Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Nada Rohmah
NIM: 1111051100020
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i
Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
KPK merupakan sebuah lembaga independen yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi.. Pemberitaan mengenai penangkapan wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto mengundang banyak polemik di masyarakat. Baru sehari kasus ini dipublikasikan, sudah banyak aktivis – aktivis dari berbagai kalangan yang terjun ke jalan ataupun jejaring sosial untuk membela KPK dan Polri.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh pemberitaan tersebut terhadap persepsi mahasiswa aktivis tentang citra KPK setelah munculnya pemberitaan tersebut melalui angket atau kuesioner dengan 88 responden. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernaung dibawah organisasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi mahasiswa aktivis tentang citra KPK terhadap pemberitaan penagkapan Bambang Widjojanto di Metro Tv.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive. Data hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan statsitik regresi linear berganda untuk mencari pengaruh pemberitaan tersebut terhadap citra KPK. Untuk mengidentifikasi hal tersebut, peneliti menggunakan konsep Stephen W. Littlejohn yaitu individual issue salience, familiarity, favorability, Support, Likelihood of Action dan Freedom of Action.
Penelitian ini menggunakan teori Agenda Setting yang mengasumsikan bahwa apa yang dianggap penting oleh media maka dianggap penting oleh publik.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adanya pengaruh persepsi mahasiswa tentang citra KPK terhadap pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV.
ii
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT tuhan
semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus
memberikan nikmat dan berkahnya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan
kepada Rasulullah SAW yang membawa umatnya dari jalan yang gelap menuju
jalan yang terang.
Setelah berjuang beberapa bulan mengerjakan penelitian ini, peneliti tidak
lupa pula mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu
menyelesaikan dalam penyusunan penelitian ini. Orang-orang tersebut yaitu:
1. Jajaran dekanat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief
Subhan, M.Ag (dekan), Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed, PhD (Wakil Dekan Bidang
Akademik), Dr. Roudhonah M.Ag (Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum), Dr. Suhaimi, M.Si (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, alumni
dan kerjasama).
2. Kholis Ridho, M.Si selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Dra. Musfira
Nurlaily, MA selaku Serketaris Konsentrasi Jurnalistik serta Fita
Fathurokhmah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
bersedia mendengarkan keluh kesah peneliti.
3. Orangtua tercinta, Umi Atikah dan Ayah H. Mansur, S.Pd. Terimakasih atas
iii
5. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, khususnya untuk Mas R. Guntur
Karyadipati, Mas Ibnu, yang telah melancarkan peneliti dalam mencari data.
6. My Siblings, Miftahul Huda and her husband, Nana Rohmana. Aulia Rizqia
dan Azwiyatul Arofah. Saudara yang selalu membantu dan memberikan
semangat kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Abang, guru dan motivator peneliti, Nanda Arta. Orang yang galak dan selalu
memarahi peneliti jika belum menyentuh skripsi selama sehari.
8. Keluarga besar UKM Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA) khususnya
divisi Karate UIN Jakarta. Ka Tika, Ka Japri, Ka Ari, Ka Heru, Rifat, Ka
Endah, Pengurus lama dan pengurus baru. Terimakasih atas segala ilmu yang
peneliti dapat, segala pengalaman bersama kalian, sebagai bekal pengetahuan
peneliti kedepannya.
9. All Crew RDK FM, Bang Deds, Bu Indah, Pak Ismo, Kris, bang Arif, Rey,
Faisal, Alfian, angkatan 2012, Caang, AngMud dan kaka-kaka yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu. Sebagai wadah peneliti untuk
mengembangkan kemampuan public speaking, kepenyiaran, leadership, serta
keluarga kedua bagi peneliti.
10.Silviah Arafah, sebagai sahabat seperjuangan dari masih culun hingga
sekarang, teman curhat dan berbagi resep masakan serta sesuatu yang
iv
membuat kue, tempat minta “makan jajanan gratis” peneliti. Semoga
persahabatan ini tetap terus terjaga. Love you Girls!
11.Kosan Annur Jualan, Fitri Afiani dan Nuni Nuraeni Zahro, sebagai teman
satu kamar peneliti selama tiga tahun, partner bisnis Seblak, Nasi Uduk dan
Asinan. Darojatul Azka (Atha), Syifa fauziah (Cipeh) dan Astrid Brenda
Maharani (Acit), sebagai tetangga manja dan merepotkan sekaligus supplier
logistic kami. Tetapi kalian tetap selalu menjadi “anak-anak kesayangan mamah”. Terimakasih atas kegialaan kalian semua sist, terimakasih atas
support-nya, terimakasih atas canda tawanya, terimaksih telah menjadi
pengingat untuk selalu sadar dikala peneliti ketiduran saat begadang
mengerjakan skripsi ini. Kalau ada film yang berjudul “kosan dodol”,
sepertinya kita lebih dodol dari itu gengs.
12.Teman-teman seperjuangan Jurnalistik 2011 khususnya kelas A, Kris, Ipi,
Mira, Gita, Hana, Fatin, Virda, Shita, Tika, Eko, Karim, Ama, Elsa, Dito,
Yudha, Fadhli, Kuro, Ani, Nuna, Rofah, serta kawan-kawan semua yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semangat guys!
13. Para penemu barang-barang elektronik yang bersusah payah menciptakan
v
makhluk biasa yang selalu salah dan mencoba untuk melakukan yang terbaik.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, amin.
