• Tidak ada hasil yang ditemukan

”Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.”32

Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun dilakukan di alam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman AM, yang mengganggap bahwa ”sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.”33

32

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..., h. 96

33

kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas atau dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa: kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan siswa, dan lain sebagainya.

Dari semua pengertian aktivitas di atas, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar.

Selain itu perlu dijelaskan bahwa aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

ii. Macam-macam Aktivitas Belajar

Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar seperti menulis, mencatat, memandang, mengingat, berfikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.

Berikut kita bahas beberapa contoh aktivitas belajar34: 1. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.

34

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. 3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. 4. Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.

5. Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah.

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.

7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.

8. Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis.

9. Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.

Berfikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.

11. Latihan atau praktek

Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan.

Paul B. Dierdrich setelah mengadakan penyelidikan, menyimpulkan: terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut:35

1) Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.

2) Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.

4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.

5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.

6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

35

Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 9

berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengna menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses di man peserta didik harus aktif.

iii. Active Learning

”Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.”36 Untuk dapat membuahkan hasil belajar yang maksimal adalah dengan kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus gesit, bersemangat, dan bergairah.

Ada tiga pernyataan sederhana yang berbicara tentang perlunya cara belajar aktif. Yaitu: ”Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Dan yang saya lakukan, saya pahami”37

Prinsip active learning adalah bahwa belajar bukanlah kegiatan menghafal semata. Belajar memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, seperti media yang konkret, praktek dalam kehidupan sehari-hari, menginginkan jawaban atas pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.38

36

Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2004), edisi revisi, h. 9

37

Melvin L. Silberman, Active Learning ……… , h. 23

38

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan melakukan aktivitas peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, pemahanman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena:39

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Dokumen terkait