• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.4 Agenda Khalayak Siaran Radio

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat tiga pengertian khalayak, yaitu: (1) segala yang diciptakan oleh Tuhan; (2) kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi; (3) orang banyak, masyarakat. McQuail (1991) mendefinisikan khalayak sebagai pasar, sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial ekonomi yang diketahui dan merupakan sasaran suatu medium atau pasar.

Pengertian lain menurut Sari dalam Khairunnisa Syarief (2007), khalayak adalah pengguna jasa media massa seperti pendengar radio atau penonton televisi yang memiliki empat karakter, antara lain: (1) heterogen. Suatu masyarakat sosial yang berasal dari berbagai lapisan sosial, pendidikan, serta aneka budaya dan agama; (2) anonim. Tidak kenal satu sama lain, baik antara komunikator dengan khalayak maupun antara khalayaknya sendiri; (3) unbound each other. Tidak terikat satu sama lain, baik antar individu maupun antar komunikator dengan khalayak; dan (4) isolated from one another. Tertutup satu sama lain sehingga mereka seperti atom-atom yang terpisah, namun tetap merupakan suatu kesatuan, yaitu sama-sama pengguna media massa.

Blumer dalam Jubido (2007) menginfomasikan bahwa terdapat empat komponen sosiologis yang dapat dipertimbangkan sebagai identitas khalayak, yaitu:

1. Berasal dari berbagai strata sosial (berbeda umur, tingkat pendidikan, jabatan, pendapatan, dan gaya hidup).

2. Merupakan kelompok anonim yang terdiri dari individu-individu yang tak saling kenal.

3. Kaena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan interaksi dan tukar pengalaman.

4. Tidak terorganisasi sehingga tidak mungkin digerakkan untuk kepentingan tertentu.

McQuail (1991) membagi khalayak menjadi empat sub kategori, yaitu: (1) kelompok atau publik, sejalan denga suatu pengelompokkan sosial yang ada dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, dan budaya; (2) kelompok kepuasan, terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat yang selanjutnya akan menumbuhkan kepuasan emosional serta respon afeksi tertentu; (3) kelompok pendengar atau budaya citra rasa, terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau tarik tertentu akan kepribadian atau citra rasa budaya intelektual tertentu; dan (4) khalayak medium, khalayak yang berusaha untuk tetap berada pada salah satu sumber media televisi.

Pada media massa radio, khalayak lebih dikenal dengan sebutan pendengar. Masduki (2000) dalam Jubido (2007) membagi pendengar radio dalam empat kategori yaitu pendengar aktif, pasif, selektif, dan spontan. Pendengar aktif adalah pendengar yang selalu mendengarkan siaran suatu stasiun radio dan mereka juga sering aktif berinteraksi dengan penyiar saat siaran berlangsung dengan mengirimkan pesan singkat atau telepon ke stasiun yang bersangkutan. Pendengar pasif adalah pendengar yang sering mendengarkan suatu program radio tetapi jarang melakukan interaksi dengan penyiar dan hanya mendengarkan siaran radio saja. Pendengar selektif adalah pendengar yang hanya memilih untuk mendengarkan program siaran tertentu yang memang diminati olehya baik dikarenakan kualitas program yang ditawarkan, maupun karena tertarik terhadap

penyiarnya. Pendengar spontan adalah pendengar yang tanpa sengaja mendengar suatu siaran radio dan relatif mudah teralih perhatiannya pada hal lain.

Karakteristik khalayak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diukur melalui jenis kelamin, umur, pendidikan, dan status pekerjaan. Faktor eksternal dibedakan menjadi motivasi mendengarkan siaran radio dan tingkat keterdedahan terhadap radio (Puspitasari, 2009).

2.1.4.2Agenda Khalayak

Agenda khalayak atau seringkali disebut dengan istilah agenda publik adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini publik dan pengetahuan khalayak. Manhein (1988) dalam Descartes (2004) memaparkan bahwa agenda publik terdiri atas: (1) keakraban (familiarity), yaitu derajat kesadaran khalayak akan adanya topik berita tertentu, (2) penonjolan pribadi (personal salience), yaitu relevansi kepentingan berita dengan ciri pribadi, (3) kesenangan (favorability), yaitu pertimbangan senang dan tidak senangnya khalayak akan topik berita.

