• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Judul : Pelakasanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada

Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Nama peneliti : Mukhlizar Ridha

Nim : 111101024

Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(2)

46

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin : (P) / (L)

Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup, dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:

Nama : Mukhlizar Ridha

NIM : 111101024

Judul : Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Saya sebagai guru atau wali murid memberikan izin kepada siswa/siswi untuk mengisi kuesioner sesuai dengan keyakinan para siswa/siswi untuk membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada unsur paksaan dari pihak mana pun.

Medan, Juni 2015

Mengetahui

(3)

Lampiran 2 KUESIONER PERILKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA

ANAK SEKOLAH DASAR

Petunjuk Pengisian:

a. Adik-adik diharapkan bersedia menjawab pertanyaan yang ada

b. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist

(√) pada tempat yang disediakan.

c. Bila ada yang tidak dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

A. Data Demografi

1.Kode responden /Inisial :

2.Umur : ...tahun

3.Kelas :

4.Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

B. Kuesioner Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak

Sekolah Dasar

Petunjuk pengisian :

• Berilah tanda checklist ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami, responden bebas memilih salah satu dari 3 pilihan yang ada.

(4)

48

1. Saya mencuci tangan dengan menggunakan?

Sabun

Hanya menggunakan air saja

Shampoo

2. Air yang saya gunakan dalam mencuci tangan adalah?

Air yang mengalir

Air yang tidak mengalir (air dalam bak mandi)

Menggunakan air mineral atau air minuman

3. Saya terbiasa memakan makanan?

Makanan yang disajikan terbuka (seperti goreng-gorengan, sosis dll)

Makanan yang terbungkus (cemilan)

Mekanan makanan yang terbungkus dan terbuka

4. Saya biasa buang air kecil (BAK) di?

Di jamban (WC)

Di sungai

Di sembarangan tempat

5. Saya biasa buang air besar (BAB) di?

Di jamban (WC)

Di sungai

(5)

6. Setelah buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) saya selalu?

Menyiram kloset sampai bersih

Menyiram dengan satu kali siraman

Tidak menyiram sama sekali

7. Saya biasa berolahraga?

Secara teratur (1x atau 2x seminggu)

Berolahraga kadang-kadang saja

Tidak berolahraga sama sekali dalam 1 minggu

8. Saat ada senam disekolah saya selalu?

Semangat mengikuti senam

Asal ikut senam saja

Tidak mau ikut senam

9. Saat saya di rumah saya terbiasa?

Tidur siang setelah pulang sekolah

Tidak ada tidur siang

Tidur kalau mengantuk saja

10. Dalam membuang sampah saya selalu?

Membuang sampah di tempat sampah/tempat khusus sampah

Membuang sampah disembarang tempat

(6)

50

11. Makanan yang saya makan di sekolah adalah?

Memakan makanan yang dibawa dari rumah

Makanan yang diberi teman

Makanan yang dibeli dari luar sekolah

12. Saya menimbang berat badan saya kalau?

Kalau menemukan alat timbangan

Saya rutin menimbang berat badan 1 x sebulan

Tidak pernah menimbang berat badan

13. Saat saya akan makan nasi saya selalu?

Mencuci tangan sebelum makan

Mencuci tangan kadang-kadang saja

Tidak mencuci tangan

14. Ketika saya keluar dari toilet atau kamar mandi saya terbiasa untuk?

Menutup rapat pintu kamar mandi

Membiarkan pintu terbuka

Menutup pintu tetapi tidak rapat

15 Minuman yang saya minum adalah?

Minuman yang berwarna

Air mineral atau air masak

(7)

Lampiran 3

8 Revisi Proposal Penelitian

(8)
(9)
(10)

54

(11)
(12)

56

(13)
(14)

58

(15)
(16)
(17)
(18)

62

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

84 11 5 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 38 PHBS BAIK

85 11 5 1 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 38 PHBS BAIK

86 11 5 1 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 40 PHBS BAIK

87 11 5 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 40 PHBS BAIK

88 11 5 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 40 PHBS BAIK

89 11 5 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 3 37 PHBS BAIK

(24)

Lampiran 12

Uji Reliabilitas Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(25)

Lampiran 13 Data Demografi

Statistics

Umur kelas jenis kelamin

N Valid 90 90 90

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 46 51,1 51,1 51,1

2 44 48,9 48,9 100,0

(26)

