• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Pelaksanaan Pembinaan Akhlak

Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan,alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaanya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan.

Pelaksanaan pembinaan akhlak yang ada di SMK Karya Nugraha Boyolali ini sudah berjalan lancar dan cukup baik. Pelaksanaan di laksanakan setiap hari sesuai teori pelaksanaan yang di sebutkan oleh westa (1985:17) diatas. Adaya program,waktu,pelaksana, dan penanggungjawab kegiatan. Kegiatan di lakasanakan oleh semua pihak, baik siswa, guru maupun

71

karyawan. Berikut program pembinaan akhlak di SMK Karya Nugraha Boyolali di antaranya adalah:

1. Shalat Dhuha

Kegiatan shalat dhuha dilaksanakan ketika jam istirahat pertama pukul 10.00 WIB. Bertujuan agar para guru dan siswa bisa mengikuti kegiatan tanpa mengganggu pembelajaran. Tujuan shalat duha berjamaah adalah untuk membimbing siswa agar selalu melaksanakan shalat secara berjamaah, dilancarkan rizki, dimudahkan segala hal dan membentuk pribadi siswa agar taat dalam melaksanakan ibadah. Tujuan lain juga shalat berjamaah dapat membangun silaturrahmi antar siswa maupun guru. Shalat dhuha dilaksanakan di mushala sekolah serta di masjid di lingkungan sekolah. Guru mengingatkan kepada siswa dikelas untuk melaksanakani shalat duha. Ketika bel berbunyi para siswa beranjak menuju mushala untuk melaksanakan shalat dhuha. Pelaksanaan dengan program sudah berjalan dengan baik.

Pelaksanaan shalat duha sesuai teori tentang ruang lingkup akhlak yaitu akhlak beragama yaitu tentang kewajiban terhadap Allah (Yanuar, 2007: 17). Bahwa sebagai muslim yang baik hendaknya menjaga hubungan baik kepada Allah salah satunya dengan melaksanakan shalat dhuha. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih siswa untuk lebih taat beribadah kepada Allah dan menjalankan apa yang di perintahkan Allah.

Metode yang digunakan dalam program ini adalah metode pembiasaan yang kontinyu. Siswa di biasakan untuk melaksanakan shalat dhuha setiap

72

hari. Agar tercipta kebiasaan bagi siswa untuk melaksanakan shalat dhuha. Karena dalam pembinaan perlu adanya pembentukan sikap yang berkelanjutan agar siswa terbiasa dengan hal-hal yang bersifat positif.

Shalat dhuha bukan program yang wajib dilaksanakan. Karena untuk mewajibkan kegiatan ini terkendala tempat yang kurang memadahi. Mengingat mushala sekolah tidak cukup menampung seluruh siswa secara bersamaan. Ukuran mushala hanya dapat menampung maksimal 50 orang, sedangkan jumlah siswa sekitar 1290 siswa.

Untuk program ini tidak terlaksana sesuai target program, karena banyak siswa yang tidak melaksanakan. Banyak siswa yang cenderung menggunakan waktu istirahat untuk jajan ke kantin.

2. Shalat Dzuhur Berjamaah

Shalat dzuhur berjamaah dilaksanakan ketika jam istirahat kedua pukul 12.30 WIB. Tujuanya agar guru dan siswa bisa mengikuti tanpa mengganggu pembelajaran. Pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah ini sesuai dengan teori yang ada yaitu ketika masuk waktu dhuhur ketika matahari telah tergelincir atau condong kearah barat dan berakhir ketika masuk waktu Ashar. Dilaksanakan 4 rekaat dengan di pimpin oleh salah satu guru yang bertindak sebagai imam. Guru agama mengawasi siswa dalam melaksanakan shalat.

Shalat dzuhur dilaksanakan secara berjamaah karena untuk melatih siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah. Karena di dalam melaksanakan ibadah shalat wajib, Allah memberikan pahala yang berlipat

73

27 derajat bagi yang melaksanakan secara berjamaah. Selain dari itu pelaksanaan secara berjamaah untuk menyingkat waktu agar seluruh siswa dapat melaksanaan ketika jam istirahat saja. Sehingga siswa bisa menggunakan waktu yang tersisa untuk makan siang atau jajan dikantin.

Pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah merupakan wujud Akhlak terhadap Allah. Seperti teori yang menyebutkan bahwa: Iman kepada Allah tidak cukup hanya sekedar mempercayai akan adanya Allah saja, melainkan sekaligus juga harus diikuti dengan beribadah dan mengabdi kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, yang realisasi/manifestasinya berupa: diamalkannya segala perintah Allah dan dijauhinya segala larangan Allah. Dan semuanya ini dikerjakan dengan tulus ikhlas, semata-mata hanya karena Allah (Hamaidi, 1980: 20).

Sekolah ini menggunakan shalat dzuhur berjamaah sebagai program pembinaan akhlak karena shalat berjamaah dapat mengajarkan siswa untuk disiplin dan tepat waktu. Sehingga dengan diadakanya shalat berjamaah siswa dilatih untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Shalat dzuhur berjamaah juga dapat mempererat silaturrahmi antar guru maupun siswa. Intensitas berkumpulnya siswa dan guru dapat menumbuhkan sikap untuk saling menyayangi dan saling mengenal. Selain itu shalat dzuhur berjamaah juga dapat menjauhkan siswa dari perilaku menyimpang.

Metode yang digunakan dalam program ini adalah metode pembiasaan yang kontinyu. Siswa di biasakan untuk melaksanakan shalat dzuhur secara berjamaah. Agar tercipta kebiasaan bagi siswa untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah. Karena dalam pembinaan perlu

74

adanya pembentukan sikap yang berkelanjutan agar siswa terbiasa dengan hal-hal yang bersifat positif.

Metode keteladanan juga perlu digunakan dalam program ini. Karena kebiasaan guru dan siswa yang melaksanakan shalat berjamaah dapat memberi pengaruh positif terhadap guru maupun siswa lain.

Shalat berjamaah 4 rekaat ini berlangsung cukup baik. Pelaksanaan cukup lancar, meski guru harus beberapa kali mengingatkan siswa di kelas-kelas. Kendala terletak pada tempat pelaksanaan yang berpencar yang mengakibatkan proses pengawasan guru kurang maksimal. Sehingga beberapa siswa kabur dan tidak mengikuti shalat berjamaah.

3. Bimbingan Wali kelas

Pelaksanaan bimbingan wali kelas dilakukan setiap minggu sekali oleh wali kelas dan sebulan sekali oleh guru BP. Guru BP dan wali kelas masuk kedalam kelas sesuai jadwal kelas. Pembinaan berisi materi tentang motivasi dan pengarahan tentang berperilaku baik. Guru juga mendorong siswa untuk menaati tata tertib dan berprestasi . Tujuan dari pembiaan ini agar guru bisa mengontrol siswa dan membimbing siswa jika ada suatu masalah.

Sekolah memilih bimbingan wali kelas sebagai program pembinaan akhlak karena bimbingan kelas ini sebagai sarana kontrol terhadap siswa. Guru mengontrol tentang bagaimana sikap siswa di dalam kelas, bagaimana absensi siswa, masalah-masalah yang timbul dilingkungan sekolah serta pelaksanaan tata tertib sekolah. Hal ini memudahkan guru

75

agar dapat segera mengambil sikap jika suatu ada masalah pada siswa. Selain itu bisa dijadikan koreksi bagi guru untuk merencanakan maupun melaksanakan program pembinaan yang lainnya.

Tujuan bimbingan wali kelas sudah sesuai teori tentang tujuan pembinaan akhlak agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa di jalan yang lurus, jalan yang telah di gariskan oleh Allah Swt. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Ali Abdul, 2004: 159). Sehingga pembinaan kelas sangat perlu dalam pembentukan akhlak siswa terutama di sekolah maupun lingkungan sekitar.

Metode pembinaan yang digunakan dalam program ini adalah metode ceramah . Yaitu siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru di dalam kelas. Namun untuk dapat memecahkan masalah siswa dalam kelas, guru juga menggunakan metode tanya jawab dan diskusi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dengan siswa. Serta untuk mengurangi efek bosan pada siswa jika hanya mendengarkan ceramah dari guru.

Pelaksanaan sudah berjalan baik. Namun kendala berada di jumlah guru BP yang tak bisa mempuni dalam memasuki seluruh kelas. Karena jumlah kelas yang banyak dan jumlah guru BP terbatas, menyebabkan tidak semua kelas dapat dimasuki guru BP dalam satu bulan.

4. Membaca Asmaul Husna

Asmaul husna merupakan cerminan dari perilaku Allah SWT terhadap umatNya. SMK Karya Nugraha Boyolali menerapkan asmaul

76

husna sebagai metode pembinaan akhlak di lingkungan sekolahnya. Sekolah melilih asmaul husna kerena pembentukan karakter atau watak berawal dari penguatan unsur-unsur perasaan, hati yang menghiasi nurani manusia dengan nilai-nilai luhur yang tumbuh dengan kesadaran kearifan.

Watak yang sempurna dengan nilai-nilai luhur (akhlaqul karimah) ini akan melahirkan tindakan terpuji, yang tumbuh dengan motivasi (nawaitu) yang bersih (ikhlas). Nilai-nilai ajaran islam mengajarkan agar setiap muslim wajib mengagungkan Allah dan menghargai nikmatNya yang menjadi sumber dari rezeki, kekuatan, kedamaian dan membimbing manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Pengenalan Asmaul akan mendorong setiap siswa memahami tentang arti kehidupannya. Oleh karena itu sekolah menerapkan pembacaan asmaul husna bagi siswa agar membentuk karakter yang baik untuk siswa.

Pelaksanaan pembacaan asmaul husna dilakukan setiap hari. Sebelum jam pelajaran dimulai, setiap pagi siswa membaca asmaul husna dengan di bimbing oleh guru yang mengisi pelajaran. Kegiatan ini dilakasanakan di dalam kelas masing-masing. Setelah bel masuk berbunyi siswa bergegas masuk, ketua kelas memimpin doa kemudian membaca asmaul husna bersama-sama dengan dibimbing guru. Tujuanya adalah agar siswa bisa menghafal asmaul husna sedikit demi sedikit dan di beri kelancaran dalam menerima pelajaran.

Metode yang digunakan dalam program ini yaitu metode pembiasaan yang kontinyu. Siswa dilatih untuk membaca asmaul husna setiap hari.

77

Untuk mencapai tujuan pembinaan yang sudah di targetkan, perlu adanya pembiasaan-pembiasaan terus menerus agarmencapai hasil yang maksimal.

Dalam program ini guru bertindak sebagai pemimpin jalanya kegiatan. Guru memimpin serta mengawasi pelaksanaan kegiatan. Guru juga menegur jika ada siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam melaksanaakan kegiatan. Kegiatan ini terlaksana secara otomatis karena ini adalah kegiatan wajib setiap harinya. Siswa melaksanakan dengan sangat baik. Yaitu membaca asmaul husna setelah itu dilanjutkan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Pelaksanaan program ini sangat lancar tanpa kendala apapun. Siswa sudah terbiasa karna ini hal yang wajib dilaksanakan setiap harinya. 5. Tadarus Al-Qur’an

Tadarus Al-Qur’an dilakukan setiap pagi di hari selasa dan kamis. Kegiatan dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran di mulai. Ketika bel masuk berbunyi, guru membimbing siswa untuk membaca surat pendek melalui pengeras suara. Dimulai dari membaca Al-Fatihah

kemudian juz’amma. Setelah Juz’amma selesai dilanjutkan QS

Al-Baqaroh, kemudian siswa menyimak dan mengikutinya dengan lantang dari kelas masing-masing.

Tujuan dari kegiatan ini agar para siswa mempunyai hafalan jus 30 serta untuk melatih siswa untuk mencintai Al-Qur’an. Selain itu membaca surat pendek jus 30 dapat menambah semangat siswa dalam melaksanakan

78

pembelajaran. Pembinaan akhlak melaui kegiatan membaca surat pendek ini dapat menambah spiritualitas siswa. Agar siswa cenderung memilih kegiatan positif daripada melakukan hal yang bersifat negatif.

Sekolah memilih kegiatan ini sebagai program pembinaan akhlaknya karena dalam membaca Al-Quran menjadikan batin lebih tenang, sehingga siswa diharapkan mendapat manfaat dari membaca Al-Quran. Membaca Al-Qur’an secara tidak langsung dapat meningkatkan kecerdasan otak, sehingga siswa dapat belajar lebih baik.

