• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Kehamilan

2.6.4 Adaptasi terhadap Kehamilan secara Fisiologis dan

Adaptasi maternal merupakan akibat kerja hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat kerja hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lain. Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang wanita, dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Walaupun kehamilan merupakan fenomena normal, namun dapat timbul masalah yang harus dikenali oleh perawat dan ibu hamil. Sejalan dengan penyesuaian yang diharapkan terjadi selama masa hamil, beberapa penyakit juga menimbulkan perubahan. Beberapa contoh adalah kadar hemoglobin yang rendah, laju endap darah yang tinggi, dispnea saat istirahat, dan perubahan fungsi jantung serta keseimbangan endokrin. Perubahan-perubahan ini menunjukkan usaha tubuh untuk melindungi ibu dan janin (Bobak, dkk, 2005).

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,

pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis (Bobak, dkk, 2005).

I. Adaptasi Fisiologis Tanda Kehamilan

Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil di,kenal sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori, presumsi, yaitu perubahan yang dirasakan wanita (misalnya amenore, keletihan, perubahan payudara) ; kemungkinan, yaitu perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (misalnya, tanda Hegar ballottement, tes kehamilan ; dan pasti (misalnya, ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin

1. Trimester I

- Sistem Reproduksi

a. Vagina dan Vulva ; akibat pengaruh hormone esterogen, vagina dan vulva mengalami perubahan. Sampai minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan(lividae) tanda ini disebut tanda chatwick. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. b. Serviks Uteri ; mengalami perubahan karena homon esterogen. Jika korpus

uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar esterogen meningkat dan dengan adanya

hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka konsistensi menjadi lunak yang disebut tanda Goodell.

c. Uterus ; akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh esterogen dan progesterone. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa.

d. Ovarium ; pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm,

kemudian dia mengecil setelah plasenta terbentuk.

e. Payudara/Mamae ; mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, esetrogen dan progesteron akan tetapi belum mengeluarkan ASI.

f. System Endokrin ; perubahan pada system endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu.

2. Trimester II - Sistem Reproduksi

a. Vulva dan Vagina ; karena hormone esterogen dan progesteron terus menerus meningkat menjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh- pembuluh darah alat genetalia membesar. Hal ini dapat dimengerti karena ogsigenisasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat.

b. Serviks Uteri ; konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. c. Uterus ; pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama skali diisi oleh

ruang amnion yang berisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.

d. Ovarium ; pada usia 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.

e. Payudara/mamae ; pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrums.

f. Kenaikan berat badan 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. 3. Trimester III

- System Reproduksi

a. Uterus ; pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus segmen bawah rahim (SBR) menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.

b. System Traktus Uranius ; pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolism air menjadi lancer.

c. System Respirasi ; pada usia 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar kea rah diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas.

d. Kenaikan berat badan ; terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.

e. Sirkulasi Darah ; hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25 % dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hemotokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu massa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi.

II. Adaptasi Psikologis 1. Trimester I

Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas pertama calon ibu :

- Untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya.

- Saat mulai hamil maka hormon estrogen dan progesterone mengalami peningkatan sehingga akan mempengaruhi pada perubahan fisik

sehingga sering ibu hamil merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.

- Sering merenungkan dirinya dan sering muncul kebingungan tentang kehamilannya dengan pengalaman buruk yang pernah dialaminya sebelum kehamilan (terutama jika ia wanita karir), tanggung jawab baru akan dipikul, kecemasannya tentang kemampuan dirinya untuk menjadi seorang ibu, keuangan dan rumah, penerimaan kehamilannya berupa mual, lelah, perubahan selera, emosional.

- Kuatir akan terjadi keguguran mereka cenderung menunda memberitahukan orang lain bahwa dirinya hamil sampe ia benar-benar yakin.

- Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan dan rasa mual. 2. Trimester II

- Periode ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Pada umumnya mereka sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi dan rasa nyaman karena tidak hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Libido juga meningkat pada masa ini.

- Fase prequickening dan postquickening. Quickening mungkin

menyerang wanita untuk memikirkan bayinya adalah bagian dari dirinya.

3. Trimester III

Fase ini disebut sebagai periode penantian. Mulai muncul kekuatiran akan kesakitan untuk melahirkan. Merasa dirinya aneh dan jelek. Sangat memerlukan dukungan suami dan keluarga. Libido tidak setinggi pada trimester kedua.

a. Adaptasi Maternal ; adaptasi teruhadap peran sebagai ibu. Merupakan proses social dan kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri tetapi dipelajari. Kehamilan dapat menyebabkan krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress tetapi ini dapat diimbangi dengan kesadaran wanita tersebut untuk menyiapkan diri untuk member perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar.

b. Menerima Kehamilan ; langkah pertama dalam adaptasi terhadap peran ibu ialah menerima kehamilan dan mengasimilasi hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut. Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesipan wanita dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilan.

c. Kesiapan Menyambut Kehamilan ; ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan. Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan.

d. Respon Emosional ; wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya akan memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya dan untuk anggota keluarga yang lain. Perubahan mood dan peningkatan sensivitas terhadap orang lain ini akan membingungkan mereka sendiri dan juga orang-orang di sekelilingnya.

e. Respon terhadap Perubahan Bentuk Tubuh ; perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester pertama belum terlihat perubahan tubuh tetapi dalam trimester kedua pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan perkembangan kehamilan.

f. Menyiapkan Peran Ibu ; banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orangtua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi menjadi orangtua.

g. Menyiapkan Hubungan Ibu-Anak ; ikatan emosional dengan anak mulai pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu. Mereka berpikir seolah-olah mereka menjadi seorang ibu dan membayangkan kualitas seorang ibu seperti yang mereka miliki.

III. Adaptasi Maternal

Wanita dari remaja sampai wanita usia sekitar 40-an, menggunakan masa hamil sembilan bulan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses social dan kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (Rubin dalam Bobak, dkk, 2005). Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk member perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Seiring dengan persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orangtua. Secara bertahap ia berubah dari seorang yang bebas dan berfokus pada diri sendiri menjadi orang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat individu lain.

Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas-tugas perkembangan tertentu : menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur kembali hubungan ibu dan anak perempuan serta antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rubin dalam Bobak, dkk, 2005).

Dokumen terkait