• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

6.1.2 Aktivitas pemasaran hasil tangkapan

Aktivitas pemasaran ikan di PPI Pangandaran dimulai ketika nelayan telah selesai mendaratkan hasil tangkapannya. Transaksi antara nelayan dengan bakul (pedagang ikan), pengumpul dan atau tengkulak bertempat di tepi pantai timur PPI Pangandaran, hal ini disebabkan karena tidak beroperasinya TPI sebagai tempat pemasaran ikan.

Hasil tangkapan nelayan ditimbang terlebih dahulu oleh bakul. Timbangan tersebut dibawa sendiri oleh bakul yang akan membeli ikan. Namun tidak sedikit bakul yang tidak membawa timbangan sehingga berat ikan tersebut hanya berdasarkan pada perkiraan (taksiran). Jika terdapat lebih dari satu orang bakul yang akan membeli ikan pada nelayan yang sama, maka terjadi tawar menawar antara bakul dan nelayan, bakul yang menawar dengan harga tertinggi berhak untuk membeli ikan tersebut. Selain menjual hasil tangkapannya kepada bakul, nelayan menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak. Hal ini disebabkan karena tengkulak tersebut telah memberikan pinjaman modal melaut kepada nelayan sehingga nelayan tersebut harus menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak untuk melunasi utangnya.

Tidak beroperasinya TPI di PPI Pangandaran dinilai sangat merugikan nelayan. Berdasarkan hasil wawancara, nelayan menjual hasil tangkapannya langsung kepada bakul dan tengkulak dengan harga yang lebih rendah jika dibandingkan nelayan menjual hasil tangkapannya melalui aktivitas pelelangan ikan, yaitu lebih murah Rp 3.000,00 – Rp 7.000,00 per kg. Hal ini disebabkan karena nelayan tidak mengetahui secara pasti berapa harga ikan yang dimilikinya. Selain itu, keberadaan tengkulak menyebabkan nelayan semakin terjerat dengan utang kepada tengkulak karena harus membayar utang dengan bunganya.

Tengkulak, dalam memberikan pinjaman kepada nelayan, bisa aktif menawarkan pinjaman dan atau sebaliknya nelayan yang aktif mencari pinjaman kepada tengkulak. Dengan memberikan pinjaman, tengkulak berharap dapat mengikat peminjam sehingga selanjutnya peminjam akan selalu bergantung dan meminjam uang kepadanya, khususnya peminjam yang memiliki usaha produksi seperti nelayan pemilik unit penangkapan ikan. Bila nelayan pemilik sudah terikat, selanjutnya nelayan pemilik yang aktif mencari pinjaman kepada

tengkulak. Dengan demikian, penawaran pinjaman dari pihak tengkulak merupakan langkah awal dalam mengikat nelayan pemilik. Pinjaman yang diberikan tengkulak kepada nelayan pemilik umumnya tanpa membutuhkan jaminan. Kemudahan tanpa jaminan ini yang menjadi salah satu daya tarik utama bagi nelayan untuk meminjam uang kepada tengkulak daripada ke bank (Lubis et al, 2011).

Selanjutnya Lubis et al menjelaskan, uang ijon yang yang dipinjamkan kepada nelayan pemilik diberikan sebelum nelayan melaut sebenarnya merupakan uang muka operasional melaut atau uang pengikat nelayan. Bila nelayan pemilik telah terikat pengijon (tengkulak) dan tidak mampu mengembalikan pinjaman- pinjamannya, maka nelayan pemilik diwajibkan menyerahkan hasil tangkapannya kepada pengijon. Pengijon selanjutnya menjual hasil tangkapan tersebut kepada pedagang ikan lainnya.

Keterangan : = Alur pemasaran ikan basah = Alur pemasaran ikan olahan

Gambar 59 Alur pemasaran hasil tangkapan di PPI Pangandaran tahun 2011 Gambar 59 di atas memperlihatkan alur pemasaran di PPI Pangandaran. Hasil tangkapan nelayan di PPI Pangandaran sebagian besar dipasarkan untuk konsumsi oleh masyarakat lokal sekitar PPI Pangandaran seperti pasar ikan, industri pengolahan ikan, restoran seafood dan hotel. Selain dikonsumsi oleh masyarakat lokal, ikan hasil tangkapan tersebut dipasarkan melalui pengumpul ke Kabupaten Ciamis dan luar Kabupaten Ciamis yaitu Banjar, Tasikmalaya dan

Nelayan Bakul/ Tengkulak Pengumpul Pengolah Konsumen Luar Daerah/Kota Eksportir Pengecer Pasar Ikan Hotel/Restoran Luar Negeri

Bandung. Jenis ikan ekonomis penting yaitu udang, lobster dan layur diekspor ke Jepang, Cina dan Korea Selatan melaui PT. ASI Pujiastuti dan CV. Budi Dharma.