Metode yang digunakan dalam program ini yaitu metode pembiasaan yang kontinyu. Siswa dilatih untuk membaca Al-Qur’an secara berkala yaitu setiap kamis dan selasa. Untuk mencapai tujuan pembinaan yang sudah ditargetkan, perlu adanya pembiasaan-pembiasaan terus menerus agar mencapai hasil yang maksimal.

Siswa melaksanakan kegiatan dengan tertib di kelas masing-masing. Namun beberapa kali terlihat siswa yang asyik ngobrol sendiri bersama temanya. Guru bertindak sebagai pengawas. Mengawasi setiap siswa yang melaksanakan kegiatan. Siswa yang tidak mau melaksanakan akan mendapat teguran. Kendalanya ada beberapa siswa yang masih malas membawa jus amma maupun Al-Qur’an.

6. Ekstrakulikuler BTQ

BTQ merupakan singkatan dari Baca Tulis Al-Qur’an. Ekstrakulikuler dilaksanakan terjadwal sesuai waktu yang disepakati guru dan siswa. Dilaksanakan ketika jam pelajaran telah usai. Kegiatan ini di

79

bimbing oleh guru PAI yang bertindak sebagai mentor. Guru menunjuk salah satu siswa yang kemampuanya lebih untuk menjadi tutor. Waktu pelaksanaan selama 2 jam perminggu.

Siswa yang belum mampu maupun belum lancar membaca Al-Quran diwajibkan mengikuti ekstrakulikuler BTQ. Dalam ektrakuler ini diajarkan membaca Al-Quran dan menulis arab. Meskipun sekolah ini sekolah Islam tetapi pada kenyataanya masih banyak siswa yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an.

Sekolah memilih kegatan ini sebagai bagian dari pembinaan tujuanya agar siswa bisa mahir membaca Al-Quran dan dapat mencapai nilai ketuntasan minimal pelajaran PAI. Membaca Al-Qur’an dan menulis Al-Quran sangat penting karena masuk dalam penilaian raport.

Hubungan pelaksanaan BTQ terhadap pembinaan akhlak adalah untuk menjadikan siswa lebih religius dan mencintai Al-Quran. Sesuai dengan teori tentang macam pembinaan yaitu: pembinaan kecakapan (skill training), diadakan untuk membantu para peserta guna mengembangkan kecakapan yang sudah dimiliki atau mendapatkan kecakapan baru yang diperlukan untuk pelaksanaan tugasnya.

Dalam pelaksanaan banyak siswa yang cenderung malas untuk mengikuti kegiatan. Sehingga guru harus sering mengingatkan siswa ketika jam pelajaran PAI. Beberapa siswa malu untuk berangkat kegiatan, karena dianggap kurang menguasai dalam membaca Al-Qur’an.

80

Kegiatan dilaksanakan setiap hari jumat. Setelah kegiatan belajar mengajar usai. Pelaksanaan sudah baik dan tepat waktu. Syarat dan rukun pelaksanaan sesuai dengan syariat. Siswa melaksanakan dengan baik.

Dalam pelaksanaan banyak siswa yang bergurau dan ngobrol dengan temannya sendiri ketika khatib menyampaikan kutbah. Beberapa siswa yang kurang tertib misalnya tidak mendengarkan kutbah, iqomat berlangsung baru bergegas ke masjid. Dan ada beberapa kelompok siswa yang asyik bergurau dengan temanya ketika kutbah disampaikan.

Metode yang digunakan dalam program ini adalah metode pembiasaan yang kontinyu. Yaitu dalam pelaksanaan yang seminggu sekali. Program ini juga menggunakan metode ceramah. Ceramah di dapatkan dari hasil pelaksanaan sholat jumat yang berupa mendengarkan kutbah dari kotib. Serta keteladanan guru yang memberi contoh kepada siswa untuk selalu melaksanakan shalat jumat.

Guru bertindak sebagai pelaksana dan pengawas kegiatan. Guru mengingatkan dan mengajak siswa laki-laki untuk melaksanakan shalat jumat di masjid. Guru juga harus menjadi teladan yang baik bagi siswa yaitu datang tepat waktu masjid.

