BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP AKTA YANG DIBUAT
A. Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
akta otentik atau bukan, m
Hukum Perdata (KUHPerdata) yang merupakan sumber untuk otentisitas akta yang dibuat
Tahun
Menurut Pasal 1868 KUHPerdata bahwa :
yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum
ngsi untuk
k mengadili setiap anggota IPPAT yang terbukti nyata telah melakuk nggaran Kode Etik yang telah ditetapkan oleh IPPAT sebagai suatu organis
BAB IV
IBAT HUKUM TERHADAP AKTA YANG DIBUAT DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SECARA MELAWAN HUKUM
A. Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
Menurut Boedi Harsono, salah seorang pakar hukum agraria Indonesia, menegaskan bahwa untuk menentukan apakah akta PPAT termasuk
aka akan digunakan parameter ketentuan Pasal 1868 Kitab Undang-Undang
oleh Pejabat Umum (Notaris atau PPAT) dan Undang-undang Nomor 10 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Suatu akta otentik adalah suatu akta
Dengan demikian, ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk dikategorikan
ten overstaan) seorang pejabat
umum.
dih maka akta yang
dikatakan otentik hanyalah akta
buktian mempu
sebagai akta otentik, yaitu sebagai berikut :94
1. Akta itu harus dibuat oleh (door) atau dihadapan (
2. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang.
3. Pejabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat harus mempunyai wewenang untuk membuat akta.
Dari ketiga syarat tersebut diatas, jika dikaitkan dengan akta yang dibuat adapan notaris dengan akta yang dibuat dihadapan PPAT,
yang dibuat oleh Notaris. Hal ini sesuai dengan Pasal 1 angka 7 yang menyebutkan :
Akta notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam undang-undang ini.
Sedangkan akta yang dibuat dihadapan PPAT dapat dikatakan sebagai akta otentik. Hal ini dikarenakan kedudukan akta PPAT dalam hukum pem
nyai kedudukan sebagai akta otentik yang mempunyai kekuatan bukti sempurna95, walaupun tidak dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh
Undang-
86
94
Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya B
jie, Sekilas Dunia Notaris dan PPAT Indonesia, (Bandung : CV. Mandar Maju, 2009), h
akti, 2009), halaman 267.
95
Habib Ad alaman 33.
undang, tetapi unsur-unsur yang terkandung di dalam Pasal 1868 K.U.H.Perdata maupun peraturan pelaksananya di dalam Stbl 1860 Nomor 3, telah terpenuhi.96
BPN Nom di dalam
unsur-unsur yang terkandung di dalam Pasal 1868 K.U.H.Perdata maupun peraturan pelaksananya di dalam Stbl 1860 Nomor 3, telah terpenuhi.97
erintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang menyebutkan :
dalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah nakannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak
tan hukum yang dapat dilaksanakan oleh PPAT adalah
c. Hibah
Pengaturan secara khusus di dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 dan peraturan pelaksananya yaitu Peraturan Menteri Agraria/Kepala
or 4 Tahun 1999, tidak bertentangan didalam unsur-unsur yang terdapat ketentuan mengenai akta otentik tersebut di Undang-undang, tetapi
Dalam Pasal 1 angka 4 Peraturan Pem
Akta PPAT a dilaksa
milik atas satuan rumah susun.
Dalam hal ini perbua sebagai berikut :
a. Jual beli b. Tukar menukar
96
http://arc.ugm.ac.id/files/(1204-H-2004).pdf, tanggal 9 Desember 2009.
97
d. Pem
Pakai atas tanah Hak Milik
98
bersangkutan.
enurut banyaknya hak atas tanah atau hak m
membebankan hak tanggungan, disampaikan kepada pemegang kuasa untuk dasar berian Hak Tanggungan, dan kepada pihak-pihak yang ber
asukan ke dalam perusahaan (inbreng) e. Pembagian hak bersama
f. Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak g. Pemberian Hak Tanggungan
h. Pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.
Akta PPAT dibuat dalam bentuk asli dalam 2 (dua) lembar, yaitu 99:
1. Lembar pertama sebanyak 1 (satu) rangkap disimpan oleh PPAT yang
2. Lembar kedua sebanyak 1 (satu) rangkap atau lebih m
ilik atas satuan rumah susun yang menjadi objek perbuatan hukum dalam akta, yang disampaikan kepada kantor pertanahan untuk keperluan pendaftaran, atau dalam hal akta tersebut mengenai pemberian kuasa
pembuatan akta pem
kepentingan dapat diberikan salinannya.