Transportasi yang digunakan dalam pemasaran lokal di sekitar PPI Pangandaran, bakul ataupun pedagang ikan menggunakan kendaraan roda dua seperti sepeda dan sepeda motor (Gambar 60.a dan 60.b). Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam kotak styrofoam, ember plastik atau keranjang bambu yang telah diberi es. Berdasarkan pengamatan peneliti, tempat yang digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan tersebut dalam keadaan kotor karena tidak dibersihkan sebelumnya. Untuk pemasaran ke luar kota, alat transportasi yang digunakan berupa mobil pick up terbuka (Gambar 60.c). Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam blong plastik atau kotak fiber yang telah diberi es.

a) Sepeda b) Sepeda motor c) Mobil pick up Gambar 60 Alat transportasi yang digunakan dalam pemasaran hasil tangkapan di PPI Pangandaran tahun 2011

6.2 PPI Parigi

6.2.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Parigi dimulai ketika perahu nelayan merapat ke pinggir sungai. Proses pendaratan hasil tangkapan yang dilakukan di PPI Parigi hanya meliputi penurunan hasil tangkapan dari dek ke tepi sungai dan pengangkutan hasil tangkapan dari tepi sungai ke TPI. Proses pendaratan ini dilakukan oleh 2 – 3 orang nelayan dan berlangsung selama 20 – 30 menit. Blong, ember atau keranjang plastik yang berisi ikan hasil tangkapan nelayan diangkut dari perahu ke daratan oleh nelayan itu sendiri yang berjumlah 1 – 2 orang, sedangkan nelayan lainnya mengangkut alat tangkap dan mesin ke daratan. Setelah pengangkutan selesai, perahu nelayan diikat dengan

menggunakan tali yang telah diikatkan pada batu atau besi pemberat yang berfungsi sebagai jangkar. Hasil tangkapan yang telah didaratkan kemudian diangkut ke TPI yang berjarak 200 m oleh 2 orang dengan menggunakan bambu berukuran 1,5 m atau gerobak dorong.

Gambar 61 Aktivitas berlabuh armada penangkapan ikan nelayan PPI Parigi tahun 2011

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Parigi dilakukan pada pukul 06.00 – 11.00 WIB. Banyaknya pendaratan di PPI Parigi berjumlah sekitar 30 – 50 pendaratan per hari dengan jumlah volume ikan yang didaratkan sebesar 150 – 300 kg pada musim paceklik, sedangkan pada musim puncak banyaknya pendaratan di PPI ini dapat mencapai sekitar 70 – 90 pendaratan per hari dengan jumlah volume ikan yang didaratkan sebanyak 2 – 3 ton per hari. Menurut DKP Kabupaten Ciamis (2011), jenis ikan ekonomis penting yang didaratkan di PPI Parigi pada tahun 2010 adalah sebesar 52,70 ton atau 39% dari jumlah volume produksi hasil tangkapan di PPI Parigi pada tahun tersebut.

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Parigi belum memperhatikan aspek kebersihan. Berdasarkan pengamatan peneliti, wadah ikan seperti blong, ember maupun keranjang yang digunakan dalam keadaan kotor karena tidak dibersihkan sebelumnya. Selain itu, hanya sedikit nelayan yang menggunakan es untuk menjaga kualitas hasil tangkapan.

6.2.2 Aktivitas pemasaran hasil tangkapan

Pelelangan ikan merupakan awal dari aktivitas pemasaran hasil tangkapan di PPI Parigi. Nelayan yang telah mendaratkan hasil tangkapannya kemudian

menimbang jumlah ikan yang dimilikinya untuk dicatat oleh petugas TPI. Proses pelelangan ikan di PPI Parigi dipimpin oleh seorang juru lelang, juru catat dan juru timbang.

