• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGENDA ICT DALAM MENDUKUNG KONEKTIVITAS NASIONAL

1. Mempercepat penyelesaian pembangunan jaringan backbone serat optik Palapa Ring wilayah timur Indonesia

2. Pengaturan pemanfaatan ICT Fund

3. Mengintegrasikan sistem komunikasi dan informasi instansi pemerintah

tabel LK-4. Strategi dan agenda tiK untuk Mendukung Konektivitas nasional

Sumber: IBP, KP3EI-Bappenas, 2013

Penyusunan Indonesia Broadband Plan menjadi rujukan dan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Indonesia Broadband Plan mengelaborasi rencana pembangunan

broadband nasional untuk mencapai visi pembangunan nasional sebagaimana dituangkan dalam RPJMN dan MP3EI. Arah pembangunan, kebijakan dan strategi IBP disusun dengan memperhatikan RPJMN dan sebaliknya juga digunakan untuk memperkaya penyusunan RPJMN periode selanjutnya.

Pengembangan broadband Indonesia akan dilakukan secara bertahap dan menjadi bagian yang tidak

terpisah dari strategi pembangunan nasional. Untuk merealisasikan potensi broadband, beberapa prasyarat

harus dipenuhi, yaitu adanya:

1. Kepemimpinan Pemerintah (government leadership) dalam memberikan arah dan panduan;

2. Komitmen nasional untuk menjamin konsistensi dan keberlanjutan program pengembangan broadband

nasional;

3. Koordinasi dan sinergi multi sektor untuk menjamin harmonisasi program dan penggunaan sumber

daya secara eisien.

4. Kerjasama Pemerintah (pusat dan daerah) dan dunia usaha sesuai dengan tugas pokok, kewenangan, dan kapasitas masing-masing.

Kebijakan utama pembangunan broadband meliputi infrastruktur, pemanfaatan, kerangka regulasi, serta

pendanaan. Dari sisi infrastruktur melalui percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur broadband

untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan layanan dengan berorientasi locally

integrated, globally connected. Dari sisi pemanfaatan melalui perluasan adopsi dan peningkatan kualitas utilisasi

broadband baik di sektor pemerintahan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, maupun sosial dan budaya. Dari sisi kerangka regulasi, melalui regulasi (sektor dan lintas sektor) yang memfasilitasi pengembangan

pasar dan menekan regulatory cost sehingga memungkinkan dunia usaha untuk menjadi aktor utama dalam

pengembangan broadband nasional. Serta dari sisi pendanaan melalui pendanaan pemerintah yang digunakan

untuk akselerasi.

intrastruktur:

Percepatan pengembangan dan pemerataan infrastruktur broadband untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan layanan dengan berorientasi locally integrated, globally connected.

Pemanfaatan:

Perluasan adopsi dan peningkatan kualitas utilisasi broadband baik di sektor pemerintahan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, maupun sosial budaya.

Kerangka regulasi:

Regulasi (sektor dan lintas sektor) yang memfasilitasi pengembangan pasar dan menekan regulatory cost sehingga memungkinkan dunia usaha untuk menjadi aktor utama dalam pengembagnan broadband nasional.

Pendanaan:

Pendanaan pemerintah digunakan untuk akselerasi, fungsi ill in the gap, dan

debottlenecking pembangunan broadband tanpa mengambil alih peran atau berkompetisi dengan penyelenggara.

Sumber: IBP, KP3EI-Bappenas, 2013

Kebijakan utama pembangunan broadband diterjemahkan kedalam strategi utama pembangunan

broadband yang meliputi aspek pertama yaitu aspek supply/infrastruktur melalui kompetisi dalam

penyelenggaraan wireline broadband, optimalisasi pemanfaatan spektrum, optimalisasi pemanfaatan right of

ways, infrastructure sharing, teknologi netral, open access dan keamanan jaringan dan sistem.

Aspek kedua adalah aspek demand/utilisasi dan adopsi yang meliputi literasi digital, aggregating demand

melalui e-government, e-education, e-health, e-procurement, e-logistic; dan terakhir melalui green with ICT.

Kedua aspek tersebut didukung dengan aspek ketiga yaitu aspek pendanaan melalui optimalisasi penggunaan dana Universal Service Obligation (USO) dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor

TIK, kerjasama pemerintah dan swasta, serta perencanaan dan pendanaan TIK dalam APBN yang lebih eisien

dan efektif. Hal ini juga didukung dengan aspek keempat yaitu aspek kerangka regulasi dan kelembagaan yang meliputi kebijakan dan kerangka regulasi untuk menciptakan iklim investasi dan berusaha yang

kondusif, serta kelembagaan pengawas dan pelaksana implementasi Indonesia Broadband Plan.

