• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acara Pemeriksaan Dalam Perkara Pidana 1 Acara Pemeriksaan Singkat

Dalam dokumen BAB I V (2) docx (Halaman 38-51)

Mengenai acara pemeriksaan singkat diatur dalam bagian kelima BAB XVI.Hanya terdiri dari dari 2 pasal. Pengertian dan ciri perkara singkat yang cara pemeriksaannya dilakukan dengan prosedur acara singkat.

Pasal 203 KUHAP yang berbunyi:

Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan singkat ialah perkara kejahatan atau pelanggaran yang tidak termasuk ketentuan Pasal 205 dan yang menurut penuntut umum pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana dan dalam perkara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penuntut umum menghadapkan terdakwa berserta saksi,ahli juru bahasa dan barang bukti yang di perlukan dalam acara ini berlaku ketentuan dalam Bagian kesatu,Bagian kedua dan Bagian ini sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan ketentuan dibawah ini:

a. Penuntut umum dengan segera setelah terdakwa di sidang menjwab segala pertayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat member tahukan dengan lisan dari catatannya kepada terdakwa tentang tindak pidana yang didakwakan kepadanya dengan menerangkan waktu, tempat dan keadaan pada waktu tindak pidana itu dilakukan. pemberitahuan ini dicatat dalam berita acara dan merupakan penggati surat dakwaan.

b. Dalam hal hakim memandang perlu pemeriksaan tambahan, supaya diadakan pemeriksaan tambahan dalam waktu paling lama empat belas hari dan bilamana dalam waktu tersebut penuntut umum belum juga dapat menyelesaikan pemeriksaan tambahan ,maka hakim memerintahkan perkara itu diajukan ke sidang pengadilan dengan cara biasa.

c. Guna kepentingan pembelaan,maka atas permintaan terdakwa dan atau penasihat hukum,hakim dapat menunda pemeriksaan paling lama tujuh hari.

d. Putusan tidak dibuat secara khusus,tetapi dicatat dalam berita acara sidang.

e. Hakim memberikan surat yang memuat amar putusan tersebut.

f. Isi surat tersebut mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti putusan pengadilan dalam acara biasa. yang dimana dalam pasal ini membahas tentang pengertian pemer.

Pada hakikatnya apa yang di atur dalam KUHAP mengenai perkara singkat, hampir sama dengan yang diatur dalam HIR pada masalaluHIR, perkara singkat di sebut ”perkara sumir”. Jadi, pengertian perkara singkat yang prosedur pemeriksaannya di sidang pengadilan di lakukan dengan acara singkat, dengan prosedur pemeriksaan di lakukan dengan sumir.Malah perkataan perkara singkat adalah terjemahan dari perkataan perkara sumir, sehingga boleh dikatakan tidak ada perbedaan yang pokok antara perkara acara pemeriksaan singkat yang diatur dalam KUHAP dengan perkara acara pemeriksaanyang di atur dalam HIR. Untuk mencari ciri perkara singkat dapat di lihat dari ketentuan pasal 203 KUHAP yang di dalam ketententuanya berbunyi :53

1. Yang menurut acara pemeriksaan singkat ialah perkara kejahatan atau pelanggaran yang tidak termasuk ketentuan Pasal 205 yang berkaitan dengan pemeriksaan cepat dan sifatnya sederhana;

53 Kitab Undang-undang Hukum Acara pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( Wacana Intelektual : cetakan pertama) hal 259.

