• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum dari Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sejak diterimanya pemohonan PKPU oleh debitur, maka terjadilah

beberapa akibat hukum terhadap debitur yang bersangkutan. Akibat hukum

tersebut adalah sebagai berikut :26

1. Debitur kehilangan independensinya

26

Arif Indra Setyadi. penundaan-kewajiban-Pembayaran-utang,

Berbeda dengan kepailitan dimana debitur menyerahkan kewenangan

pengurusan harta kekayaan kepada kurator. Dalam PKPU, kewenangan dalam

kepengurusan harta tersebut masih berada di tangan debitur itu sendiri. Hanya saja

kebebasan debitur memang dibatasi dengan keberadaan pengurus selaku

pengawas (Pasal 240 PKPU).

2. Jika PKPU Tetap tidak tercapai dan PKPU Sementara berakhir, debitur

langsung diputus pailit

Berdasarkan pada Pasal 230 ayat (1) UUK dan PKPU, Pengadilan Niaga

harus menyatakan debitur pailit selambat-lambatnya hari berikutnya (tanpa hak

untuk mengajukan kasasi atau peninjauan kembali) apabila : Jangka waktu PKPU

sementara berakhir karena kreditur konkuren tidak menyetujui pemberian PKPU

secara tetap. Perpanjangan PKPU telah diberikan, akan tetapi sampai dengan

tanggal batas terakhir penundaan pembayaran utang (maksimum 270 hari) belum

juga tercapai persetujuan terhadap rencana perdamaian.

3. Debitur tidak dapat dipaksa membayar utang dan pelaksanaan eksekusi

ditangguhkan

Sesuai dengan ketentuan Pasal 242 ayat (1) UUK dan PKPU bahwa

selama berlangsungnya PKPU, maka debitur tidak dapat dipaksa untuk membayar

utang-utangnya serta semua tindakan eksekusi yang telah dimulai guna

mendapatkan pelunasan utang tersebut juga harus ditangguhkan.

4. Perkara yang sedang berjalan ditangguhkan

Berdasarkan pada Pasal 243 ayat (1) dan ayat (2) UUK dan PKPU,

diperiksa ataupun menghalangi pengajuan perkara yang baru. Akan tetapi,

terhadap perkara yang semata-mata mengenai tuntutan pembayaran suatu piutang

yang telah diakui oleh debitur, sementara kreditur tidak mempunyai kepentingan

untuk mendapatkan suatu putusan guna melaksanakannya kepada pihak ketiga

setelah dicatatnya pengakuan tersebut, maka hakim dapat menangguhkan

pengambilan keputusan mengenai hal tersebut hingga berakhirnya PKPU.

5. Debitur tidak boleh menjadi penggugat atau tergugat

Berdasarkan pada Pasal 243 ayat (3) UUK dan PKPU, debitur yang telah

ditunda kewajibannya pembayaran utangnya tidak boleh beracara di peradilan

baik sebagai penggugat ataupun sebagai tergugat dalam perkara yang

berhubungan dengan harta kekayaannya, kecuali dengan bantuan dari pihak

pengurus.

6. Penundaan pembayaran utang tidak berlaku bagi kreditur preferens

Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 244 ayat (1) bahwa UUK dan PKPU

tidak berlaku bagi tagihan dari kreditur separatis, atau terhadap tagihan yang

diistimewakan terhadap barang-barang tertentu milik debitur. Maka jelas bahwa

terhadap debitur dengan hak istimewa, debitur juga harus membayar utangnya

secara penuh. Apabila pembayaran utang tidak mencukupi dari jaminan tersebut,

kreditur preferen masih mendapatkan haknya sebagai kreditur konkuren, termasuk

di dalamnya hak untuk mengeluarkan suara selama PKPU.

7. Penundaan pembayaran utang tidak berlaku terhadap beberapa jenis biaya

Pasal 244 UUK dan PKPU dikatakan bahwa PKPU tidak berlaku terhadap

beberapa jenis biaya tertentu (misal : tagihan yang dijamin dengan gadai)

8. Hak retensi yang dipunyai oleh kreditur tetap berlaku

Bahwa terhadap barang-barang yang ditahan oleh pihak kreditur wajib

dikembalikan ke dalam harta pailit dengan membayar terhadap utang yang

bersangkutan jika hal tersebut menguntungkan harta pailit Pasal 245 UUK dan

PKPU

9. Berlaku masa penangguhan eksekusi hak jaminan

Seperti halnya kepailitan, PKPU juga mengenal apa yang disebut dengan

masa penangguhan pelaksanaan eksekusi hak jaminan utang. Hanya saja lama

pelaksanaan masa penangguhannya berbeda dimana apabila kepailitan adalah

selama 90 hari, maka lama masa penangguhan dalam PKPU adalah 270 hari

(maksimum). Diatur dalam Pasal 246 UUK dan PKPU

10. Bisa dilakukan kompensasi

Berdasarkan pada Pasal 247 ayat (1) UUK dan PKPU, kreditur dapat

melakukan kompensasi atas utang dan piutangnya terhadap debitur asalkan utang

piutang tersebut sudah terjadi sebelum mulai berlakunya PKPU. 11. Kepastian terhadap perjanjian timbal balik

PKPU, kreditur dapat meminta kepastian mengenai kelanjutan

pelaksanaan perjanjian yang sifatnya timbal balik dalam waktu tertentu. Akan

tetapi perlu juga diingat bahwa ketentuan ini tidak berlaku bagi perjanjian timbal

balik yang prestasinya harus dilakukan sendiri oleh pihak debitur. 12. Perjanjian di bursa komoditi berakhir

Berdasarkan pada Pasal 250 UUK dan PKPU, apabila telah dibuat suatu

kontrak komoditi di bursa komoditi sementara penyerahan barang akan dilakukan

di waktu tertentu dimana debitur telah mengajukan PKPU, maka kontrak tersebut

menjadi hapus akan tetapi tidak menghilangkan hak bagi lawan untuk mengajukan

klaim ganti rugi.

14. Debitur dapat mengakhiri sewa-menyewa

Apabila keputusan Pengadilan Niaga tentang PKPU sementara , pihak

debitur sebagai penyewa dapat mengakhiri sewa tersebut asalkan dilakukan

pemberitahuan untuk pemutusan sewa dengan jangka waktu sebagai berikut Pasal

251 ayat (1) UUK dan PKPU.

Jangka waktu pemberitahuan sesuai dengan kontrak yang berlaku atau jika

tidak ada dalam kontrak, maka Jangka waktu pemberitahuan sesuai dengan

kelaziman setempat, atau Jangka waktu 3 bulan sudah dianggap cukup Akan

tetapi perlu diingat bahwa ketentuan ini hanya berlaku jika debitur adalah pihak

penyewa.

15. Dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja

Pasal 252 UUK dan PKPU mengatur tentang pemutusan hubungan kerja

dalam hal PKPU. Adapun ini ditujukan untuk membantu debitur dalam

melangsungkan kegiatan usahanya selama PKPU dilakukan.

16. Pembayaran kepada debitur yang telah memperoleh penundaan pembayaran

utang tidak membebaskan harta kekayaan

Salah satu akibat hukum dari PKPU adalah dalam hal pembayaran yang

hal itu berlaku kewajiban sebagai berikut : Pembayaran atas utang yang timbul

sebelum putusan PKPU sementara dijatuhkan, tetapi pembayarannya dilakukan

setelah putusan PKPU dan tapi diumumkan. Maka dalam hal ini tidak

membebaskan si pembayar tersebut dari harta kekayaan, kecuali dapat dibuktikan

bahwa si pembayar tersebut tidak mengetahui tentang telah adanya putusan PKPU

tersebut

17. Pembayaran tersebut sejauh membawa keuntungan terhadap harta kekayaan

tersebut

Apabila utang itu telah dibayarkan setelah adanya putusan PKPU

sementara, tetapi setelah adanya pengumuman sesuai dengan peraturan yang

berlaku, si pembayar juga tidak dibebaskan dari kewajibannya terhadap harta

kekayaan, kecuali :

a. Pembayar tidak mengetahui pengumuman PKPU sementara tersebut

b. Pembayaran tersebut sejauh membawa keuntungan bagi harta kekayaan.

Penundaan Pembayaran Utang Tidak Berlaku untuk Peserta Debitur dan

Kreditur Berdasarkan pada Pasal 254 UUK dan PKPU, sejauh yang menyangkut

dengan para peserta debitur dan garantor (penjamin), maka putusan PKPU

dinyatakan tidak berlaku. Artinya garantor tetap berkewajiban penuh sebagai

garantor, demikian juga dengan pihak peserta debitur untuk berkewajiban penuh

sesuai kontrak dan / atau peraturan perundang-undangan yang berlaku

18. Tidak ada actio pauliana

Berdasarkan pada Pasal 1341 KUHPerdata, yang dimaksud dengan Actio

yang tidak wajib dilakukan oleh debitur dengan nama apapun yang merugikan

para kreditur sepanjang dapat dibuktikan bahwa ketika perbuatan itu dilakukan

baik debitur maupun pihak dengan atau untuk siapa debitur itu berbuat

mengetahui bahwa perbuatan itu merugikan para kreditur. Adapun dalam hal

PKPU, Actio Pauliana tidak dapat dilakukan.

19. Perbuatan debitur tidak dapat dibatalkan oleh kurator

Hal PKPU, selama debitur diberikan kewenangan oleh pengurus sesuai

dengan Pasal 240 ayat (1) UUK dan PKPU, maka setelah debitur tersebut

dinyatakan pailit, perbuatan debitur tersebut haruslah dianggap sebagai perbuatan

hukum yang dilakukan oleh kurator dan mengikat harta pailit

20. Penundaan kewajban pembayaran utang dapat dilakukan berkali-kali

Tidak ada larangan untuk melakukan penundaan utang lebih dari satu kali

bagi debitur yang sama. Bahkan, apabila PKPU diajukan dalam 2 bulan semenjak

berakhirnya PKPU yang pertama, berlaku ketentuan sebagai berikut : Jangka

waktu penangguhan eksekusi barang jaminan oleh pihak kreditur separatis seperti

yang dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 44 UUK dan PKPU berlaku terhitung

sejak permulaan berlakunya PKPU yang pertama. Perbuatan hukum yang telah

dilakukan oleh debitur atas kewenangan yang diberikan oleh pengurus dalam

PKPU yang pertama, tetap berlaku terhadap PKPU yang kedua

21. Berlaku ketentuan pidana

Apabila debitur nekat atau karena ketidaktahuannya itu melakukan sendiri

hal-hal terkait pengurusan harta kekayaan tanpa sepengetahuan pengurus, maka

harta debitur, kecuali membawa manfaat bagi harta debitur tersebut. Pasal 240

ayat (3) UUK dan PKPU Debitur dapat diancam dengan pidana kurungan paling

lama 3 bulan karena melakukan pidana yang termasuk dalam pelanggaran

terhadap ketertiban umum.