• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII. PENUTUP

8.2 Saran

1. Kesesuaian agenda antara pihak media dengan pendengar adalah suatu tujuan utama dari sebuah perusahaan penyiaran. Oleh sebab itu diperlukan penyesuaian bagi Megaswara selaku media untuk bisa menyesuaikan agenda terhadap kebutuhan pendengarnya. Namun, Megaswara tidak sepenuhnya harus mengikuti, melainkan bisa memainkan agendanya agar agenda pendengar bisa sesuai dengan agenda Bogor Update.

2. Bagi pendengar Megaswara khususnya pendnegar Bogor Update sebaiknya tidak hanya menyampaikan informasi-informasi yang sifatnya negatif saja. Namun apabila terdapat informasi yang sifatnya positf khususnya mengenai pelayanan umum, bisa disampaikan juga. Agar tidak tercipta anggapan bahwa permasalahan utama yang ada di wilayah Bogor dikarenakan pelayanan umum. Padahal pihak terkait sudah memberikan pelayanan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin E. 2010. Broadcasting to be Broadcaster. Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu. Astuti SI. 2008. Jurnalisme Radio Teori dan Praktik. Bandung [ID]: Simbiosa Rekatama Media.

Badan Pusat Statistika. 2007. Statistik Penduduk Indonesia Tahun 2000-2025. [Intenet]. [diunduh 26 Januari 2011, pukul 15.00]. Dapat diunduh dari http://www.bps.go.id/proyeksipenduduk.htm

Cangara H. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta [ID]: PT. Raja Grafindo Persada.

Descartes. 2004. Fungsi Agenda Setting Koran Tempo dan Metro TV Mengenai Isu Politik (Kasus Anggota Sekretariat Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). [Skripsi]. Bogor [ID]. Departemen SKPM, FEMA, IPB.

Fasta F. 2009. Teori Agenda Setting. [Internet]. [diunduh 26 Januarai 2011, pukul 14.50]. Dapat diunduh dari http://www.docstoc.com/docs/9444085/Teori-Agenda- Setting

Hapsari DR. 2008. Peranan Radio Siaran dalam Pengembangan Masyarakat (studi kasus: Radio Pertanian Ciawi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor [ID]. Departemen SKPM, FEMA, IPB.

Hariandja Y. 2001. Arah Perubahan Berita Pertanian pada Harian Umum Kompas, Media Indonesia, Suara Pembaruan, dan Suara Karya, Sebelum Reformasi, Transisi menuju Reformasi, pada Masa Reformasi. [Thesis]. Bogor [ID]. Sekolah Pascasarjana, IPB.

Holsti OR. 1969. Content Analysis for the Social Science and Humanities. Columbia [UK]: Departement of Political Science. University of British.

Jubido BKU. 2007. Persepsi Mahasiswa terhadap Mutu Siaran Agri FM. [Skripsi]. Bogor [ID]. Departemen SKPM, FEMA, IPB.

Krippendorff K. 1993. Analisis isi Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta [ID]: Citra Niaga Rajawali Pers.

McQuail D. 1991. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Alih bahasa dari bahasa Inggris oleh Dharma A dan Ram A). Jakarta [ID]: Erlangga.

Ngatif MS, Harsoyo, Subejo. 2005. Pemberitaan Pertanian oleh Surat Kabar Daerah: Studi Kasus pada Rubrik Kanda Raharja-skh. Kedaulatan Rakyat (Reporting of Agricultural News by Local Newspaper: Case Study on Rubric of Kandha Raharja Skh. Kedaulatan Rakyat). Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UGM. Jurnal STPP Yogyakarta Vol 1. No 2. Tahun 2005.

Mulyana D. 2010. Persepsi Khalayak terhadap Program Reality Show pada Televisi Siaran. [Skripsi]. Bogor [ID]. Departemen SKPM, FEMA, IPB.

Mumpuni HE. 2003. Keefektifan Siaran Radio sebagai Media Komunikasi Inovasi Pertanian Sayuran di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. [Thesis]. Bogor [ID]. Sekolah Pascasarjana, IPB.