70

Hasil Penelitian

Statistics

PHBS Variabel phbs 1 VARIABEL 1

N Valid 90 90 90

Missing 0 0 0

Mean 38,9667 2,8000 Median 40,0000 3,0000 Mode 41,00 3,00 Std. Deviation 4,73441 ,42927

VARIABEL

Kategori PHBS Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 73 81,1 81,1 81,1

CUKUP 16 17,8 17,8 98,9

KURANG 1 1,1 1,1 100,0

(27)

Lampiran 14 Data per item

Cuci tangan pakai sabun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Frequency Percent Valid Percent

(28)

72

Missing System 1 1,1 Total 91 100,0

Olahraga yang teratur dan terukur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Menimbang berat badan dan tinggi badan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(29)
(30)

74

Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Mukhlizar Ridha

Tempat/Tanggal lahir : Kuta Panjang/08 Maret 1993

Jenis kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Mansur. Gg. Spirok. 2AG

Pendidikan : 1. SD Negeri Gayo Lues Tahun 1999-2004

2. SD Negeri Kuta Batu Pasir Tahun 2004-2005

3. MTSs Raudhatul Islam Tahun 2005-2008

(31)

Lampiran 16 TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal

- Kertas dan tinta print Rp 100.000

- Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000

- Perbanyak proposal dan Penjilidan Rp 50.000

- Konsumsi saat sidang proposal Rp100.000

2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Penggandaan Kuesioner Rp 50.000

-Transportasi Rp 250.000

- souvenir Rp 410.000

3. Persiapan Skripsi

- Kertas dan tinta print Rp 150.000

- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000

- CD Rp 10.000

- Konsumsi saat sidang skripsi Rp 100.000

4. Biaya tak terduga Rp 100.000

(32)

76

(33)

Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta: TIM

Amalia, I. (2009). Hubungan Antara Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Pedagang Hidangan Istimewa Kampung (HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. Skripsi http://eprints.ums.ac.id di unduh 3 Mei 2015

Erlina. (2011). Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Hartono, B. (2011). Promosi Kesehatan; Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Isgiyanto, A. (2009). Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Non Eksperimental. Jogjakarta: Mitra Cendikia

Janis C. O. dkk (2014). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 30 Manado. Jurnal http://fkm.unsrat.ac.id di unduh 27 September 2014

Kementerian kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR : 2269/MENKES/PER/XI/2011Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

(34)

44

Lestari, A, Y. dkk. (2010). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Sekolah dengan Motivasi Belajar di SD Negeri Pondok Cina 05 Depok. Skripsi http;//lib.ui.ac.id di akses pada tanggal 20 Maret 2015

Luthvianti, N. dkk. (2011). Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar (Studi di Sekolah Dasar Desa Rambipuji). Skripsi http://repository.unej.ac.id di akses pada tanggal 20 Maret 2015

Maryunani, A. (2013). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jakarta: TIM Mubarak, W. I. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Nasution, S, K. (2004). Meningkatkan Status Kesehatan Melalui Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat. Jurnal http://repository.usu.ac.id di akses pada tanggal 21 April 2015

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed 3. Jakarta: Salemba Medika

Proverawati, E. Rahmawati. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). yogyakarta: Nuha Medika

Saryono & Angraini. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Nuha Medika

Sitinjak, L. H. (2011). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare di Desa Pardade Onan Kecamatan Balige 2011. Skripsi. http://repository.usu.ac.id di unduh 27 September 2014

Wowor, S. dkk. (2013). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah pada Siswa Sekolah Dasar Gmim Lemoh. Jurnal http://fkm.unsrat.ac.id di akses pada tanggal 21 Juni 2015

Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Rosda Zaviera. F. (2008). Mengenal dan Memahami Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:

Kata Hati

(35)

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar. Menurut Peraturan Menkes RI Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 bahwa di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain) sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS. Maryunani (2013), menyatakan ada 8 indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah atau kegiatan anak sekolah itu sendiri dalam menerapkan PHBS di lingkungannya. peneliti mengambil 6 indikator penting yang terkait dengan PHBS pada anak di tingkat sekolah dasar.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

6 Indikator PHBS di Sekolah 1. Mencuci tangan dengan air yang

4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan setiap bulan

(36)

24

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep diatas menunjukan bahwa PHBS mempunyai 6 indikator yang dipakai sebagai ukuran dalam menilai pelaksanaan PHBS ataupun penerapannya di lingkungan pada anak sekolah dasar apakah baik, cukup atau kurang.

