• Tidak ada hasil yang ditemukan

aksesi meniran berdasarkan karakter morfologi dan kandungan antosianin daun

Hasil dan Pembahasan Keragaman morfologi 13 aksesi meniran

Keragaman 13 aksesi meniran berdasarkan karakter morfologi dan kandungan antosianin daun

mempunyai kandungan antosianin daun terendah (0.46 mg g-1).

Keragaman 13 aksesi meniran berdasarkan karakter morfologi dan kandungan antosianin daun

Dengan metode analisis gerombol menggunakan program MINITAB 15 dapat dilihat keragaman aksesi berdasarkan seluruh peubah yang diamati. Hasil analisis dapat menampilkan jarak perbedaan dan kesamaan berbagai aksesi dalam bentuk dendrogram disajikan pada Gambar 13.

60

Tabel 14 Nilai ciri dua komponen utama 14 karakter 13 aksesi meniran

Komponen utama Nilai ciri Persen keragaman Persen akumulasi keragaman

1 8.57 61.20 61.20

2 4.30 30.70 91.90

Tabel 15 Karakter morfologi pembentuk komponen utama.

Komponen utama Jumlah karakter Jenis karakter Nilai

KU I 9 Bobot basah total 0.340

Bobot basah batang 0.339

Tinggi tanaman 0.326

Bobot 1000 biji -0.322

Jumlah daun 0.318

Bobot kering batang 0.314 Diameter batang 0.305

Jumlah cabang 0.296

Bobot kering total 0.287

KU II 4 Bobot basah akar 0.450

Bobot kering akar 0.446 Bobot kering daun 0.432 Bobot basah daun 0.418

Hasil analisis komponen utama pada penanda morfologi dan kandungan antosiani daun dapat dijelaskan oleh 2 komponen utama yang mencakup 91.90% data dari total keseluruhan data (Tabel 14). Analisis komponen utama menunjukkan akumulasi keragaman komponen tinggi, hanya dengan dua komponen utama pertama sudah menghasilkan nilai akumulasi 91.90% keragaman. Artinya dua komponen utama telah mewakili 91.90% dari 14 karakter diperoleh dari 2 komponen utama.

Jumlah karakter penentu pembentuk pengelompokan terpilih adalah selaras dengan nilai ciri yaitu sembilan karakter pada komponen utama 1 dan empat karakter pada komponen utama 2 (Tabel 15).

Berdasarkan hasil analisis komponen utama terbentuk 3 kelompok. Kelompok A terdiri dari aksesi meniran hijau asal Bangkalan nomor 1,2,3,4,5, aksesi meniran hijau asal Gresik nomor 8,9,10,11,12. Kelompok B terdiri dari aksesi 6 berupa meniran hijau asal Bangkalan dan nomor 7 aksesi meniran hijau asal Gresik.

61

Kelompok C terdiri dari aksesi nomor 13 meniran merah asal Bangkalan (Gambar 14).

Gambar 14 Analisis komponen utama karakter morfologi dan kandungan antosianin daun 13 aksesi meniran

Analisis kekerabatan berdasarkan penanda molekuler

Hasil pengelompokan berdasarkan penanda molekuler (RAPD) menunjukkan kedua belas akesesi meniran hijau asal Bangkalan dan Gresik (A1 sampai A12) memiliki hubungan genetik yang cukup dekat yang ditunjukkan dengan mengelompoknya keduabelas aksesi meniran hijau dalam satu kelompok. Aksesi meniran merah asal Bangkalan (A13) cenderung memisah dan membentuk kelompok sendiri.

Hasil analisis RAPD menggunakan 5 primer pada 13 aksesi meniran menunjukkan tingkat polimorfisme yang relatif tinggi. Menurut Juberaet al. (2009) data marka molekuler dalam hubungannya dengan data morfologi berguna untuk menetapkan tingkat perbedaan dan kemiripan antar kultivar.