Puspitasari N. 2009. Persepsi Khalayak Pendengar tentang Mutu Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi Kasus: Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi dan Desa Ciriung Kecamatan Cibinong). [Skripsi]. Bogor [ID]. Departemen SKPM, FEMA, IPB. Rakhmat J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung [ID]: PT Remaja Rosdakarya. Rogers EM. 1967. New Product Adoption and Diffusion. Journal of Consumer Research, Vol. 2, Tahun 1976. Dapat diunduh dari: http://www.jstor.org/pss/2488658

Sanusi SN. 1989. Perbandingan Frekuensi dan Volume Bidang Masalah dan Sumber Informasi di Mitra Desa. Bhirawa edisi KMD, Kartika edisi Desaku Membangun, dan Pikiran Rakyat edisi Cirebon, dalam tahun 1997. [Thesis]. Bogor [ID]. Sekolah Pascasarjana, IPB.

Setiawan A. 2003. Radio Siaran: Konsepsi Pendahuluan. Catatan Kecil Tentang Radio. Jurnal Komunikasi dan Informasi edisi September 2003. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung.

Setiawan B. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta [ID]. Univeristas Terbuka.

Siagian ECT. 2000. Analisis Berita Pembangunan Rajawali Citra Televisi Indonesia dalam Tahun 1997. [Thesis]. Bogor [ID]. Sekolah Pascasarjana, IPB. Siahaan P. 1997. Hubungan Agenda Media Surat Kabar Kompas dan Suara Pembaruan dengan Agenda Publik Mahasiswa GMKI Jakarta. [Thesis]. Depok [ID]. Universitas Indonesia.

Sihombing E. 1994. Volume, Frekuensi, Penggunaan Halaman, dan Sumber Informasi Artikel-artikel Bidang Pertanian pada Surat Kabar Sinar Tani Terbitan 1988 – Maret 1993. [Tesis]. Bogor [ID]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Stempel III, Guido H, Westley BH. 1981. Research Methods in Mass Communication.Engle wood Cliffs. New Jersey [US]: Prentice-Hall, Inc.

Sudibyo A. 2008. Mempertanyakan Agenda Setting Media Televisi. [Internet]. [diunduh 2 Desember 2010, pukul 15.13]. Dapat diunduh dari http://agussudibyo.wordpress.com/2008/03/26/mempertanyakan-agenda setting- media-televisi/

Sulistiawan D. 2005. Fungsi Agenda Setting Banyumas Televisi mengenai Berita Pertanian dan Peternakan. [Skripsi]. Bogor [ID]. FAPET, IPB.

Sumartono 2006. Kajian Objektifitas Berita Konflik Ambon pada Surat Kabar Kompas dan Republika. [Tesis]. Bogor [ID]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suwanda DSH. 2009. Analisis Agenda Setting Surat Kabar Jurnal Bogor mengenai Berita Perolehan Suara Pemilu Legislatif 2009 (Kasus Mahasiswa FEMA IPB Angkatan 2007). [Skripsi]. Bogor [ID]. Departemen SKPM, FEMA, IPB.

Utomo AP, Suharyanto 1998/1999. Tanggapan Masyarakat terhadap Siaran Radio di Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Komunikasi Pembangunan, No. 42, Tahun 1998/1999.

______. 2008. Apa itu Kode Etik Jurnalistik. [Internet]. [diunduh 26 Januari 2011, pukul 15.13]. Dapat diunduh dari http://www.anneahira.com/pengertian-kode- etik-jurnalistik.htm

Lampiran 1. Kerangka Sampling No Nama Pendengar No Tlp. 1 Hasian 6287878179xxx 2 Ivan 6285288399xxx 3 Khoiri 622127235xxx 4 Beny 622517161xxx 5 Omreza 6285289597xxx 6 acoy 6285718960xxx 7 Idar Iskandar 6285310214xxx 8 Fendi 6285218678xxx 9 Rusli 6281310103xxx 10 Ilah 6285691642xxx 11 Zack Vodca 6285719463xxx 12 Adi 6285711943xxx 13 Sandra 6285890407xxx 14 Tono 6281807979xxx 15 Iyay 6285811132xxx 16 Zaenal 6285810847xxx 17 Abe 6285890217xxx 18 Rama 6285710404xxx 19 Dadan 628128340xxx 20 Viday 6287870387xxx 21 Erwin 6281386345xxx 22 Aisyah 6281584875xxx 23 Nadi 6285810861xxx 24 Upey 6287720898xxx 25 Hendro 6281283686xxx 26 Bapak Mardja 6285693878xxx 27 Ajeng 628561312xxx 28 Iday 6285925176xxx 29 Rusli 628567484xxx 30 Kamra 6285810107xxx 31 Godeg 6285860326xxx 32 Badru 628561604xxx 33 Dr.sena 6285711515xxx 34 Ndang S 6285782272xxx 35 Muntamah 6285881757xxx 36 Bapak Ate 6285723133xxx 37 Ida 6281310009xxx 38 Fery 6281398090xxx 39 Andi 6285288743xxx 40 Boy 6281519029xxx 41 Arie 6285719669xxx 42 Misbah 6285780775xxx 43 Alvin 6285711565xxx 44 Idar 6285885541xxx