Dalam hal penandatanganan akta PPAT, terlebih dahulu akta PPAT harus dibacakan/dijelaskan isinya kepada para pihak dengan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi sebelum ditandatangani seketika itu juga oleh para
98
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pasal 2.
99
Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pasal 21.
pihak, saksi-saksi dan PPAT (diatur dalam Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998).
Setiap lembar akta PPAT asli yang disimpan oleh PPAT harus dijilid sebulan sekali
adalah KTP. Jika calon pembeli ataupun penjual atau kedua-duanya tidak bisa hadir
berwenang atau paling kurang harus kuasa n bagi kuasa pembel
dan setiap jilid terdiri dari 50 (lima puluh) lembar akta dengan jilid terakhir dalam setiap bulan memuat lembar-lembar akta sisanya, dan pada sampul buku akta hasil penjilidan dicantumkan daftar akta di dalamnya yang memuat nomor akta, tanggal pembuatan akta dan jenis akta. Akta PPAT harus dibacakan/dijelaskan isinya kepada para pihak dengan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi sebelum ditandatangani seketika itu juga oleh para pihak, saksi-saksi dan PPAT.
Dalam hal pembuatan akta peralihan hak atas tanah, PPAT terlebih dahulu akan meminta identitas para pihak baik calon pembeli maupun pihak calon penjual. Identitas ini dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), Paspor atau tanda pengenal lainnya akan tetapi biasa yang dipakai oleh PPAT
dan yang hadir hanya para kuasanya saja, maka diperlukan surat kuasa sedapat mungkin surat kuasa tersebut dibuat secara otentik setidak-tidaknya kuasa dibawah tangan yang dilegalisir oleh pejabat yang
tertulis (bukan lisan) lebih-lebih lagi pihak calon penjual, sedangka
i dimungkinkan dengan kuasa lisan sebagaimana menurut penjelasan tersebut diatas. Sebelum dilakukan perbuatan hukum dalam hal peralihan hak atas tanah/bangunan (jual beli) maka terlebih dahulu harus dilakukan :
1. Pengecekan keaslian dan keabsahan sertipikat tanah pada kantor pertanahan yang berwenang.
2. Para pihak harus m
mencocokkan data yang terdapat dalam sertipikat dengan daftar-daftar yang ada dikantor pertanahan.
mbuat akta apabila PPAT sendiri, suami atau isterinya, keluarganya sedarah atau semenda, dalam garis lurus tanpa pembatasan derajat dan
ila :101
elunasi pajak jual beli atas tanah dan bangunan.
Akta PPAT wajib dibuat agar dapat dijadikan dasar yang kuat untuk pendaftaran pemindahan hak dan pembebanan hak yang bersangkutan. Oleh karena itu PPAT bertangggung jawab untuk memeriksa syarat-syarat untuk sah nya perbuatan hukum yang bersangkutan dengan
PPAT dilarang me
dalam garis kesamping sampai derajat kedua, menjadi pihak dalam perbuatan hukum yang bersangkutan baik dengan cara bertindak sendiri maupun melalui kuasa atau menjadi kuasa dari pihak lain.100
Untuk menghindari kesulitan dikemudian hari, PPAT dapat menolak untuk membuat akta apab
1. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun, kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang bersangkutan atau bersertipikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di kantor pertanahan.
100
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pasal 23 ayat 1.
101
2. Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan kepada PPAT:
a. Surat bukti hak sebagaimana di maksud dalam pasal 24 ayat (1) atau Syarat Keterangan Kepala Desa/ Kelurahan yang menyatakan bahwa yang
yang terletak
an perbuatan hukum yang bersangkutan atau
rtindak berdasarkan surat kuasa mutlak yang pada
m diperoleh izin pejabat atau instansi yang berwenang apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan
ku. 6. Objek perbuatan hukum
fisik atau data Yuridisnya.
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
bersangkutan menguasai tanah tesebut sebagaimana di maksud dalam pasal 24 ayat (1).
b. Surat Keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertipikat dari kantor pertanahan, atau untuk tanah
di daerah jauh dari kedudukan kantor pertanahan dari pemegang hak yang bersangkutan dikuatkan oleh kepala desa/ kelurahan.
3. Salah satu atau pihak yang melakuk
saksi tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak. 4. Salah satu atau pihak be
hakikatnya berisikan perbuatan hukum untuk pemindaha hak. 5. Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belu
perundang-undangan yang berla
yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data