• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Lingkungan Air Udara Pangan Vektor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Media Lingkungan Air Udara Pangan Vektor"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

AIR, UDARA, MAKANAN, DAN VEKTOR MAKALAH PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

Kelompok 5

Adhim Arrauf 1306375733

Annisa Shabahati Permatasari 1306403945 Fahreza Mohamad Aditama 1306375292

Ilma Dewayani 1306375323

Rani Mardhatillah 1306407400

Sinta Ayu Anggraini 1306375821

Syarifah Kusumadewi 1306462986

Tadzkia Dara Ayunda 1306375430

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM S1 REGULER

▸ Baca selengkapnya: rpph tema air udara api pdf

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya lah makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan wujud pengertian kami atas materi Penyakit Berbasis Lingkungan \

Makalah ini dibuat oleh home group lima dengan referensi buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dikaji. Makalah yang kami buat ini mungkin masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Selain itu kami juga berterima kasih kepada Prof. dr. Umar Fahmi Ahmadi MPH., Ph.D dan Ibu Ema Hermawati S.Si., M.KM. sebagai dosen mata kuliah ini yang telah membimbing kami membuat makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini kelak berguna untuk fasilitator dan para mahasiswa dan mahasiswi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan secara umum.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dosen, peserta didik dan setiap mahasiswa yang membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk setiap yang membacanya.

Depok, Oktober 2014

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 AIR...3

2.1.1 Definisi Air Bersih...3

2.1.2 Sumber Air Bersih...3

2.1.3 Cara Menjaga Ketersediaan Air Bersih...4

2.1.4 Siklus Hidrologi dan Kaitannya dengan Pencemaran Air...5

2.1.5 Pencemaran Air...7

2.1.6 Syarat Kualitas Mikrobiologi, Kimia, dan Fisik Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan...7

2.1.7 Agen-Agen Mikroorganisme pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan...10

2.1.8 Agen-Agen Kimia pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan ...11

2.1.9 Agen-Agen Fisik pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan ...13

2.1.10 Mekanisme Masuknya Agen Mikroorganisme, Kimia, dan Fisik ke Dalam Sumber Air Bersih...14

(5)

2.1.12 Sektor yang Terlibat Dalam Pencemaran Air...17

2.2 UDARA...24

2.2.1 Definisi Udara...24

2.2.2 Pencemaran Udara...26

2.2.3 Agen-Agen Fisik Pencemaran Udara dan Dampaknya bagi Kesehatan28 2.2.4 Agen-Agen Kimia Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan...31

2.2.5 Agen Biologik Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan32 2.2.6 Indoor Air Pollution...34

2.2.7 Cara Pencegahan Pencemaran Udara oleh Agen-Agen Lingkungan...35

2.2.8 Sektor yang Berperan dalam Pencemaran Udara...37

2.3 PANGAN...42

2.3.1 Pengertian Makanan...42

2.3.2 Peran Pangan di dalam Kesehatan Masyarakat...42

2.3.3 Mikroorganisme dan Bahan Kimia yang Sering Mengkontaminasi Makanan...43

2.3.4 Agen-Agen Mikroorganisme yang Sering Mengkontaminasi Makanan dan Dampaknya terhadap Kesehatan...45

2.3.5 Agen-Agen Kimia yang Sering Mengkontaminasi Makanan dan Dampaknya Terhadap Kesehatan...47

2.3.6 Mekanisme Agen Mikroorganisme Mengkontaminasi Makanan...51

2.3.7 Mekanisme Agen Kimia Mengkontaminasi Makanan...57

2.3.8 Cara Pencegahan Kontaminasi Makanan oleh Mikroorganisme...58

2.3.9 Cara Pencegahan Kontaminasi Makanan oleh Agen Kimia...61

2.3.10 Sektor yang Terlibat dalam Pencegahan Kontaminasi Pangan...63

2.4 VEKTOR...67

(6)

2.4.2 Hospes...68

2.4.3 Reservoir...70

2.4.4 Vektor Nyamuk...71

2.4.5 Vektor Lalat...73

2.4.6 Nyamuk Aedes...74

2.4.7 Nyamuk Anopheles...76

2.4.8 Nyamuk Culex...80

2.4.9 Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kehidupan Nyamuk dalam Keseluruhan Siklus Hidup Nyamuk...81

2.4.10 Cara Memutuskan Rantai Penularan Penyakit yang Ditularkan oleh Vektor Nyamuk (Pada Simpul 1, 2, 3, 4)...83

2.4.11 Sektor yang Berperan dalam Pemutusan Rantai Penyakit...86

BAB III PENUTUP...91

3.1 Kesimpulan...91

3.2 Saran...91

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Pasal 1 UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam menjalani kehidupan lingkungan memiliki peran penting terhadap kesehatan seseorang. Interaksi antara lingkungan dan manusia menentukan terjadi atau tidaknya penyakit pada suatu populasi. Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Untuk memahami interaksi yang terjadi antara lingkungan dan manusia, ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, diantaranya (1) faktor biologis yang mencakup agent biologis penyakit terdiri dari virus, riketsia, bakteri, jamur, helmintes, parasit yang menginfeksi manusia melalui air yang tercemar, udara, makanan atau tanah; (2) faktor fisik, yang berdampak langsung terhadap kesehatan seperti radiasi, ionisasi, asbes, dan vibrasi; (3) faktor kimia yaitu berbagai bahan kimia menyebabkan penyakit, misalnya asap rokok; (4) faktor sosial ekonomi seperti umlah penduduk semakin tinggi menyebabkan sistem sanitasi semakin buruk.

(8)

diterapkan pada media-media lingkungan seperti air, udara, pangan, dan vektor. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan, maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. Udara yang kotor seperti debu, asap rokok, asap pembakaran, asap pabrik dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan khususnya dalam perkembangbiakan dan penyebaran berbagai bibit penyakit. Selain itu, kebersihan dan keamanan pangan dan tidak terkendalinya vektor penyakit juga memiliki potensi besar dalam menyebabkan kondisi yang tidak kondusif untuk kesehatan manusia. Untuk itu perlu dipelajari kelima media lingkungan tersebut sebagai awal pengetahuan dalam mencegah penyakit berbasis lingkungan

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan komponen lingkungan yang ada di air? 2. Agen apa saja yang menyebabkan pencemaran air? 3. Apa dampak pencemaran air bagi kesehatan manusia? 4. Jelaskan komponen lingkungan yang ada di udara? 5. Agen apa saja yang menyebabkan pencemaran udara? 6. Apa dampak pencemaran udara bagi kesehatan manusia? 7. Apa peran pangan dalam kesehatan masyarakat?

8. Agen apa saja yang menyebabkan kontaminasi makanan?

9. Apa dampak dari kontaminasi makanan bagi kesehatan manusia? 10. Apa yang dimaksud dengan vektor, hospes, dan reservoir? 11. Apa saja organisme yang berperan sebagai vektor?

12. Bagaimana mekanisme vektor dalam menyebabkan penyakit? 1.3 Tujuan

1. Mengetahui komponen lingkungan di dalam air dan udara

2. Mengetahui agen-agen pencemaran air dan dampaknya terhadap kesehatan manusia

3. Mengetahui agen-agen pencemaran udara dan dampaknya terhadap kesehatan

4. Mengetahui peran makanan terhadap kesehatan masyarakat

(9)

6. Mengetahui peran dan mekanisme vektor dalam menyebarkan penyakit terhadap manusia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AIR

2.1.1 Definisi Air Bersih

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/menkes/IX/1990, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Selain itu WHO menjelaskan bahwa air yang aman untuk diminum adalah air yang tidak akan menimbulkan resiko kesehatan apabila dikonsumsi.

