• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.11 Aktivitas Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor penting dalam proses pendidikan. Dengan belajar manusia akan dapat meningkatkan kemampuannya baik dibidang pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat bermanfaat bagi dirinya dalam masyarakat.

Proses dalam belajar dituntut adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2006: 171) yang menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan siswa belajar sendiri atau melakukan aktivitas.

Kegiatan pembelajaran menghendaki aktivitas siswa seoptimal mungkin. Aktivitas ini menyangkut aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas ini harus selalu ada, aktivitas peserta didik dalam belajar bukan hanya secara individual tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas peserta didik dalam kelompok membuahkan interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi antara pendidik dan peserta didik, dan antara peserta didik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Berdasarkan pendapat tersebut, aktivitas belajar dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya. Aktivitas peserta didik dalam belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Selain usaha yang dilakukan oleh peserta didik, peran serta guru sangat dibutuhkan agar selama proses pembelajaran aktivitas siswa meningkat, yaitu dengan memberikan arahan, motivasi, dan fasilitas dalam belajar. Fasilitas dalam belajar, seperti menggunakan media yang menarik. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2009: 63) mengatakan bahwa untuk dapat menimbulkan keaktifan

belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan interaksi-interaksi berikut.

1. Menggunakan multimetode dan multimedia.

2. Memberikan tugas secara individual dan kelompok.

3. Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil.

4. Memberikan tugas untuk membaca bahan ajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas.

5. Mengadakan tanya jawab dan diskusi.

Menurut Arikunto (2006: 157), terdapat indikator terhadap aktivitas yang relevan dalam pembelajaran meliputi sebagai berikut.

1. Membaca buku pelajaran atau LKS.

2. Bekerjasama dengan sesama siswa dalam kelompok. 3. Ketepatan waktu mengerjakan tugas.

4. Bertanya pada guru atau siswa lain.

5. Menaggapi/berkomentar tentang masalah yang diajukan.

Menurut Paul D. Dieriech dalam Hamalik (2006: 172), aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi delapan jenis sebagai berikut.

1. Visual Aktivities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan.

2. Oral Aktivities, misalnya mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat.

3. Listening Aktivities, misalnya: mendengarkan penyajian bahan, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing Aktivities, misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, dan angket.

5. Drawing Aktivities, antara lain: menggambar, membuat grafik, chart, peta, dan diagram.

6. Motor Aktivities, seperti: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.

7. Mental Aktivities, seperti: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8. Emotinal Aktivities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Pada penelitian ini, aktivitas belajar peserta didik diukur menggunakan skala penilaian afektif yaitu.

1. BT : Belum Terlihat, apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator.

2. MT : Mulai Terlihat, apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.

3. MB : Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.

4. MK : Menjadi Kebiasaaan atau membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten (Kurnia, 2014: 1).

Belajar merupakan bagian dari aktivitas. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Aktivitas belajar harus dilakukan peserta didik sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi peserta didik, sebab kesan yang didapatkan oleh peserta didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak peserta didk.

2.12 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan

secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggalaman dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito dalam Depdiknas (2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, Mustikawan, dan Ridho (2010: 18) menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Menurut Slameto (2003: 54), ada beberapa faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar yaitu.

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar;

a. faktor jasmaniah: kesehatan, cacat tubuh,

b. faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan,

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar dindividu terdiri dari; a. faktor keluarga,

b. faktor sekolah, c. faktor masyarakat.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, Mustikawan, dan Ridho (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil akhir dari proses belajar mengajar yang ditunjukkan dalam wujud angka yaitu hasil kemampuan peserta didik yang menjadi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik. Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan ditandai dengan tingginya prestasi belajar peserta didik sesuai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebesar 71 yang telah ditetapkan pendidik.