Jakarta, 14 juli 2015
vi A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
1. Manfaat Teoritis ... 5
2. Manfaat Praktis ... 5
E. Tinjauan Pustaka ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Berita ... 11
1. Konsep Berita ... 12
2. Kriteria Umum Nilai Berita... 14
B. Citra ... 16
1. Proses Pembentukan Citra ... 17
D. Teori Agenda Setting. ... 18
1. Konsep Teori Agenda Setting ... 18
2. Model Agenda Setting ... 20
3. Proses Agenda Setting ... 22
E. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
B. Paradigma Penelitian ... 24
C. Pendekatan Penelitian ... 24
D. Desain Penelitian ... 25
E. Jenis Penelitian ... 25
F. Metode Penelitian ... 25
G. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
H. Populasi, Sampel dan Unit Analisis ... 26
I. Operasionalisasi Konsep ... 33
vii
a. Uji Normalitas ... 38
b. Uji Heteroskedastisitas ... 39
2. Uji Koefisien Korelasi ... 39
3. Uji Regresi Linear Multiple ... 40
L. Instrumen Penelitian ... 41
B. Dewan Eksekutif Mahasiswa ... 46
1. Dewan Eksekutif Mahasiswa FITK ... 46
2. Dewan Eksekutif Mahasiswa FAH ... 49
3. Dewan Eksekutif Mahasiswa Ushuluddin... 51
4. Dewan Eksekutif Mahasiswa FSH ... 52
5. Dewan Eksekutif Mahasiswa FIDIKOM ... 54
6. Dewan Eksekutif Mahasiswa FDI ... 57
7. Dewan Eksekutif Mahasiswa FPsi ... 59
8. Dewan Eksekutif Mahasiswa FEB ... 60
9. Dewan Eksekutif Mahasiswa FST ... 61
10. Dewan Eksekutif Mahasiswa FKIK ... 62
11. Dewan Eksekutif Mahasiswa FISIP ... 64
BAB V TEMUAN DATA LAPANGAN DAN HASIL ANALISIS A. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ... 67
1. Jumlah Berdasarkan Usia ... 67
2. Jumlah Berdasarkan Jenis Kelamin... 68
3. Jumlah Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 68
4. Jumlah Berdasarkan Tempat Tinggal ... 69
B. Penggunaan Media Massa ... 70
C. Analisis Data Penelitian ... 73
1. Ranking pemberitaan Bambang Widjojanto yang didapatkan responden dari Media Massa ... 73
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 74
a. Hasil Uji Normalitas ... 74
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76
3. Koefisiensi Korelasi ... 77
viii
ix
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Anggota Dewan Eksekuti Mahasiswa Fakultas . 28 Tabel 3.2 Gambaran Sampel Anggotan Dewan Eskekutif Mahasiswa
Fakultas ... 32
Tabel 3.3 Operasionalisasi Konsep ... 34
Tabel 3.4 Bentuk Pengskalaan ... 38
Tabel 5.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 67
Tabel 5.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
Tabel 5.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68
Tabel 5.4 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 69
Tabel 5.5 Jumlah Responden Berdasarkan Banyaknya hari menonton Metro TV dalam seminggu ... 70
Tabel 5.6 Rata-rata waktu responden menonton Metro TV... 71
Tabel 5.7 Ranking pemberitaan Bambang Widjojanto berdasarkan responden ... 73
Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi ... 77
x
Gambar 4.1 Logo PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) ... 42 Gambar 5.1 Grafik responden berdasarkan banyaknya hari menonton
Metro TV dalam seminggu ... 71 Gambar 5.2 Rata-rata waktu responden menonton Metro TV dalam
xi
Lampiran 1 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Surat Permohonan Data
1 A. Latar Belakang Masalah
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan sebuah lembaga
independen yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi. KPK juga diberi
kebebasan dari pengaruh kekuasaan manapun dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya1. Sebagai lembaga yang independen, pastilah KPK ini bekerja
tanpa pandang bulu dalam mengupas kasus-kasus korupsi yang ada di Indonesia
ini. Banyak kasus yang telah terkupas yang melibatkan pejabat-pejabat negara.
Didirikan pada 2002 silam dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang
ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap anggota.
Pimpinan KPK memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali
hanya untuk sekali masa jabatan, seperti pemeilihan presiden. Dalam pengambilan
keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial, dimana dalam mengambil
keputusan berdasarkan kesepakatan bersama melalui musyawarah. Dan Pada
periode 2011-2015 KPK dipimpin oleh Ketua KPK Abraham Samad, bersama 4
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Muqoddas, dan Adnan Pandu Praja2.
Pada 23 Januari 2015. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto ditangkap
atas dugaan menyuruh saksi memberikan keterangan palsu dalam persidangan di
Mahkamah Konstitusi untuk kasus sengketa Pilkada Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah, pada 2010. Saat ditangkap, Bambang usai mengantar
putrinya ke sekolah pada pukul 07.30 WIB3.
Melihat latar belakang Bambang Widjojanto yang menggeluti bidang
hukum dan HAM sejak masih duduk di bangku kuliah. Mulai terjun aktif di
berbagai Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan lembaga-lembaga yang bergerak
di bidang HAM serta korupsi sejak 1986 sehingga memperoleh penghargaan
Kennedy Human Rights Award tahun 19934.
Kasus penangkapan Bambang Widjojanto mengundang banyak simpatisan
yang mendukung untuk melindungi KPK dengan slogan SAVE KPK yang marak
di media-media sosial. Pemberitaan mengenai Bambang Widjojanto selama
hampir dua minggu lebih selalu hangat menjadi perbincangan di media-media,
baik cetak, maupun elektronik. Metro TV merupakan salah satu media
elektronik yang selalu memperbarui berita-beritanya mengenai tertangkapnya
wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto.
Metro TV juga merupakan televisi dengan menayangkan berita selama 24
jam yang pertama di Indonesia sejak 25 November 2000. Media ini juga
2 Profil Pimpinan KPK 2011-2015.
http://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/profil-pimpinan/2011-2015. Di akses pada 4 Februari 2015, pukul 22.50 WIB.
3 Bambang Dikabarkan Enggan Beri Keterangan dan Merasa Diteror. http://news.Metro
TV/read/2015/01/23/349225/8203-bambang-dikabarkan-enggan-beri-keterangan-dan-merasa-diteror. Di akses pada 4 Februari 2015, pukul 23.02 WIB.
4 Profil Pimpinan KPK 2011-2015.
Paloh. Metro TV didirikan untuk meyebarkan berita dan informasi ke seluruh
pelosok di Indonesia.
Alasan peneliti memilih media elektronik Metro TV, karena berita di
Metro TV ini sangat jelas dan selalu memperbarui berita-berita mengenai kasus
Bambang Widjojanto ini. selain itu, Televisi juga merupakan media fleksibel yang
dapat diakses diberbagai macam tempat.
Dengan adanya pemberitaan mengenai tertangkapnya Wakil Ketua KPK,
Bambang Widjojanto sebagai tersangka atas dugaan menyuruh saksi memberikan
keterangan palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi untuk kasus
sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada 2010.
Membuat peneliti ingin meneliti apakah dengan adanya
pemberitaan-pemberitaan seputar Wakil Ketua KPK tersebut yang notabennya ialah figur
anti-korupsi, tetapi malah dituding terlibat dalam menyuruh saksi memberikan
keterangan palsu mempengaruhi citra KPK yang selama ini terkenal sebagai
lembaga indpenden yang menangani dan menyelidiki beberapa kasus-kasus
korupsi di Indonesia ini. Mahasiswa sebagai salah satu generasi penerus bangsa.