2.1.2 Sumber Air Bersih

Secara teori, terdapat tiga jenis sumber air bersih, yaitu air hujan (air angkasa), air permukaan, dan air tanah. Berikut ini merupakan sumber air berdasarkan kualitasnya.

a) Air Hujan (Air Angkasa)

Dari kualitas airnya, air angkasa belum terkontaminasi namun mudah merusak logam. Air angkasa terdiri dari embun, air hujan, dan salju. Air hujan merupakan air angkasa yang jatuh ke permukaan tanah.

b) Air Permukaan

Pada umumnya, air permukaan telah terkontaminasi zat-zat yang bersifat merusak seperti bakteri dan zat-zat kimia serta kaya akan O2 dan CO2. Air permukaan merupakan air yang terdapat pada permukaan bumi. Air permukaan meliputi air sungai, danau, telaga, waduk, dll.

(10)

Air tanah merupakan air yang terdapat di dalam tanah. Kebanyakan air tanah berasal dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah. Pada umumnya, kualitas air tanah akan menjadi baik apabila telah melalui penyaringan yang sempurna.

2.1.3 Cara Menjaga Ketersediaan Air Bersih

Masalah ketersediaan air merupakan salah satu masalah penting terutama bagi masyarakat perkotaan. Untuk itu, beberapa hal dibawah ini dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan air bersih.

1. Efisiensi penggunaan air

Efisiensi penggunaan air dapat dikatakan juga kegiatan menghemat air, yaitu menggunakan air seperlunya. Hal paling sederhana dalam hal ini adalah mematikan keran saat sedang memakai sabun saat mencuci tangan.

2. Daur ulang air

Daur ulang air merupakan salah satu cara untuk menghemat air yaitu dengan cara menggunakan kembali air yang telah dipakai dengan ataupun tanpa menggunakan proses penyaringan. Namun, kebanyakan hasil daur ulang air tidak digunakan untuk kebutuhan sanitasi.

3. Membuat bendungan

Bendungan berupa danau ataupun waduk dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menjaga air bersih karena dapat menampung air hujan. Hasil air dari bendungan ini dapat digunakan untuk mengairi sawah atau membuat pembangkit listrik tenaga air.

4. Reboisasi dan membuat lubang biopori

(11)

Apabila air melimpah namun kondisi air tersebut tidak bersih, maka air tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak dapat digunakan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-harinya, terutama untuk kebutuhan sanitasi. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk tidak membuang limbah rumah tangga di muara atau sepanjang aliran air bersih untuk menjaga kualitas air.

2.1.4 Siklus Hidrologi dan Kaitannya dengan Pencemaran Air

Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut terkondensasi membentuk awan, pada akhirnya dapat menghasilkan presipitasi. Presipitasi jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfir oleh penguapan (evaporasi) dan pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman. Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air permukaan (surface streamflow) maupun air dalam tanah bergerak ke tempat yang lebih rendah yang dapat mengalir ke laut. Namun, sejumlah besar air permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan pemeluhan (transpirasi) sebelum sampai ke laut (Linsley, dkk, 1989).

(12)

Air hujan bukan lagi merupakan air murni dengan susunan kimia sebagai H2O. Berbagai proses alam maupun berbagai kegiatan manusia yang menghasilkan limbah baik gas maupun zat padat berupa debu dapat berpengaruh terhadap kualitas air hujan. Proses terjadinya hujan yang dimulai dengan terbentuknya uap air karena pendinginan,terbentuknya titik-titik air karena adanya inti kondensasi yang berupa debu mateorik maupun garam sudah memasukkan zat lain ke dalam titik air sehingga komposisinya bukan lagi mumi H2O. Di atmosfer

terdapat berbagai macam gas. Nitrogen, SOX, CO2, oksigen dan lain sebagainya.

Ketika titik-titik air tersebut cukup besar dan jatuh kepermukaan bumi, selama proses jatuhnya terlarut gas-gas yang terdapat di atmosfer. Di atmosfer terdapat pula debu, baik yang dikeluarkan melalui proses alam maupun oleh aktivitas manusia (dari pabrik misalnya). Debu tersebut dapat terbawa jatuh oleh air hujan, dan beberapa bagian daripadanya akan larut dalam air hujan yang menyebabkan berubahnya komposisi air hujan tersebut. Aktivitas vulkanisme yang menghasilkan gas sulfatar (SO2) menyebabkan hujan yang jatuh di daerah gunung

api aktif mempunyai komposisi yang kaya akan kadar SO4.

Presipitasi yang mencapai permukaan tanah hanya mengandung sejumlah kecil zat terlarut. Air hujan tersebut bereaksi dengan mineral tanah dan batuan yang konyak dengannya. Jumlah dan jenis mineral yang terlarut di dalamnya tergantung dari susunan kimiawi dan sifat fisik batuan, demikian pula tergantung pada pH dan redoks potensial air. Larutan garam yang berasal dari proses pelapukan tanah dan pelarutan batuan oleh hujan menambah tinggi kadar zat kimia yang terlarut dalam air tanah.

(13)

2.1.5 Pencemaran Air

Menurut SK Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/1/1988 tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau dimasukkan makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

2.1.6 Syarat Kualitas Mikrobiologi, Kimia, dan Fisik Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

A. Persyaratan Mikrobiologi

Menurut permenkes no 492/menkes/per/IV/2010, persyaratan mikrobiologis yang menyatakan kualitas air adalah :

a. Bakteri Eschericia coli dalam satuan 100 ml sampel, jumlah maksimal yang boleh ada adalah 0.

b. Bakteri koliform dalam satuan 100 ml sampel, jumlah maksimal yang diperbolehkan sebanyak 0.

B. Persyaratan Kimia

(14)

Jika dalam penjabarannnya adalah seperi dibawah ini:

a) Air bersih harus berada pada pH netral

pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004:32). Dikatakan airmemiliki PH netral jika PH nya berada pada rentang 6-8. Untuk itu diperlukan pengendalian bahan bahan kimia pencemar kualitas air. Karena bahan bahan kimia tersebut rata rata dapat membuat PH menjadi asam

b) Tidak mengandung bahan kimia beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya dalam kadar melebihi ambang bats seperti yang ditunjukka pada gambar diatas.

c) Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam.

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain dalama kadar yang melebihi ambang batas (Kusnaedi, 2004).

(15)

Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation-ion) logam valensi dua (Sutrisno,2004). Untuk itu Air bersih harus memilikki kesadahan rendah dengan bebas dari bahan bahan kimia yang mencemari sungai

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 416/MENKES/PER/IX/1990

C. Persyaratan Fisik

Diatur dalam Peraturan menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan kualitas AIR MINUM. Kualitas air minum ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, sesuai Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, yang mencantumkan parameter sebagai standar penetapan kualitas air minum, meliputi parameter fisik, bakteriologis, kimia, dan radioaktif. Parameter bakteriologis dan kimia (anorganik) merupakan parameter yang terkait langsung dengan kesehatan, sedangkan parameter fisik dan kimia lainnya merupakan parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan.

 Parameter fisika

(16)

1. Tidak Berbau : Air yang berbau dapat disebabkan proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air.

2. Jernih : Air keruh adalah air mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat terlindung oleh partikel tersebut (Slamet, 2007).