2. Dalam perkara sebagaimana di maksud dalam ayat 1, penuntut umum menhadapkan terdakwa berserta saksi, ahli, juru bahasa dan barang bukti yang diperlukan;

3. Dalam acara ini berlaku ketentuan dalam Bagian kesatu,Bagian Kedua dan Bagian Ketiga Bab ini sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan ketentuan yaitu :

a. Penuntut umum dengan segera setelah terdakwa di sidang menjawab segala pertanyaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat 1 memberitahukan dengan lisan dari catatannya kepada terdakwa tentang tindak pidana yang didakwakan kepadanya dengan menerangkan waktu, tempa dan keadaan pada waktu itu di lakukan: 2. Pemberitahuan ini di catat dalam berita acara dan merupakan penggati surat dakwaan.

b. Dalam hal hakim memandang perlu pemeriksaan tambahan, supaya diadakan pemerikasaan tambahan dalam waktu paling lama empat belas hari dan bilamana dalam waktu tersebut penuntut umum belum juga dapat menyelesaikan pemeriksaan tambahan, maka hakim memerintahkan perkara itu diajukan kesidang pengadilan dengan cara biasa.

c. Guna kepentingan pembelaan,maka atas permitaan terdakwa dan atau penasihat hukum, hakim dapat menunda pemeriksaan paling lama tujuh hari.

d. Putusan tidak di buat secara khusus,tetapi dicatat dalam berita acara sidang.

e. Hakim memberikan surat yang memuat amar putusan tersebut.

f. Isi surat tersebut mempuyai kekuatan hukum yang sama seperti putusan pengadilan dalam acara biasa.54

Apabila dalam praktek peradilan, hukuman pidana yang di jatuhkan pada terdakwa dalam perkara singkat tidak melampaui 3 tahun penjara.Kalau penuntut umum menilai dan berpendapatpidana yang di jatuhkan pengadilan, tidak melampaui 3 tahun penjara, dapat menggolongkan perkara itu pada jenis perkara singkat. Sebelumnya lebih lanjut membicarakan tata cara pemeriksaan perkara singkat di sidang pengadilan, ada baiknya di singgung ketentuan Pasal 203 ayat 3 yang menegaskan bahwa terhadap acara pemeriksaan singkat berlaku ketentuan yang termuat dalam Bagian Kesatu Bab XVI mengatur tentang”tata cara pemanggilan” terdakwa dan saksi maupun ahli. Tentang tata cara pemanggilan ini sudah di uraikan

54 M. Yahya Harahap , SH.Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP

secukupnya. Yang perlu di tekankan di sini,dalam pemeriksaan perkara acara singkat berlaku tata cara pemanggailan terdakwa, saksi dan ahli sebagaimana yang diatur dalam Pasal 145 dan Pasal 146 KUHAP.

1) Apabila di tempat tinggalnya tidak di ketahui di sampaikan di tempat kediaman terakhir;

2) Apabila di tempat tinggal atau tempat kediaman terakhir tidak dijumpai, surat panggilan di sampaikan melalui kepala desa yang berdaerah hukum pada tempat tinggal atau tempat kediaman terakhir terdakwa;

3) Surat panggilan terhadap terdakwa yang berada dalam tahanan di sampaikan kepada melalui penjabat rutan;

4) Surat panggilan baik oleh terdakwa sendiri maupun orang lain yang menerima surat panggilan untuk di sampaikan kepada terdakwa, dilakukan dengan tanda penerimaan;

5) Apabila tempat tinggal dan tempat kediaman terdakwa tidak diketahui, surat panggilan di tempelkan pada tempat pengumuman digedung pengadilan yang berwenang mengadili;

6) Surat panggilan memuat hari, tanggal serta jam dan tempat siding;

7) Juga surat panggilan harus memuat untuk perkara apa ia dipanggil;

8) Panggilan dilakukan selambat-lambatnya tiga hari sebelum hari sidang.

Bagian Kedua Bab XVI juga berlaku dalam acara pemeriksaan perkara singkat.Bagian kedua mengantur tentang”sengketa wewenang mengadili”. Dengan berlakunya Bagian Kedua Bab XVI dalam pemeriksaan perkara acara singkat, setiap Pengadilan Negeri menerima pelimpahan perkara singkat, lebih dulu meneliti tetang kewenangan mengadili perkara tersebut. Patokan yang akan dipergunakan hakim atau pengadilan menentukan berwenang atau tidak mengadili perkara yang di limpahkan kepadanya, ketentuan yang di atur dalam Bagian Kedua Bab XVI sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 84,85, dan Pasal 86 KUHAP.Asas yang pertama dan utama dalam menentukan kewenangan mengadili perkara menurut Pasal 84 ayat (1) KUHAP ialah asas” tempat tindak pidana dilakukan pada suatu daerah hukum Pengadilan Negeri maka Pengadilan Negeri yang bersangkutan yang berwenang untuk mengadili. Yang perlu di peringatkan di sini, sebelum hakim memeriksa perkara singkat yang dilimpahkan kepadanya, langkah pertama yang harus di teliti tentang berwenang atau tidak mengadili perkara tersebut dengan jalan mengujinya

dengan asas kewenangan mengadili perkara tersebut dengan asas kewenangan mengadili perkara yang diatur dalam Pasal 84,85, dan 86 KUHAP. Seandainya berpendapat tidak berwenang untuk mengadili, dia mengembalikan perkara dengan surat penetapan sesuai dengan ketentuan pasal 148 ayat (1)KUHAP.

Bagian Ketiga Bab XVI juga berlaku dalam pemeriksaan perkara acara singkat. Ini berarti segala ketentuan yang bersangkutan dengan” tata cara pemeriksaan” perkara biasa berlaku juga pada proses pemeriksaan perkara singkat. Dengan kata lain, pada dasarnya proses maupun tata cara pemeriksaan perkara dengan acara biasa. semua aturan yang berlaku bagi acara pemeriksaan biasa berlaku dalam pemeriksaan acara singkat, baik yang berupa:

1. Tata cara pemeriksaan saksi atau ahli yang diatur dalam Pasal 159 dengan Pasal 181 KUHAP( tentang hal ini sudah diuraikan secukupnya pada pembahasan ruang lingkup pemeriksaan saksi);

2. Tata cara pemeriksaan terdakwa sebagaimana yang di atur dalam pasal 153, 154 , 155 ,156 , 157 , 158 , 181 , 182 KUHAP,dan sebagainya jadi dalam perkara acara singkat berlaku hak dan tata cara mengajukan eksepsi atas dakwaan. jika terdakwa terdiri dari beberapa orang, pemeriksaan dapat di lakukan terhadap terdakwa yang hadir dan sebagainya( lebih

lanjut persilahkan kembali teliti uraian mengenai ruang lingkup pemeriksaan terdakwa.

Dalam Pasal 203 ayat (1) dan ayat (2), Undang – Undang membebankan dua kewajiban pokok kepada penuntut umum dalam pelimpahan perkara singka:

1) Kewajiban untuk benar – benar selektif menentukan apakah perkara itu tergolong jenis perkara singkat atau tidak. Inilah langkah dan kewajiban pertama bagi penuntut umum. Dalam menunaikan kewajiban selektif, penuntut umum bertitik tolak pada cirri yang di rumuskan Pasal 203 ayat (1) yakni: pembuktian dan penerapan hukumnya mudah, dan .sifat perkara nya sederhana;

2) Kewajiban penuntut umum menghadapkan terdakwa, saksi, ahli, juru bahasa,dan barang bukti yang diperlukan pada hari itu juga;

Sikap yang demikian yang tepat menurut hukum, dan dikehendaki Pasal 203 Ayat (2).setiap perkara dengan acara singkat yang dilimpahkan penuntut umum kesidang pengadilan, haruslah perkara lengkap dapat dihadapkan pihak – pihak dan barang bukti yang diperlukan pada hari itu juga.

Salah satu ciri yang membedakan acara pemeriksaan biasa dengan acara pemeriksaan singkat ialah ”pembuatan surat putusan”. Dalam pemeriksaan perkara dengan acara biasa, putusan dibuat

”khusus tersendiri” terlepas dari berita acara sidang. sedang dalam pemeriksaan perkara singkat,putusan”disatukan dengan berita acara sidang”. istilah hukum yang dipergunakan Pasal 203 ayat (3) hurf d, putusan dalam pemeriksaan dengan acara singkat” dicatat” dalam berita acara.