2. Definisi Operasional

3.1 Tabel Definisi

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

(37)

mewujudkan lingkungan yang sehat tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat.

Meliputi 6 indikator PHBS, yaitu:

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Menimbang berat

badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

6. Membuang sampah

pada tempatnya

(38)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar.

2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi

Dalam penelitian ini populasinya mencakup siswa dan siswi kelas 3, 4 sampai kelas 5 yang terdiri dari 2 sekolah yaitu SD Negeri 060895 dan SD Negeri 060892 yang ada di kelurahan padang bulan. Berdasarkan data dari dinas pendidikan kota medan terdapat 5 sekolah dasar yang terdiri dari 4 SD Negeri dan 1 SD Swasta.

2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian populasi dari kelas 3, 4 dan 5 yang terdiri dari 2 sekolah dasar yaitu SDN 060895, dan SDN 060892. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling atau pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Untuk menentukan besar sampel penulis menggunakan rumus Slovin dalam Nursalam (2013), sebagai berikut:

n =

N

(39)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Derajat kepercayaan

n =

n = 89,92 Dibulatkan menjadi 90 siswa.

Maka jumlah sampel yang didapat sebanyak 90 responden.

Berdasarkan perhitungan diperoleh n = 90 orang, dengan demikian jumlah sampel yang diperoleh minimal sebanyak 90 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini dengan cara Proportional Random Sampling yaitu dengan mengalokasikan jumlah sampel berdasarkan kelas di 2 sekolah di secara proporsional dengan rumus :

Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya

= ×

116

(40)

28

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh distribusi jumlah sampel yang dibutuhkan menurut kelas di 2 sekolah dapat dilihat pada tabel.

No Nama Sekolah

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

(41)

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari dinas pendidikan kota medan. Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada guru kelas atau pihak sekolah sebagai wali dari calon responden. Informed consent diberikan kepada guru kelas atau pihak sekolah, apabila pihak sekolah sudah setuju atau memberikan izin maka peneliti akan menanyakan kembali ke calon responden. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan mengisi kuesioner. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden baik faktor fisik maupum psikis. Kerahasiaan catatan data responden dijaga dan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanyadigunakan untuk kepentingan penelitian.

5. Instrumen Penelitian

1.1 Kuesioner Penelitian

(42)

30

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Sekolah Dasar. Kuesioner PHBS ini terdiri dari 30 pernyataan yang mencakup 6 indikator PHBS di tatanan sekolah yang terdiri dari 15 pertanyaan. Kuesioner PHBS pada anak sekolah dasar ini menggunakan skala Multiple choice dengan 3 alternatif jawaban. Bobot nilai yang diberikan berbeda-beda yaitu 1, 2 dan 3. Hasil pengukuran dari kuesioner pelaksanaan PHBS ini adalah Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) anak sekolah dasar baik, cukup, dan kurang. Pelaksanaan PHBS dikategorikan baik dengan rentang skor (36-45), cukup (26-35), dan kurang (15-25).

1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Untuk menguji validitas instrumen, maka telah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity), yaitu dengan memberikan instrumen kepada pakar atau dosen yang menguasai topik yang akan diteliti. Uji Validitas instrumen penelitian telah ini diuji oleh ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep. dosen keperawatan fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji validitas ini berupa untuk memperbaiki kata-kata instrumen agar singkat dan mengubah pernyataan instrumen menjadi lebih mudah dimengerti.

b. Uji Reliabilitas

(43)

reabilitas telah dilakukan pada 30 responden yang berasal dari sekolah

dasar swasta Pembangun didikan Islam yaitu yang memiliki kemiripan karakteristik dengan sampel yang akan diteliti diluar lokasi populasi yang akan diteliti. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70. Uji reliabilitas yang telah dilakukan di SD Swasta Pembangun Didikan Islam diperoleh hasil 0,717. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan relib.

6. Pengumpulan Data

(44)

32

7. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing, yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah disisi. Tahap kedua coding, yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data kedalam computer (entry). Setelah itu melakukan tabulating data dengan memasukkan data ke dalam bentuk distribusi frekuensi.

7.1 Analisis Univariat

(45)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini di uraikan hasil penelitian mengenai deskriptif pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Juni 2015.

1.1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini responden pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar berjumlah 90 orang yang didapat dari 2 sekolah dasar. Adapun karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup usia siswa/siswi, kelas dan jenis kelamin.