3. Tidak Berasa : Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut.

4. Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air minum idealnya ± 3 ºC dari suhu udara di atas atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energi air (Kusnaedi, 2002).

5. TDS : Total Dissolved Solid/TDS, adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 -10 -3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan

bahan-bahan lain (Effendi, 2002). Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada sistem perpipaan.

2.1.7 Agen-Agen Mikroorganisme pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan

Berikut adalah contoh agen mikroorganisme pada air yang tercemar dan dampaknya bagi kesehatan :

a. Bakteri Escheria colli.

(17)

gastroenteritis seperti diare, selain itu bakteri Eschericia colli meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung.

b. Bakteri koliform.

Bakteri koliform merupakan salah satu bakteri gram negatif yang dijadikan indikator kualitas air minum, semakin banyak bakteri ini, semakin tercemar air. Zat etionin yang dihasilkan bakteri ini dapat menimbulkan kanker.

c. Dysentery bacillus.

Dysentry bacillus merupakan bakteri berbentuk batang yang menyebabkan penyakit disentri. Gejala yang ditimbulkan adalah diare berat sampai mengeluarkan darah/lendir, muntah muntah, nyeri perut, kram perut, dan demam tinggi.

d. Bacillus thypus

Bakteri yang berbentuk batang ini menyebabkan penyakit tifus. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit perut, mual, muntah, dan lidah berwarna putih.

e. Vibrio chloreae

Bakteri ini menimbulkan penyakit kolera, yang memiliki gejala diare, muntah muntah, tekanan darah rendah, detak jantung yang menjadi cepat, dank ram otot.

f. Virus Hepatitis A

Virus yang menyebabkan penyakit hepatitis A ini terdapat pada makanan atau air yang tercemar, sehingga menimbulkan gejala kulit dan mata berwarna kuning, urin berwarna gelap, nyeri otot, demam, serta kehilangan nafsu makan.

(18)

Virus polio terdapat pada air atau makanan yang terkontaminasi oleh tinja, sehingga menimbulkan kelumpuhan kepada penderita.

2.1.8 Agen-Agen Kimia pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan

Berikut adalah contoh agen kimia pada air yang tercemar dan dampaknya bagi kesehatan:

 Benzena

Jika terpapar dan mengenai kulit dapat merusak dan melumpuhkan sistem saraf

 Arsen

Arsen (As) adalah logam yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toksik. As biasanya digunakan untuk racun tikus. Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma, mual, diare, pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit. As dapat menimbulkan iritasi, alergi, dan cacat bawaan.

 Chloroform

Jika terpapar dapat merusak sistem saraf

 Timbal

Jika terpapar dan dimasukka via oral oleh media air dapat menyebabkan kerusakan tenggorokan

 Merkuri

(19)

Pencemaran air oleh merkuri umumnya akibat limbah-limbah industri. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala gangguan pada :

a) Susunan saraf pusat (SSP), seperti kelainan kepribadian, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan.

b) Gastro-intestinal (GI), seperti stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi, dan gigi mudah lepas.

c) Kulit, seperti dermatritis dan ulcer. Hg organik cenderung merusak susunan saraf pusat, sedangkan Hg anorganik biasanya merusak ginjal, dan menyebabkan cacat bawaan.

 DDT

Dapat merusak sistem saraf

 Belerang

Dapat membuat darah menjadi asam

2.1.9 Agen-Agen Fisik pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan Agen fisik merupakan agen yang sifatnya dapat disentuh dan dirasakan.

Agen fisik yang dapat menyebabkan pencemaran air diantaranya yaitu:

1. Bahan sintetik misalnya plastik, material sintetik, petroleum based materials. Bahan bahan ini merupakan endocrine disruptor, yaitu adanya berbagai kelenjar endokrin produsen hormon yang terganggu. Hormon yang terganggu bisa bervariasi mulai dari hormon pengendali pertumbuhan sel, hormon seksual, kanker prostat, IQ, violent behaviour, birth defect, dan lain sebagainya.

(20)

makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersebut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga

air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.

3. Partikel padat yang tersuspensi. Ini menyebabkan kekeruhan air ataupun kenaikan temperatur air melebihi batas dari baku mutunya sehingga tidak baik bila dikonsumsi manusia.

4. Pelapisan minyak pada permukaan air. Minyak yang menutupi permukaan dapat menghambat oksigen yang seharusnya masuk ke dalam air. Adanya kandungan oksigen yang kurang pada air bisa merugikan biota yang ada di dalam air.

2.1.10 Mekanisme Masuknya Agen Mikroorganisme, Kimia, dan Fisik ke Dalam Sumber Air Bersih

Pada dasarnya, pencemaran sumber air berasal dari industri, rumah tangga, dan pertanian yang terjadi melalui beberapa cara. Agen-agen pencemar sumber air tersebut antara lain:

Bahan kimia

a. Insektisida untuk pemberantas hama

(21)

b. Pupuk pertanian

Selain menggunakan insektisida, sektor pertanian juga melakukan pemupukan pada tanamannya. Biasanya, pupuk pertanian ini mengandung unsur fosfat dan nitrat. Bila material dari pupuk ini masuk ke sumber air bersih melalui cucian air hujan yang mengalir ke sumber air, maka akan meningkatkan unsur zat-zat hara di perairan. Hal ini dapat menyebabkan tidak terkontrolnya pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat. Peristiwa ini disebut eutrofikasi yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut pada sumber air tersebut.

c. Zat warna kimia

Hampir semua industri menggunakan zat warna kimia dalam proses pembuatan produknya. Zat warna ini merupakan racun bagi tubuh manusia karena bisa memicu tumbuhnya sel-sel kanker yang biasanya masuk melalui konsumsi air minum. Zat warna ini dapat sampai ke sumber air melalui limbah industri yang tidak diproses secara ramah lingkungan yang kemudian di buang ke saluran perairan.

Agen Fisik

a. Ion logam penyebab korosi

Ion logam ini merupakan bahan anorganik yang sulit terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan yang biasanya berasal dari limbah industri. Peningkatan logam ion logam pada air akan terjadi bila masuk ke perairan. Ion Mg dan Ca dapat menyebabkan air sadah yang menimbulkan sifat korosi dan endapan atau kerak pada besi. Biasanya ion-ion ini masuk ke sumber air melalui pipa atau peralatan lain dari industri yang terbuat dari besi yang menyalurkan limbah ke saluran perairan sehingga menyebabkan pencemaran pada sumber air. Selain itu, ion logam berat seperti Pb, Cd, atau Hg yang bersifat racun bila terdapat pada air akan menyebabkan air menjadi tidak layak minum.

(22)

Serpihan kayu ini berasal dari industri yang tidak membersihkan dengan baik sisa-sisa proses pembuatan produknya sehingga serpihan ini dapat masuk ke sumber air melalui tiupan angina atau melalui saluran air yang menuju sumber air di lingkungan.

Mikroorganisme

Biasanya mikroorganisme patogen yang terdapat dalam sumber air menjadi penyebab penyakit yang digolongkan dalam waterborne disease. Beberapa mikroorganisme ini antara lain:

Salmonella typhosa  melalui limbah industri akibat kesalahan metode pemurnian air dan kontaminasi silang antara pipa air dan saluran air limbah; penyebab tifus

Shigella dysentery  melalui feses yang tercemar ke sumber air; penyebab disentri

Escherichia coli  melalui feses yang tercemar ke sumber air; penyebab diare

Vibrio cholera  penyebab kolera

2.1.11 Cara Pencegahan Agar Air Bersih Tidak Terkontaminasi Mencegah dari Agen Fisik

Di rumah tangga :

 Adanya pemisahan sampah (organic dan anorganik) lalu dikolaborasikan dengan pengelola lingkungan seperti RT untuk didaur ulang.