2. Acara Pemeriksaan Biasa

Sebagai kelanjutan ketentuan yang terdapat dalam Bab XVI adalah Bagian Ketiga, yang mengatur pemeriksaan perkara di sidang pengadilan dengan acara pemeriksaan biasa. Dalam acara pemeriksaan biasa, proses sidang dilaksanakan dengan tata cara pemeriksaan sebagaimana yang ditentukan undang – undang, dihadiri oleh penuntut umum dan terdakwa,dengan pembacaan surat dakwaan oleh penuntut umum. Memang KUHAP dalam Bab XVI membedakan acara pemeriksaan perkara di sidang Pengadilan Negeri.Dasar titik tolak perbedaan tata cara pemeriksaan, ditinjau dari segi jenis tindak pidana yang diadili pada satu segi, dan dari segi mudah atau sulitnya pembuktian perkara pada pihak lain. Umumnya perkara tindak pidana yang ancaman hukumannya 5 tahun ke atas, dan masalah pembuktiannya memerlukan ketelitian, biasanya diperiksa dengan”acara biasa”. Sedang perkara yang ancaman hukumannya ringan serta pembuktian tindak pidananya dinilai mudah,diperiksa dengan”acara singkat. Atas perbedaan pemeriksaan

tersebut, kita mengenal tiga jenis acara pemeriksaan perkara pada sidang Pengadilan Negeri:

1. Acara Pemeriksaan Biasa: diatur dalam Bagian Ketiga,Bab XVI. 2. Acara Pemeriksaan singkat: diatur dalam Bagian Kelima Bab

XVI.

3. Acara Pemeriksaan Cepat: diatur dalam bagian keenam,Bab XVI yang terdiri dari dua jenis.

Ditinjau dari segi pengaturan dan kepentingan, acara pemeriksaan biasa yang paling luas pengaturannya.Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam acara pemeriksaan biasa inilah dilakukan pemeriksaan perkara – perkara tindak pidana kejahatan berat, sehingga focus pengaturan acara pemeriksaan pada umumnya terletak pada ketentuan – ketentuan yang diatur dalam Pasal-Pasal acara pemeriksaan biasa.

3. Acara Pemeriksaan Cepat

Pemeriksaan dengan acara cepat diatur dalam Bagian Keenam Bab XBI.Pemeriksaan perkara dengan acara cepat terbagi dalam dua paragraph.

1. Acara pemeriksaan tindak pidana ringan, dan

2. Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan.

Acara pemeriksaan cepat merupakan bentuk ketiga tata cara pemeriksaan perkara di sidang pengadilan. bentuk pertama acara

pemeriksaan biasa diatur dalam bagian Ketiga Bab XVI, bentuk kedua pemeriksaan perkara dengan acara singkat yang diatur dalam bagian Kelima Bab XVI. Dalam KUHAP.

Penelitian ini akan mengkaji pokok masalah dengan menggunakan metode yuridis normatif yaitu menelaah peraturan-peraturan mengenai Implementasi peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2012 tentang Tindak Pidana Ringan.

3.2. JenisPendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pendekatan Perundang-Undangan (The Statute Approach)

Dalam pendekatan perundang-undangan peneliti perlu memahami hierarki, dan asas-asas dalam peraturan perundang-undangan55. Pendekatan perundang-undangan yang dimaksud disini adalah aturan atau regulasi yang berkaitan dengan Implementasi peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2012 tentang Tindak Pidana Ringan.

2. Pendekatan Konsep (Conseptual Approach)

Pendekatan konseptual beranjak dari pandamgan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang didalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin didalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian ilmu hukum, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi. 55Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hal 96

Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi56. Konsep tersebut yaitu tentang pandangan-pandangan atau pendapat para pakar tentang Tindak Pidana.

Dalam dokumen BAB I V (2) docx (Halaman 38-51)

Dokumen terkait