• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.5 Media Gambar

Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit daripada yang abstrak. Berkaitan dengan hubungan konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran ada beberapa pendapat antara lain.

Pertama, Jerome Bruner mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambar

atau film kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata.

Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep.

Ketiga,Edgar Dale membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media dan terakhir siswa menjadi pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol (Daryanto, 2011: 12).

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris. Dalam landasan empiris, terkait dengan media visual yaitu gambar (Daryanto, 2011: 15) menjelaskan tentang temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat

interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapatkan keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan jika pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru.

Media gambar, merupakan media visual yang berkaitan dengan panca indra penglihatan. Persentase kemampuan daya serap manusia dari pengguna alat indra adalah penglihatan 82%, pendengaran 11%, penciuman 1%, pencecapan 2,5%, dan perabaan 3,5% (Daryanto, 2011: 13). Berdasarkan persentase tersebut, peran panca indra penglihatan sangat besar dalam kehidupan manusia. Media gambar sebagai media visual membutuhkan panca indra penglihatan untuk mengamati dan mempelajari gambar-gambar, sehingga sesuai dengan kemampuan daya serap manusia yang lebih besar bila menggunakan panca indra penglihatan. Kesesuain antara media gambar sebagai media pembelajaran dan kemampuan daya serap manusia (peserta didik) akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Djamarah dan Zain, media berbasis visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan

dukungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi (http://bagawanabiyasa.wordpress.com).

Bentuk umum dari media gambar terangkum dalam pengertian dari media grafis. Karena media gambar merupakan bagian dari pembuatan media grafis. Nilai media grafis terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian, minat dalam menyampaikan jenis informasi tertentu secara cepat. Peran utamanya adalah memvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan dalam bentuk yang ringkas dan padat. Dengan kata lain, media grafis dapat didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu, melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar. Media ini sangat tepat untuk tujuan menyampaikan informasi dalam bentuk rangkuman yang dipadatkan. Dengan demikian, media grafis yang baik hendaknya mengembangkan daya imajinasi atau citra anak didik. Daya imajinasi dapat ditimbulkan dengan menata dan menyusun unsur-unsur visual dalam media pembelajaran (Sudjana dan Rivai, 2011: 20).

Pengertian media grafis tersebut, dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan bagian yang utuh dari media grafis, karena pada dasarnya media gambar merupakan kumpulan dari beberapa titik dan garis yang memvisualisasikan gambar sebuah benda atau seorang tokoh yang dapat memperjelas kita dalam memahami benda atau tokoh tersebut.

Sadiman (2010: 29) mengemukakan bahwa di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana.

Pada dasarnya media gambar memiliki beberapa kelebihan: ”(1) bersifat konkret.

Gambar atau foto dapat dilihat oleh peserta didik dengan lebih jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang disampaikan, (2) mengatasi ruang dan waktu. Untuk menunjukkan gambar jenis batuan pembentuk muka bumi, gunung berapi, patahan, lipatan dan lain-lain tidak perlu melihat objek yang sesungguhnya melainkan cukup melihat gambar atau fotonya saja, (3) meminimalisasi keterbatasan pengamatan mata. Untuk menerangkan objek tertentu yang sulit untuk diamati maka digunakanlah gambar atau foto, (4) dapat memperjelas suatu masalah. Gambar memungkinkan suatu masalah dipahami secara sama, (5) murah

harganya dan mudah diperoleh” (Hamalik, 1994: 63).

[

Dale dalam Subana (1998: 322) menjabarkan bahwa guru dapat menggunakan gambar untuk memberikan gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasannya lebih kongkrit bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menterjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistis. Dalam membuat paragraf, siswa bisa menyusun kata-kata dari gambar yang dilihat.

Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata, hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan memberikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih

konkrit (nyata). Beberapa kelebihan media gambar dalam pembelajaran adalah: 1) sifatnya konkret, 2) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, 3) media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita (Sadiman, 2010: 30).

Sedangkan tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah: (1) menerjemahkan simbol verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki

kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan, (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas (Sadiman, 2010: 30).