• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS EKONOMI ISLAM 1 Produks

Dalam dokumen Dasar dasar Ekonomi Islam tent (Halaman 47-51)

Produksi adalah suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan sektor-sektor produksi dalam waktu tertentu, dengan ciri utama : Kegiatan yang menciptakan manfaat (utility) untuk memaksimumkan keuntungan.

Al Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak

sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenagakerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.

Namun demikian, Al Qur’an memberi kebebasan yang luas bagi manusia untuk berusaha memperoleh kekayaan yang lebih banyak lagi dalam menuntut kehidupan ekonomi. Dengan memberikan landasan rohani bagi manusia sehingga sifat manusia yang semula tamak dan mementingkan diri sendiri menjadi terkendali.

Keinginan yang tidak terbatas untuk selalu dipenuhi dan memuaskan kehendak pada manusia semakin lama akan semakin tinggi. Karena itu jika tidak terdapat arahan yang baik, hal itu akan mendorong manusia melakukan kerusakan di muka bumi, seperti yang terjadi saat ini. Al-Qur’an memberikan pandangan hidup yang seimbang. Di satu sisi Islam membantu pertumbuhan yang sehat dan mulia bagi masyarakat. Di sisi lain Islam memberi rangsangan terhadap adanya aktivitas produktif. Karena itu Islam membuka kesempatan bagi riset dan penelitian yang sekiranya dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. 2. Konsumsi

Pengertian konsumsi secara umum diformulasikan dengan “Pemakaian dan penggunaan barang-barang dan jasa, seperti pakaian, alat-alat hiburan, media informasi dll. Tujuan memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat (falah).

Perilaku konsumsi (Dr. Yusuf Qardhawi ) zakat dan sedekah merupakan bagian dari konsumsi dalam Islam. Pendekatan pendapatan dalam Islam dapat dirimuskan : Y= (C+Zakat) + S Kekayaan atau harta dalam Islam merupakan amanah Allah, yang harus dibelanjakan secara benar, yaitu seimbang dan adil, tidak boros, tidak kikir, dan tidak pula mubazir. Harta yang dimiliki tidak semata-mata untuk dikonsumsi, tetapi juga untuk kegiatan sosial seperti zakat, infaq dan sedekah.

Distribusi dalam konteks konvensional adalah Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyebarkan produk barang atau jasa dari produsen kepada konsumen pemakai. Perusahaan atau perseorangan yang menyalurkan barang disebut distributor. Sedangkan Distribusi di ungkapkan dalam Al-Qur’an dengan istilah ‘’dulah”,yang artinya adalah peredaran. Adapun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan Islam ialah peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar di antara golongan tertentu saja.

Kekayaan menurut Armour didefinisikan sebagai kekayaan umum masyarakat, nasional.Kekayaan konteks peradaban didefinisikan sebagai penguasaan komunitas atas barang. Kekayaan menurut Islam disebut maal. Seluruh bentuk maal di alam semesta menurut Islam adalah milik Allah SWT. Manusia diberi sebagian dari harta milik Allah dan dengan tanggungjawab itu manusia diwajibkan menafkahkan hartanya sesuai ketentuan Allah agar mendapat ketenangan dan pahala (batin). Allah akan memberi amanah hak penguasaan atas kekayaan kepada manusia, setelah manusia memanifestasikan keimanan dalam bentuk ketundukan kepada-Nya dan kreativitas keterwakilan di alam semesta.

Teori distribusi kekayaan dalam ekonomi konvensional adalah teori yang menjelaskan tentang cara-cara pendapatan dan kekayaan didistribusikan dalam suatu perekonomian. Termasuk didalamnya masalah alokasi faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) dan harga yang diterima faktor-faktor tersebut di pasar. Konsep yang di teliti adalah pendapatan (arus upah, gaji, pengembilan dari barang yang tak bergerak dan transfer yang di terima dalam suatu periode) dan kekayaan. Sedangkan dalam ekonomi islam konsep dari distribusi kekayaan berjalan pada dua tingkatan, yang pertama adalah distribusi sumber-sumber produksi dan yang kedua adalah distribusi kekayaan produktif. Sebagai sumber-sumber produktif adalah terkait dengan tanah, bahan-bahan mentah, alat-lat dan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi beragam barang dan komoditas. Sedangkan yang termasuk dengan kekayaan produktif hasil dari proses pengolahan atau hasil dari aktivitas produksi melalui kombinasi sumber-sumber produsi yang di hasilkan manusia melaui kerja.

a. Pembentukan sistem ekonomi praktis.

b. Mengaktifkan setiap orang untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya. c. Penghapusan konsentrasi kekayaan.

prinsip pengaturan distribusi kekayaan dalam sistem kekayaan dalam sistem kehidupan islam. Kekayaan harus di bagi kesemua golongan masyarakat dan seharusnya tidak menjadi komditi di antara golongan kaya saja. Selanjutnya langkah yang di ambil untuk membagai kekayaan pada masyarakat melalui kewajiban mengeluarkan zakat, infak dan pemberibantuan kepada orang miskin dan yang menderita akibat pajak negara.

Menurut Baqir As-Sadr untuk mewujudkan agar distribusi kekayaan iitu merata maka ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu :

a. Mengganti istilah ilmu ekonomi dengan istilah iqtishad yang mengandung arti bahwa selaras, setara dan seimbang.

b. Menyusun dan merekonstruksi ilmu ekonomi tersendiri yang bersumber dari Al-Qur’an dan Assunnah.

Menurut Zakiyuddin Baidhawy dalam bukunya Rekonstruksi Keadilan menawarkan skema distribusi pendapatan dan kekayaan menurut kerangka Al-Qur’an yaitu:

a) Menghadiahkan surplus pemanfaatan modal b) Sistem warisan kekayaan

c) Zakat d) Waqaf

e) Pemberian atau hadiah f) Al-Fay’

g) Rampasan perang h) Barang temuan.

Dalam Islam sudah begitu jelas cara pandangnya sesuai dengan definisi fungsi harta yang diberikan Allah SWT di dalam ayat Al Qur’an, yaitu:









  



   



 



4. berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan[267]. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

[267] Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.31

LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Dalam dokumen Dasar dasar Ekonomi Islam tent (Halaman 47-51)

Dokumen terkait