Aktivitas pelelangan ikan di PPI Parigi dilakukan tanpa menggunakan pengeras suara. Juru lelang akan menyebutkan harga penawaran ikan untuk setiap jenis ikan per tumpukan. Harga penawaran awal disesuaikan dengan harga lelang pada pelelangan terakhir atau hari sebelumnya. Proses pelelangan ikan berakhir setelah penawaran ikan mencapai harga tertinggi dari calon pembeli. Pemenang lelang membayar sejumlah uang atas ikan yang dibeli ditambah dengan biaya retribusi sebesar 3% dari total pembayaran kepada kasir TPI; dan mendapatkan karcis sebagai bukti pembayaran. Selanjutnya pihak TPI akan membayarkan sejumlah uang kepada nelayan yang telah dipotong biaya retribusi sebesar 2% dari total harga ikan yang dijual; dan nelayan mendapat karcis sebagai tanda terima uang.

Menurut Pane (2010), harga jual ikan yang disajikan dalam pelelangan ikan di TPI adalah “harga yang bersaing” karena sifatnya yang terbuka dihadapan para pembeli dan penjual. Oleh karenanya, adanya pelelangan ikan di TPI akan menguntungkan bagi pihak pedagang/pengolah/pembeli. Selain itu, sistem pelelangan juga akan meningkatkan “daya saing transaksi” antara penjual dan pembeli dan antara sesama pembeli.

Gambar 62 Peletakan ikan di atas lantai TPI di PPI Parigi tahun 2011

Berdasarkan pengamatan di lapangan, aktivitas pelelangan ikan di PPI Parigi tidak memperhatikan aspek kebersihan. Ikan yang dilelang diletakan di atas lantai tanpa alas (Gambar 62). Peletakan ikan di atas lantai TPI dapat mengakibatkan timbulnya genangan darah dan lendir ikan serta ceceran air sisa

pencucian ikan tidak hanya mencemari lantai TPI namun juga ikan yang diletakan di atas lantai tersebut sehingga mempercepat penurunan kualitas ikan. Selain itu keranjang maupun ember plastik yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dalam keadaan kotor karena tidak dibersihkan sebelumnya.

Keterangan : = Alur pemasaran ikan basah = Alur pemasaran ikan olahan

Gambar 63 Alur pemasaran hasil tangkapan di PPI Parigi tahun 2011 Gambar 63 diatas memperlihatkan alur pemasaran hasil tangkapan di PPI Parigi. Sebagian besar ikan hasil tangkapan nelayan di PPI Parigi dipasarkan melalui pasar ikan dan industri pengolahan ikan untuk konsumsi masyarakat lokal di sekitar PPI Parigi; dan dipasarkan ke Kecamatan Pangandaran untuk memenuhi permintaan pariwisata seperti restoran seafood dan hotel. Selain untuk dikonsumsi oleh masyarakat lokal, ikan hasil tangkapan tersebut dipasarkan melalui pengumpul ke Kabupaten Ciamis dan luar Kabupaten Ciamis yaitu Tasikmalaya dan Bandung. Berbagai jenis hasil tangkapan ekonomis yaitu udang, lobster dan layur diekspor ke Jepang, Cina dan Korea Selatan melaui PT. ASI Pujiastuti dan CV. Budi Dharma yang terletak di Kecamatan Pangandaran.

Transportasi yang digunakan dalam pemasaran lokal di sekitar PPI Parigi adalah dengan menggunakan kendaraan roda dua seperti sepeda dan sepeda motor (Gambar 64.a dan 64.b). Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam kotak styrofoam, ember plastik atau keranjang bambu yang telah diberi es. Untuk pemasaran ke luar kota, alat transportasi yang digunakan berupa mobil pick up

Nelayan Pelelangan Ikan Pengumpul Bakul/ Pedagang Pengolah Konsumen Luar Daerah/Kota Eksportir Pengecer Pasar Ikan Luar Negeri Hotel/Restoran TPI

(Gambar 64.c). Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam blong plastik atau kotak fiber yang telah diberi es.

a) Sepeda b) Sepeda motor c) Mobil pick up Gambar 64 Alat transportasi yang digunakan dalam pemasaran hasil tangkapan di PPI Parigi tahun 2011

6.3 PPI Batu Karas

6.3.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Batu Karas dilakukan pada pukul 04.00 – 11.00 WIB. Banyaknya pendaratan di PPI Batu Karas berjumlah sekitar 40 – 60 pendaratan per hari dengan volume ikan yang didaratkan sebanyak 200 – 300 kg per hari pada musim paceklik, sedangkan pada musim puncak banyaknya pendaratan di PPI ini dapat mencapai sekitar 90 – 120 pendaratan per hari dengan volume ikan yang didaratkan sebanyak 2 – 4 ton per hari.