62

No Nama Primer Sekuen (5’ – 3’) Jumlah pita polimorfik

1. OPE-1 CCCAAGGATCC 5 2. OPE-19 ACGGCGTATG 6 3. OPH-5 AGTCGTCCCC 8 4. OPH-13 GACGCCACAC 8 5. OPM-20 AGGTCTTGGG 5

0.63

0.72

0.82

0.91

1.00

MH-1

MH-3

MH-4

MH-6

MH-7

MH-8

MH-9

MH-10

MH-5

MH-2

MH-11

MH-12

MM-13

63

Data hasil skoring pita polimorfik selanjutnya digunakan untuk menganalisis tingkat kemiripan dari 13 aksesi meniran yang diamati. Pada Gambar 15 dapat dilihat pada tingkat kemiripan dari 100% sampai 63%, 13 aksesi yang dianalisis dapat dikelompokan menjadi 7 kelompok. Kelompok A terdiri dari aksesi meniran hijau asal Bangkalan nomor 3, 4, 6, dan aksesi meniran hijau asal Gresik nomor 7, 8, 9, 10 yang mempunyai tingkat kemiripan sebesar 100%. Kelompok B terdiri dari aksesi meniran hijau asal Bangkalan nomor 1 dengan aksesi kelompok A dengan tingkat kemiripan sebesar 97%. Kelompok C terdiri dari aksesi meniran hijau asal Bangkalan nomor 5 dengan kelompok B dengan tingkat kemiripan 96%. Kelompok D terdiri dari aksesi meniran hijau asal Bangkalan nomor 2 dengan aksesi meniran hijau asal Gresik nomor 11 yang mempunyai kemiripan sebesar 94%. Kelompok E yaitu gabungan kelompok C dan kelompok D dengan tingkat kemiripan sebesar 90% sampai dengan 100%. Kelompok F merupakan gabungan dari kelompok E dan aksesi meniran hijau asal Gresik nomor 12 dengan tingkat kemiripan sebesar 83% sampai dengan 100%. Kelompok G terdiri dari gabungan semua meniran hijau (aksesi nomor 1 hingga aksesi nomor 12) dan meniran merah (aksesi nomor 13) dengan tingkat kemiripan sebesar 63% atau perbedaannya sebesar 27%.

Hasil pengelompokan aksesi meniran berdasarkan marka RAPD tidak selaras dengan kelompok berdasarkan karakter morfologi. Aksesi yang mengerombol dalam satu kelompok dalam dendrogram berdasarkan RAPD memiliki karakter morfologi yang berbeda. Ketidakselarasan tersebut menunjukkan bahwa pita-pita DNA tersebut tidak berhubungan dengan karakter-karakter yang diamati di lapangan.

Pengelompokan berdasarkan marka RAPD juga menunjukkan bahwa aksesi yang berasal dari wilayah yang berdekatan tidak selalu mengerombol dalam satu kelompok. Demikian pula sebaliknya aksesi yang berasal dari wilayah yang berbeda dan jauh secara geografis dapat mengerombol dalam satu kelompok. Hal ini dapat terjadi karena adanya mutasi spontan dan seleksi alami yang terjadi sehingga timbul perbedaan genetik antar aksesi. Menurut Indriani (2000), aksesi yang berasal dari satu negara atau letak geografis yang sama cenderung memiliki jarak genetik yang dekat. Keragaman genetik yang terjadi cenderung disebabkan oleh adaptasi yang terus menerus sehingga terjadi perubahan-perubahan baik secara biokimia maupun fisiologisnya. Sebaliknya menurut Hartati (2007), pengelompokan tidak

64

berhubungan dengan letak geografis melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Seleksi akan sulit dilakukan pada karakter yang mempunyai keragaman genetik yang sempit. Fehr (1987) menyatakan bahwa efektivitas seleksi sangat ditentukan antara lain oleh keragaman genetik. Keragaman genetik yang luas diharapkan akan membawa kemajuan genetik yang besar.

Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat keragaman karakter morfologi dan kandungan antosianin daun 13 aksesi meniran hasil eksplorasi di Kabupaten Bangkalan dan Gresik yang membentuk 3 kelompok.

2. Karakter pembentuk komponen utama 1 terdiri dari 9 karakter yaitu bobot basah total, bobot basah batang, tinggi tanaman, bobot 1000 biji, jumlah daun majemuk, bobot kering batang, diameter batang, jumlah cabang dan bobot kering total. Karakter pembentuk komponen utama 2 adalah bobot basah akar, bobot kering akar, bobot kering daun, dan bobot basah daun.

3. Berdasarkan analisis molekuler terdapat 2 kelompok aksesi terdiri dari kelompok A semua aksesi meniran hijau (Aksesi 1 sampai aksesi 12) dan kelompok B satu aksesi meniran merah.

65

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN TOTALFILANTIN&

HIPOFILANTINAKSESI MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri