• Tidak ada hasil yang ditemukan

3) Kegiatan masyarakat nelayan, yaitu pusat : Kehidupan masyarakat nelayan

2.3 Aktivitas Pelayanan Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan yang telah dibangun sebaiknya dapat berfungsi secara optimal, dengan kata lain sarana pelabuhan perikanan yang ada dapat digunakan untuk mengelola aktivitas pelayanan pelabuhan perikanan yang meliputi proses pendaratan, penanganan, pengolahan, dan pemasaran ikan

1) Pendaratan

Pengelolaan aktivitas pendaratan ikan di pelabuhan perikanan meliputi proses antara lain pembongkaran, penyortiran, dan pengangkutan hasil tangkapan ke TPI. Pada umumnya ikan yang didaratkan di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia sebagian besar berasal dari kapal penangkap ikan, hanya sebagian kecil berasal dari tempat pendaratan lain yang dibawa ke pelabuhan itu menggunakan alat transportasi darat (Indrianto, 2006). Aktivitas pendaratan ikan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan sangat bergantung kepada kelengkapan fasilitas yang ada sehingga dapat memperlancar kapal-kapal perikanan untuk bertambat di pelabuhan guna melakukan pembongkaran hasil tangkapan dan menyediakan bahan perbekalan untuk melaut. Hasil tangkapan yang telah dibongkar akan dibawa ke TPI dan selanjutnya dilakukan pelelangan ikan sebagai awal dari proses pemasaran ikan.

2) Penanganan

Penanganan ikan segar di pelabuhan perikanan dapat dilakukan dengan menggunakan es. Hal ini berguna untuk mempertahankan mutu ikan tersebut sehingga waktu pemasaran dapat lebih lama. Terkait dengan hal ini fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas penanganan ikan antara lain yaitu TPI, instalasi air bersih, dan pabrik es (Mulyadi, 2007). Selanjutnya dikatakan bahwa es merupakan salah satu bahan utama yang harus dibawa, pada saat operasi penangkapan ikan. Es tersebut juga digunakan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan. Kebutuhan es setiap kapal disesuaikan dengan lamanya waktu operasi, sehingga diharapkan es cukup untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan sampai ke dermaga.

Penanganan hasil tangkapan dilakukan pada saat pembongkaran, saat penyortiran dan pencucian, saat pemindahan ke dermaga bongkar menuju TPI, dan saat pelelangan sampai akan diangkut menuju tempat tujuan.

(1) Penanganan pada saat pembongkaran atau pendaratan

Menurut Ilyas (1983) vide Yundari (2005), kapal yang telah sampai di pelabuhan harus segera melakukan kegiatan pembongkaran ikan tanpa menunda-nunda waktu. Pembongkaran ikan dilakukan dengan hati-hati, cermat, teratur,

higienik, dan tetap mempertahankan suhu ikan serendah mungkin. Pada saat ikan dibongkar, ikan tetap diberi es agar tidak terjadi peningkatan suhu. Perubahan suhu yang terjadi selama pembongkaran ikan ke dermaga sangat berpengaruh terhadap kesegaran ikan. Ikan harus dihindarkan dari pancaran sinar matahari langsung yang dapat membuat ikan mengeluarkan cairan tubuh lebih banyak, hal inilah yang dapat menurunkan kualitasnya.

(2) Penanganan di TPI

Di TPI, ikan tidak boleh diletakkan begitu saja di atas lantai, dilangkahi atau diinjak. Ikan tidak boleh diletakkan pada lantai yang kotor. Selain itu, memindahkan wadah yang berisi ikan sebaiknya diangkat, tidak diseret di atas lantai (Ilyas, 1983 vide Yundari, 2005). Konstruksi bangunan TPI harus memenuhi persyaratan kebersihan, faktor kebersihan sangat berpengaruh terhadap mutu. Lantai TPI harus mempunyai kemiringan yang cukup memungkinkan air pada permukaan segera mengalir ke selokan dan selokan harus cukup kemiringannya sehingga air tidak tergenang. Selama proses penjualan ikan oleh ”toke bangku”, ikan ditempatkan dalam wadah bersih dan tetap dipertahankan pada suhu dingin dan menggunakan air bersih untuk mencuci ikan.

(3) Penanganan ikan dalam distribusi

Menurut Hanifah dan Saefudin (1983), sistem pemasaran rantai dingin (cold chain system) meliputi penggunaan metode pengesan, pendinginan, dan pembekuan pada hasil perikanan selama proses pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan sehingga kesegarannya dapat dipertahankan. Pendistribusian ikan dilakukan dengan alat transportasi, suhu ikan dipertahankan dingin dengan cara menambahkan es selama perjalanan. Untuk mempertahankan suhu dingin secara efisien dan efektif, ikan dimasukkan dalam stereofom tertutup. Transportasi jarak jauh sebaiknya dilakukan pada malam hari untuk menjaga kualitas ikan.

Penyortiran dilakukan menurut jenis, ukuran dan kualitas ikan, selama penyortiran dilakukan pencucian dan pengesan ulang. Ikan diangkut dan diberi label khusus untuk diekspor. Ikan yang telah diberi label akan dibungkus dan ditempatkan kedalam bak penampungan khusus yang telah diberi es curah untuk

dipindahkan ke truk berpendingin yang akan mengangkut ikan ke bandara untuk tujuan ekspor.

3) Pengolahan

Ikan hasil tangkapan yang telah didaratkan di pelabuhan selanjutnya akan dilelang dan dipasarkan dalam bentuk olahan maupun keadaan segar. Pengolahan terhadap ikan hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai tambah. Aktivitas pengolahan ikan hasil tangkapan di pelabuhan biasanya dilakukan pada saat musim ikan untuk menampung produksi perikanan yang tidak habis terjual dalam bentuk segar (Indrianto, 2006).

Menurut Lubis (2006), jenis olahan yang umumnya berada di pelabuhan perikanan Indonesia kecuali Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, masih bersifat tradisional dan belum memperhatikan kualitas ikan, sanitasi, dan cara pengepakan yang baik seperti pengasinan dan pemindangan. Jenis olahan lainnya sering dijumpai di lingkungan luar pelabuhan seperti krupuk dan terasi. Hasil-hasil olahan tersebut selanjutnya akan dipasarkan ke konsumen.

4) Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu tindakan atau keputusan yang berhubungan dengan pergerakan barang dan jasa dari produsen sampai konsumen (Hanafiah dan Saefudin, 2002). Kegiatan pemasaran yang dilakukan di suatu pelabuhan perikanan adalah bersifat lokal, nasional, maupun ekspor tergantung dari tipe pelabuhan tersebut. Pada dasarnya pemasaran produksi hasil tangkapan bertujuan untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan baik bagi para nelayan maupun pedagang. Dengan demikian, maka sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus diorganisir dengan baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah kegiatan awal dari pemasaran ikan untuk mendapatkan harga yang layak khususnya bagi nelayan. Menurut Misran (1991), sistem rantai pemasaran yang terdapat di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia yaitu a. TPI pedagang besar pedagang lokal pengecer konsumen b. TPI pedagang besar pedagang lokal konsumen

Dokumen terkait