Gambar 65 Aktivitas berlabuh armada penangkapan ikan nelayan PPI Batu Karas tahun 2011

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Batu Karas dilakukan di pinggir pantai. Aktivitas pendaratan ini dilakukan oleh 2 – 3 orang nelayan dan berlangsung selama 30 – 40 menit. Wadah berisi ikan seperti blong plastik atau

keranjang plastik diangkut dari perahu ke pantai oleh nelayan itu sendiri yang berjumlah 1 – 2 orang, sedangkan nelayan lainnya mengangkut alat tangkap dan mesin ke pantai. Setelah pengangkutan selesai, perahu nelayan diangkat ke pantai oleh nelayan yang berjumlah 6 – 8 orang dengan cara meminta bantuan kapada nelayan lain yang berada di sekitar pantai. Hasil tangkapan yang telah didaratkan kemudian diangkut ke TPI yang berjarak sekitar 100 – 300 m dengan menggunakan blong plastik, keranjang plastik atau keranjang rotan. Untuk memudahkan pengangkutan, nelayan menggunakan gerobak dorong atau bambu berukuran 1,5 m sehingga dapat diangkut oleh 2 orang nelayan.

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Batu Karas belum memperhatikan aspek kebersihan. Hal ini dapat dilihat dari blong maupun keranjang yang digunakan dalam keadaan kotor karena tidak dibersihkan sebelumnya. Selain itu, hanya sedikit nelayan yang menggunakan es untuk menjaga kualitas hasil tangkapan.

Menurut Poernomo vide Nikijuluw (2007) vide Lubis et al. (2010), satu- satunya cara untuk mempertahankan kesegaran mutu hasil tangkapan adalah dengan menurunkan suhu serendah mungkin, biasanya mendekati suhu cair es yaitu 0oC. Dengan demikian mendinginkan ikan mendekati titik beku air atau sekitar 0o

Berbagai jenis ikan didaratkan di PPI Batu Karas, beberapa diantaranya adalah jenis ikan dengan nilai ekonomis penting yaitu udang lobster, bawal, kakap, tenggiri, kerapu dan layur. Menurut DKP Kabupaten Ciamis (2011), jenis ikan ekonomis penting yang didaratkan di PPI Batu Karas pada tahun 2010 adalah sebesar 36,96 ton atau 16,67% dari jumlah volume produksi hasil tangkapan di PPI Batu Karas pada tahun tersebut.

C segera setelah ikan ditangkap atau dipanen merupakan tahap pertama penanganan hasil tangkapan yang tidak dapat diabaikan. Suhu ini harus dipertahankan selama hasil tangkapan dalam rantai distribusi, pengolahan dan konsumsi.

6.3.2 Aktivitas pemasaran hasil tangkapan

Ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Batu Karas dipasarkan melalui aktivitas pelelangan ikan di TPI. Nelayan yang telah mendaratkan hasil

tangkapannya kemudian menimbang jumlah ikan yang dimilikinya untuk dicatat oleh petugas TPI. Proses pelelangan ikan di PPI Batu Karas dipimpin oleh seorang juru lelang, juru catat dan juru timbang yang berasal dari KUD Minarasa.

Ikan yang akan dilelang diletakkan di atas lantai tanpa alas, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pelelangan ikan di PPI Batu Karas belum memperhatikan aspek kebersihan, hal ini dapat dilihat dari ikan yang dilelang diletakkan begitu saja di atas lantai tanpa alas. Selain itu masih terdapat banyak genangan air, potongan ikan, lendir maupun darah ikan di lantai TPI. Selain mencemari lantai TPI, hal ini dapat mengakibatkan penurunan pada kualitas ikan.

Gambar 66 Aktivitas pelelangan ikan di PPI Batu Karas tahun 2011

Pada saat aktivitas pelelangan ikan berlangsung, juru lelang akan menyebutkan harga penawaran ikan untuk setiap jenis ikan per tumpukan, harga penawaran awal tersebut merupakan harga lelang pada pelelangan terakhir atau hari sebelumnya. Proses pelelangan ikan berakhir setelah penawaran ikan mencapai harga tertinggi dari calon pembeli. Pemenang lelang membayar sejumlah uang atas ikan yang dibeli ditambah dengan biaya retribusi sebesar 3% dari total pembayaran kepada kasir TPI; dan mendapatkan karcis sebagai bukti pembayaran. Selanjutnya pihak TPI akan membayarkan sejumlah uang kepada nelayan yang telah dipotong biaya retribusi sebesar 2% dari total harga ikan yang dijual; dan nelayan mendapat karcis sebagai tanda terima uang.