 Tidak membuang sampan sembarangan.

(23)

pembalut ke toilet. Mereka dapat merusak proses pengolahan limbah dan akhirnya mengotori perairan.

 Jauhkan cat, minyak, larutan pembersih, bahan kimia kolam renang, insektisida, dan bahan kimia rumah tangga berbahaya lainnya dari saluran air, wastafel, dan toilet. Banyak dari produk ini mengandung zat berbahaya seperti natrium hipoklorit, fenol dan kresol, amonia dan formaldehida yang mengontaminasi sumber air terdekat.

 Gunakan produk rumah tangga tidak beracun bila memungkinkan. Meskipun pembuangan produk yang berbahaya dengan benar adalah penting, tetapi tidak membeli barang-barang tersebut akan jauh lebih baik.

Di industri :

 Regulasi pengelolaan limbah.

 Pemanfaatan kembali atau daur ulang bahan limbah pabrik.

 Insenerasi.

Mencegah dari Agen Kimia

 Menggunakan pupuk alami agar menjaga kelembaban tanah serta lebih bagus dalam merangsang pertumbuhan tanaman.

 Pembatasan pestisida.

 Penyemprotan pestisida searah dengan angin.

 Penyaringan limbah.

 Pembatasan penggunaan detergen.

(24)

 Tidak melimpahkan sampah B3 ke sumber air dan harus dikelola sendiri atau tidak mampu diserahkan kepada pihak yang mampu (UU. No. 32 Pasal 59 Ayat 1 dan 3 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup).

Mencegah dari Agen Mikroorganisme

 Menggunakan tanaman asli karena tanaman asli membutuhkan air lebih sedikit, lebih toleran terhadap kondisi kekeringan.

 Membuat septic tank berjarak minimal 15 meter dari sumber air.

 Mencegah adanya HABs (Harmful Algae Bloomings) dengan tidak membuang sampah organik sembarangan.

 Membuat jamban tidak di atas aliran sungai.

2.1.12 Sektor yang Terlibat Dalam Pencemaran Air

Pencemaran air merupakan masalah yang cukup serius di Indonesia saat ini. Yang menjadi penyebab dari pencemaran air bukan hanya satu faktor saja. Saat ini sangat banyak sektor-sektor yang terlibat di dalam pencemaran air. Ada banyak sektor yang menyebabkan pencemaran air, di antaranya sektor industri, pertambangan, pertanian, peternakan, rumah tangga, dan lain sebagainya. Untuk menanggulangi masalah pencemaran air di Indonesia sudah banyak regulasi yang membahas mengenai penanganan pencemaran air pada di setiap sektor.

1. SEKTOR INDUSTRI

Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengolahan limbah cair pada sektor industri antara lain :

(25)

b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.3 Tahun 1998 tentang baku mutu limbah cair bagi kawasan industri, pada keputusan menteri ini dijelaskan mengenai apa yang harus dilakukan oleh penanggung jawab industri dan membahas mengenai perhitungan beban pencemaran air maksimum untuk menentukan mutu limbah cair.

c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.111 Tahun 2003 tentang pedoman mengenai syarat dan tata cara perizinan serta kajian pembuangan air limbah ke air atau sumber air yang membahas mengenai peraturan mengenai pembuangan limbah, seperti tidak boleh membuang limbah cair yang mengandung radioaktif, dan juga melarang gubernur atau bupati untuk memberikan surat izin pembuangan limbah serta izin pembuangan air limbah ke tanah.

d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.8 Tahun 2007 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri petrokimia hulu yang membahas mengenai pengertian industri petrokimia yaitu industri yang mengolah bahan baku berupa senyawa-senyawa hidrokarbon cair atau gas (natural hydrocarbon) menjadi senyawa-senyawa kimia berupa olefin, aromatik dan syngas yang mencakup industri yang menghasilkan etilen, propilen, butadiene, benzene, etilbenzene, toluen, xylen, styren dan cumene.

(26)

f. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.10 Tahun 2007 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri purified terephthalic acid and poly ethylene terephthalate yang membahas mengenai baku mutu limbah oleh industri purified terephthalic and poly ethylene terephthalate yang merupakan usaha dan/atau kegiatan yang melakukan proses oksidasi para xylene menjadi bahan baku untuk industri poly ethylene terephthalate dan poliester

g. Undang Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian yang membahas mengenai apa yang harus dilakukan dan diketahui oleh perusahaan industri. Perusahaan industri harus mampu melaksanakan upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran oleh limbah industri.

h. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, yang berisi mengenai pengendalian limbah cair dengan penetapan baku mutu limbah cair bagi tiap-tiap jenis industri. Baku Mutu Limbah Cair Industri adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Selain itu juga mengatur mengenai kewajiban penanggung jawab kegiatan industri untuk mencegah tercemarnya air pada pasal 5.

2. SEKTOR TRANSPORTASI

a) Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air

(27)

instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan serta berkoordinasi dengan pengelola sumber daya air dengan cara:

 memeriksa cara operasi alat transportasi sehingga tidak memberikan dampak negatif berupa pencemaran air akibat turbulensi yang mengganggu stabilitas material dasar.

 memeriksa kebocoran minyak pelumas/bahan bakar minyak (BBM) pada alat transportasi.

Dalam hal pemeriksaan kebocoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diperoleh hasil yang menunjukkan kebocoran minyak pelumas/BBM pada alat transportasi, dapat dilakukan perintah perbaikan alat transportasi untuk menghentikan kebocoran minyak pelumas/BBM, pelarangan pengoperasian alat transportasi yang kebocoran minyak pelumas/BBM tidak dapat dihentikan.

Ketentuan teknis mengenai pelaksanaan pemeriksaan cara operasi alat transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mengikuti norma, standar, pedoman, dan kriteria di bidang lalu lintas, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan.

Pencegahan kerusakan sumber air dan prasarananya akibat transportasi oleh pengelola sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c dilakukan dengan cara:

a. penelusuran berkala untuk melakukan pemantauan dan evaluasi; dan

(28)

Pencegahan kerusakan sumber air dan prasarananya akibat transportasi oleh pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c dilakukan dengan cara menaati aturan kecepatan dan besaran tonase alat transportasi

3. SEKTOR PERTAMBANGAN

Pada sektor pertambangan,air yang sudah tercemar harus melalui tahap pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan.

a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003

Pasal 6

Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan pertambangan wajib melakukan pengolahan air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan pengolahan/pencucian, sehingga mutu air limbah yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan dalam lampiran Keputusan ini.

b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.23 Tahun 2008

(29)

c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.202 Tahun 2004 tentang baku mutu air limbah

Bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan bijih emas dan atau tembaga berisi mengenai kadar dan batas unsur pencemar air limbah. Air limbah usaha dan atau kegiatan pertambangan bijih emas dan atau tembaga adalah air yang berasal dari kegiatan penambangan bijih emas dan atau tembaga dan sisa dari kegiatan pengolahan bijih emas dan atau tembaga yang berwujud cair melalui proses penghancuran, penggilingan, pengapungan, pelindian, pemekatan dan atau pemurnian dengan metoda fisika dan atau kimia.

d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2007 tentang baku mutu air limbah

bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi yang berisi mengenai apa yang harus dilakukan oleh perusahaan minyak dalam mengolah limbah serta mencegah limbah dengan baku mutu yang tinggi masuk ke lingkungan

4. SEKTOR PERTANIAN

Pada sektor pertanian, yang menyebabkan pencemaran udara biasanya dikarenakan penggunaan pestisida, herbisida, fungisida, serta penggunaan pupuk yang berlebihan.

