• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

C. ACUAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI 1.Perencanaan 1.Perencanaan

a. Pengertian

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Majid, 2008:15)

23

Menurut Kaufman mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencakup nilai-nilai:

1) Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan. 2) Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.

3) Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.

4) Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.

5) Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.

6) Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategiyang dicapai (Harjanto, 2011:2).

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2000:61) mengatakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. (Majid,2008:16)

b. Tahap Perencanaan

Berikut tahap perencanaan menurut Harjanto (2001:17) adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas dalam melaksanakan fungsi perencanaan.

24 2) Menetapkan prosedur perencanaan.

3) Mengadakan reorganisasi struktural internal administrasi agar dapat berpartisipasi dalam preoses perencanaan serta proses implementasinya.

4) Menetapkan mekanisme prosedur untuk mengumpulkan dan

menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan. c. Manfaat Perencanaan

Terdapat beberapa manfaat perencanaan menurut Abdul Majid (2008:22) yaitu:

1) Sebagai petujuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

2) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

3) Sebagai pedoaman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.

4) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

5) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi kesesimbangan kerja. 6) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

2. Pelaksanaan

a. Pengertian Pelaksanaan

Pelaksanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (2007:890).

25

Menurut Hougen (1959) pelaksanaan merupakan tahap yang melibatkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh petugas (baik lembaga maupun individu) yang ditunjuk untuk menyebarkan informasi dan melakukan pembinaan terkait dengan norma-norma yang telah ditetapkan dan penyajian yang telah di susun (Muslich, 2010: 23).

Sedangkan menurut Terry dalam Moedong (199:82) pelaksanaan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berkenan berusaha mencapai sasaran agar sesuai perencanaan managerial dan usaha-usaha organisasi.

b. Unsur-unsur dalam Pelaksanaan

Agar kegiatan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, terdapat beberapa unsur dalam pelaksanaan, diantaranya:

1) Pengorganisasan

Merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan ( hubungan kerja antar-orang), sehingga terwujud kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan. Dalam

pengorganisasian ada pembagian tugas, wewenang, dan

tanggungjawab secara terperinci menurut bidang-bidang dab bagian-bagian, sehingga terciptalah hubungan yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah diterapkan.

2) Pengarahan

Ialah suatu usaha untuk menjaga agar sesuatu yang direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.

26 3) Pengkoordinasian

Pengkoordinasian disekolah bermakna usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan unit lainya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

4) Komunikasi

Dalam pelaksanaan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan menyampaikan gagasan sangat penting.

5) Pengawasan

Setiap pelaksanaan program dari program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Pengawasan terkait erat dengan aktivitas dari suatu program. Oleh karena itu, supervisi haruslah teliti sekaligus mengetahui ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan (Asmani, 2011: 49-55).

c. Faktor Pelaksanaan

Menurut Edward yang dikutip oleh Abdullah (1987:40) faktor penentu keberhasilan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1) Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang disampaikan.

27

2) Sumber daya, meliputi empat komponen yaitu terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan keputusan kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggungjawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

3) Sikap dan komitmen pelaksanaan terhadap program.

4) SOP (Standar Operating Procedures) yang mengatur tata aliran progam.

Sumber: (ekhardiblogspot.com/2010/12/pelaksanaan.html?m=1) diakses pada 5 Februari 2016 pukul 14:04 WIB.

d. Prinsip pelaksanaan 1) Prinsip kesisteman

Harus mencerminkan adanya kebulatan atau totalitas dari berbagai komponen secara utuh, adanya saling ketergantungan antar bagian dalam mencapai tujuannya.

2) Prinsip akuntabilitas

Setiap orang, pejabat atau pimpinan unit kerja dalam suatu

organisasi yang mempunyai atau diberi tugas harus

mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatannya untuk

mendorong terlaksananya tujuan organisasi yang baik, baik tanggung jawab hukum, etika maupun moral.

28 3) Prinsip organisasi

Tercermin dengan sistem pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan selalu terdapat pada setiap pimpinan/atasan dalam berbagai tingkatan organisasi sesuai dengan fungsi masing-masing.

4) Prinsip koordinasi

Harus dapat melaksanakan pengaturan kerjasama yang baik,sehingga dapat mewujudkan kegiatan yang terpadu dan selaras dalam mencapai tujuan yang di tetapkan.

5) Prinsip komunikasi

Berfungsi pula sebagai sarana hubungan antara pusat dan daerah, antara pimpinan atau atasan dengan bawahan, sehingga terjadi pendekatan secara pribadi untuk memupuk hubungan kerja yang lebih baik dan harmonis.

6) Prinsip pengendalian

Harus mampu memberikan bimbingan tekad administrasi, teknis oprasional dan bantuan pemecahan masalah untuk kelancaran dan keberhasialan pelaksanaan tugas.

7) Prinsip intergritas

Harus didasarkan pada kepribadian yang dilandasi unsur jujur, berani, bijaksana, teliti, serta penuh tanggung jawab, sehingga menimbulkan kepercayaan, rasa hormat, dan keteladanan.

29 8) Prinsip objektivitas

Harus di dasarkan pada fakta yang dinilai berlandaskan pada ukuran yang ditetapkan, keahlian/ kecakapan, serta kebebasan daripengaruh pandangan subjektif pihak yang berkepentingan.

9) Prinsip futuristik

Harus mampu melihat jauh kedepan sehingga dapat menghindarkan secara awal/dini kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kebocoran.

10) Prinsip preventif

Pada dasarnya dimaksudkan untuk tidak mencari kesalahan, melainkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kebocoran.

11) Prinsip represif

Harus bersifat tegas terhadap penyimpangan atau bentuk-bentuk kebocoran lainya.

12) Prinsip edukatif

Selalu berusaha menunjukkan kesalahan atau kekeliruan dalam hal terjadi penyimpangan/ kebocoran untuk selanjutnya dapat disampaikan saran yang bersifat membangun bagi perbaikan atau penyempurnaanya dan terhindar dari kemungkinan terulangnya kembali hal yang sama ntuk waktu berikutnya.

30 13) Prinsip korektif

Selalu berusaha menunjukan kesalahan atau kekeliruan penyebab penyimpangan atau kebocoran dan cara memperbaiki atau menyempurnakan agar tujuan atau rencana atau target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

14) Prinsip 3E (ekonomis, efisien dan efektif)

Harus dilaksanakan secara cermat, tepat waktu, dan penuh perhitungan dari berbagai pertimbangan, sehingga sasaran, kegiatan dan tujuan atau kebijakan yang telah ditetepkan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya secara ekonomis, efisiaen dan efektif (Akdon, 2009:196-197)

3. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Menurut Bloom dalam Daryanto (1997:1), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.

Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Tujuan dari evaluasi adalah

31

memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. (Widoyoko, 2009:6)

Dalam skripsi ini yang dimaksud evaluasi berarti proses penilaian. Penilaian dalam program pembinaan yang dilaksanakan sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan akhlak.

b. Fungsi Evaluasi

Berikut fungsi evaluasi menurut Widoyoko (2009:11-14) 1) Mengomunikasikan program kepada publik

2) Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan. 3) Penyempurna program yang ada.

4) Meningkatkan partisipasi. c. Tahapan Evaluasi

Menurut Widoyoko (2009:18-21) tahapan pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan

2) Menentukan desain evaluasi 3) Penyusunan instrumen penilaian 4) Pengumpulan data

5) Analisis d. Teknik Evaluasi

Menurut Daryanto (2005:28-54), teknik evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu:

32

a) Skala bertingkat (rating scalae)

Skala menggambarkan suatu nilai berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.

b) Kuesioner (questionare)

Adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang akan diukur responden.

c) Daftar cocok (check list)

Adalah deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.

d) Wawancara (interview)

Adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. e) Pengamatan

Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

f) Riwayat hidup

Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupanya.

33

Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat pengumpul lain, tes ini bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

Ditinjau dari kegunaan tes dibedakan menjadi 3 yaitu: a) Tes diagnostik

Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan

kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

b) Tes Formatif

Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program.

c) Tes Sumatif

Dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian program. Dilaksanakan pada akhir semester.

34 BAB III

Dokumen terkait