45 Nandang 6285882675xxx 46 Renata 6285890167xxx 47 Fadli 6287873186xxx 48 Rio 6281574331xxx 49 Cevi Umbara 6281381041xxx 50 Futuh 6285881113xxx 51 Mila 6285693473xxx 52 Abdi 6285716365xxx 53 Riandy 6285810591xxx 54 Kris 628567174xxx 55 Adnan 6285810591xxx 56 Latip 6285813320xxx 57 Yopi 02196264xxx 58 Yanto 628128638xxx 59 Adhe 6287720968xxx 60 Samsul 6285716979xxx 61 Rahmat 6289638057xxx 62 Rini 628567170xxx 63 Heni 6287870373xxx 64 Elfrida 628111660xxx 65 Aji 6281213221xxx 66 Vatma 6289638489xxx 67 Caryan 6281323477xxx 68 Yana 6285883449xxx 69 Michele 6285287327xxx 70 Yuliantisari 6285213887xxx 71 Yanti 6285217603xxx 72 Sherly 6287770002xxx 73 Rival 6281911909xxx 74 Nita 6285722444xxx 75 Away 6281315941xxx 76 Tb Ruchjani 6281584133xxx 77 Yedi 6285883444xxx 78 Dudi 6287870146xxx 79 Eqo 6285692001xxx 80 Ndang S 628151606xxx 81 Arul Vanhoutten 6285890789xxx 82 Yuda 628787064xxxx 83 Andy 6285714295xxx 84 Hendra 6281384567xxx 85 Rizkiani 6281802940xxx 86 Muhidin 6281546065xxx 87 Ismanto 628561854xxx 88 Desy Novalina 6285716833xxx 89 Amrullah 628121891xxx 90 Nurfadillah 6281574881xxx 91 Boboy Ruswanto 6281932788xxx

92 Rahmat A. 6285780808xxx 93 Marina Ulfa 6285693595xxx 94 Agus 628128447xxx Data Responden No Nama Pendengar No Tlp. 1* Hasian 6287878179xxx 2* Ivan 6285288399xxx 3* Khoiri 622127235xxx 4* Beny 622517161xxx 5* Omreza 6285289597xxx 6* acoy 6285718960xxx 7* Idar Iskandar 6285310214xxx 9* Rusli 6281310103xxx 13* Sandra 6285890407xxx 22* Aisyah 6281584875xxx 27* Ajeng 628561312xxx 28* Iday 6285925176xxx 34* Ndang S 6285782272xxx 37* Ida 6281310009xxx 41* Arie 6285719669xxx 43* Alvin 6285711565xxx 45* Nandang 6285882675xxx 48* Rio 6281574331xxx 49* Cevi Umbara 6281381041xxx 52* Abdi 6285716365xxx 54* Kris 628567174xxx 56* Latip 6285813320xxx 57* Yopi 02196264xxx 58* Yanto 628128638xxx 60* Samsul 6285716979xxx 62* Rini 628567170xxx 63* Heni 6287870373xxx 64* Elfrida 628111660xxx 65* Aji 6281213221xxx 66* Vatma 6289638489xxx 67* Caryan 6281323477xxx 69* Michele 6285287327xxx 70* Yuliantisari 6285213887xxx 71* Yanti 6285217603xxx 72* Sherly 6287770002xxx 74* Nita 6285722444xxx 76* Tb Ruchjani 6281584133xxx 82* Yuda 628787064xxxx 83* Andy 6285714295xxx 85* Rizkiani 6281802940xxx