Terlebih kepada mahasiswa aktivis yang biasanya memperhatikan-isu-isu public
dan menyikapi hal tersebut dengan kritis leat forum pengganti.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin mencari tahu bagaimana
citra KPK di kalangan Mahasiswa setelah adanya pemberitaan mengenai
penangkapan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto. Apakah teori Agenda
penelitian yang ingin peneliti lakukan.
Maka dari itu, peneliti menyusunnya ke dalam sebuah penelitian
mengenai: “Pengaruh Pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di
Metro TV terhadap Citra KPK (Survei terhadap Mahasiswa Aktivis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian ini pada pemberitaan
mengenai Penangkapan bambang Widjojanto di Metro TV dari awal penangkapan
pada tanggal 23 Januari sampai 8 Februari 2015. Dan membatasi Mahasiswa
Aktivis ini hanya pada Angota Dewan Eksekuif Mahasiswa (DEMA) Fakultas
se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjabat pada periode 2014/2015.
Untuk memberikan gambaran permasalahan yang terkandung dalam judul
skripsi ini, peneliti merasa perlu mengemukakan masalah. Adapun masalah
pokok dalam skripsi ini ada berkenaan dengan:
1. Apakah pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV
memengaruhi Citra KPK pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif
Dengan latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah yang telah
peneliti jelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Citra KPK terhadap pemberitaan
penagkapan Bambang Widjojanto di Metro TV pada Mahasiswa Aktivis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat untuk civitas
akademika di dunia khususnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terlebih
untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan seputar teori agenda setting media
elektronik dalam mempengaruhi citra suatu lembaga, sebagai bahan
tambahan referensi. Sehingga, para civitas akademika juga menjadi
lebih peka terhadap masalah-masalah yang sudah ada di hadapan mata.
2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
rujukan dalam menambah sumber informasi yang dapat memberikan
manfaat bagi para praktisi atau pekerja media. Serta dapat dijadikan
perbandingan dan pengembangan bagi media massa khususnya media
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah
dari penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaanjudul dan
lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian
yang berhubungan dengan citra KPK. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka
peneliti mempertegas perbedaan di antara masing-masing judul dan masalah yang
dibahas.
Perbedaan pertama adalah skripsi karya Siti Nurhayati yang berjudul Citra
Partai Keadilan Sejahtera di Pemilu 2014 (Analisis Wacana Pemberitaan Partai
Keadilan Sejahtera pada online elektronik Detikcom). Skripsi ini membahas
mengenai jelang pemilu, berbagai media dihiasi dengan pemberitaan mengenai
partai politik. Pemberitaan tersebut mengandung pesan tertentu yang bertujuan
membangun citra positif. Partai Keadilan Sejahtera memanfaatkan momentum
tersebut dengan merubah slogannya. Peristiwa tersebut turut mendapat perhatian
dari berbagai media, salah satunya Detikcom. Detikcom merupakan salah satu
media online yang menyajikan berita terpopuler. Detikcom menyajikan
pemberitaan tersebut dari sudut pandang yang berbeda.
Yang kedua ialah skripsi karya Nanda Cahaya Febriana yang berjudul Efek
Agenda Setting Media tentang Isu Pemilu Legislatif 2014 di Surat Kabar Kompas
dan Program Berita Tv Liputan 6 Siang SCTV terhadap Mahasiswa/i KPI UIN
Jakarta. Skripsi ini menggunakan pradigma positivistik atau klasik dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan tipe penelitian eksplanatif. Jenis data
adalah tidak terdapat dukungan yang kuat terhadap teori agenda setting pada
penelitian ini. Hubungan antara agenda kompas dan agenda mahasiswa terbukti
lemah dan tidak signifikan. Sedangkan hubungan antara agenda liputan 6 siang
dan agenda mahasiswa terbukti kuat namun berbanding terbalik dan tidak
signifikan. Dari dua pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa semakin tinggi
media memberi penekanan pada isu tertentu sebagai isu penting, maka mahasiswa
semakin menganggap isu tersebut tidak penting. Kemudian, dari ketiga variabel
kontrol yaitu pola penggunaan media, kredibilitas media, dan pola ketertarikan
isu, hasil korelasi di tiap katagori rendah, sedang, dan tinggi menunjukan
perbedaan yang tidak signifikan. Artinya ketiga variabel tersebut tidak
mempengaruhi hubungan antara agenda Kompas dan Liputan 6 Siang dengan
agenda mahasiswa secara signifikan. Faktor yang paling berpengaruh dalam
korelasi antara agenda media dan agenda publik ini negatif adalah faktor time lag
atau jangka waktu dalam menentukan katagorisasi isu5.
Ketiga adalah skripsi karya Nuri Rahmah Fajria yang berjudulPengaruh
tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan di SMA
Triguna Utama Ciputat. Skripsi ini untuk membuktikan apakah tayangan Opera
Van Java memiliki daya yang membentuk perbuatan (negatif dan positif) bagi
siswa-siswi khususnya siswa-siswi Triguna Utama, Ciputat. Penelitian ini
menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian
survei. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner dengan skala likert kemudian
5 Nanda Cahaya Febriana, “Efek Agenda Setting Media tentang Isu Pemilu Legislatif
yang ada diantara variabel independen dan variabel dependen. Hasil dari
penelitian ini ditemukan bahwa pada tayangan Opera Van Java (variabel kognitif
dan variabel afektif) tidak mempengaruhi perubahan perilaku kekerasan.
Meskipun variabel kognitif memiliki kecenderungan kepada perubahan perilaku
kekerasan, namun jika pada variabel afektif bersifat negatif terhadap perubahan
perilaku kekerasan, maka tidak akan ada bentuk perubahan perilaku kekerasan
terjadi setelah menonton tayangan tersebut6.
Keempat adalah skripsi karya Diana Patricia Manulong yang berjudul
Representasi Agenda Media dalam Surat Kabar Nasional (Sebuah Analisis Isi Isu
Lingkungan dalam Kompas dan Koran Tempo). Skripsi ini membahas
representasi agenda media, khususnya surat kabar nasional dalam mengangkat
isu-isu lingkungan. Kompas dan Koran Tempo dipilih karena merupakan surat
kabar nasional dengan oplah yang tinggi sehingga agendanya akan mempengaruhi
agenda publik secara signifikan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
surat kabar di Indonesia belum memberikan perhatian kepada isu-isu lingkungan
dan representasi lingkungan masih sangat terbatas pada isu-isu tertentu yang
menarik khalayak dan berdampak besar7.
6 Nuri Rahmah Fajriah, “Pengaruh Tayangan Opera van Java Terhadap Perubahan
Perilaku Kekerasan di SMA Truguna Utama Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. ii.
