• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.3. Aktivitas Enzim δ -ALAD

Enzim δ-ALAD merupakan enzim yang terlibat dalam sintesa hemoglobin dan aktivitasnya dipengaruhi oleh keberadaan plumbum di dalam darah. Untuk mengetahui apakah pemberian kitosan dengan berat molekul yang berbeda pada konsentrasi 1% dan 2% terhadap aktivitas enzim δ-ALAD mencit yang diberi larutan plumbum selama 14 hari.

Data penelitian diuji dengan uji anova, dan diperoleh p<0,05 artinya aktivitas enzim δ-ALAD antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan berbeda signifikan. Data aktivitas enzim δ-ALAD rata-rata dari kelompok kontrol dan perlakuan ditampilkan pada tabel 7.

Tabel 7. Data Aktivitas Enzim δ-ALAD Dalam Darah Mencit dari Kelompok Kontrol dan Perlakuan Perlakuan Data Ulangan K0 K1 K2 K3 P1 P2 P3 P4 P5 P6 1 0,68 0,66 0,15 0,61 0,49 0,44 0,45 0,49 1,88 0,77 2 0,63 0,80 0,19 0,78 0,42 0,53 0,45 0,54 2,31 1,21 3 0,58 0,70 0,14 0,58 0,33 0,32 0,37 0,55 1,79 0,66 Aktivitas enzim DALAD dalam darah (μmol PBG/jam/l Rerata 0,63 0,72 0,16 0,66 0,41 0,43 0,42 0,53 1,99 1,06

eritrosit) ±0,05±0,07 ±0,03 ±0,11 ±0,08 ±0,1 ±0,04 ±0,03 ±0,27 ±0,14

Berdasarkan data tabel 7, aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok K1 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kelompok K0. Kelompok K2 memiliki aktivitas enzim δ-ALAD yang paling rendah jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain.

Dari gambar 5 menunjukkan aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok perlakuan P1, P2, P3, dan P4 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan K0, K1, dan K3. Sedangkan aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok perlakuan P5 memiliki nilai yang tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan lainnya. Pada kelompok P6 juga mengalami peningkatan aktivitas enzim dari kelompok kontrol dan kelompok P1, P2, P3, dan P4. Perbedaan aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok kontrol dan perlakuan dapat dilihat pada gambar 5 .

Untuk melihat perbedaan antar kelompok uji, kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT), maka didapatkan perbedaan antar kelompok perlakuan seperti yang tercantum dalam tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji BNT Antar Rerata Aktivitas Enzim δ-ALAD Berbagai Kelompok Penelitian Perlakuan K0 K1 K2 K3 P1 P2 P3 P4 P5 P6 K0 NS * NS * * * NS * * K1 NS * NS * * * NS * * K2 * * * * * * * * * K3 NS NS * * * * NS * * P1 * * * * NS NS NS * * P2 * * * * NS NS NS * * P3 * * * * NS NS NS * * P4 NS NS * NS NS NS NS * * P5 * * * * * * * * * P6 * * * * * * * * *

Dari hasil uji BNT pada tabel 8 perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok K2 terhadap K0, K1, dan K3, juga terhadap kelompok perlakuan. Aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok K0, K1, dan K3 berbeda nyata terhadap kelompok P1, P2, P3, P5, dan P6.

Aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok perlakuan P5 (HM1%), dan P6 (HM2%) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan lainnya.

4.2. Pembahasan

Dari data penelitian yang diperoleh, setelah dilakukan uji statistik dan diperoleh kadar hemoglobin yang berbeda nyata antara kelompok kontrol jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol K1 (kontrol Pb asetat) kadar Plumbum darah sebesar 0,33 µg/100mL menunjukkan adanya penurunan kadar

hemoglobin darah. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Sugiharto (2004), dan Hariono (2005) yang menunjukkan pemberian larutan plumbum dapat mengakibatkan penurunan kadar haemoglobin darah tikus. Pada manusia dewasa kadar timah hitam dalam darah mencapai 0,5µg/100mL dapat menurunkan sintesis hemoglobin (WHO, 1987)

Pemberian plumbum dapat menyebabkan tingginya kadar plumbum dalam darah, karena plumbum merupakan kelompok logam toksik yang dapat membentuk ligan kompleks dalam tubuh yang dapat mengganggu aktivitas enzim dan dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Salah satu jalur metabolisme yang sangat dipengaruhi adalah sistem hemopoitik. Toksisitas timbal disebabkan adanya interaksi atara Pb dengan senyawa ligand yaitu gugus enzim –SH dari δ-ALAD dan enzim hemesintase. Sehingga terjadi hambatan sintesis hemoglobin. Plumbum juga dapat menghambat enzim feroketalase yang menyebabkan ion Fe tidak dapat berikatan dengan cincin protoporpirin, oleh karena terjadi kompetisi antara timbal dengan Fe. Proses ini menyebabkan penurunan kadar hemoglobin (Sugiharto, 2004). Pemberian kitosan dengan berat molekul rendah, sedang dan tinggi dengan konsentrasi 1% dan 2% tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar Pb darah. Menurut Guibal, 2005; Inoue et.al, 1993., bahwa kemampuan kitosan sebagai pengkhelat karena kandungan yang tinggi pada gugus –OH membuatnya menjadi polymer yang hidrophilic dan memberikan efek khelasi. Adanya kandungan gugus amina primer dengan aktivitas tinggi, dan kelompok amina dapat mengikat logam kationik sehingga membuatnya menjadi sepasang elektron. Kitosan merupakan polimer yang bersifat polikationik yang dapat berikatan dengan sel darah merah (Ronas chemicals, 2006). Dari kondisi ini