(46)

34

5.1. Tabel Karakteristik responden berdasarkan data demografi pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

Karakteristik responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

(47)

5.2 Tabel Kategori Ferekuensi pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Pelaksanaan PHBS

5.3 Tabel Distribusi Frekuensi dan Persentase pelaksanaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Pelaksanaan cuci tangan Menimbang berat badan

(48)

36

Dalam pembahasan ini, penelitian menunjukkan bagaimana gambaran tentang pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru.

2.1 Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru pada 2 SD Negeri menunjukkan hasil kategori baik yaitu sebesar 73 orang (81,1%). Sementara pelaksanaan PHBS cukup berjumlah 16 orang (17,8%) Sedangkan 1 orang (1,1%).

(49)

Sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang itu untuk merespons stimulus dari luar, adala: perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2010) antara lain faktor predisposisi(Predisposing Factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Mubarak (2007) menjelaskan bahwa sebuah perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih berjalan baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan untuk berbuat. Salah satu wujud dari perilaku adalah pengetahuan.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil pelaksanaan PHBS baik yaitu sebesar 73 orang (81,1%) menunjukkan PHBS yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Wowor dkk (2013) yang dilakukan di Sekolah Dasar Gmim Lemoh diperoleh hasil bahwa PHBS di tempat itu termasuk kategori baik (78,6%). Hal ini berlawanan dengan hasil analisis data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa secara nasional kualitas kesehatan dan perilaku sehat anak usia pada sekolah dasar (10–14 tahun) masih kurang memenuhi target yang diharapkan, masih ada 32% BAB (Buang Air Besar) bukan di jamban dan hanya 17,2% mencuci tangan dengan benar (Kemenkes, 2008).

(50)

38

sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya.

Adapun indikator dengan hasil yang terbaik dalam penelitian ini yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 80 reponden (87,9%) memiliki pelaksanaan mencuci tangan yang baik dan dengan hasil cukup berjumlah 10 orang (11,1%) namun untuk kategori kurang berjumlah 0. Menurut Riskesdas (2013) yang dimaksud dengan Indikator mencuci tangan dengan benar yaitu mencakup mencuci tangan air bersih dan sabun saat sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, setelah menggunakan pestisida (bila menggunakan), setelah menceboki bayi dan sebelum menyusui bayi (bila sedang menyusui).

(51)

PHBS (p= 0,003) Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat seseorang. Dari segi pekerjaan, petani/buruh/ nelayan memiliki persentase perilaku baik BAB dan cuci tangan terendah (56,1% dan 18,6%). Penduduk perkotaan berperilaku baik lebih tinggi dari perdesaan. Sedangkan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga semakin tinggi persentase perilaku baik dalam BAB dan cuci tangan (Kemenkes, 2007).

Perilaku cuci tangan yang baik menunjukkan pengetahuan yang baik hal ini sejalan dengan penelitian Zuraidah dan Elviani (2013) yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mencuci tangan dengan benar

dengan hasil uji statistik Fisher's Exact Test dengan ρvalue = 0,029 (α ≤ 0,05).

Sependapat dengan penelitian yang dilakukan Luthviatin dkk (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan siswa SD tentang PHBS

dengan tindakan PHBS pada siswa SD dengan nilai ρvalue sebesar 0.012.

(52)

40

Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya (Nasution, 2004). Dengan pelaksanaan PHBS yang baik akan mendukung kegiatan belajar anak sekolah dan meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Lestari dkk (2010) dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara

perilaku hidup bersih dan sehat dengan motivasi belajar pada siswa SD ρvalue =

(53)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru mengenai pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru maka ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperolah bahwa pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru termasuk kategori baik yaitu sebesar 73 orang (81,1%) dari sampel.Adapun indikator dengan hasil yang terbaik dalam penelitian ini yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 80 reponden (87,9%) memiliki pelaksanaan mencuci tangan yang baik dan dengan hasil cukup berjumlah 10 orang (11,1%) namun untuk kategori kurang berjumlah 0.

2. Saran

2.1 Praktek Keperawatan

(54)

42

2.2 Pendidikan Keperawatan

Dalam institusi pendidikan keperawatan diharapkan untuk mempersiapkan mahasiswa keperawatan dengan melibatkan mahasiswa dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas masyarakat baik ditingkat anak-anak, dewasa dan lansia.

