• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM

D. Teori Agenda Setting

1. Konsep Dasar Agenda Setting

Menurut E.M. Griffin Seperti dikutip Morisan dalam buku Teori Komunikasi Massa mcquail mengatakan bahwa McCombs dan Shaw sebenarnya meminjam istilah Agenda-Setting dari Bernard Cohen, sarjana ilmu politik. Teori ini diciptakan oleh McCombs dan Shaw untuk menggambarkan suatu fenomena yang diketahui telah lama dan penelitian ini diteliti pada konteks kampanye pemilu. Intinya adalah media berita mengisyaratkan kepada masyarakat apa yang menjadi isu penting pada hari ini dan hal ini terlihat pada apa yang dipikirkan oleh masyarakat sebagai isu utama15 .

Sedangkan menurut McCombs dan Shaw pada The Public Opinion Quarterly yang berjudul The Agenda-Setting Function of Mass Media, mengartikan Agenda Setting, yaitu dalam memilih dan menampilkan berita, editor, staf dan penyiar bermain di bagian penting dalam membentuk realitas politik. pembaca belajar tidak hanya tentang masalah tertentu, tetapi juga seberapa penting untuk melampirkan masalah itu dari jumlah informasi dalam sebuah berita dan posisinya.

Bernard Cohen mengatakan, Pers bukan hanya penyedia informasi dan opini, pers lebih penting dari itu. Pers mungkin tidak terlalu berhasil untuk menyuruh apa yang dipikirkan seseorang, tapi pers bisa berhasil menyuruh masyarakat atau publik tentang apa yang

15 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Mcquail, (Jakarta: Salemba Humanika,

seharusnya mereka pikirkan16 .Secara garis besar, teori ini ialah apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh masyarakat (publik)17 . Agenda seting berusaha menunjukkan isu-isu dan pencitraan yang penting serta menonjol ke dalam pikiran masyarakat18 . Dan selain itu juga, media yang secara tidak langsung mengkonstruk kepada kita mengenai apa yang penting dan tidak. Serta media juga yang mengatur isi pikiran kita mengenai apa yang harus kita lihat19 .

Teori ini juga mempunyai kemiripan dengan teori peluru yang menganggap media mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Yang membedakan dari kedua teori tersebut ialah teori peluru lebih membahas mengenai sikap (afektif), pendapat atau bahkan perilaku. Sedangkan agenda setting lebih membahas mengenai kesadaran dan pengetahuan (kognitif)20 .

16 Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2010), Edisi 5, h. 347.

17 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskoursus teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, h. 281.

18 Morissan, Teori Komunikasi Massa, Media, Budaya dan Masyarakat, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2013), Cet. Ke-2, h.91.

19 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011),

Cet. Ke-4, h.196.

20 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana 2009), Cet.

2. Model Agenda Setting

Agenda setting yakni menghubungkan konsep yang spesifikasi dengan hubungan yang positif antara mengutamakan berita dan menganggap penting atas topik berita khalayak. Pertimbangan opini publik biasanya fokus kepada pembagian opini yang pro dan kontra setelah isu muncul dan sampai ke publik21.

Hipotesis agenda setting berasumsi bahwa agenda media dinyatakan menilai penting atau isu-isu yang menonjol diantara khalayak. Seperti yang biasa dinyatakan, hipotesis tidak menspesifikasikan ukuran yang tepat atas penonjolan isu tersebut dan hal tersebut bervariasi dalam penelitian saat ini yang memilik konsep bermacam-macam22.

Penelitian ini memiliki dua tujuan yang luas. Pertama menyampaikan pemeriksaan dari fungsi agenda-setting media massa termasuk tingkatan informasi khalayak yang beragam. Kedua yakni untuk menyampaikan bagaimana khalayak mendapatkan informasi yang mana mereka menerimanya dari media. Antara tujuan-tujuan tersebut mempengaruhi tentang isu-isu ekonomi23.

Isu-isu tersebut secara konspetual sebagai penyertaan informasi pada tiga tahap yang jelas, pertama: menyertakan masalah yang umum.

21 E. David Protess and Maxwell McCombs, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.2.

22 Jack McLeod, Lee B. Becker, and James E. Byrnes, e. David L. Protess and Maxwell

McCombs, Another Look at the agenda-setting function of the press, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.47.

23 Marc Benton and P. Jean Frazier, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, The

Agenda-Setting Function of the Mass Media at Three Levels of “Information Holding”, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.61.

Maslaah umum tersebut meliputi isu-isu seperti ekonomi, sistem politik, kritikan pemerintah, dan populasi yang berlebih merupakan masuk kedalam tahap pertama ini. Masuk pada tahap kedua: terdiri atas isu-isu yang pokok, termasuk masalah, penyebab, dan mengemukakan solusi. Ketiga: berisi informasi yang spesifik mengenai isu-isu yang pokok, termasuk pemikiran yang pro dan kontra tentang mengemukakan solusi dan hubungan personal atau kelompok untuk mengemukakan solusi itu24.

Model agenda-setting ini dioperasionalisasikan dengan berbagai cara. Model yang dimaksud ialah sebagai berikut25:

Gambar 2.1

Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issues, termasuk jarak isues (apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu), lama terpaan (apakah issues itu muncul atau mulai pudar), kedekatan geografis (apakah issues itu bertingkat lokal atau nasional), dan sumber (apakah disajikan pada media yang kredibel atau media yang tidak kredibel). Sifat-sifat khalayak menunjukkan variabel-variabel psikososial,

24 Marc Benton and P. Jean Frazier, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, The

Agenda-Setting Function of the Mass Media at Three Levels of “Information Holding”, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.61.

25 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis statistik,

termasuk data demografis, keanggotaan dalam system sosial, kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media26.

3. Proses Agenda Setting

Dalam sebuah teori mengenai agenda setting, terdapat proses-proses sehingga dapat menghasilkan sebuah perspektif bahwa “apa yang dianggap penting oleh media, maka di anggap penting juga oleh publik”. Seperti yang disebutkan Nurudin dalam bukunya yang mengutip dari Stephen W. Littlejohn, Proses tersebut beroperasi melalui tiga bagian, yakni27:

a. Agenda Media. Agenda media yang dimaksud disini ialah agenda media yang harus di format28. Proses ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana media memberitakan sebuah isu ketika pertama kali.

b. Agenda Publik. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tentang publik29. Dari pernyataan tersebut memunculkan sebuah pertanyaan mengenai seberapa besar kekuatan media dalam mempengaruhi isu tersebut untuk sampai ke publik atau khalayak serta bagaimana sikap publik menanggapi isu tersebut.

c. Agenda Kebijakan. Agenda publik memengaruhi agenda kebijakan. Agenda kebijakan yakni pembuatan kebijakan publik yang dianggap

26 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis statistik,

h. 69.

27 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011),

Cet. Ke-4, h.197.

28 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.198. 29 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.198.

penting oleh individu30. Sehingga, agenda kebijakan ini ialah tindakan lebih lanjut setelah agenda publik, yang mengakibatkan publik bergerak untuk membuat sebuah kebijakan yang menguntungkan atau dianggap penting bagi setiap individu.

Dokumen terkait