• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Akuisisi

usahanya.

2. Pada merger, setelah transaksi penggabungan perusahaan, perusahaan pengambil alih tetap mempertahankan identitasnya dan melanjutkan usaha sebagai satu kesatuan ekonomi yang lebih besar, sedangkan perusahaan yang diambil alih dibubarkan dan kehilangan identitas menurut hukum.

3. Pada konsolidasi, setelah terjadi transaksi penggabungan perusahaan, badan usaha yang melakukan penggabungan akan sama-sama kehilangan identitasnya dan membentuk perusahaan baru untuk melanjutkan usaha dari perusahaan yang sudah ada.

Selain memiliki perbedaan, penggabungan perusahaan ini memiliki persamaan yaitu sama-sama melakukan pengambilalihan kontrol atas perusahaan lain.

Dari berbagai bentuk penggabungan perusahaan ini, alternatif yang lebih banyak digunakan manajemen perusahaan saat ini adalah akuisisi. Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atas saham suatu perusahaan lain. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara langsung dan melalui pasar modal. Cara langsung yaitu dengan cara melakukan penawaran pembelian langsung pada perusahaan target. Penawaran yang dilakukan secara langsung biasanya akan mengakibatkan premium yang lebih besar. Premium adalah selisih antara nilai harga beli dengan nilai intrinsik perusahaan target (Abdul Moin, 2004;49). Sedangkan cara yang

melalui pasar modal pembelian dilakukan tanpa melalui penawaran kepada perusahaan target.

Tujuan kegiatan akuisisi ini harus sejalan dengan tujuan dari perusahaan dibentuk. Menurut Sudarsanaman ( 1995:13) “acquisition motives may be defined in term of the acquirer’s corporate and business strategy objectives”. Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pemegang saham atau bisa dikatakan memaksimumkan harga pasar sahamnya. Oleh karena itu agar kegiatan akuisisi ini dapat memberikan peningkatan kesejahteraan pemegang saham ada dua hal penting yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Hal-hal tersebut antara lain due diligence dan sinergi. Dua hal ini akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan akuisisi.

Apa kontribusi dari due diligencedan sinergi terhadap keberhasilan akuisisi? Due diligence adalah proses yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk melakukan uji tuntas atas perusahaan target. Memang disadari bahwa kegiatan ini tentunya akan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar. Kegiatan ini melibatkan konsultan keuangan, perusahaan jasa penilai (apraisal), pihak akuntan publik, konsultan hukum, dan perusahaan sekuritas. Jika kegiatan akuisisi dilakukan secara langsung maka kegiatan due diligence ini dilakukan oleh pengakuisisi kepada perusahaan target. Untuk perusahaan yang melakukan lewat pasar modal biasanya tidak melakukan kegiatandue diligence.

Lain halnya dengan sinergi. Sinergi adalah kemampuan tambahan yang diperoleh dari kerjasama penggabungan dua perusahaan. Hal ini sangat penting

diperhatikan oleh pengakuisisi dikarenakan adanya perbedaan seperti kultur perusahaan. Jika sinergi tidak dapat dicapai manajemen perusahaan kedua belah pihak, maka akuisisi tersebut akan sia-sia.

Lalu mengapa perusahaan tersebut memilih akuisisi sebagai alternatif untuk percepatan pertumbuhan perusahaan jika tidak bisa menjamin keberhasilan? Ada beberapa alasan yang mendasari perusahaan memilih melakukan akuisisi sebagai alternatif diantaranya :

1. Penghematan dalam hal waktu.

Dengan melakukan akuisisi perusahaan tersebut tidak perlu menghabiskan waktu lama dalam mengembangkan perusahaan. Penghematan waktu dapat diperoleh seperti perusahaan tidak perlu membangunan perusahaan baru, pencarian pangsa pasar atas produk perusahaan bersangkutan.

2. Karyawan yang telah berpengalaman.

Dengan kegiatan akuisisi perusahaan pengakuisisi telah mendapatkan karyawan yang telah berpengalaman dalam kemampuan manajemen. 3. Transfer teknologi.

Transfer teknologi dari perusahaan yang mengakuisisi atau dari perusahaan target.

