• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelabuhan Perikanan

2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan (Lubis, 2012).

Selanjutnya Lubis menjelaskan, pelabuhan perikanan di Indonesia diklasifikasikan secara administratif menjadi 4 tipe berdasarkan pada jenis perikanan yang beroperasi (tradisional, semi industri atau industri). Tipe perikanan ini akan mencirikan ukuran kapal, daerah penangkapan, jumlah hasil tangkapan dan daerah distribusinya. Selain itu, pengklasifikasian pelabuhan perikanan juga didasarkan pada daya tampung kolam pelabuhan, produksi hasil tangkapan yang didaratkan dan daerah tujuan pemasarannya. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2006 tentang perikanan, maka pelabuhan perikanan diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS/Tipe A), dengan kriteria :

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan laut lepas.

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT.

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m.

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan sekaligus.

(5) Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor. (6) Terdapat industri perikanan.

2) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN/Tipe B), dengan kriteria :

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT.

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m.

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus.

(5) Terdapat industri perikanan.

3) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP/Tipe C), dengan kriteria :

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan kedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial.

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan sekurang- kurangnya 10 GT.

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m.

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus.

4) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI/Tipe D), dengan kriteria :

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman dan perairan kepulauan.

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 3 GT.

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam minus 2 m.

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus.

Lubis menyatakan, bila ditinjau dari fungsinya, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi yang berbeda dengan jenis pelabuhan lainnya karena pelabuhan perikanan dikhususkan untuk aktivitas di bidang perikanan tangkap. Terdapat 2 jenis pengelompokan fungsi pelabuhan perikanan, ditinjau dari

pendekatan kepentingan dan aktivitasnya. Namun kedua jenis kelompok tersebut pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Fungsi pelabuhan perikanan berdasarkan pendekatan kepentingan adalah sebagai berikut :

1) Fungsi maritim

Pelabuhan perikanan mempunyai aktivitas-aktivitas yang bersifat kemaritiman. Pelabuhan menjadi suatu kontak bagi nelayan atau pemilik kapal, antara laut dan daratan untuk semua aktivitasnya. Dengan adanya fungsi ini maka dapat diberikan contoh bahwa pada tipe pelabuhan perikanan besar atau samudera, dicirikan kemaritimannya melalui penyediaan fasilitas-fasilitas antara lain berupa kolam pelabuhan yang besar dan cukup dalam agar kapal besar dapat bergerak leluasa, dermaga yang cukup panjang agar kapal-kapal dapat bersandar tanpa antrean sehingga kapal dapat membongkar ikannya dengan cepat, serta adanya rambu-rambu navigasi agar kapal-kapal aman untuk masuk dan keluar pelabuhan. 2) Fungsi pemasaran

Fungsi pemasaran timbul karena pelabuhan perikanan menjadi tempat awal untuk mempersiapkan pemasaran produksi perikanan dengan melakukan transaksi pelelangan ikan. Proses pemasaran ini berawal dari ikan-ikan yang telah didaratkan dibawa ke gedung pelelangan ikan untuk dicatat jumlah dan jenisnya. Setelah itu, ikan disortir dan diletakkan pada keranjang atau basket plastik, selanjutnya dilaksanakan pelelangan dan dicatat transaksinya.

3) Fungsi jasa

Fungsi ini meliputi seluruh jasa-jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Fungsi jasa dapat dikelompokkan menjadi :

(1) Jasa-jasa yang melayani pendaratan ikan, antara lain : penyediaan alat- alat pengangkut ikan, keranjang-keranjang dan buruh untuk membongkar ikan.

(2) Jasa-jasa yang melayani kapal-kapal penangkapan ikan, antara lain : penyediaan bahan bakar, air bersih dan es.

(3) Jasa-jasa yang melayani mutu ikan, antara lain : fasilitas cold storage, cool room, pabrik es dan penyediaan air bersih.

(4) Jasa-jasa yang melayani keamanan pelabuhan, antara lain : jasa pemanduan bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan,

syahbandar dan douane/beacukai yang masing-masing berfungsi untuk memeriksa surat-surat kapal, jumlah serta jenis barang yang dibawa. (5) Jasa-jasa pemeliharaan kapal, antara lain : fasilitas docking, slipways

dan bengkel untuk memelihara kondisi badan kapal, mesin serta peralatannya agar tetap dalam kondisi baik sehingga siap kembali melaut.

Selain fungsi pelabuhan berdasarkan kepentingannya, terdapat juga fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya, yaitu sebagai pusat kegiatan perikanan baik ditijau dari aspek pendaratan atau pembongkaran, pengolahan dan pemasaran ikan, maupun pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Fungsi-fungsi tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Lubis, 2012) :

1) Fungsi pendaratan dan pembongkaran

Pelabuhan perikanan merupakan tempat pemusatan armada penangkap ikan untuk mendaratkan hasil tangkapan, tempat berlabuh yang aman, menjamin kelancaran pembongkaran ikan dan penyediaan bahan perbekalan.

2) Fungsi pengolahan

Pelabuhan perikanan juga sebagai tempat untuk membina peningkatan mutu serta pengendalian mutu ikan dalam menghindari kerugian pascatangkap. Fungsi pengolahan ini merupakan salah satu fungsi yang penting terutama pada saat musim ikan, yaitu untuk menampung produksi perikanan yang tidak habis terjual dalam bentuk segar atau untuk memenuhi fungsi industri di pelabuhan melalui pengembangan industri pengolahan ikan.

3) Fungsi pemasaran ikan

Pelabuhan perikanan juga berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan, baik bagi nelayan maupun bagi pedagang. Dengan demikian sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus diorganisir secara baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah kegiatan awal dari sistem pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak, khususnya bagi nelayan.

4) Fungsi pembinaan terhadap masyarakat nelayan

Fungsi ini menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan dapat dijadikan sebagai lapangan kerja bagi penduduk di sekitarnya dan sebagai tempat

pembinaan masyarakat perikanan seperti nelayan, pedagang, pengolah dan buruh agar mampu menjalankan aktivitasnya dengan baik. Melalui pembinaan ini, para pelaku atau pengguna di pelabuhan tersebut diharapkan dapat menguasai kegiatannya lebih baik lagi sehingga masing-masing pengguna memperoleh manfaat dan keuntungan yang optimal.

Dokumen terkait