BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
B. Akuntabilitas Keuangan Sekretariat Jenderal Tahun 2019
Untuk mencapai sasaran strategis dengan indikator kinerja sebagaimana yang ditetapkan, Sekretariat Jenderal memperoleh anggaran tahun 2019 sebesar Rp.240.738.215.000,- yang dialokasikan untuk membiayai Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian. Adapun realisasi anggaran tahun 2019 adalah sebesar Rp.229.833.745.000,- dengan capaian 94,73 persen.
Tabel 3.16.
Realisasi Keuangan Per Kegiatan Sekretariat Jenderal Per 31 Desember 2019
(dalam ribuan)
Kode Nama Kegiatan Pagu Realisasi %
1824 Pelayanan Hukum dan Penataan
Organisasi 8.065.125.000 7.261.739.000 90,04
1825
Peningkatan Layanan Administrasi, Layanan Pengadaan, Layanan Kesehatan dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi
70.317.666.000 68.452.614.000 97,35
1826 Pengembangan Organisasi Dan Sumber
Daya Manusia 10.824.840.000 10.062.375.000 92,96
1827
Peningkatan Sistem Tata Kelola
Keuangan dan Barang Milik Negara yang Profesional
57.630.546.000 56.798.481.000 98,56
1828 Peningkatan Kualitas Perencanaan dan
Pelaporan 27.736.994.000 25.277.966.000 91,13
1829 Pembangunan Sistem Informasi Industri
yang Terintegrasi dan Handal 32.476.506.000 29.677.557.000 91,38 1831 Peningkatan Kualitas Kehumasan 23.863.414.000 22.997.509.000 96,37 4905 Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri 9.823.124.000 9.305.504.000 94,73
Total 240.738.215.000 229.833.745.000 94,73
Sumber: Aplikasi OM-SPAN, Kemenkeu, 31 Desember 2019
Adapun realisasi anggaran Sekretariat Jenderal tahun 2019 berdasarkan sasaran strategis/ sasaran yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Setjen sebagaimana tabel 3.17.
43 Tabel 3.17. Realisasi Anggaran Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019
No
Sasaran Strategis (SS)
Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan Capaian Pagu (Rp.000) anggaran merujuk ke pagu dan realisasi KU Tingkat Kepuasan Stakeholder
Perspektif Pemangku Kepentingan
2
stakeholder internal 3,7 2,93 Indeks 79,18 125.433.181 107.872.536 Perspektif Proses Bisnis Internal
3 program dan kegiatan prioritas dengan
1 Akuntabilitas laporan keuangan dan BMN
Capaian Standard
Tertinggi Nilai 100 3.293.245 3.293.245
2 4 pemberitaan negatif
sektor Industri 1 0,15 Persen 666.67 13.216.473 12.819.979
5
2 Penurunan konsumsi
energi 7,5 -3,65 Persen -48,67 169.040 169.040
44
No
Sasaran Strategis (SS)
Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan Capaian Pagu (Rp.000) dan informasi industri
dalam Sistem
45 BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan kinerja sesuai dengan sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019, Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian secara garis besar telah berhasil melaksanakan tugas, fungsi dan misi yang diembannya dalam pencapaian sasaran strategis tersebut. Namun untuk pencapaian tujuan Sekretariat Jenderal yaitu mewujudkan pelayanan prima bagi stakeholder belum mencapai hasil maksimal. Hasil survei menunjukan bahwa pelayanan Setjen baik untuk stakeholder eksternal dan internal belum mencapai peningkatan yang diharapkan.
Walaupun tujuan Setjen untuk mewujudkan pelayanan prima belum maksimal namun kinerja Setjen yang tercemin dalam sasaran strategis perspektif stakeholder dan proses bisnis internal sebagian besar telah tercapai. Hal ini merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian.
Terkait dengan hasil capaian kinerja tersebut, diperlukan evaluasi lebih lanjut terkait penetapan indikator beserta target, proses perencanaan program dan penganggaran dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
B. Permasalahan dan Kendala
Secara teknis, permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam rangka mencapai Sasaran Strategis telah dijelaskan pada BAB III, sedangkan permasalahan umum yang dihadapi Sekretariat Jenderal selama tahun 2019 antara lain:
Pelayanan terhadap stakeholder eksternal melalui Unit Pelayanan Publik yang belum maksimal terutama terkait lamanya pengurusan rekomendasi yang melebihi 5 (lima) hari kerja serta pengurusan dokumen yang masih bersifat off line walaupun prosedur pengurusan sudah menggunakan aplikasi SIINAS.
Pelayanan terhadap stakeholder internal Sekretariat Jenderal belum maksimal terutama terkait dengan data dari Pusdatin masih kurang spesifik, informasi program karir pegawai di lingkungan Kemenperin, penyelesaian sengketa pengadaan, buku pedoman pencairan dan tanggung jawab serta penempatan pegawai sesuai kebutuhan unit kerja.
Penurunan konsumsi energi listrik yang belum mencapai target disebabkan penggantian peralatan sarana – prasarana terkendala oleh ketersediaan suku cadang dan keterbatasan anggaran
46 C. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan permasalahan dan kendala tersebut, rekomendasi dan tindaklanjut yang dapat diambil oleh Sekretariat Jenderal dalam rangka peningkatan kinerja pada tahun selanjutnya antara lain:
a. Agar tingkat kepuasan stakeholder eksternal dapat meningkat, perlu dilakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dari aplikasi SIINAS termasuk dalam hal ketepatan waktu terkait penyelenggaraan atau pemberian rekomendasi. Selain itu diperlukan komitmen petugas UPP dalam hal pelayanan prima sehingga kepuasan pengguna UPP semakin meningkat.
b. Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelayanan internal dapat ditindaklanjuti dengan: 1) Membuat wadah komunikasi di setiap Eselon II di bawah Sekretariat Jenderal perperiodik bertujuan melaporkan kinerja yang sudah dilakukan dan meminta masukan dari Direktorat selaku stakeholder untuk perbaikan selanjutnya;
2) Perlu dilakukan sampling kepuasan disaat-saat telah melakukan pelayanan kepada stakeholder diluar dari Survey Kepuasan Pelanggan regular sehingga hasil dari sampling survey tersebut dapat menjadi tools pencegahan apabila terindikasi adanya penurunan kualitas pelayanan
c. Peningkatan pemanfaatan sistem manajemen penggunaan energi agar dapat mengontrol dan memantau penggunaan energi secara lebih baik dan lebih efisien termasuk meningkatkan budaya hemat energi bagi seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Berdasarkan hasil evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Setjen Tahun 2019 di atas, beberapa rekomendasi yang perlu segera ditindaklanjuti antara lain:
1. Kategori Perbaikan Perencanaan Kinerja:
a. Rekomendasi terkait pencapaian Nilai SAKIP Kementerian yakni agar dalam dokumen perencanaan ke depan seperti Renstra dilengkapi dengan “Pohon Kinerja” yang dapat menggambarkan hubungan dan alur dari mulai sasaran, indikator hingga aktivitas yang dilaksanakan.
b. Indikator “persentase nilai BMN yang ditetapkan” agar dapat disesuaikan menjadi nilai BMN yang ditetapkan, tidak hanya dikaitkan dengan jumlah BMN yang ditetapkan.
c. Terkait dengan target nilai audit kearsipan kedepan, agar dilihat kembali, mengingat pada tahun 2018 nilai audit kearsipan telah mencapai 86,9 sedangkan pada tahun 2019 ini targetnya hanya 80.
d. Terkait indikator “Penurunan konsumsi energi” perlu diubah karena konsumsi energi kemungkinan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya penggunaan peralatan elektronik. Dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan perubahan indikator terkait dengan konsumsi energi. Penurunan konsumsi energi agar tidak dibandingkan dengan konsumsi tahun sebelumnya, namun diukur menggunakan Indeks Konsumsi Energi (IKE).
e. Indikator persentase pemberitaan negatif agar dipertimbangkan untuk diganti menjadi persentase pemberitaan negatif yang bisa dicounter oleh Kemenperin.
f. Indikator kinerja yang terkait dengan kinerja organisasi agar didefinisikan ulang atau dibahas antara Biro Hukum dengan Biro OSDM mengingat sesuai dengan struktur organisasi Kemenperin yang baru terdapat penyesuaian. Sebagai informasi penjelasan mengenai pengukuran kinerja terkait organisasi yang diusulkan oleh Biro OSDM untuk periode Renstra selanjutnya cukup representatif dalam mengukur kinerja organisasi.
g. Target kinerja terkait Biro Hukum pada Perkin Setjen 2019 yakni peraturan perundangan yang diselesaikan dengan target 3 peraturan, merupakan 3 peraturan perundangan yang inisiatornya adalah Setjen. Sehingga belum bisa
menggambarkan secara total kinerja Kementerian. Untuk itu Biro Hukum agar dapat merumuskan kembali indikator maupun target kinerja tersebut.
2. Kategori Perbaikan Manajemen Kinerja:
a. Dalam rangka meningkatkan manajemen kinerja, perlu disusun Perjanjian Kinerja hingga level individu yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan atau Biro OSDM. Hal ini mengingat dalam penentuan indikator kinerjanya belum seragam antar unit eselon II di lingkungan Setjen.
b. Meskipun perjanjian kinerja hingga level individu telah disusun, namun belum ada yang melakukan evaluasi secara khusus terhadap pencapaian perjanjian kinerja individu tersebut.
c. Penguatan manajemen kinerja secara terkoordinasi terkait dengan pemberian reward and punishment atas kinerja individu yang terkait dengan sasaran organisasi.
3. Kategori Peningkatan Pencapaian Kinerja
a. Perlu diperkuat pemantauan capaian kinerja secara berkala dan komprehensif agar apabila terdapat penyimpangan atas target kinerja dapat segera diperbaiki.
b. Meningkatkan koordinasi internal dan eksternal dalam rangka meningkatkan pencapaian kinerja tahunan.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Pengukuran Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2019.
Sasaran Strategis (SS)
Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan Capaian Pagu Realisasi Ket.
Tujuan anggaran merujuk ke pagu dan anggaran IKU Tingkat Kepuasan Stakeholder
125,433,181 107,872,536 Perspektif Proses Bisnis Internal
Mewujudkan program dan kegiatan prioritas dengan
1 Akuntabilitas laporan keuangan dan BMN 4 pemberitaan negatif
sektor Industri 1 0,15 Persen 666,67
2 Penurunan konsumsi
energi 7,5 3,65 Persen 205,48
169,040
169,040
Sasaran Strategis (SS)
Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan Capaian Pagu Realisasi Ket.
Meningkatkan dan informasi industri
dalam Sistem
1 3 4 5 6 7 A
TJ
-Merupakan peningkatan tingkat kepuasan stakeholder eksternal.
Diukur melalui pembandingan tingkat kepuasan tahun ini dengan baseline 75% (skala 3). Dimana tingkat kepuasan merupakan hasil penilaian kepuasan masyarakat melalui survey yang dilakukan satuan kerja yang memberikan pelayanan publik.
7,5 10,00 15 6,00 20,00 14,67
-Merupakan peningkatan tingkat kepuasan stakeholder internal.
Diukur melalui pembandingan tingkat kepuasan tahun ini dengan dengan baseline 75% (skala 3).
Dimana tingkat kepuasan merupakan hasil penggabungan semua variabel kepuasaan layanan di unit Eselon II Setjen.
7,5 12,67 15 -6,00 20,00 -2,33
-Hasil penilaian kepuasan masyarakat melalui survey yang dilakukan
satuan kerja yang memberikan pelayanan publik.
Diukur dengan indeks kepuasan masyarakat (skala 1-4). Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
3.2 3,21 3.2 3,2 3,3 3,3 3,5 3,18 3,7 3,44
-Menggabungkan semua variabel kepuasan layanan di unit Eselon II Setjen. Diukur dengan skala 1-4 yang diperoleh melalui survey yang dilakukan 1 kali dalam setahun. Pengukuran dilakukan oleh Biro Humas (sebagai koordinator) bersama biro dan pusat lain
3,3 3,38 3,5 2,82 3,7 2,93
-Diukur melalui kegiatan penilaian program dan kegiatan sebelum penetapan DIPA Induk tahun yang direncanakan.
90 93,79 90 92,24 90 98 95 98 95 95,7
Capaian Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2015 - 2019
Peningkatan kepuasan stakeholder internal (skala 1-4)
Tingkat kepuasan stakeholder eksternal (skala 1-4)
Tingkat kepuasan stakeholder internal (skala 1-4)
T Penjelasan dan Pengukuran IKSS
T 2018 No. Sasaran Program (Outcome)/ Output/ Indikator
Target Kinerja Jangka Menengah 2015-2019
T
Mewujudkan sistem perencanaan yang berkualitas 2
1
2
Peningkatan kepuasan stakeholder eksternal (skala 1-4)
Persentase kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen Trilateral Meeting (persen)
Belum menjadi indikator tujuan
R T
2017 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Mewujudkan pelayanan prima bagi stakeholder
Mewujudkan manajemen Kementerian Perindustrian yang andal dan profesional
R T R
2015 2016
R R
Belum menjadi IK
Lampiran 3
1 3 4 5 6 7 T Penjelasan dan Pengukuran IKSS
T 2018 No. Sasaran Program (Outcome)/ Output/ Indikator
Target Kinerja Jangka Menengah 2015-2019
T
2
R T
2017 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
R T R
2015 2016
R R
-Persentase Anggaran Kementerian Perindustrian yang Dibintangi dalam catatan halaman IV Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) karena kesalahan dalam perencanaan. Diukur dengan menjumlahkan seluruh anggaran yang diblokir/dibintangi dalam DIPA Induk masing-masing unit Eselon I.
15 11,5 10 0,67 5 2,77 5 2,28
-Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tingkat Kementerian dinilai oleh Kementerian PAN & RB. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
75 73,9 75 75,49
(BB) 76 76,34 78 76,75 76 - 80 77,12
3
-Nilai akuntabilitas laporan keuangan dan BMN diukur oleh Kementerian Keuangan. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
Capaian
-Nilai persentase diperoleh dari nilai BMN yang telah ditetapkan statusnya dibagi dengan nilai
keseluruhan BMN yang dimiliki Kementerian Perindustrian. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun oleh Biro Keuangan.
10 16,52 11 25,19 12 40,47 13 13,11
-Audit kerasipan dilakukan oleh Lembaga Arsip Nasional RI. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
70 70 75 86,9 80 92,4
-Pengukuran dilakukan dengan membandingkan pemberitaan dengan tone negatif dengan total pemberitaan mengenai industri di media massa.
Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
10 0,1 9 0,1 8 0,6 1,5 0,1 1 0,15
4
-Data diperoleh dari perbandingan antara jumlah Rancangan Peraturan
Menteri Perindustrian bidang industri yang bersifat regelling yang diterima Biro Hukum dan Organisasi dengan jumlah Peraturan Menteri bidang industri yang diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
95 95,65 95 100
Data diperoleh dari peraturan perundangan yang berhasil difasilitasi untuk ditetapkan melalui Biro Hukum
3 46
Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN (nilai)
Persentase nilai penetapan status penggunaan BMN Kementerian Perindustrian (persen)
Nilai hasil audit kearsipan (nilai)
Persentase pemberitaan negatif Kemenperin (persen)
Belum menjadi IK
Belum menjadi IK Belum menjadi IK
Belum menjadi IK Persentase anggaran Kementerian Perindustrian yang
masuk dalam catatan halaman IV DIPA atau persentase anggaran Kementerian Perindustrian yang dibintangi akibat kesalahan dalam perencanaan (persen)
Nilai SAKIP Kementerian Perindustrian (nilai)
Layanan administrasi yang profesional dan akuntabel
Persentase peraturan perundang-undangan bidang industri yang diundangkan (persen)
Layanan hukum yang andal
Peraturan perundangan yang diselesaikan Belum menjadi IK
IK berubah menjadi Peraturan Perundangan yang
diselesaikan.
1 3 4 5 6 7 T Penjelasan dan Pengukuran IKSS
T 2018 No. Sasaran Program (Outcome)/ Output/ Indikator
Target Kinerja Jangka Menengah 2015-2019
T
2
R T
2017 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
R T R
2015 2016
R R
-Data diperoleh dari perbandingan antara jumlah perkara hukum
yang masuk ke Biro Hukum dan Organisasi dengan jumlah perkara hukum yang dapat diselesaikan untuk setiap tahap/tingkat pemeriksaan.
Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
80 85,7 95 100 95 100
-SDM industri yang terserap di dunia kerja adalah SDM industri yang ditempatkan ke perusahaan industri dalam setahun. Data dapat diperoleh dari database Pusdiklat Industri, sekolah,dan politeknik.
Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
26.783 23.636 21.090 15.701 44.450 30.124 54700 38.787
-Pengukuran dihitung dari Nilai SKP dan DP3 masing-masing pegawai. Bobot Penilaian untuk prestasi kerja pegawai adalah unsur SKP sebesar 60% dan unsur Perilaku kerja (DP3) sebesar 40%.
76 86,69 78 87,17 80 87,52 82 87,66 82 89,72
-Rata-rata produktivitas kinerja minimum pegawai Kementerian Perindustrian dihitung dari produktivitas jam kerja efektif pegawai selama setahun di lingkungan Kementerian Perindustrian yang dapat dilihat dari absensi dari para pegawai yang tercatat di Sipegi Intranet Kementerian Perindustrian
1.200 1.390,12 1.200 1.447,56 1.200 1.464,33 1.200 1466,8 1.200 1464,61
-Pengukuran dilakukan melalui agregat dari 3 variabel:
1. Nilai komposit peringkat organisasi berdasarkan permenpan 20/2018 dihitung dari 8 dimensi (3 struktur dan 5 proses) yaitu kompleksitas, fomalisasi, sentralisasi, keselarasan, tata kelola dan kepatuhan, perbaikan dan peningkatan proses, teknologi informasi, serta manajemen resiko 2. Proses bisnis yang telah tersusun yang dilakukan dengan cara pembagian Jumlah Unit Kerja yang telah tersusun Proses Bisnisnya dengan Jumlah Unit Kerja dikali 100
3. Capaian pemetaan SOP berdasarkan Proses Bisnis yang didapat dari persentase perbandingan jumlah pemetaan SOP yang telah sesuai dengan proses bisnis dengan jumlah Unit Kerja
80 80,5 85 91 90 90,22
Belum menjadi IK Rata-rata produktivitas kinerja minumum pegawai
Kementerian Perindustrian (jam kerja dalam setahun) Jumlah SDM industri yang terserap di dunia kerja (orang)
Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Kementerian Perindustrian (nilai)
Tingkat efektivitas organisasi Kementerian (persen)
Belum menjadi IK
5
Persentase kasus hukum yang diselesaikan (persen)
Meningkatkan Kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi
Menjadi indikator BPSDMI
1 3 4 5 6 7 T Penjelasan dan Pengukuran IKSS
T 2018 No. Sasaran Program (Outcome)/ Output/ Indikator
Target Kinerja Jangka Menengah 2015-2019
T
2
R T
2017 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
R T R
2015 2016
R R
6
-Indikator ini bermaksud untuk mengukur kesesuaian data dan informasi
yang tersedia pada SIINas dengan core business atau kebutuhan user. Data diperoleh dari hasil survey. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
50 88,7 60 97,7 70 94,37
7
-Nilai Prestasi kerja pegawai diinilai dari pencapaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan hasil penilaian Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3) pada setiap akhir tahun yang diperoleh dari database Biro Kepegawaian
76 85,91 78 86,85 80 87,12 82 87,35 85 87,86
-Data dapat diperoleh dari database Biro Kepegawaian. Pegawai Setjen yang memenuhi produktivitas keja adalah pegawai yang memenuhi jam kerja rata-rata dalam setahun
1.200 1.372,89 1.200 1.421,34 1.200 1.428,20 1.200 1.437 1.200 1.258
8
-Data diperoleh dari hasil survey dengan menggunakan kuisieoner untuk
menilai kesesuaian tugas dan fungsi yang diemban dengan pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
96 85 92,42 90 91,73 95 100
9
- 25 27
- 2 2
Belum menjadi IK
Rata-rata produktivitas kinerja minumum pegawai Sekretariat Jenderal (jam kerja dalam setahun) Tingkat kesesuaian ketersediaan data dan informasi industri dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) terhadap kebutuhan/permintaan stakeholder (persen)
Tingkat prestasi kerja rata-rata pegawai Sekretariat Jenderal (nilai)
Perusahaan tersertifikasi TKDN yang menjalankan kontrak PBJ Pemerintah (perusahaan)
Rekomendasi Penyelesaian TKDN (rekomendasi)
Belum menjadi IK Informasi industri yang mudah diakses dan relevan
Meningkatkan kinerja ASN Sekretariat Jenderal
Meningkatkan Penggunaan Produk dalam Negeri Tingkat efektivitas organisasi Sekretariat Jenderal (persen) Meningkatkan efektivitas organisasi Sekretariat Jenderal
Belum menjadi IK
1 3 4 5 6 7
-Indikator ini bermaksud untuk mengukur tingkat pemanfaatan sarana-prasarana hasil perbaikan (reparasi) dan sarana - prasarana hasil pengadaan pengadaan barang dan jasa (apakah hasil pengadaan tersebut layak/dapat dimanfaatkan atau tidak). Data diperoleh dari hasil survey pada tingkat Kementerian.
Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
95 92,9 95 92,5 95 95 95 95,1 95 75
-Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur penurunan konsumsi energi listrik dan air di lingkungan Kementerian Perindustrian terhadap baseline konsumsi energi tahun sebelumnya. Data dapat diperoleh dari database Biro Umum. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
- - 10 3 7 7,06 7,5 -4,79 7,5 -3,65
a
-Tingkat kesesuaian sarana/perlengkapan kerja terhadap kebutuhan/permintaan Satker pusat dan daerah di lingkungan Kementerian (persen)
85 90,06 85 84,38 86 89,39 86 90 87 89
- Persentase pengaduan kerusakan sarana-prasarana di
lingkungan Kementerian yang ditindak-lanjuti (persen) 90 86,67 90 86,67 90 100 90 99 90 99
- Persentase sarana-prasarana Sekretariat Jenderal yang dapat dimanfaatkan (persen)
Indikator ini bermaksud untuk mengukur tingkat pemanfaatan sarana-prasarana hasil perbaikan (reparasi) dan sarana - prasarana hasil pengadaan pengadaan barang dan jasa (apakah hasil pengadaan tersebut layak/dapat dimanfaatkan atau tidak). Data diperoleh dari hasil survey pada tingkat Sekretariat Jenderal. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
95 93,4 95 92,5 95 94 95 95,15 95 93,2
- Persentase efisiensi penggunaan energi di lingkungan Sekretariat Jenderal (persen)
Indikator ini bermaksud untuk mengukur tingkat efisiensi energi dan air dengan acuan standar intensitas konsumsi energi (IKE) ASEAN 150 KwH/m2/Tahun. Data dapat diperoleh dari database Biro Umum. Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.
45 45,01 30 41,41 30 54,9 32 42,94 32 41
Capaian Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2015 - 2019
2
Target Kinerja Jangka Menengah 2015-2019
1
2
No. Sasaran Program (Outcome )/ Output/ Indikator
Target Realisasi Penjelasan dan Pengukuran IKSS
2015 2016 2017 2018
Target
2019
Tata kelola sarana dan prasarana Sekretariat Jenderal yang efektif dan efisien Tata kelola Barang Milik Negara (BMN) Kementerian yang efektif dan efisien
Persentase sarana-prasarana yang dapat dimanfaatkan (persen)
Persentase penurunan konsumsi energi (persen)
Layanan internal/overhead (jenis)
Target
Realisasi Target Realisasi Realisasi Target Realisasi
No Peraturan Menteri
Perindustrian Tentang
1 Nomor 1 Tahun 2018 Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya.
2 Nomor 2 Tahun 2018 Pedoman Pengelolaan Hibah Langsung Di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
3 Nomor 3 Tahun 2018
Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Sepeda Roda Dua Secara Wajib.
4 Nomr 4 Tahun 2018
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/M-IND/PER/3/2017 tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami, dan Air Minum Embun Secara Wajib.
5 Nomor 5 Tahun 2018
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian No.16/M-IND/PER/5/2017 Tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Secara Wajib.
6 Nomor 6 Tahun 2018
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36/M-IND/PER/7/2013 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Spesifikasi Meter Air Minum Secara Wajib.
7 Nomor 7 Tahun 2018
Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Regulator Tekanan Tinggi dan Regulator Tekanan Rendah Untuk Tabung Baja Liquified Petroleum Gas (LPG) Secara Wajib.
8 Nomor 8 Tahun 2018 Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Analisis Kimia
9 Nomor 9 Tahun 2018 Standar Industri Hijau Untuk Industri Karet Remah (Crumb Rubber).
10 Nomor 10 Tahun 2018 Standar Industri Hijau Untuk Industri Pengasapan Karet Dalam Bentuk Ribbed Smoked Sheet Rubber.
11 Nomor 11 Tahun 2018 Standar Industri Hijau Untuk Industri Bubur Kertas dan Industri Bubur Kertas yang Terintegrasi Dengan Kertas.
12 Nomor 12 Tahun 2018 Standar Industri Hijau Untuk Industri Ubin Keramik.
13 Nomor 13 Tahun 2018 Standar Industri Hijau Untuk Industri Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan.
14 Nomor 14 Tahun 2018
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27/M-IND/PER/7/2017 tentang Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Industri Menengah Melalui Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan
15 Nomor 15 Tahun 2018 Penerbitan Izin Usaha Industri dan Izin Perluasan dalam Kerangka Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
16 Nomor 16 Tahun 2018
Pedoman Pelaksanaan Survey Kemampuan Perusahaan Rekondisi dan Perusahaan Remanufakturing Untuk Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru
17 Nomor 17 Tahun 2018 Pengendalian dan Pengawasan Industri Minuman Beralkohol
18 Nomor 18 Tahun 2018 Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging Subbidang Produksi 19 Nomor 19 Tahun 2018 Pencegahan dan Penanggulangan Keadaan Darurat Bahan Kimia
Dalam Kegiatan Usaha Industri Kimia
20 Nomor 20 Tahun 2018 Tata Cara Penerbitan Rekomendasi Ekspor dan Rekomendasi Impor Lampiran 4
DAFTAR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN SELAMA TAHUN 2019
No Peraturan Menteri
Perindustrian Tentang
Bahan Bakar Lain sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri 21 Nomor 21 Tahun 2018 Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Asam Sulfat Pekat Teknis
Secara Wajib 22 Nomor 22 Tahun 2018
Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14/M-IND/PER/4/2017 tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kabel Secara Wajib
23 Nomor 23 Tahun 2018
Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 48/M-IND/7/2016 tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Mainan Secara Wajib
24 Nomor 24 Tahun 2018
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/12/2017 tentang Lembaga Penialaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Keramik Secara Wajib
25 Nomor 25 Tahun 2018 Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Perindustrian 26 Nomor 26 Tahun 2018
Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib
27 Nomor 27 Tahun 2018 Pedoman Pelaksanaan Pemanfaatan Fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah untuk Industri Sektor Tertentu
28 Nomor 28 Tahun 2018 Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri
29 Nomor 29 Tahun 2018 Sistem Basis Data Identitas Perangkat Telekomunikasi Bergerak 30 Nomor 30 Tahun 2018
Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2019 tentang Penerbitan Izin Usaha Industri dan Izin Perluasan dalam Kerangka Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
31 Nomor 31 Tahun 2018
Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/1/2017 tentang Tata Cara Penerbitan Rekomendasi Persetujuan Impor Ban
32 Nomor 32 Tahun 2018
Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya
33 Nomor 33 Tahun 2018
Pencabutan Peraturan Menteri Perindustrin Nomor 19/M-IND/PER/3/2016 tentang Ketentuan Pemberian Rekomendasi mpor Barang Komplementer, Barang untuk Keperluan Pasar, dan/atau Pelayanan Purna Jual
34 Nomor 35 Tahun 2018
Penertiban Pertimbangan Teknis untuk Pengecualian dari Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia untuk Produk Besi/Baja dan Kabel Secara Wajib
35 Nomor 36 Tahun 2018
Pencabutan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 04/M-IND/PER/1/2014 tentang Pemberian Rekomendasi Bagi Perusahaan di Kawasan Berikat untuk Melakukan Penjualan Hasil Produksi
Pencabutan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 04/M-IND/PER/1/2014 tentang Pemberian Rekomendasi Bagi Perusahaan di Kawasan Berikat untuk Melakukan Penjualan Hasil Produksi