Dalam penilaian keberhasilan akuisisi tentunya perlu pengukuran. Pengukuran yang menyangkut kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Penilaian kinerja

mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi, sehingga menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan perusahaan.

Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui dua hal yaitu keuangan maupun non-keuangan. Penilaian melalui non-keuangan dapat dilakukan dengan cara penilaian tentang kepuasan customer dan produktivitas. Penilaian melalui ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non-keuangan. Media yang menjadi dasar penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dijadikan sebagai media dikarenakan laporan keuangan merupakan ringkasan dari kejadian-kejadian keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi.

Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal. Untuk menjelaskan isi dari laporan keuangan yang dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan maka manajemen perusahaan menggunakan rasio. Ada 5 jenis rasio laporan keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio pasar dan rasio keuntungan. Dari hasil pengukuran rasio ini kita dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk setiap periode.

Telah banyak penelitian yang membahas tentang kinerja keuangan perusahaan baik itu yang melakukan penggabungan perusahaan maupun tidak. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas penilaian kinerja keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi. Judul yang diangkat oleh penulis adalah “ ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI”. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi berdasarkan pada rasio-rasio berikut ini:

1. Earnings Per Share( EPS ). 2. Dividend Per Share( DPS ). 3. Price Earnings Ratio( PER ). 4. Net Profit Margin.

5. Market to Book Value

C. Batasan Masalah.

Untuk mempermudah penelitian maka penelitian ini akan dibatasi pada : 1. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan media yang digunakan

adalah laporan keuangan tahunan periode akuntansi perusahaan.

2. Rasio-rasio yang akan digunakan adalah rasio Net Profit Margin, Market to Book Value, Earnings Per Share, Price Earnings Ratio, Dividend Per Share.

3. Untuk menilai perbedaan kinerja keuangan perusahaan ini maka laporan keuangan yang digunakan merupakan laporan keuangan periode tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah perusahaan tersebut melakukan akuisisi.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi yang signifikan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan mafaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya :

1. Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi atau tidak.

2. Bagi Universitas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan, sebagai pembuatan skripsi yang memiliki topik yang sama atau sejenisnya oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana yang efektif di dalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Akuisisi

A.1 Pengertian Akuisisi

Tumbuh dan berkembangnya perusahaan tergantung bagaimana manajemen perusahaan mengambil keputusan-keputusan atas strategi-strategi yang ada. Semua itu dilakukan agar perusahaan tetap eksis di dalam persaingan yang semakin ketat ini. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk dapat memanfaatkan dana yang ada untuk memilih keputusan atas alternatif strategi yang ada.

Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan dapat melakukan perluasan perusahaan. Perluasan perusahaan dapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara internal dan eksternal. Perluasan perusahaan secara internal dilakukan dengan cara penambahan aktiva perusahaan. Perluasan perusahaan secara eksternal dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:

1. Merger.

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Abdul Moin,2004:5).

2. Akuisisi.

Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik

perusahaan pengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Abdul Moin,2004:6).

3. Konsolidasi.

Konsolidasi adalah peleburan yang dilakukan dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar (Abdul Moin,2004:10).

Pada saat ini yang merupakan pilihan yang sering digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memperluas perusahaan adalah akuisisi. Beberapa pengertian akuisisi antara lain :

1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 (Munir Fuady,2004:234) tentang penggabungan usaha mendefinisikan akuisisi sebagai berikut :

“Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian saham perseorangan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut”.

2. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22 (SAI,2004:22.3) mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai berikut :

“Akuisisi adalah suatu penggabungan perusahaan dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva

neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

A.2 Manfaat Akuisisi

Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan masih dianggap sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Ada beberapa alasan mengapa manajemen melakukan akuisisi menurut Floyd A. Beams (2000:2) adalah sebagai berikut :

1. Manfaat biaya (Cost Advantage).

Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui akuisisi dibandingkan melalui pengembangan. 2. Risiko lebih rendah(Lower Risk).

Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya.

3. Berkurangnya penundaan operasi(Fewer Operating Delay).

Fasilitas fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan lainnya.

4. Mencegah pengambilalihan(Avoidance of takeovers).

Beberapa perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain, karena yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambil alih. Perusahaan dengan resiko utang terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambil alih yang menarik.