2.3 Penelitian Keperawatan

(55)

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1.1. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011). Hal ini sejalan dengan Proverawati dan Rahmawati (2012), Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga seluruh kesehatan keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesedaran sehingga anggota keluarga keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendir i di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat merupakan pengertian lain dari PHBS.

1.2 Tatanan PHBS

(56)

8

institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes, 2011). 1.3 Indikator PHBS

Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecendrungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator di perlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang di harapkan (Maryunani, 2013).

2. PHBS di Tatanan Sekolah

2.1 PHBS di Sekolah

Pengertian PHBS di tatanan institusi pendidikan tertuang dalam Peraturan Menkes RI Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 bahwa di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain) sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunkan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat Adaptif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

(57)

sebagi hasil pembelajaran, sehingga secara msndiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012).

2.2 Manfaat PHBS di Sekolah

Maryunani (2013), ada beberapa manfaat pembinaan PHBS di sekolah, yaitu:

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat ingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.

2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.

3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.

4. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. 5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

3. Indikator PHBS di Sekolah

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah, antara lain:

3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun

(58)

10

Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun (Proverawati & Rahmawati, 2012). Maryunani (2013), air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan yaitu pada saat setiap kali tangan kita kotor (setelah: memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi, sebelum menyuapi anak, setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian dan sehabis bermain/memberi makan atau memegang hewan peliharaan.

3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

(59)

yang tidak dikemas dan tidak di tutup rapat. Telur cacing yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanah/selokan, sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebu, terutama pada jajanan yang tidak tertutup (Proverawati & Rahmawati, 2012).

Hartono (2011), tidak jajan di sembarang tempat, melainkan dikantin sekolah, dalam hal ini di sampaikan alasan-alasan sebagai berikut.

a. Makanan dan minuman yang dijual dikantin sekolah cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya, serta terlindung dari jamahan serangga dan tikus.

b. Di kantin tersedia air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan minum.

c. Di kantin tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor.

d. Kantin mendapat pengawasan secara teratur dari guru, murid, dan komite sekolah.

3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

(60)

12

1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau. 2. Jamban tangki septik/leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan serapan.

Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulait dan keracunan (Proverawati & Rahmawati, 2012).

Faktor resiko lain,perilaku anak BAB tidak di jambanatau di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi dengan telur cacing (Proverawati & Rahmawati, 2012).

3.4 Olahraga yang teratur dan terukur

(61)

meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup) (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sedangkan Proverawati dan Rahmawati (2012), gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tidak mampu bergarak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kulaitas hidup. Oleh karena itu bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.

Aktivitas fisik dilakukan secara bertahap, hingga mencapai 30 menit, jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan tingkatkan secara bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau setelah 2 jam sesudah makan. awali aktivias fisik dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan lebih rutin paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya (Proverawati & Rahmawati, 2012).

3.5 Memberantas jentik nyamuk

(62)

14

Proverawati & Rahmawati (2012), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, katakan kulkas dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dan lain-lain di lakukan secara teratur sekali dalam seminggu.

Gerakan 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) , yaitu:

1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak madi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (botol bekas/gelas aqua, plastik kresek dan lain-lain).

Plush menghindari gigitan nyamuk, yaitu: 1. Menggunakan kelambu ketika tidur.

2. Memakai obat yang mencegah gigitan nyamuk.

(63)

5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak

6. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit di kuras.

7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang atau ikan nila.

8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender, rosemerry dan lain-lain.

3.6 Tidak merokok di sekolah

Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dibakar dan dihisap akan keluar sekitar 4.000 jenis bahan kimia berbahaya. Diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru dan menimbulkan kanker. Sedangkan CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa ogsigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Merokok, apalagi di dalam ruangan, akan mencemari udara, sehingga orang-orang yang tidak merokok pun (disebut perokok pasif) ikut menghirup bahan kimia berbahaya yang ada dalam asap rokok (Hartono, 2011).

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), merokok baik secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti:

1. Gangguan pada mata, seperti katarak. 2. Menyebabkan kerontokan rambut

(64)

16

4. Menyebabkan paru-paru kronis.

5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. 6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung.

7. Tulang lebih mudah patah. 8. Menyebabkan kanker kulit.

9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi 10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.