Hasil tangkapan nelayan di PPI Batu Karas sebagian besar dipasarkan untuk konsumsi oleh masyarakat lokal sekitar PPI Batu Karas melalui pasar ikan, industri pengolahan ikan, restoran seafood dan hotel. Selain untuk dikonsumsi

oleh masyarakat lokal, ikan hasil tangkapan tersebut dipasarkan melalui pengumpul ke Kecamatan Pangandaran untuk memenuhi permintaan pariwisata melalui restoran seafood dan hotel; Kabupaten Ciamis dan luar Kabupaten Ciamis yaitu Banjar, Tasikmalaya dan Bandung. Jenis ikan ekonomis penting yaitu udang, lobster dan layur diekspor ke Jepang, Cina dan Korea Selatan melaui PT. ASI Pujiastuti dan CV. Budi Dharma yang terletak di Kecamatan Pangandaran (Gambar 63 subsubbab 6.2.2).

Transportasi yang digunakan dalam pemasaran lokal di sekitar PPI Batu Karas, bakul maupun pedagang ikan menggunakan sepeda motor. Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam kotak styrofoam atau ember plastik yang telah diberi es. Untuk pemasaran ke luar kota, alat transportasi yang digunakan berupa mobil pick up dan truk terbuka. Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam kotak fiber yang telah diberi es.

Menurut Pane (2008), ikan yang berada di dalam kotak styrofoam terlindung di dalamnya, namun sebagai akibat bahan basket ini mudah rusak (pecah), maka daya tampung basket ini terbatas sekitar 20 kg. Namun basket ini mampu melindungi ikan di dalamnya terhadap tetesan cairan lendir, darah dan atau tetesan es yang ada di atasnya karena basket ini tidak memiliki lubang baik di bagian atas maupun di bagian bawahnya.

6.4 PPI Cimerak

6.4.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Cimerak hanya meliputi penurunan hasil tangkapan dari dek ke tepi pantai dan pengangkutan hasil tangkapan dari tepi pantai ke TPI. Sama seperti di lokasi PPI lainnya, tidak dilakukan pembongkaran hasil tangkapan dari palkah ke dek karena jenis perahu yang digunakan nelayan tidak memiliki palkah untuk menyimpan hasil tangkapan. Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Cimerak dilakukan pada pukul 05.00 – 10.00 WIB. Banyaknya pendaratan di PPI Cimerak berjumlah sekitar 20 – 30 pendaratan per hari dengan jumlah volume ikan yang didaratkan sebanyak 100 – 150 kg per hari pada musim paceklik, sedangkan pada musim puncak banyaknya pendaratan di PPI ini dapat mencapai sekitar 60 – 80 pendaratan per

hari dengan jumlah volume ikan yang didaratkan sebanyak 1 – 2 ton per hari. Menurut DKP Kabupaten Ciamis (2011), jenis ikan ekonomis penting yang didaratkan di PPI Cimerak pada tahun 2010 adalah sebesar 7,72 ton atau 18,35% dari jumlah volume produksi hasil tangkapan di PPI Cimerak pada tahun tersebut.

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Cimerak dilakukan di pinggir pantai seperti yang dilakukan oleh nelayan di PPI Pangandaran dan PPI Batu Karas. Proses pendaratan ini dilakukan oleh 2 – 3 orang nelayan dan berlangsung selama 20 – 30 menit. Wadah yang berisi ikan hasil tangkapan nelayan diangkut dari perahu ke pantai oleh nelayan itu sendiri yang berjumlah 1 – 2 orang, sedangkan nelayan lainnya mengangkut alat tangkap dan mesin ke pantai. Setelah pengangkutan selesai, perahu nelayan diangkat ke pantai oleh nelayan yang berjumlah 6 – 8 orang dengan cara meminta bantuan kepada nelayan lain yang berada di sekitar pantai. Hasil tangkapan yang telah didaratkan kemudian diangkut ke TPI dengan menggunakan blong plastik atau keranjang plastik. Untuk memudahkan pengangkutan, nelayan menggunakan bambu berukuran 1,5 m sehingga dapat diangkut oleh 2 orang nelayan.

