• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

4.9 Aktor Utama Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan

Jumlah tokoh kunci di Desa Tioua dalam upaya pengentasan kemiskinan tidak banyak. Diketahui hanya 3 orang tokoh kunci yang dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat nelayan. Hal ini menandakan bahwa program pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat oleh pemerintah yang selama ini dilakukan, ternyata tidak dirasakan oleh sebagian besar nelayan. Meskipun ada program pemberian bantuan kapal dan alat tangkap oleh pemerintah, hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat. Kapal dan alat tangkap bantuan dari pemerintah kepada kelompok nelayan hingga saat ini baru 3 buah, tetapi karena masyarakat dianggap gagal dalam berkelompok, maka alat-alat tersebut diambil kembali oleh pemerintah.

Selain itu, orang yang dianggap berjasa dalam penanggulangan kemiskinan di Desa Tioua adalah orang yang hampir setiap hari mereka lihat aktif dalam kegiatan masyarakat, dalam hal ini, orang yang paling sering berinteraksi

0 1 2 3 4 5 6 7 8

0 orang 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang

Re

spo

n

d

dengan masyarakat adalah pejabat formal desa yang sekaligus sebagai tokoh masyarakat desa setempat.

Mereka yang menjadi nelayan juga ada yang menjadi tokoh kunci dan juga yang memiliki jabatan formal di desa seperti kepala desa dan ketua BPD, pengusaha yang mempekerjakan banyak tenaga kerja. Berdasarkan studi yang dilakukan, tokoh-tokoh yang teridentifikasi memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembangunan masyarakat Desa Tioua, antara lain:

1. Kepala Desa/marga terbear,

2. Tokoh masyarakat/pemilik pajeko, 3. Pemilik pajeko.

Berdasarkan penjelasan di atas ada 3 aktor utama yang menjadi tokoh kunci di Desa Tioua, mereka terdiri dari pejabat formal desa, nelayan, dan orang yang dianggap sebagai pemilik kapal. Mereka semua adalah masyarakat asli Desa Tioua, namun ada tokoh kunci asal Desa Tioua yang tinggal di luar Desa Tioua.

Gambar 11 Hubungan antar tokoh kunci.

Berdasarkan Gambar 11 diperoleh nilai koneksi dan integrasi untuk masing-masing tokoh. Nilai koneksi dan integrasi tersebut, digunakan untuk melihat kekuatan jaringan yang dimiliki oleh masing-masing tokoh untuk memberikan pengaruhnya di masyarakat (Tabel 6). Mengacu pada Lampiran 3.

Tokoh Masyarakat/ Pemilik pajeko Pemilik pajeko Kepala Desa/ Marga terbesar

Tabel 6 Nilai koneksi dan derajat integrasi tokoh kunci Desa Tioua(mengacu pada Lampiran 2)

No Nama Tokoh Kategori Tokoh Koneksi Derajat

Integrasi 1 Kepala Desa/Marga

terbesar

Pejabat Formal Desa 0,58 0,00

2 Tokoh

Masyarakat/Pemilik pajeko

Tokoh masyarakat 0,08 1,00

3 Pemilik pajeko Pengusaha perikanan 0,08 1,00

Kegiatan yang berkaitan dengan program pengentasan kemiskinan, hampir semua tokoh kunci didalamnya saling berinteraksi membentuk suatu jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setiap tokoh kunci mempunyai jalur koneksi dengan tokoh kunci lain meskipun panjangnya berbeda-beda.

4.9.1 Interpretasi peran aktor

Kolom koneksi memperlihatkan bahwa jalur koneksi yang terpendek 0,08 dan terpanjang 0,5. Perhitungan ini diasumsikan bahwa jalur koneksi seorang tokoh kunci yang menjalin hubungan dengan seluruh tokoh kunci lainnya adalah 1, sedangkan tokoh kunci yang sama sekali tidak menjalin hubungan apapun dengan tokoh kunc lainnya (terisolir) jalur koneksinya adalah 0.