3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

Hartono (2011), alasan perlunya menimbang berat berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, yakni untuk memantau perkembangan berat bdan dan tinggi badan sehingga dapat diketahui apakah dalam keadaan normal atau telah terjadi gizi kurang atau gizi lebih. Hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan atau kelainan akibat gizi kurang atau gizi lebih, yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar.

(65)

positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain , berat badan yang rendah dapat di sebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut) (Promosi Kesehatan RI, 2013)

Melakukan intervensi dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah satu dari perilaku hidup bersih dan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012). 3.8 Membuang sampah pada tempatnya

Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet dan lain-lain (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk (organik) dan tidak membusuk (anorganik). Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, keceoa, tikus, dan anjing. Sampah yang tidak di kelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah antara lain: demam berdarah, dysentri, thypus dan lain-lain (Maryunani, 2013).

(66)

18

1. Cara pembungan sampah dahulu

Untuk pedesaan, pada umumnya dampah biasanya di tangani dengan beberapa cara, yaitu dengan di bakar, di buang ke lubang galian, di buat kompos.

2. Cara pembungan sampah sekarang

Dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, sekarang ini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah pendekatan 3R (reduce, reuse dan recycle) yang di jelaskan sebagai berikut:

a. Reduce

Reduce adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misalnya, bila membeli sayuran pilihlah sayuran yang sedikit mungkin di buang.

b. Reuse

Reuse yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama. Misalnya, botol syrup digunakan kembali untuk botol syrup, atau untuk botol kecap.

c. Recycle

(67)

4. Anak Usia Sekolah

4.1 Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial (Yusuf, 2012).

4.2 Peranan Sekolah

Hurlock (1986) dalam Yusuf (2012), mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru substitusi orang tua. Sedangkan menurut Havighurst (1961) dalam Yusuf (2012), menyatakan bahwa sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya.

4.3 Anak Masa Usia Sekolah Dasar

Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat bagi anak-anak atau murid (Ali, 2010).

(68)

20

berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini di perinci lagi menjadi dua fase, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekoolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain sebagai berikut.

a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diproleh).

b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. c. Adanya kecendrungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri). d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.

e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.

f. Pada masa ini (terutama usia 6,0 - 8,0 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

(69)

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus). d. Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.

e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.

f. Anak anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut poeral. Berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral dapat diringkas dalam dua hal, yaitu:

(70)

22

2. Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya, pada mereka dorongan bersaing besar sekali, karena pada masa ini sering diberi ciri sebagai masa "competitive socialization".

(71)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar perlu mendapat pengawasan kesehatan, karena pada tahap ini merupakan proses tumbuh kembang yang teratur. Anak pada usia ini pada 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah dengan melewati berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan terkena penyakit (Zaviera, 2008).

Masa usia sekolah dasar juga sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2012). Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak di kelola dengan baik. lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang penyakit (Maryunani, 2013).

(72)

2

kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia sekolah (Kemenkes RI, 2013).

Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk indonesia dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai change agent atau agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Peserta didik atau murid/siswa pada hakekatnya merupakan kelompok paling mudah dan cepat untuk menerima perubahan. Diharapkan dengan kelompok sasaran anak sekolah ini maka apabila sejak kecil terbiasa, budaya hidup bersih dan sehat akan terbawa sampai besar dan pada saat dewasa budaya tersebut tidak akan berubah lagi (Maryunani, 2013).

(73)

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa setiap tahun 100.000 meninggal akibat diare. Sementara data hasil survei morbiditas diare menunjukan pernurunan angka kesakitan penyakit diare yaitu dari 423 per 1.000 penduduk pada tahun 2006 turun menjadi 411 per 1.000 penduduk pada tahun 2010. Sedangkan jumlah penderita pada KLB diare pada tahun 2012 menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2011 dari 3.003 kasus menjadi 1.585 kasus pada tahun 2012. KLB diare terjadi di 15 provinsi dengan penderita terbanyak terjadi di sumatera selatan, sumatera barat dan sumatera utara masing-masing sebanyak 292,274 dan 241 penderita (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012).

Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan itu sendiri. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat,dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati, 2012).

(74)

4

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu menggunakan air bersih, menggunakan air minum, menggunakan jamban, cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun 2011.

Berdasarkan observasi langsung peneliti di lokasi dan wawancara pada beberapa anak di lokasi penelitian SD Kelurahan Padang Bulan, dari hasil observasi peneliti melihat perilaku bermain antara anak pada sekolah dasar bahwa mereka sering bermain tanpa memperdulikan kebersihan, seperti sering bermain di lantai yang kotor seperti bermain kelereng dan lain-lain. Dengan permainan yang langsung bersentuhan dengan tanah atau lantai tentu anak akan dapat terkontaminasi dengan bakteri ataupun cacing tanah dan berisiko terserang penyakit. Terlebih lagi, ketika peneliti melakukan wawancara pada 5 siswa di salah satu lokasi penelitian, 3 dari 5 siswa mengatakan tidak mencuci tangan setelah melakukan permainan dengan teman-temannya.

(75)

memberdayakan anggota lingkungan sekolah agar sadar, mau dan mampu melaksanakan kesehatan lingkungan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit serta berperan aktif dalam menggerakkan kesehatan lingkungan sekolah (Depkes, 2010).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian kepada anak Sekolah Dasar terkait dengan 8 indikator diatas guna melihat bagaimana pelaksanaan PHBS pada anak sekolah dasar yang berjudul "Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru".

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

4. Manfaat Penelitian

(76)

6

4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat khsususnya dalam praktek perawat komunitas dan pihak sekolah untuk terus menerapkan PHBS di sekolah dan meningkatkan kualitasnya.

4.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat komunitas, puskesmas maupun tenaga kesehatan lain bahwa perlunya penyuluhan kesehatan dan penerapan program UKS pada anak usia sekolah terkait dengan PHBS.

4.3 Penelitian Keperawatan

(77)

Judul : Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Peneliti : Mukhlizar Ridha

Nim : 111101024

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Abstrak

Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak sehingga anak sekolah tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif. Populasi dalam penelitian ini mencakup siswa dan siswi kelas 3, 4 sampai kelas 5 yang terdiri dari 2 sekolah yaitu SD Negeri 060895 dan SD Negeri 060892. Sampel pada penelitian ini berjumlah 90 responden dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menunjukan PHBS dengan kategori baik yaitu sebanyak 73 orang (81,1%). Kategori cukup berjumlah 16 orang (17,8%) dan kategori kurang yaitu berjumlah 1 orang (1,1%). Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan terutama perawat komunitas untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan program UKS di sekolah-sekolah yang berkaitan dengan PHBS sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak usia sekolah.

(78)

Title of the Thesis : The Implementation of PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in Elementar School Children At Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict

Name of Student : Mukhlizar Ridha Std. ID Number : 111101024

Faculty : Nursing, USU

ABSTRACT

School-aged children are a group of children that has high risk for illness. Besides functioning as the place to learn, a school can also be a threatening place for transmitted disease if it is managed properly. Therefore, Inserting PHBS value is a must so that the children know, are willing, and are able to practice PHBS and play an active role in making a healthy school. The objective of the research was to find out the implementation of PHBS in elementary school children at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict. The research used descriptive method. The population was Grades 3, 4, and 5 students in SD Negeri 060895 and SD Negeri 060892, and 90 of them were used as the samples, taken by using simple random sampling technique. The data were gathered by using questionnaires. The result of the research showed that 73 respondents (81.1%) carried out PHBS in good category, 16 respondents (17.8%) in moderate category, and one respondent (1.1%) in bad category. It is recommended that health care providers, especially community nurses, increase and develop UKS program at schools related to PHBS so that school children’ health increases.

(79)

(PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR

DI KELURAHAN PADANG BULAN

KECAMATAN MEDAN BARU

SKRIPSI

Oleh: Mukhlizar Ridha

111101024

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(80)

PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR

DI KELURAHAN PADANG BULAN

KECAMATAN MEDAN BARU

SKRIPSI

Oleh: Mukhlizar Ridha

111101024

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(81)
(82)
(83)

Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat ada bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku pembantu dekan 1

3. Bapak Mula Tarigan, S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing akademik 4. Ibu Lufthiani, S.Kep., Ns. M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini 5. Ibu Siti Zahara Nst, S.Kp., MNS selaku dosen penguji I

6. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku dosen penguji II

(84)

8. Para staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

9. Teman-teman mahasiswa S1 2011 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya untuk 11 orang sahabat yang telah memberi semangat dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya.

