• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Definisi ASI

ASI adalah air susu yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel-sel yang hidup seperti sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain, baik berupa susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, maupun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2005).

Air Susu Ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi (Pudjiadi, 2000). ASI bukan minuman, namun ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga usia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI

2. Komposisi ASI

Berdasarkan stadium laktasi komposisi ASI dibagi menjadi 3 bagian yaitu kolostrum, ASI transisi/ peralihan, dan ASI matur. Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yaitu 10-17 kali lebih dibanding ASI matur, serta kadar karbohidrat dan lemak yang rendah, volume tersebut mendekati kapasitas lambung bayi yang baru berusia 1-2 hari dan kolostrum harus diberikan pada bayi (Roesli, 2000). ASI transisi atau peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sebelum menjadi ASI matang, kadar protein semakin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak semakin tinggi dan volume makin meningkat. ASI matur merupakan ASI yang keluar sekitar hari ke-14 sampai seterusnya, dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI yang cukup, ASI merupakan satu-satunya makanan yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai 6 bulan (Roesli, 2000).

3. Volume Produksi ASI

Pada bulan terakhir kehamilan kelenjar-kelenjar pembuat air susu mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnyapun meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Dan

produksi ASI semakin efektif dan terus menerus meningkat pada hari 10 –14 hari setelah melahirkan. Bayi yang sehat mengkonsumsi 700 -800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran ASI mulai menurun (Prasetyono, 2009).

4. Struktur Payudara

Payudara wanita dirancang untuk memproduksi ASI. Pada setiap payudara terdapat 20 lobus dan setiap lobus memiliki sistem saluran (duct sistem). Saluran utama bercabang menjadi saluran-saluran kecil yang berakhir pada sekelompok sel-sel yang memproduksi susu, yang dinamakan alveoli. Saluran melebar menjadi tempat penyimpanan susu, yang bermuara pada puting payudara. Adapun sel-sel otot mengelilingi alveoli (Prasetyono, 2009).

5. Produksi ASI

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hifofise anterior untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin (Novak & Broom, 2001).

Setelah melahirkan, laktasi dikontrol oleh dua macam reflek. Pertama, reflek produksi air susu (milk production refleks). Bila bayi

bayi juga merangsang produksi hormon lain yang dinamakan oksitosin (oxytocin), yang membuat sel-sel otot di sekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorong menuju puting payudara. Jadi, semakin bayi menghisap semakin banyak air susu yang dihasilkan (Prasetyono, 2009).

Reflex let down adalah rangsangan dari isapan bayi dilanjutkan ke neurohipofise (hipofisis posterior) yang mengeluarkan oksitosin. Hormon oksitosin diangkut ke uterus melalui aliran darah yang menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin sampai ke alveoli mempengaruhi sel miopitelium. Kontraksi dari sel akan memeras susu keluar dari alveoli masuk ke ductus yang akan mengalir melalui ductus lactiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan reflex let down adalah melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium dan memikirkan bayi, sedangkan yang menghambat adalah keadaan bingung atau pikiran kacau, takut, merasa sakit, atau malu ketika menyusui dan cemas (Kristiyanasari, 2009).

Bayi mempunyai suatu refleks pengisapan (suckling reflex). Dengan adanya refleks ini, air susu akan diperas dari ampula menuju

mulut bayi. Pengisapan puting menunjukan gerakan yang berbeda, jika dibandingkan dengan pengisapan dot (Prasetyono, 2009).

6. Manfaat ASI

Besarnya manfaat ASI telah dikampanyekan oleh UNICEF (United Nations Children’s Fund) melalui pekan menyusui sedunia atau World Breastfeeding Week yang diselenggarakan setiap tanggal 17 Agustus. Kampanye itu antara lain mengajak masyarakat diseluruh dunia, terutama kaum ibu untuk memberikan manfaat ASI kepada bayi serta mengenal manfaat pemberian ASI bagi dirinya sendiri (Novianti, 2009).

Manfaat ASI untuk ibu yang menyusui adalah sebagai berikut : a. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan

kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.

b. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.

c. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga mempercepat penurunan berat badan.

d. Menyusui mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara.

e. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula dan air panas.

f. ASI tidak basi karena selalu diproduksi oleh payudara. Manfaat ASI untuk bayi adalah sebagai berikut :

penyakit lainnya.

d. ASI menurunkan resiko diare, infeksi saluran kemih dan menurunkan resiko kematian bayi mendadak.

Manfaat ASI untuk keluarga adalah sebagai berikut :

a. Menghemat pengeluaran karena tidak harus membeli susu formula b. Bayi sehat, sehingga keluarga bisa berhemat untuk biaya perawatan

kesehatan.

c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi alamiah dari menyusui.(Novianti, 2009).

Dokumen terkait