7 Diana Patricia Manulong, “Representasi Agenda Media dalam Surat Kabar Nasional
Untuk memahami gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang akan
diuraikan dalam penelitian ini, maka peneliti membagi sistematika penulisan ke
dalam lima bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas: Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang: Pengertian Media Massa, Definisi Berita,
Konsep Berita, Kriteria Umum Nilai Berita, Definisi Citra, Proses Pembentukan
Citra, Konsep Teori Agenda Setting Maxwell Mccombs Dan Donald Shaw,
Model Agenda Setting, Proses Agenda Setting, Kerangka Penelitian dan Kerangka
Berpikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai tempat dan waktu penelitian, pendekatan
penelitian, desain penelitian, Jenis Penelitian, metode penelitian, subjek dan objek
penelitian, Populasi, sampel dan unit analisis, Teknik Pengumpulan Data, Teknik
Pengambilan Sampel, Teknik Analisis Data dan Instrumen Penelitian, yaitu: Uji
Validitas dan Ujia Reliabilitas.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Pada bab ini membahas mengenai profil Metro TV dan Dewan Eksekutif
Mahasiswa (DEMA) se-UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang terdiri dari 11
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari temuan data lapangan yang telah
peneliti lakukan dan terbagi menjadi beberapa sub bab, yakni Karakteristik
responden hasil penelitian, Penggunaan media massa, Agenda Media dan Agenda
Publik
BAB VI PENUTUP
Bab ini akan berusaha menarik kesimpulan dan saran dari seluruh masalah yang
11 A. Berita
Berita merupakan salah satu karya dari produk jurnalisme. Sumadiria
(2011) mengutip definisi dari Paul De Massenenner, berita ialah sebuah kabar
penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Sedangkan secara
sederhana, Doug Newsom dan James A. Wollert mendifinisikan berita sebagai
sesuatu yang ingin dan perlu diketahui oleh banyak orang atau masyarakat. Disisi
lain, William S. Maulsby menjelaskan bahwa berita ialah suatu pemaparan sesuai
apa adanya dan tidak berat sebelah dari kenyataan-kenyataan yang berarti penting
dan baru terjadi, sehingga dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang
memberitakan tersebut.
Bersadarkan pada pemikiran parah tokoh diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Berita ialah sebuah laporan kepada khalayak mengenai isu-isu yang sedang
terjadi berdasarkan fakta dan menarik perhatian khalayak melalui media massa1.
Pemberitaan berasal dari kata berita yang ditambahkan imbuhan pem – an. Dimana berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online yang berarti
proses, cara, perbuatan, memberitakan (melaporkan, memaklumkan), perkabaran
dan maklumat2. Pengaruh yakni daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
1 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h.64.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/pemberitaan . di akses pada 28 Juli
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang3. Jadi,
pengaruh pemberitaan berati daya yang ikut membentuk suatu persepsi seseorang
terhadap cara memberitakan sebuah berita.
1. Konsep Berita
Haris Sumaridian mengutip George Fix Mott dalam New Survey of
Journalism yang mengemukakan bahwa setidaknya ada delapan konsep
mengenai berita ini sendiri. Kedelapannya itu ialah:
a. Berita Sebagai Laporan Tercepat
Berita merupakan salah satu laporan tercepat yang disiarkan surat
kabar, radio, televise bahkan juga media online yang tengah marak pada
era globalisasi ini4.
b. Berita Sebagai Rekaman
Rekaman dalam artian disini merupakan dokumentasi dari peristiwa
yang sedang terjadi. Rekaman yang dimaksud disini juga bukan semata
rekaman audio, tetapi juga rekaman visual dan juga rekaman sebuah
peristiwa5.
c. Berita Sebagai Fakta Objektif
Dalam membuat berita, reporter memang diharuskan membuat laporan
mengenai sebuah peristiwa berdasarkan apa adanya (das sein) bukan
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/pengaruh. di akses pada 28 Juli 2015. Pukul 16.00 WIB.
4 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h.72.
yang seharusnya (das sollen)6. Karena berita yang telah disiarkan itu
sendiri merupakan sebuah realitas yang berasal dari tangan kedua
(reporter) sedangkan realitas tangan pertamanya yakni peristiwa itu
sendiri.
d. Berita Sebagai Interpretasi
Karena berita yang dipublikasikan tiap media jumlahnya banyak setiap
harinya dan berita yang diliput itu hanyalah puing-puing dari sekian
fakta yang dilaporkan, sehingga tugas media itu ialah membuat fakta
yang seolah membisu itu menjadi dapat berbicara sendiri kepada
khalayak7.
e. Berita Sebagai Sensai
Selama ini memang media massa dianggap lebih banyak menimbulkan
sensasi8. Setiap kalimat yang terjajar rapi di media bisa menimbulkan
berbagai macam kontroversi dan juga kritikan dari khalayak.
f. Berita Sebagai Minat Insani
Minat insani yang dimaksud disini ialah media massa brusaha
membangkitkan rasa peduli kepada sesama manusia melalui berita yang
disiarkannya9.
6 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.73.
7 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.75.
8AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.76.
g. Berita Sebagai Ramalan
selain melaporkan suatu kejadian atau peristiwa, berita juga secara tidak
langsung mengakibatkan sesuatu hal yang tidak terbayangkan oleh
reporter terjadi karena berita dapat mengkonstruk pemikiran khalayak
juga.
h. Berita Sebagai Gambar
melalui berita, selain mendapatkan sebuah informasi, khalayak juga
secara tidak sadar sudah dapat mengetahui gambaran apa yang
terjadi di daerahnya saat ini. bahkan sampai tingkat gambaran dunia
juga dapat diketahui khalayak luas melalui sebuah berita.
2. Kriteria Umum Nilai Berita
Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia,
mengemukakan 11 nilai berita:
a. Keluarbiasaan (unusualness); berita merupakan suatu laporan yang
luar biasa.
b. Kebaruan (newness); berita juga melaporkan sesuatu yang terbaru.
c. Akibat (impact); berita bisa mengakibatkan sebuah dampak yang
luas.
d. Aktual (timeliness); berita juga melaporkan sesuatu peristiwa atau
kejadian yang sedang atau baru terjadi. Dalam aktualitas ini juga
terbagi kedalam tiga bagian:
a) Aktualitas Kalender; hari yang berkaitan langsung dengan sejarah,
b) Aktualitas Waktu; penyiaran suatu peristiwa biasanya memakan
waktu dan tempat yang utama dalam pemberitaan.
c) Aktualitas Masalah; dilihat dari kemunculan, pengaruh, dan
masalah-masalah lama yang selalu aktual. Seperti, kasus korupsi
dan pemerkosaan.
e. Kedekatan (proximity); berita bisa menimbulkan kedekatan, baik dari
segi lokasi dimana berita tersebut diberitakan atau segi psikologis
pembaca atau khalayak.
f. Informasi (information); berita itu ialah informasi.
g. Konflik (conflict); berita bisa mengemukakan konflik atau segala
sesuatu yang mengandung undur atau sesuatu yang bertentangan.
h. Orang Penting (prominence); berita itu ialah mengenai seseorang
yang penting seperti public figure.
i. Ketertarikan Manusiawi (human interest); berita ini bisa menyentuh
hati khalayak.
j. Kejutan (surprising); berita bisa menimbulkan kejutan. Seperti,
sesuatu diluar dugaan atau perhitungan.
k. Seks (sex); segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti dapat
menimbulkan sebuah berita.
C. Citra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online.com, citra
berarti rupa, gambar, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa,
atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yamg khas dalam karya prosa dan
puisi10.
Citra ialah suatu pemikiran mengenai sebuah realitas dan tidak harus
selalu sama dengan realitas yang ada. Citra dibentuk berdasarkan apa yang
diterima oleh khalayak11. Sedangkan Reynolds dikutip dalam The Journal Of
Tourism Studies, mendefinisikan citra sebagai the development of a mental
construct based upon a few impressions choosen from a flood information.
Dengan kata lain, Reynolds berpendapat bahwa citra itu ialah pengembangan
gagasan mental yang dipengaruhi oleh informasi yang ada12.
Sedangkan menurut Bill Canton dalam Soemirat dan Ardianto, Citra
ialah the impression, the feeling, the conception which the public has of
company, a concioussly created impression of an object, person or
organization13. Jadi, secara umum citra dapat diartikan sebagai gambaran apa
yang ada di pikiran seseorang mengenai suatu hal, hal yang dimaksud di sini
bisa berupa personal, kelompok atau bahkan sebuah perusahaan.
10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/citra . di akses pada 23 Maret 2015.
Pukul 5.50 WIB.
11Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
Cet. Ke-28, h. 222.
12 Charlotte M. Echtner and J.R. Brent Ritchie, The Meaning and Measurement of Destination Image, (THE JOURNAL OF TOURISM STUDIES Vol. 14, No. 1: 2003), p. 38.
13 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation, (Bandung: PT.
1. Proses Pembentukan Citra
Selain citra dikenal juga sebagai gambaran mengenai suatu hal.
Penggambaran tersebut juga memiliki proses dalam pembentukannya.
Proses tersebut mengalami 4 tahap14, yakni:
a. Persepsi: Peresepsi disini ialah mengenai memaknakan atau
mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya
terhadap rangsangan itu sendiri.
b. Kognisi: Setelah suatu individu sudah dapat mengartikan suatu
rangsangan berdasarkan pengalamannya. Maka selanjutnya
terjadi kognisi, dimana individu akan merasa yakin
terhadap stimulus.
c. Motif : Motif disini bisa diartikan sebagai dorongan seorang individu
untuk melakukan suatu hal tertentu untuk memenuhi
tujuannya.
d. Sikap : Sikap yang dimaksud disini berarti sebuah kecondongan
dalam diri untuk berpikir, bertindak dalam menghadapi
suatu masalah, mengeluarkan suatu ide atau nilai-nilai yang
ada di masyarakat.
D. Teori Agenda Setting
1. Konsep Dasar Agenda Setting
Menurut E.M. Griffin Seperti dikutip Morisan dalam buku Teori
Komunikasi Massa mcquail mengatakan bahwa McCombs dan Shaw
sebenarnya meminjam istilah Agenda-Setting dari Bernard Cohen,
sarjana ilmu politik. Teori ini diciptakan oleh McCombs dan Shaw
untuk menggambarkan suatu fenomena yang diketahui telah lama dan
penelitian ini diteliti pada konteks kampanye pemilu. Intinya adalah
media berita mengisyaratkan kepada masyarakat apa yang menjadi isu
penting pada hari ini dan hal ini terlihat pada apa yang dipikirkan oleh
masyarakat sebagai isu utama15 .
Sedangkan menurut McCombs dan Shaw pada The Public
Opinion Quarterly yang berjudul The Agenda-Setting Function of Mass
Media, mengartikan Agenda Setting, yaitu dalam memilih dan
menampilkan berita, editor, staf dan penyiar bermain di bagian penting
dalam membentuk realitas politik. pembaca belajar tidak hanya tentang
masalah tertentu, tetapi juga seberapa penting untuk melampirkan
masalah itu dari jumlah informasi dalam sebuah berita dan posisinya.
Bernard Cohen mengatakan, Pers bukan hanya penyedia
informasi dan opini, pers lebih penting dari itu. Pers mungkin tidak
terlalu berhasil untuk menyuruh apa yang dipikirkan seseorang, tapi
pers bisa berhasil menyuruh masyarakat atau publik tentang apa yang
15 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Mcquail, (Jakarta: Salemba Humanika,
seharusnya mereka pikirkan16 .Secara garis besar, teori ini ialah apa
yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh
masyarakat (publik)17 . Agenda seting berusaha menunjukkan isu-isu
dan pencitraan yang penting serta menonjol ke dalam pikiran
masyarakat18 . Dan selain itu juga, media yang secara tidak langsung
mengkonstruk kepada kita mengenai apa yang penting dan tidak. Serta
media juga yang mengatur isi pikiran kita mengenai apa yang harus kita
lihat19 .
Teori ini juga mempunyai kemiripan dengan teori peluru yang
menganggap media mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak.
Yang membedakan dari kedua teori tersebut ialah teori peluru lebih
membahas mengenai sikap (afektif), pendapat atau bahkan perilaku.
Sedangkan agenda setting lebih membahas mengenai kesadaran dan
pengetahuan (kognitif)20 .
16 Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010), Edisi 5, h. 347.
17 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskoursus teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, h. 281.
18 Morissan, Teori Komunikasi Massa, Media, Budaya dan Masyarakat, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2013), Cet. Ke-2, h.91.
19 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011),
Cet. Ke-4, h.196.
20 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana 2009), Cet.
2. Model Agenda Setting
Agenda setting yakni menghubungkan konsep yang spesifikasi
dengan hubungan yang positif antara mengutamakan berita dan
menganggap penting atas topik berita khalayak. Pertimbangan opini publik
biasanya fokus kepada pembagian opini yang pro dan kontra setelah isu
muncul dan sampai ke publik21.
Hipotesis agenda setting berasumsi bahwa agenda media
dinyatakan menilai penting atau isu-isu yang menonjol diantara khalayak.
Seperti yang biasa dinyatakan, hipotesis tidak menspesifikasikan ukuran
yang tepat atas penonjolan isu tersebut dan hal tersebut bervariasi dalam
penelitian saat ini yang memilik konsep bermacam-macam22.
Penelitian ini memiliki dua tujuan yang luas. Pertama
menyampaikan pemeriksaan dari fungsi agenda-setting media massa
termasuk tingkatan informasi khalayak yang beragam. Kedua yakni untuk
menyampaikan bagaimana khalayak mendapatkan informasi yang mana
mereka menerimanya dari media. Antara tujuan-tujuan tersebut
mempengaruhi tentang isu-isu ekonomi23.
Isu-isu tersebut secara konspetual sebagai penyertaan informasi
pada tiga tahap yang jelas, pertama: menyertakan masalah yang umum.
21 E. David Protess and Maxwell McCombs, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.2.
22 Jack McLeod, Lee B. Becker, and James E. Byrnes, e. David L. Protess and Maxwell
McCombs, Another Look at the agenda-setting function of the press, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.47.
23 Marc Benton and P. Jean Frazier, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, The
Maslaah umum tersebut meliputi isu-isu seperti ekonomi, sistem politik,
kritikan pemerintah, dan populasi yang berlebih merupakan masuk
kedalam tahap pertama ini. Masuk pada tahap kedua: terdiri atas isu-isu
yang pokok, termasuk masalah, penyebab, dan mengemukakan solusi.
Ketiga: berisi informasi yang spesifik mengenai isu-isu yang pokok,
termasuk pemikiran yang pro dan kontra tentang mengemukakan solusi
dan hubungan personal atau kelompok untuk mengemukakan solusi itu24.
Model agenda-setting ini dioperasionalisasikan dengan berbagai
cara. Model yang dimaksud ialah sebagai berikut25:
Gambar 2.1
Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issues, termasuk
jarak isues (apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami oleh
individu), lama terpaan (apakah issues itu muncul atau mulai pudar),
kedekatan geografis (apakah issues itu bertingkat lokal atau nasional), dan
sumber (apakah disajikan pada media yang kredibel atau media yang tidak
kredibel). Sifat-sifat khalayak menunjukkan variabel-variabel psikososial,
24 Marc Benton and P. Jean Frazier, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, The
Agenda-Setting Function of the Mass Media at Three Levels of “Information Holding”, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.61.
25 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis statistik,
termasuk data demografis, keanggotaan dalam system sosial, kebutuhan,
sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media26.
3. Proses Agenda Setting
Dalam sebuah teori mengenai agenda setting, terdapat
proses-proses sehingga dapat menghasilkan sebuah perspektif bahwa “apa yang dianggap penting oleh media, maka di anggap penting juga oleh publik”. Seperti yang disebutkan Nurudin dalam bukunya yang mengutip dari
Stephen W. Littlejohn, Proses tersebut beroperasi melalui tiga bagian,
yakni27:
a. Agenda Media. Agenda media yang dimaksud disini ialah agenda
media yang harus di format28. Proses ini dimaksudkan untuk melihat
bagaimana media memberitakan sebuah isu ketika pertama kali.
b. Agenda Publik. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau
berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tentang
publik29. Dari pernyataan tersebut memunculkan sebuah pertanyaan
mengenai seberapa besar kekuatan media dalam mempengaruhi isu
tersebut untuk sampai ke publik atau khalayak serta bagaimana sikap
publik menanggapi isu tersebut.
c. Agenda Kebijakan. Agenda publik memengaruhi agenda kebijakan.
Agenda kebijakan yakni pembuatan kebijakan publik yang dianggap
26 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis statistik,
h. 69.
27 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011),
Cet. Ke-4, h.197.
penting oleh individu30. Sehingga, agenda kebijakan ini ialah tindakan
lebih lanjut setelah agenda publik, yang mengakibatkan publik bergerak
untuk membuat sebuah kebijakan yang menguntungkan atau dianggap
penting bagi setiap individu.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotetsis Pada Penelitian ini antara lain:
Ho: Tidak adanya pengaruh pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di
Metro TV terhadap Citra KPK pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ha: Adanya pengaruh pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di
Metro TV terhadap Citra KPK pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
24 A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp (62-21) 740152, Fax
(62-21) 7402982.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan sejak 3 Maret sampai
dengan 20 Juli 2015.
B. Paradigma Penelitian
paradigma positivistic mengunakan logika berpikir deduktif. Hal tersebut
menganggap suatu realitas akan berlaku umum dan bersifat sama di semua
tempat.1 Jadi, pada paradigma ini memandang suatu fenomena jika diteliti pada
tempat dan waktu yang berbeda, namun hasilnya tetap sama sehingga peneliti
menggunakan paradigma tersebut pada penelitian ini.
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif (statistik),
dengan menggunakan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.2
1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), Cet. Ke- 2, h. 11.
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional
survey. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu,
dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk
perbandingan.3
Ketika kita mengevaluasi hasil dari cross sectional survey, sangatlah
penting untuk mempertimbangkan waktu kapan survey dilaksanakan. Hasil dari
cross sectional survey dibatasi oleh waktu sehingga hasilnya bisa saja berbeda bila
penelitian dilakukan di waktu yang berbeda bahkan bila sampelnya sama.
E. Jenis Penelitian
Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kuantitatif-deskriptif,
yang bertujuan untuk memaparkan, menyimpulkan berbagai keadaan atau variabel
yang berasal dari khalayak yang menjadi objek penelitian berdasarkan apa yang
terjadi4. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti objek penelitian dan kemudian
menjelaskan apa yang diamatinya untuk menjelaskan kondisi sosial tertentu yang
terjadi pada objek penelitiannya5.
F. Metode Penelitian
Serta metode survey untuk mengukur agenda publik. Dengan metode
survei ini, memungkinkan peneliti menggeneralisasi suatu gejala atau variabel
social tertentu kepada gejala atau variabel social dengan populasi yang lebih
3 Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2011), h. 45
4 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5,
h. 36.
besar6. Metode ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu
populasi dan menggunakan angket atau kuesioner sebagai data primer dalam
pengumpulan data7.
G. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini ialah pemberitaan mengenai
tertangkapnya Bambang Widjojanto di Metro Tv. Peneliti memilih Metro Tv
karena media ini secara dua minggu lebih selalu menayangkan berita mengenai
Bambang Widjojanto secara eksklusif dan rinci. Sedangkan objek pada
penelitian ini ialah Mahasiswa Aktivis yang membatasi Objek penelitian hanya
pada Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas se- UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
H. Populasi, Sampel dan Unit Analisis
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan
menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada
benarnya juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian
pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat popular, dan
digunakan di berbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5,
h. 36.
7 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,
Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagianya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi terbatas, yaitu populasi yang
memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif8. Populasi
merupakan keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan Sampel yakni sebagian dari
keseluruhan objek yang diteliti9.
populasi merupakan seluruh responden dari Mahasiswa anggota Dewan
Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pengukuran agenda publik ini akan ditekankan pada agenda intrapersonal,
apa yang dianggap penting oleh seorang individu. Pemilihan subjek tersebut
dilakukan dengan pertimbangan:
Mahasiswa Aktivis yang dimaksud pada penelititan ini adalah anggota
DEMA F se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena mahasiswa tersebut
biasanya lebih memperhatikan-isu-isu publik dan menyikapi hal tersebut dengan
kritis lewat forum diskusi. Peneliti memfokuskan survei penelitian ini pada
Mahasiswa aktivis dengan harapan pengetahuan mereka lebih baik dari
Mahasiswa lain.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 768 Orang yang terdiri dari
sebelas fakultas se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta: Kencana, 2009) h. 99.
9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
No. Fakultas Jumlah Anggota
1. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) 64 Orang
2. Dirasat Islamiyah (FDI) 60 Orang
3. Syariah dan Hukum (FSH) 91 Orang
4. Adab dan Humaniora (FAH) 76 Orang
5. Ushuluddin (FU) 71 Orang
6. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) 80 Orang
7. Ekonomi dan Bisnis (FEB) 82 Orang
8. Sains dan Teknologi (FST) 62 Orang
9. Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISIP) 57 Orang
10. Psikologi (FPsi) 60 Orang
11. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) 65 Orang
Jumlah 768 Orang
Metode sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik
dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang
tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif. Dengan
tidak melupakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh
sampel yang representatif, peneliti memulai mengenal keseragaman dan ciri-ciri
khusus populasi. Pekerjaan ini menuntut ketelitian. Dari ketelitian ini kemudian
peneliti menentukan rancangan yang dipakai dalam mengambil sampel10.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rancangan sampling
nonprobabilitas ialah penarikan sampel yang tidak penuh dilakukan dengan
dengan mengunakan hukum probabilitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi
memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian11. Peneliti juga
menggunakan teknik sampling purposive, teknik ini mencakup orang-orang yang
di seleksi karena kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan
penelitian ini12.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 88 orang. Pengambilan jumlah
sampel didasarkan atas perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan taraf
kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar 90% atau taraf kesalahan 10%.
Rumus perhitungan besaran sampel13.
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerence) dalam penelitian ini sebesar 0,1.
Sehingga, perhitungan pengambilan sampel sebagai berikut:
n = 88,47 (dibulatkan menjadi 88)
Maka, Jumlah Sampel pada penelitian ini ialah sebanyak 88 Orang.
11 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. h. 109.
12 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2009), Cet. Ke-4, h. 156.
Kemudian, untuk mengukur banyaknya sampel tiap fakultas, peneliti juga
membaginya menggunakan rumus:
Keterangan:
ni = jumlah sampel tiap fakultas
n = jumlah seluruh sampel pada penelitian
N = jumlah seluruh populasi
nx = jumlah anggota tiap fakultas
Sampel FITK
Maka, Jumlah Sampel FITK sebanyak 7 Orang.
Sampel FDI
Maka, Jumlah Sampel FDI sebanyak 7 Orang.
Sampel FSH
Sampel FAH
Maka, Jumlah Sampel FAH sebanyak 9 Orang.
Sampel FU
Maka, Jumlah Sampel FU sebanyak 8 Orang.
Sampel FIDIKOM
Maka, Jumlah Sampel FIDIKOM sebanyak 9 Orang.
Sampel FEB
Maka, Jumlah Sampel FEB sebanyak 9 Orang.
Sampel FST
Maka, Jumlah Sampel FST sebanyak 8 Orang.
Maka, Jumlah Sampel FISIP sebanyak 7 Orang.
Sampel FPsi
Maka, Jumlah Sampel FPsi sebanyak 7 Orang.
Sampel FKIK
Maka, Jumlah Sampel FKIK sebanyak 7 Orang.
Tabel 3.2
Gambaran Sampel Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
No. Fakultas Jumlah Jumlah Sampel
1. FITK 64 Orang 7
FDI 60 Orang 7
3. FSH 91 Orang 10
4. FAH 76 Orang 9
5. FU 71 Orang 8
6. FIDIKOM 80 Orang 9
7. FEB 82 Orang 9
8. FST 62 Orang 8
9. FISIP 57 Orang 7
10. FPsi 60 Orang 7
11. FKIK 65 Orang 7
Jadi, dari pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari FITK
sebanyak tujuh orang, FDI sebanyak tujuh orang, Sepuluh orang berasal dari FSH,
FAH mendapatkan sampel sebanyak Sembilan orang, tujuh orang dari FU,
FIDIKOM mendapatkan sebanyak Sembilan orang, FEB Sembilan orang, delapan
orang berasal dari FST, FISIP, FPsi dan FKIK sebanyak tujuh orang.
I. Oprasionalisasi Konsep
Konsep ialah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama14.
Menjelaskan konsep dan definisi operasionalisasi penelitian merupakan sebuah
hal yang wajib. Karena ini merupakan sebuah kerangka acuan peneliti dalam
mendisain sebuah instrument penelitian.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua dari variabel bebas dan
satu dari variable terikat. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu Pemberitaan
penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV terdapat dua unsur yaitu Agenda
Publik dan Agenda Kebijakan. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu Citra
KPK.
14 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.
Tabel 3.3
Operasionalisasi Konsep
Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala
Mendukung Terhadap KPK Mendukung Terhadap Polri
J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, kualitas pengumpulan data merupakan unsur
yang penting karena berkaitan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data.15 Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian
ini, maka dilakukan pengumpulan data primer melalui:
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau Kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data
dilakukan melalui pembuatan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis dengan
jumlah pilihan jawaban yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dijawab
responden16.
2. Dokumentasi
Cara ini merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari catatan (data)
yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain17. Serta mengumpulkan
dokumen-dokumen terkait dengan penelitian ini.