86* Muhidin 6281546065xxx 87* Ismanto 628561854xxx 88* Desy Novalina 6285716833xxx 89* Amrullah 628121891xxx 90* Nurfadillah 6281574881xxx 91* Boboy Ruswanto 6281932788xxx 92* Rahmat A. 6285780808xxx 93* Marina Ulfa 6285693595xxx

Lampiran 2. Sketsa Jangkauan Siar Megaswara FM

Sumber: Panduan Siaran Megaswara FM

Lampirn 3. Hasil Uji Statistik

Kesesuaian Agenda Media dan Agenda Pendengar

Correlations

VAR00002 VAR00003 Spearman's rho VAR00002 Correlation Coefficient 1.000 .787*

Sig. (2-tailed) . .012

N 9 9

VAR00003 Correlation Coefficient .787* 1.000

Sig. (2-tailed) .012 .

N 9 9

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Kesesuaian Agenda Media dan Agenda Pendengar tentang Informasi Pertanian Correlations

AMP APP

Spearman's rho AMP Correlation Coefficient 1.000 .709*

Sig. (2-tailed) . .015

N 11 11

APP Correlation Coefficient .709* 1.000

Sig. (2-tailed) .015 .

N 11 11

Faktor-faktor yang Menentukan Agenda Khalayak

Usia

Correlations

Muda Tua

Spearman's rho Muda Correlation Coefficient 1.000 .967**

Sig. (2-tailed) . .000

N 9 9

Tua Correlation Coefficient .967** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 9 9

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Jenis Kelamin

Correlations

Perempuan Laki2

Spearman's rho Perempuan Correlation Coefficient 1.000 .979**

Sig. (2-tailed) . .000

N 9 9

Laki2 Correlation Coefficient .979** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 9 9

Pekerjaan

Correlations

NonPegawai Pegawai

Spearman's rho NonPegawai Correlation Coefficient 1.000 .933**

Sig. (2-tailed) . .000

N 9 9

Pegawai Correlation Coefficient .933** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 9 9

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pendidikan

Correlations

PendidikanDasar PendidikanTinggi

Spearman's rho PendidikanDasar Correlation Coefficient 1.000 -.333

Sig. (2-tailed) . .381

N 9 9

PendidikanTinggi Correlation Coefficient -.333 1.000

Sig. (2-tailed) .381 .

Keterdedahan Jenis Siaran

Correlations

OnAir OffAir

Spearman's rho OnAir Correlation Coefficient 1.000 .450

Sig. (2-tailed) . .224

N 9 9

OffAir Correlation Coefficient .450 1.000

Sig. (2-tailed) .224 .

N 9 9

Durasi

Correlations

TidakLengkap Lengkap

Spearman's rho TidakLengkap Correlation Coefficient 1.000 .967**

Sig. (2-tailed) . .000

N 9 9

Lengkap Correlation Coefficient .967** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 9 9

Frekuensi

Correlations

Sering SangatSeing

Spearman's rho Sering Correlation Coefficient 1.000 .867**

Sig. (2-tailed) . .002

N 9 9

SangatSeing Correlation Coefficient .867** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 9 9

The research was focused on agenda setting. Affairs research employed a quantitative approached by survey method. Respondents were people who lived around Megaswara’s broadcasting area. Respondent amounted 48 persons, were chosen by a simple random sampling. Method research objectives were: 1) Analyzing agenda Megaswara FM Radio on agricultural information in Bogor Update program, 2) Analyzing agenda Megaswara FM Radio listeners regard to agricultural information in Bogor Update program, 3) Measuring the level of fit between the agenda Megaswara FM Radio to audiences regard the agenda of agricultural information, 4) Identifying the factors correlated to agenda Megaswara FM radio listeners in hearing the broadcast Bogor Update. Research result concluded that individual characteristic (level of education) correlated to Megaswara’s listeners agenda. And also a correlation between the level of exposure and Megaswara listeners agenda base on air time.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media massa mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat luas termasuk yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembangunan. Kemampuan dan potensi media massa sangat besar dalam mempengaruhi khalayak sehingga sering digambarkan sebagai pengganda ajaib (magic multiplier) (Rogers 1976). Media massa yang ada saat ini meliputi media elektronik (radio, televisi, internet) dan media cetak (surat kabar, majalah).

