di sekolah (bak di jamban, kolam, vas bunga, dan lain-lain) menggunakan senter untuk melihat apakah terdapat jentik nyamuk. Bila ya, maka jentik nyamuk tersebut harus dibunuh. Hal ini perlu dilakukan agar sekolah menjadi bebas nyamuk, sehingga sekolah dan masyarakat sekitar terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria, demam berdarah, kaki gajah, dan lain-lain) (Hartono, 2011).

14

Proverawati & Rahmawati (2012), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, katakan kulkas dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dan lain-lain di lakukan secara teratur sekali dalam seminggu.

Gerakan 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) , yaitu:

1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak madi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (botol bekas/gelas aqua, plastik kresek dan lain-lain).

Plush menghindari gigitan nyamuk, yaitu: 1. Menggunakan kelambu ketika tidur.

2. Memakai obat yang mencegah gigitan nyamuk.

3. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar 4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai

5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak

6. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit di kuras.

7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang atau ikan nila.

8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender, rosemerry dan lain-lain.

3.6 Tidak merokok di sekolah

Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dibakar dan dihisap akan keluar sekitar 4.000 jenis bahan kimia berbahaya. Diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru dan menimbulkan kanker. Sedangkan CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa ogsigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Merokok, apalagi di dalam ruangan, akan mencemari udara, sehingga orang-orang yang tidak merokok pun (disebut perokok pasif) ikut menghirup bahan kimia berbahaya yang ada dalam asap rokok (Hartono, 2011).

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), merokok baik secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti:

1. Gangguan pada mata, seperti katarak. 2. Menyebabkan kerontokan rambut

16

4. Menyebabkan paru-paru kronis.

5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. 6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung.

7. Tulang lebih mudah patah. 8. Menyebabkan kanker kulit.

9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi 10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.

3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

Hartono (2011), alasan perlunya menimbang berat berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, yakni untuk memantau perkembangan berat bdan dan tinggi badan sehingga dapat diketahui apakah dalam keadaan normal atau telah terjadi gizi kurang atau gizi lebih. Hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan atau kelainan akibat gizi kurang atau gizi lebih, yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar.

Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi

positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain , berat badan yang rendah dapat di sebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut) (Promosi Kesehatan RI, 2013)

Melakukan intervensi dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah satu dari perilaku hidup bersih dan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012). 3.8 Membuang sampah pada tempatnya

Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet dan lain-lain (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk (organik) dan tidak membusuk (anorganik). Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, keceoa, tikus, dan anjing. Sampah yang tidak di kelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah antara lain: demam berdarah, dysentri, thypus dan lain-lain (Maryunani, 2013).

Maryunani (2013), terdapat dau cara pembungan sampah, yaitu dahulu dan sekarang.

18

1. Cara pembungan sampah dahulu

Untuk pedesaan, pada umumnya dampah biasanya di tangani dengan beberapa cara, yaitu dengan di bakar, di buang ke lubang galian, di buat kompos.

2. Cara pembungan sampah sekarang

Dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, sekarang ini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah pendekatan 3R (reduce, reuse dan recycle) yang di jelaskan sebagai berikut:

a. Reduce

Reduce adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misalnya, bila membeli sayuran pilihlah sayuran yang sedikit mungkin di buang.

b. Reuse

Reuse yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama. Misalnya, botol syrup digunakan kembali untuk botol syrup, atau untuk botol kecap.

c. Recycle

Recycle atau daur ulang adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atu produk yang lain. Misalnya, sampah organik di olah menjadi kompos, besi bekas di olah kembali menjadi barang-barang seni dari besi dan lain-lain.

4. Anak Usia Sekolah

Dokumen terkait