5. Akusisi harta tidak berwujud(Acquisition of Intangible Assets).

Penggabungan perusahaan melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan perusahaan.

A.3 Klasifikasi Akuisisi.

Dalam prakteknya aktivitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya. Klasifikasi akuisisi berdasarkan objek yang diakuisisi dibedakan atas (Abdul Moin, 2004:42):

1. Akuisisi saham.

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan tersebut dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan terdiri dari saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual saham-saham mereka kepada pengakuisisi.

2. Akusisi aktiva.

Apabila perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka perusahaan tersebut dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva perusahaan lain. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi aktiva dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin terbebani oleh hutang perusahaan.

Menurut Pasal 103 ayat(2) Undang Undang tentang Perseroan Terbatas, maka pengambilalihan dapat dilakukan melalui pengambilalihan seluruh atau sebagian

besar saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut (Munir Fuady 2004:90).

Menurut Munir Fuady (2004:90) untuk dapat dikatakan transaksi akuisisi (akuisisi saham), maka saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51% (lima puluh satu persen). Sebab jika kurang dari persentase tersebut, perusahaan tidak bisa mengontrol perusahaan target.

Dalam hal pembayaran dari dua jenis akuisisi di atas dapat dilakukan dengan cara :

1. Kas.

Perusahaan yang akan membeli melakukan pembayaran pada saat transaksi dengan kas perusahaan yang dimiliki.

2. Saham perusahaan pengakuisisi atau perusahaan lain.

Pembayaran dengan cara memberikan jumlah saham perusahaan atau saham perusahaan lain yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan pembeli atau pengakuisisi.

3. LBO (Leverage Buy Out).

Perusahaan melakukan pembayaran dengan cara meminjam sejumlah dana dari kreditor untuk melakukan transaksi akuisisi.

Proses akuisisi merupakan faktor penting dalam terlaksananya akuisisi. Untuk itu manajemen perusahaan terlebih dahulu berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang ikut terlibat dalam persiapan untuk melakukan akuisisi antara lain (Abdul Moin,2004:126):

1. Konsultan keuangan, diperlukan untuk memberikan pertimbangan dari aspek finansial.

2. Perusahaan jasa penilai (Apraisal ), diperlukan untuk menentukan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan target..

3. Pihak akuntan publik, diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan target.

4. Konsultan hukum, diperlukan terkait dengan keabsahan dokumen yang dimiliki perusahaan target, dokumen yang terkait dengan surat perjanjian dan status hukum perusahaan target.

5. Perusahaan sekuritas, diperlukan untuk memberikan informasi tentang harga pasar perusahaan target.

Sebelum perusahaan melakukan akuisisi, penting bagi perusahaan pengakuisisi untuk menggali semua informasi tentang perusahaan target. Kegiatan yang menyangkut penggalian informasi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi dikenal dengan istilah due diligence atau disebut juga dengan uji tuntas. Menurut Michael A. Hitt (2002:22) tujuan dari due diligence adalah terukurnya kelangsungan hidup pasca dari transaksi merger dan akuisisi. Ada 4 prosesdue diligence yaitu:

1. Menganalisa sumber-sumber finansial perusahaan.

Analisa mencakup persentase pendapatan dan laba dari bisnis baru. 2. Menganalisa konsumen secara cermat dan menyeluruh dan informasi

Analisa ini mencoba mengevaluasi dan dirinci menyeluruh tentang indeks kepuasan konsumen dan pembagian pasar dengan konsumen. 3. Menganalisa proses-proses utama.

Analisa ini mencakup pengukuran waktu siklus dan peningkatan setelah jangka waktu tertentu, pencapaian tujuan-tujuan kualitas, pengukuran keefektifan sistem informasi manajemen, dan pengeluaran administratif.

4. Menganalisa sumber-sumber daya manusia di dalam perusahaan.

Analisa ini lebih bersifat kualitatif. Tercakup didalamnya adalah evaluasi kapabilitas manajemen, investasi untuk sumber daya manusia misalnya jumlah pelatihan per-karyawan dan indeks-indeks kepemimpinan, motivasi dan pemberdayaan karyawan.