(30)

memanfaatkan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah wajib mendapat izin tertulis dari bupati/walikota. Pemanfaatan air limbah pada tanah, yang pada umumnya dilakukan untuk kegiatan pertanian sebagai substitusi pupuk, meliorasi, maupun untuk penyiraman.

b. Pasal 38 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib menaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin.

5. SEKTOR PETERNAKAN

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.11 Tahun 2009 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapoi dan babi yang berisi mengenai kewajiban penanggung jawab usaha peternakan sapi dan babi di antaranya melakukan pengolahan air limbah sehingga mutu air limbah yang dibuang tidak melampaui baku mutu air limbah, menggunakan sistem saluran air limbah kedap air, dan lain-lain.

6. SEKTOR RUMAH TANGGA

(31)

2.2 UDARA

2.2.1 Definisi Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan (Fardiaz, 1992). Udara juga merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukan bumi. Selain memberikan oksigen, udara juga menghantarkan suara, bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas dan dapat pula menjadi media penyebaran penyakit pada manusia.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1407/MENKES/SK/XI/2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.

2.2.1.1 Konsentrasi Normal Zat-Zat di Udara

Udara terdiri atas berbagai macam gas. Berikut ini merupakan beberapa gas yang terdapat di dalam kandungan udara normal.

a. Nitrogen

Nitrogen merupakan salah satu komponen yang paling banyak terkandung dalam udara. Udara normal memiliki 78,1% gas nitrogen b. Oksigen

Oksigen merupakan salah satu komponen penting dalam udara normal karena merupakan salah satu sumber bagi manusia dan hewan untuk melakukan respirasi. Kandungan oksigen dalam udara normal adalah 20,93%

c. Karbondioksida

Udara normal memiliki kadar karbondioksida sebanyak 0,03%. d. Zat lain

(32)

Zat-zat tersebut berupa gas argon, neon, krypton, xenon, dan helium. Selain itu udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-tumbuhan.

2.2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Zat-Zat di Udara Konsentrasi zat-zat yang terkandung pada udara normal tidaklah konstan, selalu berubah-ubah tergantung dari keadaan faktor yang mempengaruhi konsentrasi zat-zat di udara. Selain itu kemajuan teknologi dan industri yang juga mempengaruhi faktor-faktor tersebut. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi zat-zat di udara, diantaranya:

a. Suhu Udara

Suhu udara dapat memengaruhi konsentrasi zat pencemar udara. Jika suhu udara tinggi akan menyebabkan udara semakin renggang sehingga konsentrasi pencemar rendah, dan sebaliknya jika suhu udara rendah atau dingin keadaan udara akan semakin padat sehingga konsentrasi pencemar di udara akan tinggi.

b. Kelembapan

Jika kelembapan tinggi, maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan pencemar udara menjadi zat lain.

c. Tekanan Udara

Tekanan Udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya reaksi kimia antara pencemar dengan zat yang ada di udara, sehingga pencemar dapat bertambah ataupun berkurang.

d. Angin

Angin mengakibatkan pergerakan udara dimana akan terjadi suatu proses penyebaran sehingga dapat mengencerkan bahan pencemaran udara, sehingga kadar suatu pencemar pada jarak tertentu sumber akan mempunyai kadar yang berbeda.

e. Sinar Matahari

(33)

kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya sinar matahari yang menyinari bumi dan panas yang sampai ke bumi.

f. Curah hujan

Curah hujan dapat menyerap pencemar gas tertentu ke dalam partikel air, serta dapat menangkap partikel debu, yang kemudian akan dibawa jatuh ke bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang konsentrasinya akibatnya turunnya hujan.

2.2.2 Pencemaran Udara

Definisi pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Terdapat dua jenis polutan berdasarkan sumbernya yaitu, a) Polutan Primer

Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber pencemar. Contohnya: CO2, CO, sulfur dioksida.

b) Polutan Sekunder

(34)

2.2.2.1 Pencemaran Udara Alami

Masuknya zat pencemar ke dalam udara/atmosfer, akibat proses-proses alam seperti kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteoroid dan sebagainya. Sumber pencemaran udara alami yaitu :

a. Meletusnya gunung berapi

Abu vulkanik yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada anak-anak, orang dewasa, atau mereka yang sudah memiliki penyakit pernapasan.Selain abu vulkanik, letusan gunung juga menghasilkan gas-gas vulkanik. Gas-gas vulkanik yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi bersifat toksik, yaitu berupa H2O, CO2, CO, NO2, H2S, SO2, HF. Di tempat-tempat terdekat, gas SO2 dapat menyebabkan hujan asam.

b. Kebakaran hutan

Semua kebakaran hutan menghasilkan karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikelkarbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikel. Karbon monoksida, yang merupakan gas beracun, dapat dihasilkan dalam jumlah besar selama kebakaran hutan.

c. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin. d. Proses pembusukan sampah organic

2.2.2.2 Pencemaran Udara Antropogenik

Sumber pencemar udara antropogenik adalah sumber pencemar yang dibuat dan dihasilkan oleh aktivitas manusia. Terdiri dari sumber tetap dan sumber bergerak.

 Sumber tetap atau tidak bergerak, contohnya pembakaran bahan bakar dan penyebaran pencemar dari proses industri. Sumber tetap dibedakan menjadi dua, yaitu:

(35)

- Sumber area: Serangkaian sumber-sumber kecil yang bersama-sama dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah. Contoh: kebakaran hutan, konstruksi, dan jalanan yang tidak beraspal.

 Sumber bergerak dibedakan menjadi dua, yaitu:

- Yang bergerak di jalan (on-road), contoh: Asap knalpot kendaraan pribadi dan transportasi umum (Bajaj, Bus, dan Angkot)

- Yang bergerak bukan di jalan (non-road), contoh: Kereta api, kapal laut, pesawat, traktor dan lain-lain.

 Sumber gabungan yaitu sumber pencemar udara yang dihasilkan dari proses industri atau emisi rumah tangga dan sekaligus dari asap knalpot transportasi umum. Contoh seperti ini umumnya sering ditemui di perkotaan metropolitan.

2.2.3 Agen-Agen Fisik Pencemaran Udara dan Dampaknya bagi Kesehatan

a. Temperatur dan Suhu

Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan suhu normal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, kemampuan untuk beradaptasi dengan temperatur luar terjadi jika suhu luar tubuh tidak lebih dari 20 % untuk panas dan 35 % untuk kondisi dingin.

Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Kesehatan Manusia

Temperatur Keterangan

±490C Dapat tahan sekitar 1 jam tetapi jauh diatas tingkat

kemampuan fisik dan mental

±300C

Aktifitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam bekerja dan

menimbulkan kelelahan fisik

±240C Kondisi optimum

±100C Kelelahan fisik yang ekstrem mulai muncul

(36)

Uap air merupakan pelarut berbagai polutan dan memengaruhi konsentrasi polutan di udara. Selain itu, uap air dapat memfasilitasi kehidupan mikroorganisme di udara serta dapat melepaskan senyawa volatile yang berasal dari bahan bangunan, seperti ammonia dan formaldehida. Untuk mencapai kenyamanan, kelembaban udara yang dibutuhkan bekisar 20-60%. Jika lebih dari itu, ruang yang terlalu lembab dan dinding yang basah dapat mengganggu kesehatan manusia. Jika semakin tinggi beban kerja, semakin besar pengaruh kelembaban terhadap detak jantung manusia.

c. Kecepatan Alir Udara

Kecepatan aliran udara memengaruhi gerakan udara dan pergantian udara dalam suatu ruangan. Kecepatan aliran udara yang sesuai dalam ruangan besarnya bekisar antara 0.15 sampai dengan 1.5 m/s. Jika kecepatan udara kurang dari 0.1 m/s, ruangan udara menjadi tidak nyaman. Sebaliknya, jika kecepatan udara terlalu tinggi, akan menimbulkan kebisingan, sehingga mengganggu pendengaran.

d. Pencahayaan

Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang melewati udara, jumlah atau kualitas cahaya yang jatuh ke suatu permukaan biasa disebut iluminasi. Jika tingkat iluminasi tidak sesuai, maka akan menimbulkan gangguan pada mata.

e. Bau

Bau merupakan agen kualitas udara yang penting, karena dapat menunjukkan keberadaan zat kimia yang berbahaya, seperti hidrogen sulfida atau ammonia. Suatu udara dikatakan tercemar dapat digambarkan pertama kali dengan indra penciuman kta melalui bau.

f. Ventilasi

(37)

baik, maka udara dalam ruangan juga baik, jika udara luar kotor, maka udara dalam ikut tercemar. Ventilasi yang buruk akan memengaruhi kesehatan, terutama sistem pernapasan. Zat zat yang terkandung dalam udara yang tercemar dapat menimbulkan ISPA atau penyakit pernapasan lainnya.

g. Kebisingan

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu kesehatan. Tingkat kebisingan maksimal dalam ruangan kerja adalah sebesar 85 dBA. Jika tingkat kebisingan lebih dari 85 dBA, maka pendengaran akan terganggu dan bisa menimbulkan ketulian. h. Debu

Debu adalah salah satu bahan yang sering disebut partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter/SPM) dengan ukuran 1-500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara, baik dalam maupun di luar gedung (Indoor and Outdoor Pollution), debu sering dijadikan indicator pencemaran yang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relative lama dalam keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan. Bahaya debu bagi kesehatan yakni dapat membahayakan mata hingga dapat membuat mata sulit tembus pandang. Selain itu juga dapat menyebabkan Pneumokoniosis penyakit yang menganggu sistem pernafasan terutama pada paru-paru akibat dari debu mineral pembentukan jaringan parut.

i. Silika

(38)

yang terdapat dalam debu terhirup waktu bernapas dan tertimbun dalam paru-paru, pada umumnya penyakit ini dapat menyerang para pekerja tambang dan bangunan.

2.2.4 Agen-Agen Kimia Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

a) Karbon Monoksida (CO)

Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifatnya yang dapat mengikat hemoglobin secara reversibel, 230-270 kali lebih kuat daripada oksigen. Akibatnya, terjadi gangguan transportasi oksigen dalam darah sehingga ketersediaan oksigen di jaringan menurun. Kondisi seperti ini dapat mengganggu kinerja organ-organ yang mengonsumsi oksigen dalam jumlah besar seperti otak dan jantung. CO yang terdapat di sistem saraf pusat dapat menyebabkan edema dan nekrosis fokal. Sedangkan CO yang terdapat di jantung dapat menyebabkan kegagalan respirasi di tingkat seluler akibat terjadi hipoksia pada jaringan.

b) Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur Dioksida adalah gas yang tidak berwarna, larut dalam air, tidak mudah terbakar, dan memiliki bau yang menyengat. Sumber utama emisi SO2 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak) dan

letusan gunung berapi. Sulfur Dioksida dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan selaput lendir mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Lebih dari 95% SO2 yang dihirup dengan konsentrasi tinggi dapat mengganggu

pernapasan, yakni mempengaruhi fungsi paru-paru, memperburuk kondisi penderita penyakit bronkitis dan emfisema, dan juga memperburuk kondisi jantung pada orang-orang yang berisiko terkena penyakit jantung.

(39)

Cadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini berbahaya terhadap pembuluh darah. Karena bisa membuat kadar ph dalam darah menjadi basa sehingga membuat darah susah untuk menangkap oksigen akibat matinya sel darah merah

d) Timah

Keberadaan timbal dalam tubuh dapat berpengaruh dan mengakibatkan berbagai gangguan fungsi jaringan dan metabolisme. Gangguan mulai dari sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal, system reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf serta gangguan fungsi paru-paru. Pengaruh lain yang sangat mengkawatirkan kita, bahwa seorang anak kecil dapat menurun dua point tingkat kecedasannya jika terdapat 10– 20 µg/dl pb dalam dalam darahnya. Beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa timbal dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan kemampuan belajar dan membuat anak hiperaktif. Kondisi dapat dijelaskan bahwa jaringan lunak tubuh yang dapat menyerap Pb antara lain otak, hati, limfa, ginjal dan sumsum belakang dalam bentuk Pb posfat, kemudian mengalami redistribusi.

2.2.5 Agen Biologik Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara merupakan campuran gas-gas meliputi 78% nitrogen (N2), 20% oksigen (O2), 0.93% Argon (Ar), 0.03% karbon dioksida (CO2), dan

sisanya terdiri dari gas lain seperti helium (He), metana (CH4), neon (Ne), dan

hidrogen (H2). Sebaliknya, apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang

menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar. Pencemaran udara adalah perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara.

Tabel 2. Sumber Polusi Udara dari Agen Biologik

(40)

Serangga Nyamuk, lalat

Hewan Domestik Kucing, anjing, burung

Pengerat Babi, tikus

Jamur

Dalam ruangan (yang tumbuh pada permukaan interior atau sistem AC): Penicilium, Aspergillus, Cladosporium

Bakteri Legionella, Mycobacterium tuberculosis Virus Virus Influenza, Virus Cacar

Jenis-jenis pencemaran udara, yaitu menurut bentuk (gas, partikel) dan menurut tempat (ruangan/indoor dan udara bebas/outdoor). Pencemaran udara dalam bentuk biologi seperti bakteri, virus, dan telur cacing. Agen biologik pencemar udara bisa terdapat pada ruangan yang menggunakan AC dan kurang bersih lingkungannya. Salah satu penyebab pencemaran adalah bakteri Legionella sp yang menyebabkan Legionnaire Disease, yang merupakan bentuk parah dari pneumonia (penyakit infeksi paru-paru) dan menyerang kelompok rentan yaitu orang usia lanjut terutama yang perokok dan orang-orang dengan imunitas lemah karena sedang terjangkit penyakit lain. Umumnya bakteri ini berkembang pada sistem pendingin terutama AC yang sifatnya sentralistik. Sistem pendingin seperti ini biasanya terdapat di hotel, mall, aula, atau tempat-tempat yang menampung jumlah orang yang besar.

Dampak terhadap kesehatan lainnya yang disebabkan oleh pencemaran udara akan terakumulasi dari hari ke hari. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan berakibat pada berbagi gangguan kesehatan, seperti bronchitis, emfisema, dan kanker paru-paru. Kelompok yang paling rentan adalah individu berusia lanjut dan balita.