6.4.2 Aktivitas pemasaran hasil tangkapan

Ikan hasil tangkapan yang telah didaratkan dipasarkan melalui aktivitas pelelangan ikan di TPI. Pada saat proses pelelangan ikan berlangsung, juru lelang akan menyebutkan harga penawaran ikan untuk setiap jenis ikan per tumpukan. Proses pelelangan ikan berakhir setelah penawaran ikan mencapai harga tertinggi dari calon pembeli. Pemenang lelang membayar sejumlah uang atas ikan yang dibeli ditambah dengan retribusi sebesar 3% dari total pembayaran kepada kasir TPI; dan mendapatkan karcis sebagai bukti pembayaran. Selanjutnya pihak TPI akan membayarkan sejumlah uang kepada nelayan yang telah dipotong biaya retribusi sebesar 2% dari total harga ikan yang dijual; dan nelayan mendapat karcis sebagai tanda terima uang.

Hasil tangkapan nelayan di PPI ini sebagian besar dipasarkan melalui pasar ikan dan industri pengolahan ikan untuk konsumsi oleh masyarakat lokal sekitar PPI Cimerak itu. Selain untuk konsumsi masyarakat lokal, ikan hasil tangkapan tersebut dipasarkan melalui pengumpul ke Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang

untuk memenuhi permintaan pariwisata seperti restoran seafood dan hotel (Gambar 67).

Transportasi yang digunakan dalam pemasaran lokal di sekitar PPI Cimerak adalah dengan menggunakan sepeda motor. Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam kotak styrofoam atau ember plastik yang telah diberi es. Untuk pemasaran ke luar Kecamatan Cimerak, alat transportasi yang digunakan berupa mobil pick up. Ikan yang akan dipasarkan disimpan di dalam kotak fiber yang telah diberi es.

Keterangan : = Alur pemasaran ikan basah = Alur pemasaran ikan olahan

Gambar 67 Alur pemasaran hasil tangkapan di PPI Cimerak tahun 2011

6.5 PPI Kalipucang

6.5.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Kalipucang dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 WIB. Banyaknya pendaratan di PPI Kalipucang berjumlah sekitar 5 – 10 pendaratan per hari pada musim paceklik, sedangkan pada musim puncak banyaknya pendaratan di PPI ini dapat mencapai sekitar 30 – 40 pendaratan per hari.

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Kalipucang dilakukan di pinggir sungai. Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Kalipucang hanya meliputi penurunan hasil tangkapan dari dek ke tepi sungai dan pengangkutan hasil tangkapan dari tepi sungai ke TPI, tidak dilakukan pembongkaran hasil

Pelelangan Ikan

tangkapan dari palkah ke dek karena jenis perahu yang digunakan nelayan tidak memiliki palkah untuk menyimpan hasil tangkapan.

Aktivitas pendaratan hasil tangkapan di PPI Kalipucang dilakukan oleh 2 – 3 orang nelayan dan berlangsung selama 20 – 30 menit. Keranjang atau ember plastik yang berisi ikan hasil tangkapan nelayan diangkut dari perahu ke daratan oleh nelayan itu sendiri yang berjumlah 1 – 2 orang, sedangkan nelayan lainnya mengangkut alat tangkap dan mesin ke daratan. Setelah pengangkutan selesai, perahu nelayan diikat dengan menggunakan tali yang telah diikatkan pada tiang yang terbuat dari bambu ataupun besi. Hasil tangkapan yang telah didaratkan kemudian diangkut ke TPI oleh 1 – 2 orang nelayan.

6.5.2 Aktivitas pemasaran hasil tangkapan

Pelelangan ikan merupakan awal dari aktivitas pemasaran hasil tangkapan di PPI Kalipucang. Nelayan yang telah mendaratkan hasil tangkapannya kemudian menimbang jumlah ikan yang dimilikinya untuk dicatat oleh petugas TPI. Proses pelelangan ikan di PPI Kalipucang dipimpin oleh seorang juru lelang, juru catat dan juru timbang.

Gambar 68 Alur pemasaran hasil tangkapan di PPI Kalipucang tahun 2011 Pada saat aktivitas pelelangan ikan berlangsung, juru lelang akan menyebutkan harga penawaran ikan untuk setiap jenis ikan per tumpukan. Proses

Dokumen terkait