• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal

Laporan kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2019 memberikan gambaran terhadap pencapaian kinerja seluruh jajaran Sekretariat Jenderal dalam melakukan berbagai upaya melalui program dan kegiatan guna mencapai target yang telah ditetapkan seperti yang telah tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja.

Analisis pencapaian dilengkapi dengan perbandingan capaian tahun 2019 dengan tahun sebelumnya serta dengan kinerja lainnya. Bab ini ini hanya menyajikan perbandingan capaian dari tahun 2017 sd 2019 sedangkan untuk capaian dari tahun 2015 sd 2019 disajikan dalam lampiran. Terdapat sasaran strategis maupun indikator kinerja yang tidak dapat diperbandingkan. Hal ini dikarenakan adanya reorganisasi pada tahun sebelumnya sehingga tidak ditetapkan sebagai sasaran strategis atau indikator kinerja serta ketidak tersediaan data. Perubahan sasaran strategis dan indikator kinerja ini merupakan bentuk dari pemanfaatan laporan kinerja dalam mengevaluasi sasaran dan indikator yang telah ditetapkan. Berikutnya akan disajikan capaian kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019.

1. Tujuan beserta Indikator Kinerja Tujuan

Tujuan Sekretariat Jenderal dalam Renstra 2015 – 2019 adalah mewujudkan pelayanan prima bagi stakeholder. Terdapat 2 (dua) Indikator Kinerja Tujuan (IKT) untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu (1) Peningkatan kepuasan stakeholder eksternal dan (2) Peningkatan kepuasan stakeholder internal.

Peningkatan kepuasan stakeholder eksternal merupakan peningkatan tingkat kepuasan stakeholder eksternal. Diukur melalui pembandingan tingkat kepuasan tahun ini dengan baseline 75% (skala 3). Dimana tingkat kepuasan merupakan hasil penilaian kepuasan masyarakat melalui survey yang dilakukan satuan kerja yang memberikan pelayanan publik.

Peningkatan kepuasan stakeholder internal merupakan peningkatan tingkat kepuasan stakeholder internal. Diukur melalui pembandingan tingkat kepuasan tahun ini dengan dengan baseline 75% (skala 3). Dimana tingkat kepuasan merupakan hasil penggabungan semua variabel kepuasaan layanan di unit Eselon II Sekretariat Jenderal.

15 Kedua indikator kinerja tujuan tersebut menggambarkan adanya peningkatan tingkat kepuasan stakeholder eksternal dan tingkat kepuasan stakeholder internal yang dijelaskan dalam sub bab sasaran strategis perspektif stakeholder. Adapun capaian dari masing-masing indikator kinerja tujuan tersebut disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Tujuan

Tujuan (Tj) Indikator Kinerja

Tujuan Satuan

Persentase Belum menjadi

IKT Belum menjadi

IKT

Persentase Belum menjadi

IKT Belum menjadi

IKT

7,5 12,67 126,7 15 -6 -40 20 -2,33 -11,65

Indikator peningkatan kepuasan stakeholder eksternal didapatkan melalui peningkatan hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Layanan Unit Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian. Peningkatan kepuasan stakeholder eksternal menunjukkan peningkatan kualitas pelayanan publik yang diberikan. Untuk tahun 2019, capaian indikator ini sebesar 14,67 persen atau 3,44 (skala 1-4) dengan target peningkatan sebesar 20 persen atau 3,6 (skala 1-4). Realisasi ini hanya 73,35 persen dari target yang telah ditetapkan. Namun hasil ini sudah menunjukan peningkatan dari tahun 2018 yang hanya tercapai 40 persen atau sebesar 3,18 (skala 1-4). Penjelasan lebih lanjut mengenai upaya - upaya peningkatan kepuasan stakeholder eksternal dijelaskan dalam IKU tingkat kepuasan stakeholder eksternal.

Indikator peningkatan kepuasan stakeholder internal didapatkan melalui peningkatan hasil pengukuran kepuasan pegawai di lingkungan Kementerian Perindustrian terhadap pelayanan yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja dilingkungan Sekretariat Jenderal yang meliputi pelayanan perencanaan dan evaluasi, kepegawaian, keuangan, hubungan masyarakat, hukum dan organisasi, fasilitas umum, serta pelayanan data dan informasi.

Tingkat kepuasan diukur dengan menggunakan kuesioner kepada para responden yang dipilih.

Untuk tahun 2019, realisasi indikator ini adalah terdapat penurunan kepuasan stakeholder internal sebesar 2,33 persen atau 2,93 (skala 1-4) dengan target peningkatan sebesar 20 persen atau 3,6 (skala 1-4). Capaian indikator tujuan ini mengalami penurunan tingkat kepuasan sebesar 11,65 dari target yang telah ditetapkan. Penjelasan lebih lanjut mengenai upaya - upaya peningkatan kepuasan stakeholder internal dijelaskan dalam IKU tingkat kepuasan stakeholder internal.

16 2. Sasaran Strategis Perspektif Stakeholders

Sasaran Strategis Pemangku Kepentingan adalah mewujudkan manajemen Kementerian Perindustrian yang andal dan profesional. Terdapat 2 (dua) Indikator kinerja Utama (IKU) pada Sasaran Strategis tersebut, yaitu (1) tingkat kepuasan stakeholder eksternal dan (2) tingkat kepuasan stakeholder internal, yang dihitung berdasarkan persepsi dari responden.

a. Tingkat kepuasan stakeholder eksternal

Tingkat kepuasan stakeholder eksternal Kementerian Perindustrian merupakan hasil penilaian kepuasan masyarakat melalui survey yang dilakukan satuan kerja yang memberikan pelayanan publik. Diukur dengan Indeks Kepuasan Masyarakat (skala 1-4).

Pengukuran dilakukan 1 kali dalam setahun.

Survey Kepuasan Masyarakat dilakukan dengan menggunakan 9 ruang lingkup berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 mengenai Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Ruang lingkup tersebut telah dikembangkan menjadi variabel/unsur sesuai dengan karakteristik pelayanan Pusat Kementerian Perindustrian:

(1) Kemudahan prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

(2) Kesesuaian Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

(3) Keberadaan petugas pelayanan, yaitu ada atau tidaknya petugas di lokasi pelayanan yang tersedia pada masing-masing tahapan pelayanan pada saat jam pelayanan berlangsung;

(4) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu rasa tanggung jawab dan kejelasan wewenang petugas dalam menjalankan pekerjaannya;

(5) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;

(6) Ketepatan waktu penyelesaian pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

(7) Kesopanan petugas pelayanan, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan serta saling menghargai dan menghormati;

(8) Keramahan petugas pelayanan, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara ramah serta saling menghargai dan menghormati;

17 (9) Kesesuaian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan

biaya yang telah ditetapkan;

(10) Kenyamanan pelayanan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

(11) Maklumat Pelayanan adalah dipenuhinya pernyataan kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;

(12) Ketanggapan petugas pelayanan adalah respon petugas pelayanan terhadap keluhan masyarakat. Kemudian terdapat juga penilaian terhadap kesesuaian tindak lanjut atas pengaduan yang disampaikan oleh penerima layanan.

Selain variabel-variabel di atas, terdapat pertanyaan terbuka yaitu mengenai:

(1) Media dalam memperoleh informasi pelayanan (2) Kejelasan informasi pelayanan

(3) Keterangan status wajib pajak (4) Sistem pemantauan pada website (5) Pengajuan keluhan/pengaduan

Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik (UPP) Pusat Kementerian Perindustrian dilakukan terhadap responden yang telah menerima pelayanan berupa layanan penerbitan Rekomendasi/Pertimbangan Teknis pada Unit Pelayanan Publik (UPP) Pusat Kementerian Perindustrian, di Direktorat Industri Kimia Hulu, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki, Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Direktorat Industri Logam, Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan, Direktorat Industri Elektronika dan Telematika, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar, Direktorat Perwilayahan Industri, yang dilakukan melalui Ruang Pelayanan Unit Pelayanan Publik (UPP) Pusat Kementerian Perindustrian dan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS).

Pengumpulan data untuk pengukuran indeks kepuasan masyarakat ini dilakukan melalui survei secara elektronik yaitu penyebaran kuesioner lewat aplikasi google form serta wawancara. Jumlah responden untuk survei indeks kepuasan masyarakat pada tahun 2019 adalah sebanyak 108 responden yang merupakan pengguna Layanan Unit Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian. Hasil dari pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama Tingkat kepuasan stakeholder eksternal disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini.

18 Tabel 3.2

Capaian Sasaran Strategis Perspektif Pemangku Kepentingan Untuk Tingkat Kepuasan Stakeholder Eksternal

Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu dari 3,18 menjadi 3,44 (skala 1-4). Namun, capaian tahun 2019 belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu hanya 92,97 persen.

Hasil survei IKM tahun 2019, tiga kriteria ukur yang memiliki IKM tertinggi adalah kemudahan aplikasi SIINAS, kesesuaian biaya pelayanan, dan dilaksanakannya maklumat pelayanan oleh para petugas pelayanan. Sedangkan variabel yang mendapatkan penilaian rendah adalah ketepatan waktu penerbitan rekomendasi melalui aplikasi SIINAS dan efisiensi aplikasi SIINAS

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 67 Tahun 2016, jangka waktu penyelesaian permohonan Pertimbangan Teknis, Rekomendasi, atau Tanda Pendaftaran adalah 5 hari kerja setelah dokumen dinyatakan lengkap. Namun selama tahun 2019 banyak proses penerbitan rekomendasi yang melebihi ketentuan 5 hari kerja tersebut.

Tentu saja hal ini menyebabkan rendahnya nilai kepuasan pelanggan UPP. Untuk itu diperlukan komitmen unit kerja terkait untuk mematuhi standar yang telah ditetapkan.

Terkait variabel efisiensi aplikasi SIINAS, para pelaku industri merasa aplikasi SIINAS masih kurang efisien. Hal ini disebabkan meskipun pengajuan dilakukan secara online melalui aplikasi SIINAS tapi perusahaan masih tetap harus mengambil rekomendasi ke loket UPP di Gedung Kementerian Perindustrian. Untuk saat ini rekomendasi yang sudah full online tanpa harus mengambil surat ke Loket UPP hanya Pertimbangan Teknis Besi/Baja, Baja Paduan dan Turunannya, sisanya perusahaan tetap harus datang ke UPP.

Agar tingkat kepuasan stakeholder eksternal dapat meningkat, perlu dilakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dari aplikasi SIINAS termasuk dalam hal ketepatan waktu terkait penyelenggaraan atau pemberian rekomendasi. Selain itu diperlukan komitmen petugas UPP dalam hal pelayanan prima sehingga kepuasan pengguna UPP semakin meningkat.

Selain itu, Sekretariat Jenderal juga melaksanakan langkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. Salah satunya melalui pendampingan

Sasaran Strategis (SS)

Indikator

Kinerja Utama Satuan

2015 2016 2017 2018 2019

19 SINOVIK 2019 yang bertujuan untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan publik. Peserta SINOVIK diikutsertakan dalam kompetisi SINOVIK yang diadakan oleh Kemenpen-RB. Pendampingan SINOVIK 2019 dilakukan sejak satker mendaftar SINOVIK penulisan konsep proposal SINOVIK dan meliput video SINOVIK

b. Tingkat kepuasan stakeholder internal

Tingkat kepuasan stakeholder internal unit Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian diukur dengan menilai kepuasan pegawai di lingkungan Kemenperin terhadap pelayanan yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja dilingkungan Sekretariat Jenderal, seperti perencanaan dan evaluasi, kepegawaian, keuangan, hubungan masyarakat, hukum dan organisasi, fasilitas umum, serta pelayanan data dan informasi. Tingkat kepuasan diukur dengan menggunakan kuesioner kepada para responden yang dipilih yang merupakan stakeholder dari unit kerja Sekretariat Jenderal. Kuesioner menggunakan skala pengukuran 1 s.d 4, semakin besar skornya semakin memberikan informasi kepuasan. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 99 orang. Adapun aspek yang dinilai melalui kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Perencanaan dan Evaluasi - Pembinaan penyusunan Renstra - Pembinaan penyusunan laporan LAKIP - Pembinaan Penyusunan RKA

- Peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja 2. Pelayanan SDM dan Organisasi

- Fasilitasi penyusunan formasi jabatan tiap satuan kerja yang sesuai tupoksi - Pengembangan sistem kompetensi pegawai

- Layanan administrasi kepegawaian seperti kenaikan pangkat, pensiun, perbaikan absensi

- Penempatan pegawai dan penilaian kinerja - Proses monitoring dan evaluasi SOP - Pembinaan Organisasi dan Tata Laksana 3. Pelayanan Keuangan

- Penyediaan buku pedoman pencairan dan pertanggung jawaban anggaran - Pelayanan pengelolaan administrasi, penghapusan BMN, tindak lanjut TP/TGR - Pembinaan evaluasi pelaksanaan anggaran

4. Pelayanan Hubungan Masyarakat

- Koordinasi penanggung jawab PPID dalam menjawab pertanyaan masyarakat melalui web kemenperin

- Penyediaan berita sektor industri yang sudah dipublikasikan di media - Penyediaan Unit Pelayanan Publik

20 5. Pelayanan Hukum

- Konsultasi hukum dan penelaahan rancangan peraturan

- Pengelolaan dokumentasi peraturan dan penyediaan informasi peraturan pada website Kemenperin/JDIH

- Fasilitasi penyusunan rancangan perjanjian kerjasama 6. Pelayanan Fasilitas Umum

- Implementasi pedoman tata naskah dinas dan proses pendistribusian surat - Koordinasi penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RBMN) - Penyediaan sarana prasarana gedung, keamanan, layanan kesehatan - Penyelesaian sengketa pengadaan

- Fasilitasi proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) 7. Pelayanan Data dan Informasi

- Penyediaan layanan data dan informasi sektor industri - Penyediaan buku panduan tentang sistem informasi

- Penyediaan layanan koneksi internet dan layanan dukungan teknis jaringan - Kemudahan menggunakan sistem informasi (intranet)

Adapun capaian indikator kinerja tingkat kepuasan stakeholder internal dicantumkan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Capaian Sasaran Strategis Perspektif Pemangku Kepentingan Untuk Indikator Tingkat Kepuasan Stakeholder Internal

Sasaran

Secara menyeluruh rata-rata kepuasan pelanggan untuk pelayanan tingkat Sekretariat Jenderal adalah 2,93 dari skala 1-4 (kategori Baik). Terjadi peningkatan tingkat kepuasan stakeholder internal jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yang hanya sebesar 2,82. Namun, capaian IKU ini hanya sebesar 79,18 persen dari target yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil pengolahan data hasil survei, terdapat 5 (lima) kriteria ukur dengan nilai yang cukup rendah yaitu data dari Pusdatin masih kurang spesifik, informasi program karir pegawai di lingkungan Kemenperin, penyelesaian sengketa pengadaan, buku pedoman pencairan dan tanggung jawab serta penempatan pegawai sesuai kebutuhan unit kerja.

21 Maka, rekomendasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelayanan dapat ditindaklanjuti dengan: 1) Membuat wadah komunikasi di setiap Eselon II di bawah Sekretariat Jenderal perperiodik bertujuan melaporkan kinerja yang sudah dilakukan dan meminta masukan dari Direktorat selaku stakeholder untuk perbaikan selanjutnya; 2) Perlu dilakukan sampling kepuasan disaat-saat telah melakukan pelayanan kepada stakeholder diluar dari Survey Kepuasan Pelanggan regular sehingga hasil dari sampling survey tersebut dapat menjadi tools pencegahan apabila terindikasi adanya penurunan kualitas pelayanan.

3. Sasaran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal

Pengukuran capaian kinerja Sekretariat Jenderal berdasarkan sasaran pada Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019 dari perspektif proses bisnis internal dapat dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Mewujudkan Sistem Perencanaan yang Berkualitas

Terdapat 3 (tiga) indikator kinerja pada sasaran ini dengan realisasi dari masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 3.4.

Capaian Sasaran Strategis Mewujudkan Sistem Perencanaan yang Berkualitas

*merupakan angka penilaian SAKIP sementara

1) Persentase kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen trilateral meeting.

Indikator ini digunakan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang memang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka pembangunan industri. Indikator kinerja ini diukur dengan melakukan penilaian atas kegiatan yang diajukan oleh seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian. Target indikator ini meningkat dari tahun 2015 - 2017 sebesar 90 persen menjadi 95 persen di tahun 2018 - 2019.

Capaian untuk tahun 2019 ini merupakan hasil dari penilaian atas rencana program dan kegiatan prioritas kegiatan unit kerja di lingkungan Kementerian

Indikator Kinerja Satuan

2017 2018 2019

T R C T R C T R C

Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan

dokumen Trilateral Meeting Persen 90 98 108,8 95 98 103.15 95 95,7 100,73 Anggaran Kementerian

Perindustrian yang masuk dalam Catatan Halaman IV Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Persen 10 5,03 198,8 5 2,77 180,5 5 2,28 219,29

Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

Nilai 76 76,34 100,45 78 76,75* 98,39* 75-80 77,12* 101,47

22 Perindustrian TA 2020 yang tercantum dalam dokumen Trilateral Meeting (TM) dibandingkan dengan DIPA Induk Tahun 2020.

Berdasarkan Trilateral Meeting yang dilaksanakan pada tahun 2019 antara Kementerian Perindustrian dengan Bappenas, dan Kementerian Keuangan terdapat 115 kegiatan prioritas, sedangkan pada DIPA Kementerian Perindustrian TA 2020 terdapat 110 kegiatan prioritas. Realisasi indikator tingkat kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen trilateral meeting adalah 95,70 persen sehingga capaiannya adalah 100,73. Tabel 3.5 menunjukkan daftar kegiatan program dan kegiatan prioritas yang tidak sesuai dengan dokumen trilateral meeting. Adapun kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja ini antara lain adalah:

a. Penyempurnaan dokumen perencanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk menganalisis, mengevaluasi, memperbaiki serta menyusun perencanaan program dan kegiatan yang dibutuhkan oleh sektor industri. Disamping mengintensifkan koordinasi dengan unit kerja internal di lingkungan Kementerian Perindustrian, penyempurnaan penyusunan dokumen perencanaan ini juga dilakukan melalui diskusi dengan instansi terkait seperti Kementerian Bappenas, Kementerian PAN&RB, dan Kementerian Keuangan.

Selain itu, dalam rangka penguatan program dan kegiatan, dilaksanakan kegiatan penilaian program/kegiatan yang ditujukan untuk meneliti dan menelaah kesesuaian program/kegiatan yang diajukan oleh seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian dengan dokumen perencanaan strategis atau perencanaan jangka menengah/panjang yang telah ditetapkan.

b. Menyusun Perencanaan Jangka Panjang, Menengah dan Pendek

Kegiatan penyusunan program Kementerian Perindustrian dilakukan dalam rangka menyusun dokumen perencanaan baik jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek yang nantinya digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam penyusunan kegiatan dan anggaran guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Untuk mendukung tugas penyusunan perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, telah dilaksanakan kegiatan yang mencakup penyusunan Renja Kementerian Perindustrian, Renstra Kementerian Perindustrian 2020–2024, Kebijakan Industri Nasional.

23 Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Yang Tidak Sesuai dengan Dokumen Trilateral Meeting

KDPROGRAM KDGIAT

RKA K/L DOKUMEN TM

KDOUTPUT VOL SAT.

OUTPUT Total KDOUTPUT VOL SAT.

OUTPUT Total 09 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

1838 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka

017 IKM Kimia, Sandang, Aneka Dan Kerajinan Yang Mendapatkan Partisipasi Pameran IKM Dalam Dan Luar Negeri

150 IKM 6,950,000,000 1838.017 IKM Kimia, Sandang, Aneka Dan Kerajinan Yang Mendapatkan Partisipasi Pameran IKM Dalam Dan Luar Negeri

180 IKM 9,200,000,000

12 Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 4936 Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

002 Teknologi Industri Yang Dikembangkan Pada Sektor Industri KFTLMATE

6 Paket

Teknologi 800,000,000 4936.002 Terlaksananya Pelaksanaan

13 Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri 4957 Peningkatan Kualitas SDM

Industri 001 Tenaga Kerja Industri Kompeten Lulusan Diklat Sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan)

26,000 Orang 183,854,391,000 4957.001 Tenaga Kerja Industri Kompeten Lulusan Diklat Sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan)

35,000 orang 186,188,500,000

007 Kelembagaan Pendidikan Non Formal Industri

002 Kelembagaan Pendidikan Menengah Kejuruan Industri

36 Dokumen 8,173,222,000 4959.002 Kelembagaan Pendidikan Menengah Kerjuruan Industri

9 unit 7,685,222,000

24 2) Anggaran Kementerian Perindustrian yang masih tercantum dalam Catatan

Halaman IV Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program serta kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan industri maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk mencapainya, antara lain penyusunan, penelitian dan pelaksanaan finalisasi program dan kegiatan sehingga diharapkan program dan kegiatan yang tidak sesuai dapat terdeteksi sedini mungkin.

Penyusunan rencana kerja yang baik dan benar dilakukan dengan mengacu kepada arah kebijakan dan direktif presiden melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sehingga diharapkan dapat meminimalisir blokir anggaran.

Indikator ini dihitung berdasarkan persentase dari anggaran tahun 2019 yang diblokir dibagi total pagu Kementerian Perindustrian. Adapun realisasi indikator ini adalah 2,28 persen dengan capaian 219,29 persen. Pencapaian target ini didukung oleh berbagai program kegiatan seperti penyempurnaan sistem penganggaran sehingga dapat meminimasi terjadinya pemblokiran anggaran. Penyempurnaan sistem penganggaran ini mencakup peningkatan kualitas koordinasi dan jejaring yang dilaksanakan melalui rapat kerja serta rapat koordinasi dalam penyusunan rencana penganggaran.

Pada tahun 2019, Biro Perencanaan telah melaksanakan penelitian dan reviu RKA-K/L TA 2019 dan RKA-K/L RAPBN-P TA 2019 yang diikuti oleh setiap unit kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Disamping itu juga dilaksanakan rapat pembahasan penghematan dan pemotongan anggaran belanja Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2019.

Anggaran Kementerian Perindustrian pada tahun 2019 sebesar Rp. 3.617.664.738..000 dan anggaran yang bintangi sebesar Rp. 82.430.999.000 (2.77%). Target ini dapat dicapai melalui kegiatan penelitian dan reviu RKA-K/L TA 2018. Beberapa penyebab anggaran masuk dalam Catatan Halaman IV DIPA atau dibintangi, antara lain data dukung yang kurang lengkap, proporsi anggaran yang kurang tepat, penelahaan dilakukan secara on-line dan waktu yang singkat yang mengakibatkan penjelasan pada waktu pendalaman terhadap kegiatan-kegiatan yang disampaikan belum maksimal. Adapun rincian blokir tahun anggaran 2019 disajikan dalam tabel 3.6

25 Tabel 3.6

Rincian Blokir Anggaran Tahun 2019

No Nama Eselon 1 Pagu (Rp) Jumlah Blokir

(Rp)

Persentase (%) 1. Sekretariat Jenderal 240.738.215.000 - 0 2. Ditjen Industri Agro 111.016.300.000 6.033.686.000 5,43 3. Ditjen IKTA 125.338.006.000 17.000.000.000 13,56 4. Ditjen ILMATE 123,079,282,000 2.869.480.000 2,33 5. Ditjen IKM 379.810.561.000 - 0

6. Itjen 48.987.942.000 0

7. BPPI 677,179,914,000 0

8. BPSDMI 1,792,712,710,000 31.827.833.000 1,78

9. Ditjen KPAII 118,801,808,000 40.000.000.000 33,67 TOTAL 3.617.664.738.000 82.430.999.000 2,28

3) Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian.

Predikat ini diperoleh dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja atas implementasi SAKIP Tahun 2019 di Kementerian Perindustrian yang dilaksanakan oleh tim evaluator Kementerian PAN dan RB. Terdapat 5 (lima) aspek yang dinilai dalam evaluasi SAKIP, yaitu sebagai berikut:

• Aspek perencanaan, komponen-kompenen yang dievaluasi antara lain:

(1) perencanaan strategis; (2) perencanaan kinerja; (3) penetapan kinerja; dan keterpaduan serta keselarasan diantara subkomponen tersebut.

• Aspek pengukuran kinerja, komponen-komponen yang Idievaluasi adalah: (1) indikator kinerja secara umum dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3) analisis hasil pengukuran kinerja.

• Aspek pelaporan kinerja, yang dinilai adalah ketaatan pelaporan, pengungkapan dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja guna perbaikan kinerja.

• Aspek evaluasi kinerja, yang dinilai adalah pelaksanaan evaluasi kinerja dan pemanfaatan hasil evaluasi.

• Aspek capaian kinerja.

Dalam rangka peningkatan capaian indikator ini juga telah dilaksanakan kegiatan penilaian kinerja unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian, dimana salah satu komponen penilaiannya adalah implementasi SAKIP dengan indikator penilaian komponen ini adalah nilai hasil evaluasi akuntabilitas kinerja (SAKIP). Kegiatan penilaian ini dilaksanakan sebagai sarana untuk memberikan apresiasi terhadap unit kerja yang telah menerapkan implementasi SAKIP di unit kerja masing-masing.

Target indikator ini adalah nilai SAKIP Kementerian Perindustrian tahun 2019 mencapai range nilai 75 – 80. Namun, sampai akhir tahun 2019 hasil assessment oleh tim evaluator Kementerian PAN dan RB belum keluar hasilnya.

26 Adapun nilai SAKIP Kementerian Perindustrian Tahun 2019 untuk sementara menggunakan nilai hasil evaluasi tahun 2018, yaitu 77,12. Ini berarti capaian kinerja untuk tahun 2019 adalah 101,47 persen.

Berdasarkan hasil evaluasi sementara tim evaluator Kementerian PAN dan RB, catatan evaluasi SAKIP Kementerian Perindustrian Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Setiap organisasi agar menjanjikan kinerja yang seharusnya terwujud atau kondisi yang seharusnya tercapai dengan adanya organsasi tersebut, meskipun indikator kinerja tersebut tidak sepenuhnya berada dalam kewenangan organisasi tersebut  Pertumbuhan PDB industri non migas;

1. Setiap organisasi agar menjanjikan kinerja yang seharusnya terwujud atau kondisi yang seharusnya tercapai dengan adanya organsasi tersebut, meskipun indikator kinerja tersebut tidak sepenuhnya berada dalam kewenangan organisasi tersebut  Pertumbuhan PDB industri non migas;

Dokumen terkait