belum terlihat perbedaan yang signifikan antar berat molekul kitosan terhadap kadar plumbum darah, walaupun dari grafik pada kelompok perlakuan P3 memiliki kadar plumbum darah yang paling rendah.

Kadar plumbum di darah mempengaruhi kadar hemoglobin. Kecenderungan menurunnya kadar plumbum darah pada kelompok perlakuan yang diberi kitosan, memberi efek terhadap kadar hemoglobin mencit. Pada data tabel 4 terlihat adanya peningkatan kadar hemoglobin yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, walaupun antar kelompok perlakuan tidak ada perbedaan kadar hemoglobin yang signifikan.

Berdasarkan kemampuan kitosan berikatan dengan logam berat maka pemberian kitosan dapat mengurangi kompetisi antara plumbum dan Fe. Meningkatnya kadar hemoglobin pada kelompok perlakuan pada tabel 4 menunjukkan bahwa proses pembentukan hemoglobin tidak terganggu.

Banyak peneliti melaporkan bahwa aktivitas enzim δ-ALAD dihambat oleh plumbum (WHO,1977; Hasan dan Seth, 1981; Idris, 2004). Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada pemberian plumbum terjadi peningkatan aktivitas enzim δ-ALAD. Peningkatan aktivitas enzim δ-ALAD juga dilaporkan oleh beberapa peneliti (Maes dan Gerber, 1978; Kajimoto et al, 1982; Hariono 2006). Mekanisme biokomiawi terhadap kenaikan aktivitas enzim δ-ALAD ini belum diketahui.

Dari data tabel 6 ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol plumbum jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Aktivitas enzim δ-ALAD pada kelompok P1, P2, P3, dan P4 jika dibandingkan dengan kelompok kontrol Pb,

maka terlihat adanya penurunan aktivitas enzim. Berbeda halnya dengan aktivitas enzim

δ-ALAD pada kelompok perlakuan P5 jika dibandingkan dengan kelompok K1 maka adanya peningkatan aktivitas enzim yang berbeda nyata. Mekanisme biokimiawi pada kenaikan aktivitas δ-ALAD belum diketahui.

Kitosan memiliki 2 karakter yang mempengaruhi kemampuan kerjanya, satu diantaranya adalah tingkat berat molekul yang dimiliki kitosan. Kitosan memiliki berat berat molekul yang besar, dan dibagi menjadi 3 tingkatan berat molekul. Tingkat molekul rendah (low molecul) memiliki berat molekul <400 KDa, molekul sedang (median molecul) memiliki berat molekul 400-800 KDa, dan molekul tinggi (hight molecul) memiliki berat molekul ≥ 900 KDa. Pada penelitian ini sumber kitosan dengan low molekul berasal dari kulit udang, medium molekul dari kulit kepiting dan high molekul dari kulit blangkas.

Kitosan LM, MM dan HM jika dilarutkan dengan asam asetat pada konsentrasi yang sama memiliki viskositas yang berbeda. Semakin tingggi berat molekul dan konsentrasi kitosan maka viskositas (kekentalan) juga semakin tinggi.

Pada penelitian ini pengaruh antar berat molekul LM, MM dan HM pada konsentrasi 1% dan 2% terhadap kadar hemoglobin mencit belum memperlihatkan ada perbedaan yang nyata.

Dari tabel 8 hasil uji BNT menunjukkan bahwa aktivitas enzim δ-ALAD antar kelompok P1, P2, P3, dan P4 tidak berbeda nyata. Pemberian kitosan pada kelompok perlakuan dengan berat molekul rendah dan sedang dengan konsentrasi 1% dan 2%

mengalami penurunan aktivitas enzim δ-ALAD jika dibandingkan dengan K0, K1, dan K3.

Sedangkan dari data aktivitas enzim δ-ALAD pada tabel 8, sudah ada terlihat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan P5, aktivitas enzim rata-rata sebesar 1,99 μmol PBG/jam/l eritrosit terhadap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan P1, P2, P3, P4, dan P6. Kelompok perlakuan P6, aktivitas enzim rata-rata sebesar 1,06 μmol PBG/jam/l eritrosit juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas enzim δ-ALAD yang bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan P1, P2, P3, P4, dan P5. dan jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan P5 maka pada kelompok perlakuan P6 terjadi penurunan aktivitas enzim yang signifikan. Pemberian kitosan dengan molekul tinggi pada konsentrasi 1% dan 2% meningkatkan aktivitas enzim δ-ALAD.

BAB V

Dokumen terkait