8. Sholat Idul Adha

Kegiatan dilaksanakan setiap tahun sekali yaitu pada tanggal 10 Dzulhijah. Tempat pelaksanaan di lapangan sekolah. Pelaksanaan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibentuk oleh pihak sekolah. Diawali dengan takbir bersama kemudian sholai id dan diteruskan

81

penyembelihan hewan kurban. Setelah itu pembagian daging kurban kepada masyarakat kurang mampu di lingkungan sekolah.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa untuk berbagi kepada sesama serta untuk meneladani kisah dari Nabi Ibrahim AS. Keteladanan yang bisa diambil yaitu: sifat tawadhu’, ikhlas dan rela berkorban serta taat atas apa yang Allah perintahkan.

Dalam pelaksanaanya sudah cukup baik. Siswa mengikuti kegiatan dengan teratur. Namun banyak siswa yang lebih memilih melaksanakan sholat idul adha dirumah.

Guru bertindak sebagai pengawas serta pelaksana kegiatan. Dalam pelaksanaanya guru dibantu oleh OSIS. Guru menilai tanpa menggunakan instrumen apapun.

9. Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah di tentukan sekolah. Ekstrakulikuler yang ada di sekolah ini berbagai macam antara lain pencak silat, futsal, seni tari, bakti sosial, PMR, komputer, paskibra, dan pramuka. Setiap siswa dituntut untuk mengikuti ekstrakulikuler agar tertampung bakat dan minat masing-masing siwa. Tujuanya agar pembinaan agar lebih terarah dan siswa lebih berprestasi dengan kemampuan masing-masing.

Metode yang digunakan dalam program ini sesuai dengan ekstrakulikuler masing-masing. Karena setiap ekstrakulikuler memiliki cara dan metode pencapaian tujuan masing-masing.

82

Pelaksanaan terlaksana baik. Hanya saja untuk ekstrakulikuler wajib pramuka kelas 10 dan 11 ada siswa yang sering membolos dan enggan mengikuti kegiatan. Hal itu karena beberapa alasan salah satunya siswa lebih memilih untuk pulang dan bermain daripada mengikuti pramuka. Tetapi ada sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan pramuka tersebut.

Berikut tabel pencapaian pelaksanaan program pembinaan akhlak di SMK Karya Nugraha Boyolali.

Tabel 4.1

Pencapaian Pelaksanaan Program Pembinaan Akhlak

No. Nama program Pelaksanaan Keterangan

1. Shalat Dhuha Kurang Dalam pelaksanaan masih belum berjalan

dengan baik karena tidak ada penilaian. Target yang diharapkan belum tercapai. Banyak siswa yang tidak melaksanakan, karena tidak ada sanksi yang bdiberikan jika tidak melaksanakan program.

2. Shalat Dzuhur Berjamaah

Cukup Baik Pelaksanaan dengan program sudah

berjalan sesuai. Namun untuk waktu yang ditentukan dengan pelaksanaan tidak pas, sering molor karena siswa tidak tepat waktu menuju masjid atau mushola. Tempat yang kurang memadahi untuk melaksanakan kegiatan.

3. Bimbingan Wali Kelas

Baik Pelaksanaan sesuai dengan program yang terencana. Tetapi tidak semua kelas dapat dibimbing guru BP dalam satu bulan, karena keterbatasan jadwal guru.

4. Membaca

Asmaul Husna

Sangat Baik Pelaksanaan program sangat berjalan dengan lancar dan sukses. Target program terlaksana dengan baik tanpa halangan apapun. Siswa sudah terbiasa dengan program yang ada.

83

Qur’an baik. Perlaksanaan tetap berjalan meski

ada beberapa anak yang tidak membawa jus amma atau Al-Qur’an.

6. Ekstrakulikuler BTQ

Kurang Baik Pelaksanaan kurang mendapat respon baik dari siswa. Target program dengan pelaksanaan tidak sesuai.

7. Shalat Jumat Baik Berjalan lancar dan tepat waktu.

Pelaksanaan berjalan efektif. Hanya murid yang masih selengekan.

8. Shalat Idul Adha Baik Berjalan cukup baik. Hanya saja beberapa

siswa lebih memilih melaksanakan sholat id dirumah masing-masing.

9. Ekstra kulikuler Baik Sudah sesuai dengan tujuan program.

Seluruh kegiatan ekstrakulikuler berjalan dengan baik. Dan dari ekstrakulier itu mendapatkan berapa prestasi yang telah dicapai.

Dokumen terkait