Agenda khalayak mencakup minat, persepsi, dan opini khalayak terhadap siaran radio (Puspitasari 2009). Effendy (1978) sebagaimana dikutip oleh Puspitasari (2009) menyatakan bahwa pendengar dapat memilih program siaran radio yang disukainya. Setiap pesawat radio dilegkapi dengan alat yang memungkinkan mereka melakukan pilihannya itu. Memutar atau menekan tombol pengubah gelombang pada pesawat radio, pendengar dapat mencari apa yang disenanginya, baik siaran radio dalam negeri maupun luar negeri.

Zucker 1983 (Descartes 2004) menyatakan bahwa sedikitnya pengalaman dari khalayak atau publik terhadap suatu hal menyebabkan mereka semakin tergantung terhadap media massa sebagai sumber informasi. Melalui penelitiannya Zucker menemukan bahwa pada berita yang tidak dialami langsung (unobtrusiveness issues) oleh khalayak, banyaknya liputan media massa hanya mempunyai sedikit pengaruh.

Agenda khalayak penting dicermati pada siaran radio karena akan menentukan penerimaan khalayak terhadap program siaran radio tersebut. Apabila agenda media dengan agenda khalayak tidak menemukan kesesuaian, dapat

dikatakan kebutuhan khalayak akan informasi belum terpenuhi oleh suatu media. Agenda khalayak juga ditentukan oleh beberapa faktor. Winter 1972 (Descartes 2004) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kondisi yang diduga berperan dalam menimbulkan variasi hubungan antara agenda media dan agenda publik. Kondisi- kondisi ini dapat berasal dari stimulus efek komunikasi yaitu penyajian media, dan dapat bersumber dari khalayak atau publik. Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issues, yaitu: (1) jarak issue, yaitu apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami individu, (2) lama terpaan, yaitu apakah issue tersebut baru muncul atau mulai pudar, (3) kedekatan geografis, yaitu apakah issue itu bertingkat lokal atau nasional, dan (4) sumber, yaitu apakah disajikan oleh media yang kredibel ataukan media yang tidak kredibel.

2.1.4.3Faktor-faktor yang Menentukan Agenda Khalayak

Khalayak radio yang lebih sering disebut sebagai pendengar memiliki karakteristik yang berbeda yang dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diukur melalui jenis kelamin, umur, pendidikan, dan status pekerjaan. Faktor eksternal dibedakan menjadi motivasi mendengarkan siaran radio dan tingkat keterdedahan terhadap radio (Puspitasari 2009).

1. Faktor Internal a. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan pembagian khalayak berdasarkan faktor biologis. Faktor internal jenis kelamin ini terbagi dua, yaitu laki-laki dan perempuan.

b. Umur

Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan khalayak dapat dikelompokkan yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana.

d. Status pekerjaan

Status pekerjaan khalayak dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu bekerja dan tidak bekerja. Khalayak dikatakan bekerja apabila bekerja di luar rumah dan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Khalayak dapat dikatakan tidak bekerja apabila menganggur, pelajar, mahasiswa, serta ibu rumah tangga karena dianggap lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah.

e. Motivasi mendengarkan siaran radio

Motif mendengarkan radio adalah faktor yang menjadi pendorong bagi khalayak untuk mendengarkan radio, bisa berupa kebutuhan akan informasi, hiburan maupun karena pergaulan lingkungan khalayak atau sosialisasi.

2. Faktor Eksternal

a. Tingkat keterdedahan terhadap radio

Tingkat keterdedahan terhadap radio meliputi (1) jenis siaran yang didengarkan, (2) durasi mendengarkan, dan (3) frekuensi mendengarkan. Jenis siaran yang didengarkan adalah jenis siaran yang disukai oleh khalayak dalam memilih siaran yang menurut khalayak penting. Jenis siaran dibedakan menjadi dua, yaitu siaran langsung dan siaran mendalam. Durasi mendengar siaran radio adalah total waktu yang digunakan khalayak dalam mendengar siaran radio baik dalam hitungan hari, minggu, ataupun bulan. Frekuensi mendengarkan radio adalah intensitas atau tingkat keseringan khalayak dalam mendengarkan radio baik dalam hitungan hari, minggu, atau pun bulan.

Khalayak dengan karakteristik internal ataupun eksternal yang berbeda akan memiliki keakraban (familiarity), penonjolan pribadi (personal salience), dan kesenangan (favorability) yang berbeda terhadap suatu berita. Tentunya hal tersebut juga akan menimbulkan opini yang berbeda pula.