Sumber: IBP, KP3EI, 2013

Gambar LK- 26. Strategi Utama Pembangunan Broadband

Kebutuhan akan sumber daya broadband (frekuensi, fasilitas isik, komponen teknologi telekomunikasi

dan informatika) akan terus meningkat pesat. Keterbatasan sumber daya tertentu seperti frekuensi dan

fasilitas pendukung lainnya, menyebabkan diperlukannya penataan yang lebih optimal dan eisien, termasuk

mengupayakan wujudnya kebijakan berbagi sumber daya (resource sharing) seperti ducting, menara, dan

cognitive radio.

Infrastruktur dan ekosistem broadband adalah pemungkin (enabler) dan prasyarat BroadbandEconomy.

Broadband Economy adalah kemampuan sebuah bangsa dan masyarakat dalam memanfaatkan koneksi

broadband yang tersedia dan dimilikinya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, yang meliputi aspek

1. Aspek Supply/infrastruktur: availability, accessibility, affordability

PeMBanGunan BROADBAND naSionaL

2. Aspek Demand/Utilisasi dan Adopsi: awareness dan ability

w Kompetisi dalam penyelenggaraan wireline broadband

w Optimalisasi pemanfaatan spektrum

w Optimalisasi pemanfaatan right of ways

w Infrastructure sharing

w Teknologi netral

w Open access

w Keamanan jaringan dan sistem

w Literasi digital (e-literacy)

w Agregating demand, antara lain:

w E-government

w E-education

w E-health

w E-procurement

w E-logistic

w Green ICT dan Green with ICT

didukung oleh

3. Aspek Pendanaan

w Optimalisasi penggunaan Dana USO dan PNBP sektor ICT

w Kerjasama pemerintah danswasta (public private partnership)

w Perencanaan dan pendanaan ICT dalam APBN yang lebih eisien dan efektif

4. Aspek Kerangka Regulasi dan Kelembagaan

w Kebijakan dan kerangka regulasi untuk menciptakan iklim investasi dan berusaha yang kondusif

pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, dan utamanya, ekonomi. Untuk itu perlu ditetapkan tujuan-tujuan strategis nasional, diantaranya:

w Menjadikan dunia bisnis dan industri nasional yang berjaya dan berdaya saing, sehingga bangsa Indonesia

tidak hanya menjadi pasar teknologi, tapi juga mampu menjadi pelaku teknologi.

w Mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan mengkonversi koneksi Broadband yang

tersedia dan dimilikinya untuk meningkatkan taraf hidup atau perekenomian mereka (e-commerce,

e-business).

w Mempersiapkan bangsa dan masyarakat Indonesia bertransisi dari mengandalkan Natural-Resources-based

economy menuju creative-and- innovative-based economy. Transisi dari sumber daya yang terbatas(sumber daya alam) menuju sumber daya tidak terbatas (brain, ide, pemikiran dan inovasi).

Tahapan pembangunan broadband sesuai dengan RPJMN dirumusakan dalam tiga tahapan utama,

untuk RPJMN 2010-2014 (Connect) dengan sasaran mengkoneksikan jaringan broadband di wilayah Indonesia

dan target 2014 meliputi 100% wilayah USO dijangkau layanan telepon dan internet, 89% kab/kota dijangkau layanan broadband, tingkat penentrasi broadband 30% dari Populasi, tingkat penentrasi TV digital 35% dari PoPulasi dan indeks e-government nasional 3,0 dari 4,0.

Untuk tahap kedua RPJMN 2015 – 2019 (Innovate), dengan fokus menyelesaikan penggelaran broadband

ke kab/kota, sekolah, dan fasilitas publik, upgrade fasilitas USO menjadi broadband, menyelesaikan migrasi

ke TV digital dan memanfaatkan digital dividend, mengintegrasikan fasilitas data dan informasi pemerintah,

menyelesaikan agenda digital literacy/digital inclusion. Dan RPJMN 2020 – 2025 (Transform) dengan visi RPJMN 2025 mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.

Sumber: IBP, KP3EI, 2013

Gambar LK- 27. Tahapan Pembangunan Broadband

RPJMN 2010-2014:

CONNECT

TARGET 2014

100% wilayah USO dijangkau layanan telepon dan internet