Dalam melakukan akuisisi perusahaan perlu melakukan persiapan. Menurut Marcel Go (1992:15) tahap dalam persiapan akuisisi:

1. Penentuan sasaran akuisisi.

2. Identifikasi calon badan usaha yang dianggap potensial untuk diakuisisi melalui prosedur pelacakan.

3. Membatasi jumlah calon badan usaha yang akan diambil-alih.

4. Menghubungi pihak manajemen badan usaha bersangkutan untuk mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh informasi tambahan.

5. Berdasarkan tahap permulaan tersebut, dibuat suatu evaluasi yang realistis mengenai kelayakan akuisisi tersebut.

6. Mendapatkan laporan keuangan untuk periode 5 tahun terakhir dan informasi lain yang relevan.

7. Menetapkan suatu harga tawaran dengan berbagai syarat serta bentuk pembayaran.

8. Mengungkapkan sumber-sumber keuangan.

9. Menyiapkan penandatanganan kontrak atas persetujuan akuisisi. 10. Realisasi pengalihan saham dan realisasi pembayaran.

A.4 Motif Akuisisi.

Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”. Nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari peristiwa akuisisi. Ada banyak hal yang melatarbelakangi sebuah perusahaan untuk melakukan akuisisi. Menurut Abdul Moin (2004:48) pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu:

1. Motif ekonomi.

Motif ekonomi berkaitan dengan tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

2. Motif non-ekonomi.

Motif non-ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada tujuan perusahaan tersebut melainkan berdasarkan pada keinginan subjektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan.

Menurut Bengtsson (Munir Fuady, 2004:18) pada prinsipnya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi akuisisi diantaranya:

1. Akuisisi untuk mengeksploitasi sinergi.

Pada latar belakang telah disampaikan pengertian sinergi. Sinergi berasal dari kata synergos (bahasa Latin) yang artinya bekerja bersama. Menurut Abdul Moin (2004:55) sinergi dikaitkan dengan reaksi dari percampuran dua atau lebih unsur. Ada lima jenis sinergi diantaranya: a. Sinergi operasi.

Sinergi biaya dapat terjadi jika perusahaan yang merupakan hasil kombinasi mampu mencapai efisiensi biaya.

b. Sinergi finansial.

Sinergi finansial terjadi ketika perusahaan hasil akuisisi memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun.

c. Sinergi manajerial.

Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan ke perusahaan lain atau ketika secara bersama-sama mampu memanfaatkan kapasitas know-how yang mereka miliki.

d. Sinergi teknologi.

Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan teknologi sehingga mereka saling memperoleh manfaat.

e. Sinergi pemasaran

Perusahaan yang memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya pemasaran produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan dan semakin banyaknya konsumen yang dapat dijangkau. 2. Akuisisi untuk meningkatkan bagian pasar

Akuisisi dapat memperluas pasar dari produk yang dihasilkan, karena masing-masing perusahaan yang digabungkan dengan akuisisi tersebut mempunyai pasarnya sendiri-sendiri.

3. Akuisisi untuk melindungi pasar.

Akuisisi dapat melindungi pasar jika dengan akuisisi tersebut dapat menyisihkan para pesaing bisnis (jika perusahaan yang diakuisisi adalah perusahaan pesaing bisnis sendiri).

4. Akuisisi untuk mengakuisisi produk.

Akuisisi atas perusahaan lain tentunya diharapkan akan memperoleh produk yang tentu saja jika perusahaan yang diakuisisi akan mengembangkan produk yang ada.

5. Akuisisi untuk mempertahankan bisnis inti.

Untuk memperkuat bisnis inti, adakalanya perusahaan perlu melakukan akusisi perusahaan lain. Tentunya yang diakuisisi tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bisnis inti.

6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berpijak di luar negeri.

Untuk sebuah perusahaan yang berambisi untuk cepat berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangan usaha keluar negeri dengan cara akuisisi.

7. Akuisisi untuk meningkatkanCritical Mase Competitive.

Suatu perusahaan dituntut menjadi besar untuk menjalankan bisnisnya. Misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti tender proyek besar. Agar dapat mencapai ukuran yang besar secara cepat, akuisisi perusahaan adalah jalan baik, termasuk akuisisi perusahaan di luar negeri.

Dokumen terkait