Isu-isu yang dibahas antara anggota masyarakat biasanya akan melibatkan khalayak yang memiliki kesamaan pada karakteristik khalayak, baik karakteristik pada faktor eksternal atau pun faktor internal. Khalayak yang memiliki kesamaan karakteristik relatif akan memiliki keakraban (familiarity) atau penonjolan pribadi

(personal salience) atau kesenangan (favorability) yang relatif sama pula. Ketika terbangun subuah perbincangan mengenai suatu berita atau isu yang diangkat oleh media, maka terciptalah agenda publik. Penggunaan media massa merupakan salah suatu sarana yang efektif dalam proses pembentukan opini publik (public opinion) dan mengembangkan persepsi masyarakat (Hapsari 2008).

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian agenda setting yang dilakukan di Indonesia pada umumnya mengangkat isu-isu politik. Siahaan (1997) meneliti mengenai hubungan agenda media surat kabar Kompas dan Suara Pembaruan dengan agenda publik mahasiswa GMKI Jakarta dan menganalisis isu-isu apa saja yang menjadi perhatian khalayak, terutama yang sering muncul di media massa (dalam hal ini surat kabar) dalam kurun waktu tertentu. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ditemukan bahwa hubungan agenda surat kabar Kompas dengan agenda publik mahasiswa anggota GMKI mempunyai korelasi yang kuat, juga diketahui bahwa hubungan antara agenda surat kabar Suara Pembaruan dengan agenda publik mahasiswa anggota GMKI mempunyai korelasi cukup kuat. Kekuatan hubungan masing-masing agenda surat kabar terhadap agenda publik agenda mahasiswa GMKI ternyata dipengaruhi oleh variabel kredibilitas surat kabar, penggunaan media, dan tingkat orientasi.

Tahun 2004 Descartes menganalisis hubungan agenda Koran Tempo dengan agenda mahasiswa yang tergabung dalam sekretariat KAMMI pusat tentang pentingnya isu politik dan faktor-faktor yang mempengaruhi keeratan hubungan antar keduanya, dan menganalisis hubungan agenda stasiun Televisi Metro TV dengan agenda mahasiswa yang tergabung dalam sekretariat KAMMI pusat tentang pentingnya isu politik dan faktor-faktor yang mempengaruhi keeratan hubungan antar keduannya. Hasil uji korelasi rank Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara agenda Koran Tempo dan agenda sekretariat KAMMI pusat. Penelitian hubungan antara agenda stasiun televisi Metro TV dana agenda sekretariat KAMMI pusat, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan diantara dua agenda tersebut. Keeratan hubungan antara agenda Koran Tempo dan agenda sekretariat KAMMI maupun antara agenda

stasiun televisi Metro TV dan agenda sekretariat KAMMI pusat dipengaruhi oleh kredibilitas masing-masing media tersebut dan penggunaan media yang ditempatkan sebagai variabel antara dalam penelitian.

Sulistiawan meneliti kesesuaian antara agenda Banyumas Televisi dengan agenda anggota kelompok Sawedyambo mengenai berita pertanian dan peternakan pada tahun 2005. Hasil penelitian menyatakan bahwa berita yang disajikan Banyumas Televisi sudah sesuai dengan perhatian responden. Hasil uji Rank Spearman, didapatkan hubungan yang signifikan antara agenda Banyumas Televisi dan agenda responden. Sementara berdasarkan sistem agribisnis, hasil uji rank Spearman didapatkan hubungan yang sangat signifikan antara agenda Banyumas Televisi dengan agenda responden. Artinya bahwa agenda Banyumas Televisi sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari berita yang disajikan Banyumas Televisi sudah sesuai dengan berita yang menjadi perhatian anggota kelompok peternak Sawedyambo.

Penelitian Suwanda yang dilakukan tahun 2009 menganalisis hubungan agenda setting surat kabar Jurnal Bogor dengan agenda mahasiswa FEMA IPB Angkatan 2007 mengenai Berita Perolehan Suara Pemilu Legislatif 2009. Hasil penelitian menyatakan bahwa agenda surat kabar Jurnal Bogor sangat sesuai dengan agenda khalayak mahasiswa FEMA IPB angkatan 2007 yang terbukti dari uji korelasi rank Spearman yang menunjukkan korelasi sempurna. Karakteristik khalayak mahasiswa FEMA IPB angkatan 2007 seperti: jenis kelamin, usia, departemen, penghasilan orang tua dan uang saku mempunyai keeratan hubungan tersendiri pada agendanya.

Dokumen terkait