2.2.6 Indoor Air Pollution

(41)

a) Sumber-Sumber Pencemaran Udara Indoor

Sumber penyebab polusi udara dalam ruangan antara lain yang berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam bangunan, kondisi bangunan, suhu, kelembaban, pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku orang-orang yang berada di dalam ruangan, misalnya merokok. Sementara itu, The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) dalam penelitiannya menyebutkan ada lima sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu:

1) Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

2) Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

3) Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.

4) Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

5) Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

(42)

golongan oksida karbon (CO, CO2), oksida belerang (SO2, SO3), oksida nitrogen (NO, NO3), partikel (asap, debu, metal, garam sulfat), senyawa inorganik, hidrokarbon, energi panas (suhu) dan kebisingan (Soedomo, 2001).

2.2.7 Cara Pencegahan Pencemaran Udara oleh Agen-Agen Lingkungan Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.

Pencegahan pencemaran udara meliputi upaya-upaya, mencegah terjadinya pencemaran udara dengan cara:

1) Penetapan baku mutu udara ambien

Baku mutu udara ambien adalah ukurang batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.

2) Penetapan baku mutu emisi

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dalam suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi unsur pencemar. Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatan udara ambien.

3) Penetapan baku tingkat gangguan

(43)

4) Penetapan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotorAmbang batas

Emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor.

5) Penetapan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor

Ambang batas kebisingan kendaraan bermotor adalah batas maksimim energi suara yang boleh dikeluarkan langsung dari mesin dan/atau tranmisi kendaraan bermotor.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2005, pencegahan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara:

1. Penetapan baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang tingkat kebisingan, baku mutu udara dalam ruangan dan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara)

2. Kawasan dilarang merokok

Kawasan dilarang merokok sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 75 Tahun 2005 adalah tempat umum, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, tempat kegiatan anak-anak, tempat ibadah dan angkutan umum.

3. Larangan pembakaran sampah

2.2.8 Sektor yang Berperan dalam Pencemaran Udara

(44)

sektor-sektor yang terlibat di dalamnya, seperti sektor-sektor pertanian, pertambangan, industri, peternakan, rumah tangga, dan lain-lain :

1. Sektor Industri

Berikut ini merupakan beberapa regulasi yang mengatur tentang pengendalian pencemaran udara pada sektor ini, antara lain :

a. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak membahas tentang baku mutu emisi yang merupakan kadar atau dosis yang diperbolehkan untuk dimasukkan ke lingkungan.

b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.45 Tahun 1997 tentang indeks standar pencemar udara menjelaskan tentang indeks standar pencemaran udara, yaitu angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya yang digunakan sebagai bahan informasi serta menjadi pertimbangan pemerintah dalam melakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara.

c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.7 Tahun 2007 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi ketel uap membahas tentan ketel uap yang merupakan sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan. Emisi dari ketel uap berupa zat, energi, dan komponen lain yang dihasilkan oleh ketel uap dari kegiatan industri.

d. Undang Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian yang membahas mengenai apa yang harus dilakukan dan diketahui oleh perusahaan industri. Perusahaan industri harus mampu melaksanakan upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran oleh limbah industri.

(45)

Kebijaksanaan dasar penanggulangan pencemaran udara untuk sumber bergerak (kendaraan bermotor) dapat dilakukan dengan cara penggunaan bahan bakar bebas timbal dan kadar belerang rendah untuk kendaraan bermotor baru dan lama, penggunaan catalitic converter (peralatan yang dapat mereduksi polutan gas buang kendaraan bermotor sampai dengan 90%), dan meningkatkan penggunaan bahan bakar gas serta meningkatkan partisipasi swasta dan masyarakat untuk merawat kendaraan bermotornya sehingga emisi gas buangnya menjadi rendah.

a. Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Pasal 16

Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan darurat. Pasal 31 (Sumber Bergerak)

Penanggulangan pencemaran udara dari sumber bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan ambang batas emisi gas buang, pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama, pemantauan mutu udara ambien di sekitar jalan, pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor di jalan dan pengadaan bahan bakar minyak bebas timah hitam serta solar berkadar belerang rendah sesuai standar intemasional.

Pasal 37

(46)

3. Sektor Pertanian

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan.

a. Pasal 11. Kegiatan yang menimbulkan kebakaran hutan dan atau lahan adalah antara lain kegiatan penyiapan lahan untuk usaha di bidang kehutanan, perkebunan, pertanian, transmigrasi, pertambangan dan pariwisata yang dilakukan dengan cara membakar.

b. Pasal 16. Yang dimaksud dengan pejabat yang berwenang memberikan izin melakukan usaha adalah pejabat dari instansi yang bertanggung jawab di bidang yang dimintakan permohonan izin usahanya. Contohnya pejabat yang bertanggung jawab di bidang kehutanan dan pejabat yang bertanggung jawab di bidang pertanian.

c. Pasal 18. Yang dimaksud dengan Menteri lain yang terkait adalah antara lain Menteri Pertanian dalam hal kegiatan perkebunan.

4. Sektor Transportasi

a. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Pasal 16

(47)

Sumber Bergerak

Pasal 31

Penanggulangan pencemaran udara dari sumber bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan ambang batas emisi buang, pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama, pemantauan mutu udara ambien di sekitar jalan, pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor di jalan dan pengadaan bahan bakar minyak bebas timah hitam serta solar berkadar belerang rendah sesuai standar internasional.

Pasal 33

Kendaraan bermotor tipe baru dan bermotor lama yang mengeluarkan emisi gas buang wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.

Pasal 34

1) Kendaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe emisi

2) Bagi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda lulus uji tipe emisi.

Pasal 40

Kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan kebisingan wajib memenuhi ambang batas kebisingan. 5. Sektor Peternakan

(48)

6. Sektor Rumah Tangga

a. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

- Pasal 1 ayat 15

Sumber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat yang berasal dari hutan dan pembakaran sampah

- Pasal 28

(49)

2.3 PANGAN

2.3.1 Pengertian Makanan

Menurut KBBI, makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan atau segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses di dalam tubuh.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.

2.3.2 Peran Pangan di dalam Kesehatan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan akan selalu melekat pada manusia karena makanan merupakan sumber energi bagi tubuh. Makanan yang dikonsumsi manusia berbeda-beda bergantung pada faktor ekonomi, budaya, kepercayaan, sehingga bisa membuat adanya perbedaan tingkat kesehatan di setiap daerah. Sehingga dapat dikatakan bahwa makanan memiliki peran penting di dalam kesehatan masyarakat.

Peran makanan dalam kesehatan masyarakat antara lain :

1. Makanan dapat mempengaruhi prevalensi penyakit di antara masyarakat karena biasanya masyarakat yang memiliki makanan khas tertentu. Sebagai contoh etnik Minahasa yang biasa mengonsumsi babi lebih berisiko mengidap penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan etnik yang tidak memakan babi.

(50)

3. Semakin tinggi kualitas makanan yang dimakan seseorang, maka menandakan adanya meningkatnya ekonomi dan pengetahuan tentang makanan yang baik bagi tubuh.

2.3.3 Mikroorganisme dan Bahan Kimia yang Sering Mengkontaminasi Makanan

Makanan atau pangan merupakan sumber gizi dan sumber energi bukan hanya untuk manusia, namun untuk semua makhluk hidup, termasuk mikroorganisme. Adanya suatu mikoorganisme di dalam makanan dapat menimbulkan efek yang menguntungkan atau merugikan. Mikroorganisme di dalam makanan dapat menyebabkan perubahan gizi sehingga akan berdampak ke kesehatan manusia. Mikroorganisme yang ada bisa tumbuh di dalam makanan ada bakteri, fungi, virus, ricketssiae, prion, dan protozoa/parasit. Setiap mikroorganisme tersebut menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda-beda.

1. Bakteri

Bakteri merupakan mikroorganisme yang ukurannya lebih besar dari virus dan memiliki struktur yang lebih kompleks daripada virus. Bakteri memiliki DNA dan RNA sekaligus di dalamnya. Bakteri dikelompokkan berdasarkan bentuknya. Ada yang berbentuk batang, bulat, dan spiral. Bakteri yang mengkontaminasi makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan di antaranya adalah Clostridium botulinum, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Eschericia coli, dan masih banyak lagi.

2. Fungi

(51)

Penicillium cyclopium, ergotoksin yang diproduksi oleh Claviceps purpurea, zerealenon yang diproduksi oleh Gibberella zeae, dan lain sebagainya.

3. Virus

Virus merupakan mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil namun juga dapat menimbulkan gangguan penyakit yang sangat berbahaya. Virus merupakan penyebab penyakit yang menyerang tanaman, hewan, dan manusia. Keberlangsungan hidup virus sangat bergantung kepada sel inangnya. Transmisi virus ini dapat melalui udara dan juga fekal-oral, air, dan lain-lain. Virus yang biasanya menyebabkan gangguan penyakit melalui makanan adalah virus polio, virus hepatitis, dan lain sebagainya.

4. Ricketssiae

Ricketssiae merupakan bakteri yang berukuran kecil. Ricketssia ini berbeda dengan virus karena memiliki struktur yang dimiliki oleh bakteri. Contoh dari rickettsia ini adalah Coxiella burnetil yang dapat menyebabkan deman Q melalui susu sapi yang terinfeksi.

5. Prion

Prion merupakan mikroorganisme yang resisten terhadap panas lebih dari spora bakteri. Prion ini dapat menyebabkan penyakit degeneratif di sistem saraf pusat manusia dan hewan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan prion ini adalah tidak memberikan makan ternak dari bahan yang terifeksi serta tidak mengkonsumsi daging hewan yang terinfeksi

6. Protozoa dan parasit

(52)

Selain mikroorganisme di atas, zat kimia juga sering mengkontaminasi makanan. Berdasarkan sumbernya, zat kimia berbahaya yang mengkontaminasi makanan dibagi menjadi dua, yaitu zat kimia yang terbentuk secara alami dan zat kimia yang sengaja atau tidak sengaja dimasukkan ke dalam makanan.

Beberapa contoh zat kimia yang terbentuk secara alami adalah mikotoksin, skrombotoksin (histamin), ciguatoksin, alkaloid pirolizidin, fitohemaglutinin, dan PCB (Polichlorinated biphenyl). Sedangkan beberapa contoh zat kimia yang sengaja atau tidak sengaja dimasukkan ke dalam makanan di antaranya, pestisida, fungisida, insektisida, logam, dan lain-lain

2.3.4 Agen-Agen Mikroorganisme yang Sering Mengkontaminasi Makanan dan Dampaknya terhadap Kesehatan

Umumnya kebanyakan kasus penyakit bawaan makanan ini adalah disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri patogen, virus atau parasit yang terdapat dalam makanan yang terkontaminasi.Negara berkembang diserang oleh beragam jenis penyakit bawaan makanan seperti penyakit Kolera, Kampilobakteriosis, gastroenteritis E.coli, Salmonelosis, Shigelosis, demam tifoid dan paratifoid.

Kontaminasi biologis adalah organisme yang hidup yang menimbulkan kontaminasi dalam makanan. Jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan pencemaran makananyaitu:

a. Bakteri

1. Clostridium perfringens

(53)

2. Salmonella

Orang yang terinfeksi Salmonella sering mengalami sakit kepala, demam, kekejangan perut, diare, mual dan muntah. Gejala sering mulai timbul 6-72 jam setelah infeksi. Gejala biasanya berlanjut selama 4-7 hari, adakalanya jauh lebih lama.

b. Fungi

1. Penicillium

Penicillium dikenal sebagai jamur biru, yang menyebabkan soft rot pada apel,mouldingpada selai, roti, dan kue.

2. Fusarium

c. Parasit

1. Taeniasaginata

Jenis cacing pita yang terdapat pada sapi (lembu) adalah Taenia Saginata, bila sudah cukup besar, maka ukuran panjangnya bisa mencapai lima belas hingga dua puluh kaki. Ternak seperti sapi ini makan rumput/pakan yang sebelumnya sudah terkotori oleh telur-telur dari cacing pita.Manusia bisa terjangkiti karena mengkonsumsi daging sapi yang mengandung telur cacing pita ini.Sebenarnya hal ini dapat dihindari dengan memasak daging tersebut sampai matang benar.

Berikut beberapa gejala bila manusia sudah terinfeksi oleh cacing pita :  Feses (kotoran) akan mengandung cacing atau bagian dari cacing pita  Anemia, yang menyebabkan perasaan lemah, letih, lesu, lekas lelah

dan mudah mengantuk  Lubang anus gatal  Mual, muntah  Pusing, sakit kepala

(54)

 Lekas lapar namun tidak selera makan  Diare

 Susah buang air besar  Berat badan terus menurun  Lambung terasa tidak nyaman  Otot terasa pegal

 Sakit pada bagian perut

 Bisa terjadi gangguan pernapasan  Kejang-kejang

 Bisa terjadi demam  Rasa gatal pada kulit

d. Virus

1. Virus hepatitis A/HAV

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Kesehatan Manusia
Tabel 3. Bahan Pangan Potensial Berbagai Sumber Organisme Patogen
Tabel 4. Hewan yang Berperan Sebagai Reservoir

Referensi

Dokumen terkait

• Jangan memenuhi window dengan informasi yang jarang digunakan; letakkan pada secondary window yang jarang diakses..

Beton prategang merupakan penerapan gaya pratekan pada balok sedemikian rupa sebelum dikerjakan beban luar, guna meniadakan tegangan tarik serat beton yang terjadi

Hasil penelitian (Taofik &amp; Mauluddin, 2015) menun- jukkan terdapat postur kerja yang memiliki resiko kerja tinggi dan memerlukan perbaikan segera. Saran perbaikan

Paparan ringkas tentang model pembelajaran PKn yang perlu dikembangkan di Indonesia, menunjukan bahwa upaya membentuk warga negara yang baik (demokratis)

Para guru-besar dan seluruh staf pengajar yang lain baik pada PPDS I IK THT-KL Fakultas Kedokteran, maupun pada Program Studi Magister Ilmu Biomedik Program

kepada siswa untuk kepada siswa untuk  belajar materi  belajar materi  pertemuan selanjutnya  pertemuan selanjutnya untuk kegiatan untuk kegiatan  praktikum di  praktikum

Bab 3 adalah hasil dan pembahasan yang isinya adalah pemaparan hasil perhitungan parsial decay width peluruhan parsial materi gelap menjadi neutrino; hasil perhitungan parsial

4.2.1 Kondisi Rasio Likuiditas yang di Ukur dengan Quick Ratio pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Transportasi yang Telah Terdaftar di Bursa Efek Indonesia