Radio merupakan sebuah sarana media massa yang masih banyak dipergunakan oleh masyarakat. Ketika muncul persaingan di dalam media massa, seperti yang terjadi dewasa ini, radio masih memiliki daya tarik tersendiri bagi pendengarnya. Radio memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, yaitu mampu membangun hubungan akrab dengan pendengarnya, mudah dan murah untuk mengaksesnya, dan bersifat sebagai media dengar (audio) sehingga tetap dapat diakses bersamaan dengan melakukan aktivitas lainnya, serta tidak kalah cepat dalam menyampaikan informasi-informasi yang teraktual. Menurut Brent D. Ruben (1984) yang dikutip oleh Cangara (1998), khalayak menerima suatu pesan bukan saja ditentukan oleh isi pesan, tetapi semua komponen yang mendukung terjadinya proses komunikasi salah satunya dari unsur kebaharuan pesan (aktualisasi). Lebih jauh dari itu, seperti yang diungkapkan oleh Jahi (1988), dengan segala kemampuan atau kelebihannya, radio dapat digunakan sebagai sarana penunjang pembangunan pedesaan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang (Jubido 2007).

Setiap stasiun radio memiliki program radio yang berbeda-beda, dimana program radio merupakan produk yang dijual kepada pendengar sebagai daya tarik bagi para pendengarnya. Hingga saat ini, salah satu program yang masih menarik minat pendengar adalah siaran berita, karena program tersebut dapat menjawab kebutuhan setiap orang akan informasi mengenai apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Setiap program radio akan berbeda-beda, begitu juga dengan

pengemasan program berita pada setiap radio berbeda-beda. Ada yang menyampaikan dengan gaya lama yang relatif kaku, ada juga yang menyampaikan dengan gaya modern yang lebih santai namun tanpa mengurangi isi berita. Hal ini tentunya dilakukan dengan berdasar pada target pendengar (khalayak) sebuah radio atau program radio.

Berita merupakan salah satu pogram yang banyak diminati oleh pendengar, bahwa dalam menyampaikan sebuah berita dikenal agenda setting. Agenda setting adalah satu teori untuk melihat keefektifan dan kesesuaian antara agenda media dengan agenda khalayak. Pada agenda media terdapat upaya untuk membuat pemberitaannya tidak semata-mata menjadi saluran isu dan peristiwa, tetapi juga terdapat strategi yang dimainkan di dalamnya sehingga pemberitaannnya mempunyai nilai lebih terhadap persoalan yang muncul. Idealnya media tidak hanya sekedar media informasi bagi publik, tetapi juga memerankan fungsi untuk mampu membangun agenda publik secara berkelanjutan dan berkesinambungan tentang pesoalan tertentu.

Umumnya konsep agenda setting banyak digunakan pada media cetak terutama surat kabar. Namun konsep ini sebenarnya dapat juga diterapkan pada media massa lainnya. Pada televisi misalnya, konsep agenda setting pada televisi digunakan ketika mulai muncul jurnalisme televisi. Setiap akan ditayangkan sebuah berita, sebelumnya telah dilakukan proses pengaturan agar berita yang disampaikan sesuai dengan yang diharapkan. Radio yang telah lebih dulu muncul, tentunya telah mengenal agenda setting lebih dahulu pula. Awal perkembangan jurnalisme radio diperkirakan pada dekade 1930-an hingga 1940-an ketika radio terlibat dalam penyampaian berita-berita dari medan Perang Dunia II (Dominic 2002 yang dikutip oleh Astuti 2008).

Bermula dari hanya memberitakan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan, hal tersebut terjadi karena memang awal perkembangan radio adalah pada saat masa Perang Dunia II. Namun demikian, dewasa ini berita yang disampaikan semakin beragam. Radio yang pada masa awal pemberitaannya tidak sama sekali memperhatikan informasi atau pun hal-hal yang berhubungan dengan pertanian. Informasi atau berita pertanian adalah sebuah tulisan atau gambaran yang didalamnya terarah perihal pertanian, khususnya mengenai hal-hal yang

menyangkut kepentingan masyarakat petani. Ini berarti bahwa laporan-laporan peristiwa di luar petanian tidak penting bagi masyarakat petani. Sejauh berita luar tersebut mempunyai kaitan dengan kepentingan masyarakat yang bersangkutan, maka berita itu akan berguna bagi masyarakat petani (Hariandja 2001).

Data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan menyebutkan, luas areal pertanian khusus untuk tanaman padi saat ini sejumlah 80.000 hektar dan mampu menghasilkan sekitar 550 ton gabah kering pertahun. Jumlah tersebut masih belum cukup memenuhi kebutuhan beras untuk warga Kabupaten Bogor. Meskipun dilaporkan demikian, namun hingga saat ini Bogor masih tergolong kental dengan pertanian. Semakin pesatnya laju pembangunan di Indonesia saat ini, sudah menjadi suatu fenomena umum bahwa pertanian sering kali menjadi hal yang kurang mendapat perhatian. Kembali pada pembahasan di wilayah Bogor tersebut, bagaimana sebenarnya pertanian di mata masyarakat di wilayah Bogor, yang notabene perhatian terhadap perhatian saat ini makin berkurang. Kemudian ditarik pada kasus pemberitaan pertanian di radio, maka perlu diperhatikan mengenai apakah khalayak radio di Bogor masih mempunyai perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pertanian.

Menjadi penting untuk mengetahui bagaimana agenda media radio dalam menyajikan program siaran berita, kemudian bagaimana agenda pendengar radio terhadap program siaran berita, sehingga kemudian perlu mempelajari juga, apakah ada kesesuaian antara agenda media dengan agenda pendengar radio terhadap program siaran berita radio dan apa faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian agenda pendengar radio dengan agenda media. Secara keseluruhan kemudian akan didapatkan pemahaman mengenai apakah ada kesesuaian antara agenda media dan agenda khalayak, khususnya studi kasus pada program Bogor Update Radio Megaswara FM.

1.2 Masalah Penelitian

Perkembangan jurnalisme radio masih terus berlanjut, sehingga harus terus meningkatkan kualitas siarannya agar tidak kalah bersaing dengan media massa lainnya. Berita sebagai tulang punggung jurnalisme radio berperan penting dalam menentukan kualitas siaran. Oleh sebab itu media radio yang berfokus pada siaran

berita, harus dapat menyusun program siaran dengan cermat agar kebutuhan pendengar akan informasi dapat terpenuhi.

Agenda setting yang tepat pada radio akan sangat menentukan penerimaan khalayak terhadap berita yang disajikan. Agenda setting akan tepat apabila terdapat kesesuaian antara agenda media dengan agenda khalayak/ agenda publik. Mengarahkan pada kesesuaian antara agenda media dengan agenda khalayak maka media harus mengenal karakteristik khalayak karena agenda khalayak cenderung bervariasi tergantung dari spesifikasi dari khalayak itu sendiri. Pengelola radio senantiasa berupaya menyajikan hal-hal yang dianggap menarik perhatian dan dibutuhkan khalayak, dimana salah satunya melalui program berita.

Sejalan dengan uraian diatas, penelitian menitikberatkan permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah agenda Radio Megaswara FM tentang informasi pertanian dalam program Bogor Update?

2. Bagaimanakah agenda pendengar Megaswara FM tentang informasi pertanian dalam program Bogor Update?

3. Apakah ada kesesuaian antara agenda Radio Megaswara FM dengan agenda pendengarnya tentang informasi pertanian dalam program Bogor Update? 4. Faktor-faktor apa saja yang mengarahkan agenda pendengar Radio

Megaswara FM dalam menerima siaran Bogor Update?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis agenda Radio Megaswara FM tentang informasi pertanian dalam program Bogor Update.

2. Menganalisis agenda pendengar Radio Megaswara FM tentang informasi pertanian dalam program Bogor Update.

3. Mengukur derajat kesesuaian antara agenda Radio Megaswara FM dengan agenda khalayak tentang informasi pertanian.

4. Mengidentifikasi faktor-faktor apa yang menentukan agenda pendengar Radio Megaswara FM dalam menerima siaran Bogor Update.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan berguna untuk kalangan akademisi yang terkait dengan komunikasi dan pengembangan masyarakat mengenai pemberitaan- pemberitaan pada radio terutama berita mengenai pertanian. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi tim redaksi Radio Megaswara FM Bogor dalam menentukan arah untuk menyampaikan informasi pertanian. Selain kalangan akademisi dan tim redaksi, penelitian diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah untuk menetapkan prioritas perhatian dan kebijakan megenai isu-isu pertanian serta bagi masyarakat dan pihak lain yang memerlukan informasi mengenai persoalan yang dibahas dalam penelitian ini.

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Siaran Radio

2.1.1.1Konsep Dasar Radio

Radio merupakan buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Sejarah radio diawali sejak tahun 1896, Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang menggunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode Morse. Marconi lantas mendirikan perusahaan pengirim pesan kedatangan dan keberangkatan kapal, mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang tidak terjangkau kabel telegraf, dan belakangan bahkan mendirikan pabrik perakit dan penyedia perlengkapan radio (Astuti 2008).

Arifin (2010) menyatakan bahwa kata siaran merupakan padanan dari kata "broadcast" dalam bahasa Inggris. Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata "broadcasting" memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum, frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat, dengan perangkat penerima siaran. Siaran radio memiliki karakteristik yang unik sehingga menjadikannya sebagai media yang banyak digunakan masyarakat (Hapsari 2008).

Sejak awal pemunculannya, radio telah menjadi media komunikasi massa yang powerfull. Bahkan, radio pernah disebut-sebut sebagai the fifth estate- kekuatan kelima-setelah koran. Seiring perkembangan teknologi, maka radio pun mengalami sejumlah perubahan (Astuti 2008). Pesatnya perkembangan radio

tidak hanya dialami dari sisi kuantitas radio siaran, tetapi juga dari sisi kualitas siaran dengan diperkenalkannya System Frequency Modulation (FM) sebagai penyempurnaan System Amplitude Modulation (AM) yang diperkenalkan oleh Prof. E. H. Amstrong pada tahun 1933. Sistem yang baru ini menghasilkan kualitas suara yang diterima pendengar Fideliti-nya lebih tinggi. Keuntungan sistem FM dibanding dengan AM adalah, 1) dapat menghilangkan interference (gangguan, pencampuran yang disebabkan cuaca, bintik-bintik matahari atau alat listrik), 2) dapat meningkatkan interference yang disebabkn dua stasiun yang mengudara pada gelombang yang sama, 3) dapat menyiarkan suara sebaik- baiknya bagi telinga manusia yang sensitif (Setiawan 2003).

Perkembangan teknologi radio berjalan terus terbukti tahun 1997 di Eropa muncul sistem baru yang dikenal dengan Digital Audio Broadcasting (DAB). Sistem ini memancarkan audio yang dimasukkan ke data komputer sebagaimana rekaman Compact Disk. Sistem ini meningkatkan kualitas suara dan membuat signal-signal radio tidak mudah kehilangan kekuatan suaranya. Signal digital juga memasukkan informasi tentang sumber dan isi musik sehingga kita dapat menyetel radio seperti yang kita harapkan. Sistem Digital Audio Broadcasting ini di Indonesia sudah mulai dipergunakan sekalipun baru oleh stasiun radio yang tergolong sudah mapan (Setiawan 2003).

2.1.1.2Fungsi Radio

Radio memiliki sejumlah fungsi, seperti mentransmisikan pesan, mendidik, membujuk, dan menghibur (Astuti 2008). Schraam 1964 (Siagian 2000) berpendapat bahwa dalam masyarakat yang sedang berkembang, informasi dapat berperan dalam banyak hal, yaitu untuk mengawasi dan melaporkan kembali (the watchman role), membantu dalam memutuskan kebijaksanaan, mengarahkan dan mengatur (the policy role), dan mendidik anggota-anggota baru dalam masyarakat, membawa dan membekali mereka dengan keahlian dan kepercayaan yang sesuai dengan masyarakat tersebut (the teacher role).

Radio bisa mengambil model komunikasi apa saja dalam menyampaikan pesannya. Entah itu model satu arah, maupun dua arah. Model satu arah mengasumsikan radio sebagai komunikator tunggal yang menyampaikan pesan

kepada khalayak pasif, sedangkan model dua arah memposisikan radio sebagai

Dokumen terkait