• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

IV. 8 Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan dapat dilihat dari indikator cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimaksud di Kota Pasuruan tahun 2014 adalah PBI BPJS, non PBI BPJS dan Jamkesda. Dari 193.479 jiwa penduduk pada tahun 2014, sebanyak 80.929 penduduk (41,83%) telah memiliki jaminan kesehatan penduduk Kota Pasuruan (Lampiran data profil

kesehatan tabel 53). Untuk pendataan jaminan kesehatan penduduk yang tercover dengan

asuransi swasta dan asuransi perusahaan non jamsostek masih belum terdata karena keterbatasan akses. PBI merupakan penerima bantuan iuran ex Jamkesmas sedangkan non PBI adalah peserta Askes, Jamsostek, Pensiunan dan Mandiri.

Gambar 4.37 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2014 (%)

Sumber : Seksi Yankesdas Dinkes Kota Pasuruan, 2014

IV.8.2 CAKUPAN RAWAT JALAN (BARU)

Kunjungan rawat jalan diartikan sebagai pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Selanjutnya yang disebut cakupan rawat jalan dalam hal ini adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan Pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan rawat jalan baru di Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak 107.931 kunjungan dari 193.479 penduduk atau sebesar 55,8% (lampiran data Profil Kesehatan tabel

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

PBI Non PBI Jamkesda

Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 66

54). Bila dibandingkan dengan cakupan rawat jalan baru tahun-tahun sebelumnya, maka

cakupan rawat jalan tahun 2014 menurun 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan baru di Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak 43.476 kunjungan sedangkan di RS.dr.R.Soedarsono sebanyak 64.455 kunjungan.

IV.8.3 CAKUPAN RAWAT INAP

Kunjungan rawat inap diartikan sebagai pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Sedangkan cakupan rawat inap berarti cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan Pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah kunjungan rawat inap yang terekam oleh Kota Pasuruan tahun 2014 adalah kunjungan rawat inap di rumah sakit daerah. Semua Puskesmas yang ada di Kota Pasuruan sampai dengan akhir tahun 2014 belum memberikan pelayanan rawat inap karena merupakan Puskesmas non perawatan.

Pencapaian cakupan rawat inap (baru) di RSUD dr.R.Soedarsono pada tahun 2014 sebesar 8,2% (15.910 kunjungan rawat inap dari total 193.479 penduduk) lampiran data profil

kesehatan tabel 54. Adapun tren cakupan rawat inap dalam kurun waktu 2010 s/d 2014 tersaji

dalam gambar 4.38.

Gambar 4.38 Cakupan Rawat Inap Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%)

Sumber : Data RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014

Berdasarkan gambar diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa cakupan kunjungan rawat inap di Kota Pasuruan sebesar 8,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa 8,2% penduduk Kota Pasuruan menjalani rawat inap baru di RSUD dr.R.Soedarsono. Pada tahun 2014, cakupan rawat inap baru relatif menurun sedikit bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 8,05 7,8 6,64 8,4 8,2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014

Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 67 IV.8.4 KUNJUNGAN JIWA

Kunjungan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan jiwa sebanyak 5.953 kunj (lampiran data profil kesehatan tabel 54). Adapun jumlah kunjungan jiwa berdasarkan Puskesmas tersaji di gambar berikut.

Gambar 4.39 Kunjungan Jiwa di Puskesmas Kota Pasuruan Tahun 2014

Sumber : Data Seksi Yankessus Dinkes Kota Pasuruan, 2014

IV.8.5 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN RS

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap (lampiran data profil kesehatan tabel 55 & 56). Di Kota Pasuruan, hanya ada 1 RS yakni RSUD dr.R.Soedarsono.

1. BOR (Bed Occupancy Ratio) yakni pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Di Kota Pasuruan nilai BOR tahun 2014 sebesar 64,06% meningkat dibandingkan BOR tahun sebelumnya yakni 56,3%. Nilai parameter BOR ideal yakni 60-85% (Depkes RI, 2005).

2. TOI (Turn Over Interval) yakni rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Di Kota Pasuraun nilai TOI tahun 2014 sebanyak 2,21 hari sedangkan pada tahun sebelumnya TOI sebanyak 3,4 hari.

3. ALOS (Average Length of Stay) yakni rata-rata lama rawat inap seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Untuk Kota Pasuruan nilai ALOS tahun 2014 sebesar 4,31 hari sedangkan pada tahun 2013 sebesar 4,4 hari.

0 500 1000 1500 2000 2500 Puskesmas Gadingrejo Puskesmas Karangketug Puskesmas Kebonagung Puskesmas Sekargadung Puskesmas Bugulkidul Puskesmas Kandangsapi Puskesmas Trajeng Puskesmas Kebonsari 1156 564 479 2020 392 2099 123 276

Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 68 4. BTO (Bed Turn Over) yakni frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Untuk Kota Pasuruan nilai BTO tahun 2014 sebanyak 59,35 kali

5. NDR (Net Death Rate) yakni angka kematian 48 jam setalah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. NDR tahun 2014 sebesar 20,2 kasus. Hal ini mengindikasikan bahwa per 1.000 pasien keluar ada 20 kasus kematian setelah di rawat di RS selama 48 jam. NDR tahun 2014 menurun dibandingkan NDR tahun 2013 (28 kasus)

6. GDR (Gross Death Rate) yakni angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita keluar. GDR tahun 2014 sebesar 43 kasus. Hal ini mengindikasikan bahwa per 1.000 pasien keluar ada 43 kasus kematian pada pasien. GDR tahun 2014 menurun dibandingkan GDR tahun 2013 (46 kasus)

IV.9 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Dokumen terkait