• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agen-Agen Fisik Pencemaran Udara dan Dampaknya bagi Kesehatan

Dalam dokumen Media Lingkungan Air Udara Pangan Vektor (Halaman 35-39)

2.2 UDARA

2.2.3 Agen-Agen Fisik Pencemaran Udara dan Dampaknya bagi Kesehatan

Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan suhu normal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, kemampuan untuk beradaptasi dengan temperatur luar terjadi jika suhu luar tubuh tidak lebih dari 20 % untuk panas dan 35 % untuk kondisi dingin.

Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Kesehatan Manusia

Temperatur Keterangan

±490C Dapat tahan sekitar 1 jam tetapi jauh diatas tingkat

kemampuan fisik dan mental

±300C

Aktifitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam bekerja dan

menimbulkan kelelahan fisik

±240C Kondisi optimum

±100C Kelelahan fisik yang ekstrem mulai muncul

Uap air merupakan pelarut berbagai polutan dan memengaruhi konsentrasi polutan di udara. Selain itu, uap air dapat memfasilitasi kehidupan mikroorganisme di udara serta dapat melepaskan senyawa volatile yang berasal dari bahan bangunan, seperti ammonia dan formaldehida. Untuk mencapai kenyamanan, kelembaban udara yang dibutuhkan bekisar 20-60%. Jika lebih dari itu, ruang yang terlalu lembab dan dinding yang basah dapat mengganggu kesehatan manusia. Jika semakin tinggi beban kerja, semakin besar pengaruh kelembaban terhadap detak jantung manusia.

c. Kecepatan Alir Udara

Kecepatan aliran udara memengaruhi gerakan udara dan pergantian udara dalam suatu ruangan. Kecepatan aliran udara yang sesuai dalam ruangan besarnya bekisar antara 0.15 sampai dengan 1.5 m/s. Jika kecepatan udara kurang dari 0.1 m/s, ruangan udara menjadi tidak nyaman. Sebaliknya, jika kecepatan udara terlalu tinggi, akan menimbulkan kebisingan, sehingga mengganggu pendengaran.

d. Pencahayaan

Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang melewati udara, jumlah atau kualitas cahaya yang jatuh ke suatu permukaan biasa disebut iluminasi. Jika tingkat iluminasi tidak sesuai, maka akan menimbulkan gangguan pada mata.

e. Bau

Bau merupakan agen kualitas udara yang penting, karena dapat menunjukkan keberadaan zat kimia yang berbahaya, seperti hidrogen sulfida atau ammonia. Suatu udara dikatakan tercemar dapat digambarkan pertama kali dengan indra penciuman kta melalui bau.

f. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses, dimana udara bersih dialirkan ke dalam ruang udara dan udara kotor dialirkan keluar. Kualitas udara dalam ruangan tergantung pada udara luar ruangan. Apabila udara luar ruangan

baik, maka udara dalam ruangan juga baik, jika udara luar kotor, maka udara dalam ikut tercemar. Ventilasi yang buruk akan memengaruhi kesehatan, terutama sistem pernapasan. Zat zat yang terkandung dalam udara yang tercemar dapat menimbulkan ISPA atau penyakit pernapasan lainnya.

g. Kebisingan

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu kesehatan. Tingkat kebisingan maksimal dalam ruangan kerja adalah sebesar 85 dBA. Jika tingkat kebisingan lebih dari 85 dBA, maka pendengaran akan terganggu dan bisa menimbulkan ketulian. h. Debu

Debu adalah salah satu bahan yang sering disebut partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter/SPM) dengan ukuran 1- 500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara, baik dalam maupun di luar gedung (Indoor and Outdoor Pollution), debu sering dijadikan indicator pencemaran yang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relative lama dalam keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan. Bahaya debu bagi kesehatan yakni dapat membahayakan mata hingga dapat membuat mata sulit tembus pandang. Selain itu juga dapat menyebabkan Pneumokoniosis penyakit yang menganggu sistem pernafasan terutama pada paru-paru akibat dari debu mineral pembentukan jaringan parut.

i. Silika

Silika merupakan serpihan-serpihan bekas kaca, silica juga merupakan agen fisik pada pencemaran udara, partikel-partikel silica itu bisa dikatakan sangat kecil dan tajam, dan apabila silica tersebut terhirup oleh manusia dapat mengganggu sistem pernapasan, dampak kesehatan lainnya dari silica adalah silicosis hal ini terjadi akibat silica bebas (SiO2)

yang terdapat dalam debu terhirup waktu bernapas dan tertimbun dalam paru-paru, pada umumnya penyakit ini dapat menyerang para pekerja tambang dan bangunan.

2.2.4 Agen-Agen Kimia Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

a) Karbon Monoksida (CO)

Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifatnya yang dapat mengikat hemoglobin secara reversibel, 230-270 kali lebih kuat daripada oksigen. Akibatnya, terjadi gangguan transportasi oksigen dalam darah sehingga ketersediaan oksigen di jaringan menurun. Kondisi seperti ini dapat mengganggu kinerja organ-organ yang mengonsumsi oksigen dalam jumlah besar seperti otak dan jantung. CO yang terdapat di sistem saraf pusat dapat menyebabkan edema dan nekrosis fokal. Sedangkan CO yang terdapat di jantung dapat menyebabkan kegagalan respirasi di tingkat seluler akibat terjadi hipoksia pada jaringan.

b) Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur Dioksida adalah gas yang tidak berwarna, larut dalam air, tidak mudah terbakar, dan memiliki bau yang menyengat. Sumber utama emisi SO2 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak) dan

letusan gunung berapi. Sulfur Dioksida dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan selaput lendir mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Lebih dari 95% SO2 yang dihirup dengan konsentrasi tinggi dapat mengganggu

pernapasan, yakni mempengaruhi fungsi paru-paru, memperburuk kondisi penderita penyakit bronkitis dan emfisema, dan juga memperburuk kondisi jantung pada orang-orang yang berisiko terkena penyakit jantung.

Cadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini berbahaya terhadap pembuluh darah. Karena bisa membuat kadar ph dalam darah menjadi basa sehingga membuat darah susah untuk menangkap oksigen akibat matinya sel darah merah

d) Timah

Keberadaan timbal dalam tubuh dapat berpengaruh dan mengakibatkan berbagai gangguan fungsi jaringan dan metabolisme. Gangguan mulai dari sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal, system reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf serta gangguan fungsi paru-paru. Pengaruh lain yang sangat mengkawatirkan kita, bahwa seorang anak kecil dapat menurun dua point tingkat kecedasannya jika terdapat 10– 20 µg/dl pb dalam dalam darahnya. Beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa timbal dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan kemampuan belajar dan membuat anak hiperaktif. Kondisi dapat dijelaskan bahwa jaringan lunak tubuh yang dapat menyerap Pb antara lain otak, hati, limfa, ginjal dan sumsum belakang dalam bentuk Pb posfat, kemudian mengalami redistribusi.

2.2.5 Agen Biologik Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Dalam dokumen Media Lingkungan Air Udara Pangan Vektor (Halaman 35-39)

Dokumen terkait