15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), Cet. Ke-20, h. 137.
16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), Cet. Ke-20, h. 142.
17 Hamid, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. (Malang: UMM Press, 2010), cet.
3. Wawancara
Wawancara ini ialah proses mendapatkan data penelitian dengan cara
tanya jawab secara langsung atau tatap muka antara peneliti atau pewawancara
dengan responden18.
Sedangkan untuk Data Sekunder yang dipeoleh peneliti pada penelitian ini
melalui studi literature yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Sumber-sumber literature dapat berupa buku, makalah ilmiah, jurnal, internet, maupun
penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan melalui jurnal-jurnal penelitian
ilmiah. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan dikaitkan dengan topik
penelitian sehingga dapat menjelaskan konsep dan ide peneliti.
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan proses untuk menyederhanakan suatu data
dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah untuk digambarkan atau
diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif untuk dapat mengukur pengaruh dari unsur – unsur pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto terhadap citra KPK yang
dilakukan pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
mengukur data yang akan diambil dari responden peneliti menggunakan skala
pengukuran likert. Berikut pengukuran dengan skala likert dalam penelitian
ini:
18 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.
Tabel 3 .4
Bentuk Pengskalaan
No. Alternatif Jawaban Positif Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Ragu – Ragu 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 5
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variable dependen, variable independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal19.
Ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah20:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
19Nasrullah, “Pengaruh Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada Ciputat” (Skripsi
S1fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 45.
20 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, (Jakarta: PT. Elex Media
2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas ialah apabila variasi dari faktor
pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data
pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpengaruhi, berati variasi faktor
pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik21.
2. Uji Koefisien Korelasi
Penggunaan uji koefisien korelasi juga disebabkan karena
penggunaan variabel bebas dalam penelitian ini yeng lebih dari satu
dalam mempengaruhi variabel terikat. Sehubungan dengan penggunaan
uji regresi linear multiple maka dalam penelitian ini juga dibutuhkan
untuk pengujian koefisien korelasi, hal tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui kadar atau derajat hubungan untuk penggunaan variabel
bebas yang lebih dari satu. Untuk rumus dari uji koefisien korelasi
terdapat dua macam yaitu:22
21Nasrullah, “Pengaruh Account Officer
Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada Ciputat” h. 46.
22 Yusri, Statistika Sosial: Aplikasi dan Interpretasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), cet
Dimana:
Ry.x1.x2 = koefisien korelasi multiple antara Y dan kombinasi X1 dan X2.
syx1x2 = kekeliruan baku taksiran
sy = simpangan baku untuk variabel Y
n = banyak data
K = banyak variabel bebas X
3. Uji Regresi Linear Multipel
Dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan, peneliti
menggunakan uji regresi linear multipel. Uji regresi linear multipel
bertujuan untuk menanalisis antara dua variabel atau lebih variabel
independent dengan variabel dependent tunggal. Alasan penggunaan uji
regresi linear multiple ini dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua
variabel bebas yang mempengaruhi satu variabel terikat. Dua variabel
bebas yang terdapat dalam penelitian ini yaitu expertise dan
trustworthiness, dimana kedua variabel tersebut akan mempengaruhi
variabel terikat yaitu brand image. Rumus dari penggunaan uji regreni
linear multiple yaitu:
Y = a
0+a
1X
1+a
2X
2+a
3X
3+…….+a
kX
kL. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut
benar – benar mengukur apa yang diukur, dan menyangkut mengenai akurasi sebuah instrumen.23 Pada uji validitas ini akan mengukur yang
seharusnya dapat diukur untuk menentukan sebuah akurasi perhitungan
secara nyata. Uji validitas dalam penelitian biasanya mengukur hubungan
atau pengaruh dari dua variabel atau lebih. Variabel yang diukur biasanya
variabel bebas atau biasa dilambangkan dengan (x) dan variabel terikat
atau biasa dilambangkan dengan (y).
2. Uji Reabilitas Data
Uji realibilitas data yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, uji realibilitas juga
menunjukkan sejauh mana sebuah alat ukur dikatakan konsisten jika
dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama.24 Uji realibilitas
data ini biasanya digunakan dalam penelitian untuk menguji konsistensi
dari hasil sebuah pengukuran yang telah dilakukan. Jika sebuah
pengukuran dilakukan sebanyak dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan pengukuran yang sama pula maka data yang didapat bisa
dikatakan data yang diukur layak untuk digunakan.
23 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet ke-1, h. 132.
24 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
42 A. METRO TV
Gambar 4.1
Logo PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV)
Sumber: aora.tv1
PT. Media Televisi Indonesia telah mengantongi izin siar untuk Metro Tv
pada 25 Oktober 1999. Metro tv juga merupaka anak perusahaan dari Media
Grup, yang dikepalai oleh Surya Paloh, CEO perusahaan yang berpengalaman
dalam industry media lokal dan surat kabar tiga besar di Indonesia. Media
Indonesia, awal mulai merintis, perusahaan ini hanya mempekerjakan sebanyak
280 karyawan, namun sekarang sudah lebih dari 1200 karyawan yang berkerja di
perusahaan tersebut, kebanyakan dari mereka bekerja pada bagian newsroom dan
area produksi2.
1 http://www.aora.tv/channel/detail/49/metro-tv, di akses pada tanggal 2 April 2015,
pukul 11.48 WIB.
2 About Us, http://www.metrotvnews.com/aboutus, diakses pada tanggal 2 April 2015,
METRO TV merupakan televisi berita pertama yang menayangkan berita
selama 24 jam di Indonesia. Media ini mulai mengudara pertama kali pada 25
November 20003. Sebelumnya, Surya Paloh juga pernah merintis usahanya di
bidang pers ketika mendirikan surat kabar harian PRIORITAS, yang dibredel oleh
pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani4. Pada tahun
1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai tiga besar
surat kabar dengan jumlah barang yang diedarkan terbesar di Indonesia.
Seiring dengan adanya kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan
untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari
media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita
dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV
juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi,
kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna
mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70 % berita ( news ), yang
ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah
dengan 30 % program non berita (non news) yang edukatif. Metro TV mulai
mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Kemudian,
sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam.
Metro TV dapat ditangkap secara teresterial di 280 kota yang tersebar di
Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi. Selain secara teresterial, siaran
3 About Us, http://www.metrotvnews.com/aboutus, diakses pada tanggal 2 April 2015,
pukul 11.42 WIB.
4 Wulan Maulidia, “Analisis Regulasi Kampanye Pemilu 2014 di Media Penyiaran,”