Jika dilihat dari kategori tokoh, maka tokoh kunci dari kalangan pejabat formal desa memiliki nilai koneksi yang lebih tinggi dibandingkan kategori tokoh lainnya. Terlihat tokoh formal desa memiliki koneksi paling tinggi (0,58) dibandingkan tokoh kunci lainnya. Namun mengingat Desa Tioua merupakan desa pesisir dengan hampir 80 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan, maka harus dilihat siapakah tokoh kunci yang paling berpengaruh disana dalam hal pengentasan kemiskinan.

Derajat integrasi tokoh kunci pada jaringan interaksinya cukup bervariasi. Pada kolom integrasi ditunjukkan bahwa derajat integrasi tokoh kunci terendah adalah 0,000 dan tertinggi 1,00 derajat integrasi disini memperlihatkan jumlah hubungan-hubungan tidak langsung. Semakin banyak jumlah hubungan langsung yang dimiliki oleh seorang tokoh kunci, semakin tinggi pula derajat integrasi tokoh kunci itu dengan yang lainnya. Perhitungan ini mengasumsikan bahwa nilai integrasi individual seorang tokoh kunci adalah 1 atau lebih apabila hubungan

relasinya terjalin utuh. Sedangkan seorang tokoh kunci yang terisolir atau yang sama sekali tidak menjalin hubungan dengan tokoh kunci lain, nila integrasi individualnya adalah 0.

Kolom integrasi menunjukkan bahwa ada beberapa tokoh yang memiliki derajat integrasi 1 atau lebih. Hal ini berarti tingkat integrasi yang dibangun tokoh tersebut utuh. Namun, mereka yang memiliki derajat integrasi 1 atau lebih marupakan tokoh kunci yang lemah dalam membangun koneksi, sehingga tingginya derajat integrasi tersebut tidak dapat menjadi modal bagi mereka untuk dapat mengukuhkan posisinya sebagai tokoh paling berpengaruh di Desa Tioua, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan.

Kategori tokoh yang paling ideal dalam membangun koneksi dan integrasi masih dimiliki pejabat formal desa. Mereka memiliki akses langsung kepada pejabat terkait di tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.

4.9.2 Evaluasi peran tokoh masyarakat

Desa Tioua dihuni oleh dua mayoritas marga yaitu marga Komea dan marga Babua, namun yang paling dominan dan yang dianggap memiliki kemapuan lebih dalam segala hal adalah Marga Komea, misalnya ketika Desa Tioua baru berdiri setelah hasil pemekaran dari Desa Efi-Efi, semua marga secara aklamasi menunjuk Marga komea sebagai kepala desa, meskipun orang tersebut tidak memenuhi syarat administratif seperti statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Masyarakat sepakat untuk menunjuk tokoh tersebut dan membolehkan merangkap jabatan sebagai PNS, sehingga aturan dari pemerintah dapat diabaikan oleh kekuatan aturan adat setempat.

Program-program pembangunan memang belum banyak dilakukan di Desa Tioua, karena desa ini masih tergolong masih baru. Peran yang dilakukan para tokoh masyarakat juga belum terlalu banyak. Perangkat desa juga masih dalam proses pembenahan. Organisasi kepemudaan tingkat desa seperti karang taruna juga belum terbentuk. Sehingga program-program dari pemerintah untuk pemuda juga belum ada, begitu juga kelengkapan administrasi desa masih belum berjalan dengan ideal.

Dengan demikian, peran yang dilakukan tokoh formal di Desa Tioua hingga saat ini belum optimal. Keberadaan tokoh masyarakat setempat belum

dilibatkan terlalu besar dalam hal pelaksanaan program pembangunan yang masuk ke desa. Misalnya ketika pemerintah memberikan bantuan sperangkat alat tangkap kepada kelompok nelayan, tokoh formal desa tidak banyak dilibatkan. Pemerintah langsung memberikan kepada kelompok penerima bantuan, namun ketika terjadi gejolak atau miskomunikasi antar anggota kelompok, tokoh formal tidak bisa langsung mengintervensi, karena dianggap tidak memiliki wewenang.

4.10 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Nelayan