Medan, 2015

(85)

Daftar isi

3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun ... 9

3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah ... 10

3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat... 11

3.4 Olahraga yang teratur dan terukur... 12

3.5 Memberantas jentik nyamuk ... 13

3.6 Tidak merokok di sekolah ... 15

3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan ... 16

3.8 Membuang sampah pada tempatnya ... 17

(86)

2. Populasi dan Sampel ... 26

2.1 Populasi ... 26

2.2 Sampel ... 26

3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

4. Pertimbangan Etik ... 29

5. Instrumen Penelitian ... 29

1.1 Kuesioner Penelitian ... 29

1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30

6. Pengumpulan Data ... 31

7. Analisa Data ... 32

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

1. Hasil Penelitian ... 33

1.1Karakteristik Responden ... 33

1.2Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru ... 34

2. Pembahasan ... 36

2.1Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru ... 36

Lampiran 2 Instrumen penelitian ... 47

Lampiran 3 Jadwal tentative penelitian... 51

Lampiran 4 Lembar bukti bimbingan ... 52

Lampiran 5 Lembar uji validitas ... 54

Lampiran 6 Surat etika Penelitian ... 55

Lampiran 7 Surat izin uji reliabilitas... 56

Lampiran 8 Surat uji reliabilitas... 57

Lampiran 9 Surat izin penelitian ... 58

Lampiran 10 Surat penelitian ... 62

Lampiran 11 Master data penelitian... 64

Lampiran 12 Reliability ... 68

Lampiran 13 Pengolahan data ... 69

Lampiran 14 Hasil pengolahan kuesioner ... 71

Lampiran 15 Daftar riwayat hidup ... 74

Lampiran 16 Taksasi dana ... 75

(87)

DAFTAR SKEMA

(88)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Defenisi Operational... 24

Tabel 5.1 Distribusi Frekuwensi Karakteristik Responden... 34

Tabel 5.2 Distribusi Frekuwensi Karakteristik Responden PHBS... 35

(89)

Judul : Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Peneliti : Mukhlizar Ridha

Nim : 111101024

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Abstrak

Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak sehingga anak sekolah tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif. Populasi dalam penelitian ini mencakup siswa dan siswi kelas 3, 4 sampai kelas 5 yang terdiri dari 2 sekolah yaitu SD Negeri 060895 dan SD Negeri 060892. Sampel pada penelitian ini berjumlah 90 responden dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menunjukan PHBS dengan kategori baik yaitu sebanyak 73 orang (81,1%). Kategori cukup berjumlah 16 orang (17,8%) dan kategori kurang yaitu berjumlah 1 orang (1,1%). Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan terutama perawat komunitas untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan program UKS di sekolah-sekolah yang berkaitan dengan PHBS sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak usia sekolah.

(90)

Title of the Thesis : The Implementation of PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in Elementar School Children At Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict

Name of Student : Mukhlizar Ridha Std. ID Number : 111101024

Faculty : Nursing, USU

ABSTRACT

School-aged children are a group of children that has high risk for illness. Besides functioning as the place to learn, a school can also be a threatening place for transmitted disease if it is managed properly. Therefore, Inserting PHBS value is a must so that the children know, are willing, and are able to practice PHBS and play an active role in making a healthy school. The objective of the research was to find out the implementation of PHBS in elementary school children at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict. The research used descriptive method. The population was Grades 3, 4, and 5 students in SD Negeri 060895 and SD Negeri 060892, and 90 of them were used as the samples, taken by using simple random sampling technique. The data were gathered by using questionnaires. The result of the research showed that 73 respondents (81.1%) carried out PHBS in good category, 16 respondents (17.8%) in moderate category, and one respondent (1.1%) in bad category. It is recommended that health care providers, especially community nurses, increase and develop UKS program at schools related to PHBS so that school children’ health increases.

Gambar

tabel 2 dibawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dari penelitian ini adalah 30 remaja yang menjadi pengunjung di warnet game-online yang berstatus gamersyang berada di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang berada di Kelurahan Harjosari

dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga di lingkungan IV kelurahan Sei Putih Tengah Medan Variabel Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Orangtua

Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat di kontrol oleh pihak sekolah dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan

Saya mengharapkan guru kelas atau pihak sekolah agar memberikan izin kepada adik-adik kelas 3, 4 dan kelas 5 dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai

Populasi dari penelitian ini adalah 30 remaja yang menjadi pengunjung di warnet game-online yang berstatus gamersyang berada di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa peran ayah pada remaja di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dalam kategori baik (67,8%) dan remaja di Kelurahan Padang

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa peran ayah pada remaja di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dalam kategori baik (67,8%) dan remaja di Kelurahan Padang