• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Aktivitas Belajar .1 Aktivitas.1 Aktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (2007: 23), aktivitas adalah keaktifan, kegiatan. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat materi pelajaran saja. Karena semakin banyak dilakukan oleh siswa dalm proses belajar mengajar dalam artian aktivitas yang positif, maka proses pembelajaran yang terjadi semakin baik. Menurut Sriyono dalam Chaniago (http://id.shvoong.com) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu tanda adanya keinginan siswa untuk belajar.

Menurut Dierich dalam Sardiman (2010: 101) menggolongkan aktivitas siswa sebagai berikut :

a) Visual activities, yang termasuk didalamnya seperti membaca, memperhatikan gambar, percobaan.

b) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, mengeluarkan pendapat,interupsi dan diskusi. c) Listening activities, seperti mendengarkan uraian,

percakapan,pidato dan diskusi.

d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan,dan laporan.

e) Drawing activities, seperti menggambar.

f) Motor activities, seperti melakukan percobaan, bermain, berkebun, beternak.

g) Mental activities, seperti menganalisis, mengambil keputusan, memecahkan soal.

h) Emotional activities, seperti menaruh minat, gembira, berani, dan gugup.

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads together, yaitu aktivitas yang mengajukan pertanyaan, merespon aktif pertanyaan lisan dari guru, melaksanakan instruksi/ perintah, menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar, antusias/ semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, memotivasi untuk dapat mengerjakan dengan cara sendiri, siswa berdiskusi dengan teman lainnya dalam mengonstruksikan bahan IPS berdasarkan fasilitas yang disediakan guru, siswa merenkonstruksikan. Jadi, menurut definisi diatas penulis menyimpulkan aktivitas belajar tidak hanya menggunakan aktivitas yang berupa fisik tetapi juga aktivitas mental siswa.

2.1.1.2 Belajar

Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha (berlatih) agar mendapatkan suatu kepandaian. Menurut Hamalik (dalam http://id.shvoong.com) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Zahorik dalam Komalasari (2010: 16), mengungkapkan bahwa terdapat lima elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, pemerolehan pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, mempraktikan pengetahuan dan pengalaman, dan melakukan refleksi. Sedangkan menurut Ditjen Dikdasmen belajar yang konstuktivis yaitu, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).

Dierich dalam Hamalik (2009: 172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu :

a) Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b) Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan suatu pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian suatu bahan, mendengarkan percakapan, mendengarkan radio.

d) Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. e) Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

f) Kegiatan-kegiatan metric

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, membuat model, menyelengarakan permainan, dan menari.

g) Kegiatan-kegiatan mental

Mengingat, berani, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h) Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, tenang, marah dan bahagia.

Kolb dalam Trianto (2010: 178), menyatakan bahwa belajar adalah cara adaptasi utama manusia, jika kita tidak

belajar maka kita tidak akan bisa bertahan hidup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses yang terjadi selama proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan belajar.

2.1.1.3 Hasil Belajar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 391), hasil adalah suatu akibat, kesudahan dari suatu pertandingan atau ujian. Menurut Dimyati dan Mudjono (2003: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru.

Menurut Sudjana dalam Kunandar (2010: 276) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis maupun tes lisan serta tes perbuatan siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari perilaku belajar siswa dan perilaku mengajar guru. Hasil belajar dari sisi siswa merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar, (Dimyati, 2002: 3).

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

a) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi suatu kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor-faktor psikis dan fisik.

b) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,terutama kualitas pengajaran.

Menurut Nasution dalam Kunandar (2010: 276) hasil belajar adalah suatu perbuatan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Dari beberapa pengertian hasil belajar para ahli diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan memiliki pengalaman belajar yang berupa nilai melalui tes tertulis.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.2.1. Pengertian IPS

Menurut Sardjiyo, dkk (2009 : 1.27), IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Supriatna, dkk. (2006 : 4) fokus kajian IPS adalah bebagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehjdupan sosial (Homo Socius). Menurut Nursyid dalam Wahab (2009 : 1.9), IPS merupakan perpaduan ilmu sosial adalah untuk tingkat SD intinya merupakan perpaduan antara geografi dan sejarah.

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi tentang Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi, melalui pelajaran IPS siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Tujuan IPS adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1). Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2). Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan maslah, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari (sosial), 3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4). Memiliki kemampuan yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, maupun global.

Berdasarkan pengertian ilmu pengetahuan sosial (IPS) para ahli di atas, maka dapat peneliti menyimpulkan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang keadaan-keadaan sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat yang ditempatinya.

2.1.2.2 Pembelajaran IPS SD

Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan didasarkan pada berbagai aspek baik menyangkut aspek konsep hakikat pembelajaran, maupun ketentuan-ketentuan yuridis formal yang khusus, Sukirman (2006: 1). Menurut Abdul Aziz Wahab (2009: 19), IPS adalah membelajarkan siswa untuk memahami bahwa masyarakat merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan pendekatan indisipliner yaitu pendekatan ilmu

hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sosial lain seperti geografi, sejarah, antropologi, dan lainnya.

Menurut Pusat Kurikulum depdikbud, penyelengaraan IPS di SD, bertujuan sebagai berikut : 1. Menambahkan dasar-dasar perilaku, budi pekerti

dan berakhlak mulia.

2. Menumbuhkan sikap-sikap kemahiran membaca, menulis, dan berhitung.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif. 4. Menumbuhkan kemahiran membaca, menulis dan

berhitung serta sikap toleransi, tanggung jawab, kemandirian dan kecakapan emosional.

5. Memberikan dasar-dasar keterampilan hidup, kewirausahaan, dan etos kerja.

6. Menumbuhkan rasa cinta bangsa dan tanah air bangsa Indonesia.

Sehingga dalam pembelajaran IPS mengembangkan suatu keterampian sosial yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari siswa. Keterampilan sosial ini hendaknya dikembangkan dalam proses pembelajaran diimbangi dengan sikap sosial positif dengan membiasakan siswa untuk selalu berfikir positif terhadap sesuatu hal.

Dokumen terkait