• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PROSES MASUK AGAMA HINDU DAN BUDDHA 1. Konsep Agama Hindu dan Buddha

B. Agama Buddha

Agama Buddha pada awalnya bukan sebuah agama,tetapi hanya merupakan suatu paham baru dalam agama Hindu, yang disebut Budhisme. Muncul sebagai protes terhadap perbedaan kasta, terutama Kasta Brahmana yang dianggap terlalu banyak mempunyai hak-hak istimewa, dan kasta-kasta lain yang dianggap terlalu membedakan kedudukan seseorang. Semua itu dipandang kurang adil.

Paham tersebut disebut Budhisme karena dikembangkan dan disebarluaskan oleh Sidharta Buddha Gautama, seorang putra Raja Sudhodana dari Kerajaan Kapilawastu, termasuk keturunan suku bangsa Sakya. Kemudian ajarannya berkembang menjadi agama Buddha.

Konsep agama Buddha mengajarkan bahwa hidup adalah menderita, dan penderitaan itu terjadi karena ketidaktahuan manusia akan kebenaran yang hakiki, kebenaran yang mutlak. Namun ada jalan keluar untuk mengentas manusia dari ketidaktahuan (awidya), yaitu melalui jalan kebenaran yang harus ditempuh manusia selama hidupnya.

Penganut agama Buddha percaya bahwa tujuan hidup manusia di dunia adalah menghentikan reinkarnasi, karena reinkarnasi adalah penderitaan (samsara) yang bersifat sementara. Sedangkan penderitaan sebenarnya apabila seseorang terus-menerus mengalami reinkarnasi, atau selalu dilahirkan kembali ke dunia, yang berarti terus-menerus mengalami penderitaan. Oleh karena itu, konsep agama Buddha mengajarkan bagaimana agar manusia terbebas dari kehidupan yang berulang-ulang, yaitu apabila telah dapat mencapai nirwana. Seseorang yang dapat masuk nirwana, dianggap telah terbebas dari ketidaktahuan, terbebas dari penderitaa

Budha sebagai suatu ajaran dapat berkembang menjadi suatu agama dengan kitab sucinya Tripitaka (tiga keranjang) yang menggunakan bahasa Pali bahasa rakyat Magadha. Selanjutnya, agama Budha berkembang menjadi dua aliran yaitu aliran Mahayana (kendaraan

besar) dan aliran Hinayana (kendaraan kecil). Kemudian kedua agama yaitu Hindu-Budha tersebut berkembang keberbagai negara di Asia Timur maupun Asia Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya mempengaruhi

2. Proses Masuknya Agama Hindu dan Buddha di Nusantara

Sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas. Permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke hubungan agama dan budaya. Ada beberapa faktor pendukung dalam interaksi antara Indonesia dan India.Kawasan nusantara terletak di daerah khatulistiwa dan diapit oleh dua benua, yaitu benua Asia di sebelah utara dan benua Australia di sebelah selatan. Kondisi ini mengakibatkan kepulauan Indonesia sebagai jembatan bagi kedua benua tersebut. Nusantara juga dikelilingi dua samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik.

Pergeseran matahari secara bergantian arah ke utara dan ke selatan melintasi khatulistiwa mengakibatkan benua Australia maupun Asia bergantian menjadi pusat tekanan udara rendah dan udara tinggi. Pengaruh tersebut menyebabkan bertiupnya sistem angin musim di kawasan Nusantara. Angin musim barat-laut bertiup antara bulan Desember hingga Maret, sedangkan angin musim tenggara bertiup dari Juli sampai September. Angin musim inilah yang merupakan kondisi yang disediakan oleh alam untuk menjelma hubungan antara Asia-Nusantara-Australia. Oleh karena itu, timbullah hubungan timbal balik antara Asia termasuk India dengan Nusantara.

Hasil bumi Nusantara yang sangat laku dalam perdagangan dunia sejak lama merupakan daya tarik bagi pedagang asing untuk berhubungan dengan

pedagang nusantara. Tentunya rakyat nusantara iuga memerlukan berbagai barang dari luar negeri antara lain logam mulia, perhiasan, barbagai barang tenunan, barang pecah belah, dan kerajinan. Sedangkan, wilayah nusantara sendiri memiliki komoditas perdagangan antara lain, lada, cengkeh, kayu gaharu, dan kapur barus.

Faktor lain yang menyebabkan hubungan antara Asia dengan nusantara ialah adanya pusat-pusat kebudayaan di Asia, yang secara kuat memancarkan pengaruhnya. Salah satu pusat kebudayaan itu adalah India. Kondisi ini didukung pula dengan perubahan jalur perdagangan. Jalur perdagangan pada awal masehi tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih ke jalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka.

Kontak-kontak lalu lintas perdagangan mengawali hubungan dalam bidang kebudayaan dan kenegaraan. Hubungan dagang ini memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk memperoleh kemahiran-kemahiran tertentu yang diperlukan agar mampu berhadapan dengan pedagang asing dengan taraf yang sama. Golongan pedagang ini mampu menumbuhkan organisasi perdagangan dan politik untuk menjamin kelancaran dan kelanggengan hubungan dagang tersebut

Penyiaran agama Budha di Indonesia yang dikenal dengan misi disebut Dharmadhuta. Tersiarnya agama Budha di Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 M, dibuktikan dengan penemuan patung Budha dari perunggu di Jember dan Sulawesi Selatan. Patung-patung itu berlanggam Amarawati. Juga ditemukan patung Budha dari batu di Palembang. Agama Buddha masuk ke Indonesia juga melalui jalur perdagangan, bahkan dilakukan secara damai. Pada awalnya tidak begitu banyak penganutnya. Namun sejak abad ke-7 Masehi, agama Buddha berkembang pesat dan tersebar luas diwilayah Indonesia, dengan pusat di Kerajaan Sriwijaya.

Penyiaraan agama Hindu berlangsung lebih lambat bila dibandingkan dengan agama Buddha. Awal sejarah Hindu di Indonesia terungkap dengan diketemukannya prasasti peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Berdasarkan kedua prasasti tersebut para ahli menyimpulkan bahwa sejak abad ke-4 dan ke-5, pengaruh agama dan

kebudayaan Hindu telah masuk Indonesia. Kemudian disusul pengaruh Hindu ke Indonesia pada abad ke-5 Masehi. Agama dan budaya Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendeta dari India atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti dua jalur. Berikut ini, jalur masuknya agama Hindu dan Buddha ke nusantara adalah sebagai berikut :

a. Jalur Laut

Para penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur India–Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.

b. Jalur Darat

Para penyebar agama dan budaya Hindu–Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia

2. Teori Masuk dan Berkembangnya Agama serta Kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia

Hubungan dagang antara Indonesia dengan India telah mengakibatkan masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia. Secara garis besar terdapat dua pokok mengenai masuknya pengaruh Hindu dan Buddha. Pendapat pertama yang beranggapan bahwa bangsa Indonesia berlaku pasif dalam proses tersebut. Pendapat kedua, yang menunjukkan peran aktif kepada bangsa Indonesia. Pendapat atau teori tersebut di antaranya: