• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dalam dokumen SEKRETARIAT JENDERAL (Halaman 89-98)

Anggaran yang digunakan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan oleh Sekretariat Jenderal bersumber dari dana DIPA Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dan DIPA masing-masing Pusat, Sekretariat Pengadilan Pajak, Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Gedung Keuangan Negara, dan PSSU GMRAF Tahun 2013. Anggaran dimaksud mencakup belanja modal, belanja barang, dan belanja pegawai dengan total pagu sebesar Rp7.072.556.804.000,00 dan realisasi Rp6.190.038.409.126,00 (87,52%). Secara rinci, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing unit organisasi Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut.

79

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

TABEL 31

REALISASI ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2013

NO ORGANISASIUNIT KEGIATAN PAGU (RP) REALISASI (RP) %

1. Biro Perencanaan

dan Keuangan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja, Pembinaan dan Pengelolaan Anggaran

54.469.838.000 25.138.650.216 46,15

2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Pembinaan dan Penataan Organisasi,Tata Laksana dan Jabatan Fungsional

85.417.681.000 82.484.506.549 96,57

3. Biro Hukum Pembinaan dan Koordinasi Perumusan Peraturan Perundang-Undangan

8.915.033.000 7.043.397.865 79,01

4. Biro Bantuan

Hukum Pembinaan dan Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum 9.906.983.000 8.267.165.707 83,45 5. Biro Sumber

Daya Manusia Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan SDM 34.711.954.000 28.070.401.358 80,87 6. Biro Komunikasi

dan Layanan Informasi

Membangun Kepercayaan dan Meningkatkan Dukungan Publik Terhadap Kebijakan di Bidang Keuangan Negara

34.066.477.000 31.711.840.556 93,09

7. Biro

Perlengkapan Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan 9.720.000.000 9.259.756.595 95,26 8. Biro Umum Pembinaan Administrasi dan

Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat Kementerian

5.584.454.310.000 5.246.874.789.763 93,96

9. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan

Koordinasi dan Harmonisasi Pelaksanaan Kebijakan Menteri Keuangan

9.874.605.000 9.089.670.562 92,05

10. Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan

Koordinasi dan Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan

325.959.281.000 277.582.747.431 85,16

11. Pusat Pembinaan Akuntansi dan Jasa Penilai

Pembinaan dan Pengawasan Profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik

21.190.343.000 19.995.075.187 94,36

12. Pusat Investasi

Pemerintah Pengelolaan Investasi Pemerintah 115.945.282.000 19.431.442.454 16,76 13. Pusat Layanan

Pengadaan Secara Elektronik

Pembinaan Teknis dan Layanan

Pengadaan Secara Elektronik 18.433.957.000 16.333.721.710 88,61 14. Sekretariat

Pengadilan Pajak Penyelesaian Sengketa Pajak 45.820.990.000 43.445.818.991 94,82 15. Sekretariat

Komite Pengawas Perpajakan

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Pelaksanaan Tugas Komite Pengawas Perpajakan

7.938.408.000 7.779.185.147 97,99

16. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Pengelolaan Dana Pengembangan

Pendidikan Nasional 422.542.886.000 142.661.957.822 33,76 17. Gedung-Gedung

Keuangan Negara

Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor-Kantor Vertikal di Daerah yang Berkantor di GKN

156.676.583.000 102.551.688.070 65,45 18. Kantor Pengelolaan TIK-BMN 121.432.715.000 108.347.880.291 89,22 19. PSSU GMFRAP 5.079.478.000 3.968.712.852 78,13 Total 7.072.556.804.000 6.190.038.409.126 87,52

80

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Secara lebih detail gambaran pencapaian pada setiap jenis belanja adalah sebagai berikut:

JENIS BELANJA PAGU (RP) REALISASI (RP) PERSENTASE (%)

Belanja Pegawai 5.406.294.515.000 5.114.349.358.916 94,60 Belanja Barang 1.282.243.936.000 798.079.645.971 62,24 Belanja Modal 384.018.353.000 277.609.404.239 72,29 Total 7.072.556.804.000 6.190.038.409.126 87,52

Sumber: Data SAU (diolah), Biro Umum, per 17 Januari 2014

GRAFIK 7

REALISASI ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2013 (PER JENIS BELANJA)

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pagu 5,406,294,515,000 1,282,243,936,000 384,018,353,000 Realisasi 5,114,349,358,916 798,079,645,971 277,609,404,239 -1 2 3 4 5 6 Tr illio ns

Penyerapan atas anggaran pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan tidak sepenuhnya terserap sebagaimana rincian pada tabel dan grafik di atas. Penjelasan atas tidak dapat terserapnya anggaran pada program tersebut, adalah:

1. kurang berhasil dalam penyerapan belanja barang non operasional lainnya senilai Rp26.950.516.983,00

2. adanya gagal lelang beberapa kegiatan yaitu:

a. perluasan sarana ibadah dengan pagu anggaran sebesar Rp4.317.000.000,00;

b. renovasi gedung eks-BPKP dengan pagu anggaran sebesar Rp4.387.036.000,00;

81

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

c. pembangunan gedung parkir, ruang percetakan dan kantin sebesar Rp10.567.347.852,00;

d. pemenang lelang mengundurkan diri untuk kegiatan

pengadaan mesin percetakan dikarenakan terjadinya fluktuasi nilai kurs mata uang asing, sehingga gagal terserap belanja modal senilai Rp4.061.640.605,00;

e. pengadaan konsultan pelaksanaan Gheothermal sebesar Rp73,178Miliar; dan

f. pengadaan konsultan pengambilalihan INALUM sebesar Rp14,618Miliar (dikarenakan akan dilakukan oleh Ditjen Kekayaan Negara).

3. adanya kegiatan yang sedang berjalan/sedang dalam proses pengurusan, antara lain berupa kegiatan sertifikasi Aset Tanah senilai Rp177.230.000,00;

4. adanya sisa belanja modal lainnya sebesar Rp1.277.005.202,00; 5. belanja yang tidak terserap untuk belanja operasional perkantoran

senilai Rp4.124.853.412,00 serta belanja sewa dan jasa lainya sebesar Rp2.584.639.892,00.

Kendala yang ditemui dalam penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal serta strategi tindak lanjut untuk tahun mendatang, antara lain:

1. perencanaan penganggaran yang belum siap/matang. Ditindaklanjuti dengan kegiatan penyusunan perencanaan anggaran yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan satuan kerja dalam pelaksanaan anggaran, selain itu dilakukan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja pada Tahun Anggaran 2014;

2. pola mitigasi pejabat pengelola keuangan Satker yang tidak sesuai siklus penganggaran. Ditindaklanjuti dengan program peningkatan kualitas SDM dengan pendidikan dan pelatihan yang menyeluruh; 3. masih terdapat Pengelola Keuangan yang belum bersertifikat PBJ

dan kurang berpengalaman, diusulkan untuk mewajibkan setiap calon pengelola keuangan terlebih dahulu memiliki sertifikat PBJ; 4. pelaksanaan pengadaan barang yang tidak sesuai dengan

Rencana Umum Pengadaan tertunda/gagal lelang. Pada tahun anggaran 2014 dilakukan peningkatan monitoring bulanan dan kerjasama antara pemangku jabatan dan penanggungjawab kegiatan;

82

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

6. terjadi perubahan kebijakan penganggaran di tengah-tengah pelaksanaan anggaran/tahun anggaran berjalan. Ditindaklanjuti dengan memerintahkan satuan kerja untuk melakukan realokasi/ revisi anggaran, apabila dirasa tidak dapat melaksanakan/ merealisasikan pagu anggaran.

83

BAB IV - PENUTUP

BAB IV

84

BAB IV - PENUTUP

LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2013 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Sekretariat Jenderal dalam pencapaian visi, misi, dan sasaran strategis, serta disusun untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal pada tahun 2013

diselenggarakan dalam 14 (empat belas) Sasaran Strategis dan 31 (tiga puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU), yang walaupun penuh dengan berbagai hambatan dan tantangan namun tetap dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal tersebut, terdapat beberapa IKU yang dapat memenuhi target atau sesuai dengan rencana, ada yang dapat melampaui target, namun ada pula yang belum dapat memenuhi target.

Target kinerja tersebut perlu dievaluasi pencapaiannya, sehingga apabila terdapat hal-hal yang dianggap dapat mengakibatkan tidak tercapainya target, dapat secara dini dibuatkan inisiatif strategis yang akan mengarahkan tercapainya target. Dari analisis yang dilakukan tampak adanya masalah/hambatan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka mengatasi masalah/hambatan serupa di tahun yang akan datang, telah dirumuskan beberapa strategi yang dapat dilakukan, terutama terhadap lima IKU yang belum memenuhi target, yaitu: 1. terkait dengan pencapaian kinerja IKU Persentase Penyerapan

DIPA Kementerian Keuangan (non belanja pegawai) dan IKU Persentase Penyerapan DIPA Sekretariat Jenderal (non belanja pegawai), strategi yang akan dilakukan antara lain:

a. menyempurnakan dan mengevaluasi perencanaan penyerapan anggaran;

b. optimalisasi penggunaan anggaran melalui mekanisme revisi dari sisa dana kegiatan-kegiatan yang telah tercapai outputnya; c. mempercepat proses buka blokir dengan melengkapi data

dukung yang dibutuhkan;

d. optimalisasi penggunaan aplikasi Monitoring Keuangan dan Aset (MONIKA) sebagai alat pemantauan realisasi dan kendala penyerapan anggaran secara berkala;

85

BAB IV - PENUTUP

f. melaksanakan pendataan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang belum bersertifikat dan mengupayakan tidak adanya keterlambatan penunjukkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); dan

g. melakukan perencanaan yang matang dengan sehingga dapat meminimalisir pelaksanaan lelang yang lebih rendah dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

2. terkait dengan pencapaian kinerja IKU Jumlah penyaluran investasi reguler, strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan:

a. mengembangkan portofolio investasi pinjaman, yang semula untuk pemerintah daerah ditambah lagi untuk peningkatan pinjaman ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan cara melaksanakan sosialisasi khususnya untuk modal kerja; b. pengembangan portofolio investasi surat berharga dengan

cara menyiapkan saran dan prasaran internal (regulasi) dan lain-lain serta melakukan komunikasi secara instensif dengan

stakeholders dan Dewan Perwakilan Rakyat; dan

c. perlu melakukan reorganisasi PIP agar PIP dapat bersaing dengan lembaga investasi lain yang sejenis.

Dengan disusunnya LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada Pimpinan Kementerian, maupun seluruh pihak yang terkait mengenai tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal. Selain itu, melalui LAKIP ini pula diharapkan adanya umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya.

Dengan demikian, LAKIP dapat dijadikan pendorong untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi melalui penyesuaian indikator-indikator kinerja yang telah ada dengan perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga tujuan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Keuangan yaitu mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dapat tercapai. Selain itu, keberadaan Sekretariat Jenderal dapat semakin dirasakan keberadaannya oleh semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan terutama sebagai penggerak utama (prime mover)

Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan.

Jakarta, Januari 2014 Sekretaris Jenderal,

86

I

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013

LAMPIRAN

Dalam dokumen SEKRETARIAT JENDERAL (Halaman 89-98)

Dokumen terkait