2.7 Unified Modelling Language
2.7.4 Activity Diagram
Activity diagram menurut Whitten & Bentley (2007, p.390) merupakan sebuah diagram yang digunakan untuk menggambarkan jalur dari sebuah proses bisnis, proses berjalannya use case, dan juga logika tingkah laku dari objek.
Berikut ini adalah notasi-notasi yang digunakan pada activity diagram:
Table 2.1 Notasi yang digunakan pada activity diagram
Nama Simbol Keterangan
Initial Node
Menunjukan awal dari suatu proses
Actions
Menunjukkan langkah- langkah dari aktivitas
system.
Flow
Anak panah pada diagram menunjukan arah proses dari suatu
aksi.
Decision
Decision berbentuk seperti berlian dan memiliki satu flow masuk dan dua atau lebih flow keluar untuk
menunjukkan kondisi yang dapat dipilih. Flow yang keluar dari decision
diberikan keterangan untuk memberitahu
Nama Simbol Keterangan
Merge
Merge berbentuk seperti diamond dan memiliki dua atau lebih flow yang masuk dan memiliki satu
flow keluar. Merge digunakan untuk menggabungkan flow yang dipisahkan oleh
decision.
Fork
Fork ditandakan oleh simbol garis hitam dengan satu flow masuk
dan dua atau lebih flow keluar. Aksi yang dilakukan dibawah kotak
hitam tersebut berjalan secara bersamaan.
Join
Join ditandakan dengan simbol garis hitam dengan dua atau lebih
flow masuk dan satu flow keluar. Seluruh aksi
yang dilakukan sebelum masuk ke proses harus
diselesaikan terlebih dahulu.
Activity Final
Menunjukkan akhir dari suatu proses
Gambar 2.18 Contoh activity diagram (Whitten & Bentley, System Analysis & Design Methods Seventh Edition, 2007)
Dari contoh gambar activity diagram atas, kita dapat melihat notasi- notasi apa saja yang digunakan untuk activity diagram tersebut:
1. Initial node: Tanda lingkaran menunjukkan dimulainya suatu proses.
2. Actions: Merepresentasikan langkah-langkah yang dijalani dalam
suatu sistem.
3. Flow: Tanda anak panah pada diagram menunjukkan arah dari
proses. Kebanyakan flow tidak perlu diberikan tulisan identifikasi kecuali flow tersebut keluar dari decision.
4. Decision: Dilambangkan dengan berlian dengan satu flow masuk dan dua atau lebih flow keluar. Flow yang keluar dari decision diberikan keterangan untuk memberitahu kondisi flow.
5. Merge: Dilambangkan dengan berlian dengan dua atau lebih flow
masuk dan satu flow keluar. Merge menggabungkan flow yang sebelumnya terpisah oleh decision. Proses akan kembali berjalan melalui flow yang keluar dari merge.
6. Fork: Fork dilambangkan dengan garis hitam horizontal dengan satu
flow masuk dan dua atau lebih flow keluar. Aksi yang keluar dari fork berjalan secara bergantian ataupun bersamaan.
7. Join: Join dilambangkan dengan garis hitam horizontal dengan dua
atau lebih flow masuk dan satu flow keluar. Seluruh aksi yang masuk ke join harus diselesaikan terlebih dahulu.
8. Activity final: Akhir dari proses dilambangkan dengan lingkaran
solid yang berada di dalam lingkaran. 2.8 System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Radack (2016, p. 2), system development life cycle merupakan seluruh proses dari pengembangan, implementasi, dan mengambil informasi memalui beberapa tahapan proses mulai dari inisiasi, analisis, desain, implementasi, pemeliharaan, dan penyelesaian. Terdapat beberapa jenis model dari system development life cycle tetapi hampir seluruhnya terdiri dari beberapa tahapan atau fase. Berikut adalah tahapan dari system development life cycle:
Gambar 2.19 Tahapan proses system development life cycle (Radack, National Institue of Standards and Technology Information Technology Laboratory,
2016)
a. Tahap Inisiasi
Pada tahap inisiasi, perusahaan menetapkan kebutuhan akan suatu sistem dan dokumen yang diperlukan untuk pengembangan.
b. Tahap Pengembangan/Akusisi
Pada tahap ini sistem tersebut didesain, dibeli, diprogram, dikembangkan, ataupun dibangun
c. Tahap Implementasi
Pada tahap ini perusahaan mengkonfigurasi dan mengaktifkan tes untuk mengetahui apakah fungsi dari fitur-fitur sistem sudah berjalan. d. Tahap Operasi/Pemeliharaan
Pada tahap ini sistem dan produk sudah pada tempat yang diinginkan dan sudah beroperasi, jika ada tambahan ataupun modifikasi terhadap sistem dapat dikembangan dan diujikan.
Pada tahap ini informasi, software, dan hardware sistem yang sudah ada akan dilepaskan untuk kemudian akan dimasukkan ke sistem yang baru.
2.9 Scrum
Scurm menurut Schwaber dan Sutherland (2016, p. 3), merupakan sebuah framework dimana orang-orang dapat menyelesaikan masalah yang kompleks dan juga menghasilkan produk dengan hasil yang memuskan secara produktif dan kreatif. Ciri-ciri scurm menurut Schawaber dan Sutherland (2016, p. 3):
a. Ringan
b. Mudah untuk dimengerti c. Sulit untuk dikuasai
Tim Scrum terdiri dari pemilik produk, tim pengembangan, dan scrum master. Pemilik produk bertanggung jawab untuk memaksimalkan nilai dari suatu produk yang dihasilkan tim pengembangan. Sedangkan scrum master bertanggung jawab untuk memastikan scrum dapat dimengerti dan dapat dilaksanakan. Scrum master melakukan hal tersebut dengan cara memastikan tim scrum mengikuti teori, praktek dan aturan yang ada.
Proses berjalannya scrum dibagi menjadi 3 tahapan (Softhouse, 2016):
a. Product Backlog
Product’s owner mengumpulkan seluruh kebutuhan dan spesifikasi yang menjaid basis dari produk seperti fungsi baru ataupun memperbaiki bug. Setelah semua hal ditulis maka seluruh kebutuhan akan dipecah menjadi beberapa segmen. Setiap segmen harus memiliki nilai bisnis dan menjadi bagian-bagian kecil yang spesifik. Prioritas juga harus dibuat pada saat itu oleh product owner. Prioritas yang paling tinggi dimasukkan ke dalam sprint backlog.
b. Sprint
Pada tahap ini anggota tim mengerjakan hal-hal yang ada di dalam sprint backlog dengan jangka waktu yang telah ditentukan, biasanya selama 30 hari
Setiap hari, seluruh anggota tim scrum dan scrum master melakukan pertemuan secara singkat. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengelliminasi hambatan yang mungkin dihadapi oleh kelompok dan juga perkembangan proyek.
Gambar 2.20 Contoh proses scrum (Pressman (2010, p. 83))
2.10 Sistem Basis Data