• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air sebagai Sumber Daya Ekonomi

Dalam dokumen Paper Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingk (Halaman 37-40)

IV. EKONOMI SUMBER DAYA AIR

4. Air sebagai Sumber Daya Ekonomi

Dewasa ini air sudah menjadi barang ekonomi dan mahal karena keberadaannya semakin langka, bahkan banyak yang tercemar bermacam-macam limbah dari hasil aktivitas manusia dan rumah tangga, limbah pertanian, peternakan, industri dan lain sebagainya. Indikator atau tanda air telah tercemar adalah perubahan suhu air, pH atau konsentrasi ion hidrogen, warna, bau dan rasa air, timbulnya endapan, koloid bahan terlarut, mikroorganisme dan radioaktif air. Wilayah kota dan kabupaten merupakan wilayah yang memiliki sumber daya air, berupa air permukaan dan air tanah yang potensial. Hal tersebut nampak dari beberapa sungai yang berukuran cukup besar dan mata air yang merupakan sumber potensial bagi penyediaan kebutuhan air baku penduduk. Keseimbangan air tanah (neraca air) di dapat dibuat berdasarkan besar input dan output yang ada. Input merupakan debit air sungai yang ada, sedangkan output merupakan total penggunaan air untuk keperluan domestik (rumah tangga), untuk irigasi dan untuk industri pariwisata.

Keseimbangan penggunaan air di suatu wilayah, seperti Kabupaten Gianyar, berdasarkan sumbernya yaitu sebesar 3.369.871,8 m3/hari dengan total penggunaan sebesar 1.759.792,046 m3/hari, sehingga masih terdapat cadangan air untuk wilayah Kabupaten Gianyar sebesar 1.610.079,754 m3/hari (Made Sudita dan Made Antara, 2006). Surat Keputusan Bupati Gianyar Nomor 4 tahun 2003 tentang Penetapan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Gianyar, Sumber mata air di Desa manukaya ditetapkan sebagai salah satu obyek dan daya tarik wisata. Selain peninggalan fisik (pura), mata air di Sumber mata air yang dialirkan lewat pancuran memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang sedang berkunjung.

Air yang bersumber dari mata air ini juga dimanfaatkan untuk air Suci atau Nunas Tirta, bahan baku air minum oleh PDAM Kabupaten Gianyar sebanyak 330,32 m3/bulan yang bersumber dari tiga titik pengambilan (Made Sudita dan Made Antara, 2006), kebutuhan air untuk Istana Presiden Tampaksiring, air irigasi subak Pulagan Kumba seluas 183,5 ha dan untuk membersihkan diri atau melebur. Oleh masyarakat setempat, dengan mandi (melebur) di pancuran tersebut diyakini dapat membuang sial dan menyembuhkan penyakit. Wisatawan yang datang untuk mandi di permandian umum sekitar Sumber mata air dominan wisatawan lokal, yang sampai saat ini belum

36 dipungut biaya apapun. Padahal ini merupakan aset yang perlu dikelola demi kelestarian fungsi dan keberlangsungan sumber mata air.

Fluktuasi debit air yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sangat beragam dan berfluktuasi antar waktu, kondisi rona lingkungan sekitar mata air sangat mempengaruhi debit air ini. Kecendrungan perubahan tataguna lahan dari kawasan bukan terbangun menjadi kawasan terbangun dan sistem pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan telah mencapai kawasan-kawasan lindung yang seharusnya dikonservasi, seperti sempadan jurang dan sempadan sungai yang akan berpengaruh terhadap sistem aliran air pemukaan (runoff) dan infiltrasi. Demikian pula halnya dengan daerah aliran sungai bagian hulu (kawasan Sumber mata air) yang merupakan daerah tangkapan hujan, telah mendapat tekanan menjadi daerah pertanian yang intensif dan perubahan peruntukan dari lahan non terbangun menjadi kawasan terbangun. Jika fenomena ini dibiarkan berlangsung terus tanpa ada usaha-usaha menemukan solusinya, dikhawatirkan sumber air di kawasan Sumber mata air akan semakin menyusut dan mungkin suatu hari akan hilang, sedangkan di pihak lain sumber mata air dibutuhkan oleh berbabagai pihak untuk berbagai keperluan. Karenanya, keberadaan air di kawasan Sumber mata air harus dikaji, khususnya terkait nilai sosial (social benefit), nilai ekonomi total (total economic value) yang terkandung di dalamnya, dan usaha-usaha pelestarian saat ini yang telah dan perlu dilakukan oleh berbagai pihak.

Siklus Air Hujan

37 Istilah runoff berarti limpasan, aliran permukaan, yaitu jumlah total air yang mengalir ke sungai, atau jumlah limpasan langsung dan aliran dasar. Runoff sering juga disebut streamflow untuk menyatakan debit aliran pada sungai dan water yield untuk menyatakan volume air. Sedangkan runoff yang mengalir diatas permukaan tanah juga disebut overland flow. Runoff terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu:

(1) Surface runoff

(2) Subsurface runoff atau interflow

(3) Baseflow atau groundwater runoff

Surface runoff terdiri dari aliran diatas permukaan tanah (overland flow) dan air hujan yang langsung masuk ke sungai (channel flow) Penggabungan komponen

surface runoff dan subsurface runoff disebut direct runoff. Surface runoff biasanya terjadi bila intensitas curah hujan melebihi intersepsi, infiltrasi dan surface storage

(tampungan permukaan). Surface runoff berubah selama hujan berlangsung, dapat juga hilang selama hujan atau seketika setelah hujan berhenti.

Subsurface runoff adalah bagian curah hujan yang terinfiltrasi yang keluar secara lateral melalui bagian atas horizon tanah hingga mencapai sungai (stream channel). Subsurface runoff ini mengalir lebih lambat dari surface runoff dan bergabung dengan surface runoff selama atau setelah hujan. Proporsi subsurface runoff

ini tergantung pada karakteristik geologi DAS dan sifat ruang-waktu curah hujan. Fenomena ini biasa dijumpai pada daerah iklim basah dan pada DAS dengan kapasitas infiltrasi yang tinggi dan DAS dengan lereng sedang sampai curam.

Baseflow adalah bagian air hujan yang terinfiltrasi hingga mencapai muka air tanah (water table) dan kemudian mengalir ke sungai. Aliran ini berpindah sangat lambat dan sedikit mempengaruhi puncak banjir (flood peaks) pada DAS yang kecil.

Baseflow tergantung pada permeabilitas tanah.

Komponen-komponen runoff diatas bisa saja tidak muncul secara teratur pada suatu DAS. Sebagai contoh, pada daerah-daerah kering (arid areas) dari DAS yang kecil hampir selalu terjadi surface runoff. Pada daerah basah (humid areas), subsurface runoff lebih dominan. Tetapi, curah hujan terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang, di daerah arid juga dapat menghasilkan subsurface runoff, bahkan juga

38 gabungan faktor-faktor berikut: iklim, fisiografik dan karateristik ruang-waktu (space- time) dari curah hujan.

Untuk menentukan jumlah limpasan tahunan, kurangi jumlah evapotranspirasi tahunan dari jumlah tahunan curah hujan.

= �� � � � − � � � � �

= + atau = + + � +

= + � atau = + + �

Direct runoff (DRO) adalah jumlah dari surface runoff (SRO) dan interflow (IF), sedangkan surface runoff (SRO) adalah gabungan dari overland flow (OF) dan

saturation excess overland flow (SOF).

= +

Dalam dokumen Paper Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingk (Halaman 37-40)

Dokumen terkait