• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN

A. Aktiva Tetap

1. Pengertian Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data -data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membaha s objek penelitian yang dititikberatkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh Pengadilan Militer I - 02.

Menurut Mulyadi (2001) pengertian aktiva tetap adalah : “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) pengertian aktiva adalah : “aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :

25

1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai

kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa datang baik langsung maupun tidak langsung,

2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat

tersebut,

3. Transaksi-transaksimenyebabkantimbulnyahakperusahaanuntuk

memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aktiva yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milk perusahaan dinamakan aktiva berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aktiva yang tidak berwujud dapat berupa hak atas sesuatu seperti hak paten, copyright, dan lain sebagainya.

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess, (1994) pengertian aktiva tetap adalah : “Aktiva adalah aktiva berumur panjang yang sifatnya permanent, yang digunakan dalam operasi perusahaan dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan ”.

Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai kriteria antara lain :

a) Berwujud,

b) Dimiliki oleh perusahaan,

c) Masa operasinya lebih dari satu tahun atau dalam jangka waktu

relative lama, d) Nilainya besar,

e) Tidak untuk dijual.

Menurut Pengadilan Militer I – 02 Medan pengertian aktiva tetap adalah : “aktiva perusahaan yang sifatnya relatif tetap yang sifatnya berwujud, digunakan dalam operasi perusahaan, dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi”.Sesuai dengan perbandingan di atas, pengertian aktiva tetap pada Pengadilan Militer I – 02 Medan telah telah disesuaikan dengan Standar. Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

2. Penggolongan Aktiva Tetap Jenis-jenis aktiva tetap

Dapat dikelompokkan dalam beberapa segi yaitu : 1. Substansi

Yaitu aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Tangible fixed asset ( aktiva berwujud )

Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. b. Intangible fixed asset ( Aktiva tidak berwujud )

Contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya.

27

Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlutidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Menurut Mulyadi, ( 2001) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement ) b. Gedung dan perbaikan gedung

c. Mesin d. Meubel

e. Kendaraan-kendaraan

Pengadilan Militer I – 02 Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam empat kategori yang masing- masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

A. Tanah, B. Bangunan, C. Kendaraan,

D. Peralatan kantor, dapat dibagi atas : a) Computer,

b) Peralatan kantor lainnya.

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Pengadilan Militer I – 02 Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan diman aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yamg

dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

3. Cara Cara Perolehan Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapatbekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian. Contoh biaya yang dapat diretribusikan secara langsung adalah :

a. Biaya persiapan manfaat,

b. Biaya penyusutan awal, biaya simpan dan bongkar merk, c. Biaya pemasangan,

d. Biaya professional, seperti arsitek, seperti arsitek dan insinyur.

Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, antara lain :

a. Pembelian Tunai

Pembeliansuatu aktiva tetap secara tunai biasa dilakukan apabila perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memperolehnya. Dalam perkiraan,

29

aktiva tetap tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tersebut. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkaitpembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan.

Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya. Menu rut Niswonger -Fess- Warren (2000:118) berpendapat bahwa : “Harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut di tempat dan siap untuk dipakai. Pajak pertambahan nilai, ongkos angkut, asuransi selama aktiva dalam perjalanan, fondasi khusus dan biaya pemasangan harus ditambahkan ke harga pembelian aktiva tetap yang bersangkutan”. Aktiva tetap yang dibeli harus dicatat sebesar harga pembelian tersebut ditambah biaya -biaya reparasi atau perbaikan agar dapat dipakai. Nilai buku dari pihak yang dijual tidak perlu diperhatikan. Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :

Aktiva Tetap xxx

Kas xxx

b. Pembelian Kredit

Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkut an dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangakan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga. Unsur bunga dan financing cost yang terdapat didalamnya harus dikeluarkan dan

diperlakukan sebagai biaya dalam pe riode dimana pembayaran itu terjadi. Oleh karena itu harus dicatat dalam perkiraan beban bunga. Apabila aktiva tetap diperoleh angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan :

1) Secara flat,

2) Berdasarkan sisa hutang

Jurnal untuk pembelian yang dilakukan secara kredit adalah : Aktiva Tetap xxx

Hutang Usaha xxx

c. Pembelian Dengan Surat Berharga

Aktiva tetap yang dibeli dengan saham atau obligasi harus dicatat sebesar harga saham maupun obligasi tersebut. Nilai tersebut dicata seharga dengan nilaipari. Apabila harga pasar lebih besar dari harga pari, maka selisihnya dicatatsebagai premium (agiosaham) dan apabila harga pasar lebih kecil dari harga pari maka seliseihnya dicatat sebagai discount (disagio saham). Jika harga pasar saham tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Terkadang timbul keadaan dimana harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang dit ukar tidak diketahui. Untuk itu nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai -nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan. Jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu :

31

Aktiva Tetap xxx

Discount xxx

Capital stock xxx

Premium xxx

d. Aktiva tetap yang dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen (appraisal company) dan di kredit modal donasi (donate capital). Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) berpendapat bahwa : “ Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicata sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”

e. Aktiva yang dibangun sendiri

Dalam memperoleh suatu aktiva tetap terkadang dilakukan dengan cara dibangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya -biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya -biaya diluar -biaya operasional perusahaan sehari -hari. Menentukan jumlah overhead tidak langsung yang akan dialokasikan pada aktiva yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu :

1) Metode Incremental Cost

Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaikan (tambahan) biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.

2) Metode Proporsional

Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri. Ikatan Akuntan Indonesia,(2002) menyatakan : “ Biaya perolehan suatu aktiva tetap yang dikonstruksikan sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh”. 4. Penggantian Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal, equivalen dengan nilai wajar yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Suatu aktiva tetap dapat diperileh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam dua keadaan tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakuidalam transaksi. Sebaliknya, biayaperolehan aktiva tetap baru adalah jumlahtercatat dari aktiva yang dilepaskan. Dalam keadaan ini nilai aktiva yang dilepaskan dibukukan (write down) dan nilai turun dari buku ini diterapkan untukaktiva baru. Ada beberapa

33

cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga perolehan dalam tukar-menukar, yaitu :

1) Nilai Buku

yaitu, aktiva yang diperoleh dinilai dengan nilai buku aktiva yang ditukarkan dan tidak memperhitungkan laba atau rugi. Nilai buku yang dihitungdari harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

2) Nilai Pasar ,

Yaitu : harga perolehan aktiva baru ditentukan sama dengan nilai pasar aktiva lama yang ditukar tambah dengan pembayaran tunai. Selisih nilai pasar aktiva lama dengan buku dihitung sebagai laba atau rugi.

3) Trade-In Allowances

Yaitu, harga perolehan aktiva baru dihitung berdasarkan nilai trade -in allowance lama ditambah dengan pembayaran tunai. Selisihnya dihitung sebagai laba atau rugi.Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan darima na aktiva tetap itu diperoleh.Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang dibayarkan kepada penjual ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan. Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan darimana aktiva tetap itu diperoleh. Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang dibayarkan kepada penjual ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.

5. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap

Pengadilan Negeri I – 02 Medan memperoleh aktiva tetap dengan tiga cara yaitu :

a. Membeli Secara Tunai

Perolehan aktiva yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan har ga yang diberikan penjual ( harga faktur ) dengan seluruh biaya -biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya -biaya yang dikeluarkan dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur aktiva tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh dari suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva, yaitu dengan melihat harga pasar dari gedung atau tanah, lalu membandingkan harga pasar tersebut yang kemudian menjadi dasar alokasi harga perolehan. Penilaian lain didasarkan pada surat bukti pembaya ran pajak. Metode ini digunakan jika harga pasar kedua aktiva tetap tidak diketahui.

b. Membangun Sendiri

Untuk memperoleh aktiva tetap seperti bangunan, Pengadilan Negeri I – 02 Medan melakukan pembangunan sendiri dimana nilai aktiva tetap yang dipero leh sebesar harga perolehan dan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

35

mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai pada kondisi siap untuk digunakan dalam operasi perusahaan.

c. Leasing

Aktiva tetap yang dibeli secara leasing (capital leasing) harus dinyatakan dalam nilai tunai dengan judul “Aktiva Tetap Leasing” dan sisi kewajiban dinyatakan dengan dengan judul “Hutang Leasing” sebesar harga tunaiaktiva dikurangi dengan uang muka yang dibayar pada saat penandatanganan kontrak perjanjian

Dokumen terkait