• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT JENDERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKRETARIAT JENDERAL"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL

(2)

PENGANTAR i

RINGKASAN EKSEKUTIF iii

BAB I PENDAHULUAN 1-5

Tugas, Fungsi dan Struktur Sekretariat Jenderal 2

Peran Strategis Sekretariat Jenderal 4

Sistematika Laporan 5

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA 6 -16

Rencana Strategis 7

Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran K/L, dan Kontrak Kinerja 8

Penetapan Kinerja 9

Pengukuran Kinerja 13

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Organisasi 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN 17 - 82

Capaian IKU 18

Evaluasi dan Analisis Kinerja 21

Kinerja Lainnya 76

Prestasi Lainnya 77

Akuntabilitas Keuangan 78

BAB IV PENUTUP 83

LAKIP 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Realisasi Iku-Iku yang Tidak Mencapai Target vii Tabel 2 Unit-unit Eselon II di Lingkungan Sekretariat Jenderal 2 Tabel 3 Jumlah SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan 3 Tabel 4 Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal 2013 10 Tabel 5 Capaian IKU One Yang Di-Cascade Dari

Kemenkeu-Wide Tahun 2013 19

Tabel 6 Capaian One Sekretariat Jenderal Selain IKU

Kemenkeu-One Yang Di-Cascade Dari Kemenkeu-Wide Tahun 2013 20

Tabel 7 Nilai Indeks Capaian Ketepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut

Inpres 8

Tabel 8 Penyelesaian Tindak Lanjut Inpres 8

Tabel 9 Layanan Sekretariat Jenderal 27

Tabel 10 Capaian JPM Kementerian Keuangan 30

Tabel 11 Penetapan SOP-Link Kementerian Keuangan Tahun 2013 34 Tabel 12 Target Integrasi TIK Kementerian Keuangan Tahun 2011-2013 35

Tabel 13 Persentase Downtime Layanan TIK 38

Tabel 14 Capaian Indeks Opini BPK dari Tahun 2010 s.d. 2013 39 Tabel 15 Rata-Rata Waktu Penyelesaian RKMK/RPMK 41 Tabel 16 Realisasi Penyaluran Investasi Pemerintah (Komitmen) 47 Tabel 17 Realisasi Penyaluran Investasi Pemerintah (Pencairan) 48 Tabel 18 Tindak Lanjut Atas Pelanggaran AP dan KAP Tahun 2013 53 Tabel 19 Tindak Lanjut Atas Pelanggaran PP dan KJPP Tahun 2013 54 Tabel 20 Jumlah Temuan dan Tindak Lanjutnya Pada Unit Eselon I

Kementerian Keuangan 54

Tabel 21 Jumlah dan Jenis Risalah Putusan Pengadilan Pajak yang Dapat

Diakses Masyarakat 56

Tabel 22 Perbandingan Realisasi Penyerapan DIPA Per Jenis Belanja (TA.

2010 s.d. 2013) 58

Tabel 23 Jumlah Temuan dan Tindak Lanjutnya Pada Unit Eselon I

Kementerian Keuangan 60

Tabel 24 Policy Recommendation Sekretariat Jenderal yang Telah

Ditindaklanjuti 63

Tabel 25 Capaian JPM Sekretariat Jenderal 64

Tabel 26 Jumlah Peserta Diklat di Lingkungan Sekretariat Jenderal 66 Tabel 27 Nilai Kematangan Penerapan Manajemen Risiko Setjen Tahun 2013 68 Tabel 28 Penyelesaian Pembangunan Sistem Informasi Tahun 2013 72 Tabel 29 Realisasi DIPA Sekretariat Jenderal (Non Belanja Pegawai) Tahun

2013 73

Tabel 30 Realisasi DIPA Sekretariat Jenderal (Non Belanja Pegawai) (tanpa

PIP dan LPDP) Tahun 2013 73

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Strategi Setjen Tahun 2013 9

Gambar 2 Proses Perhitungan NKO Unit Yang Memiliki Peta Strategi 13 Gambar 3 Early Warning System pada Dashboard Opini Publik 45

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal Tahun

2013 27

Grafik 2 Distribusi Persepsi Stakeholders Setiap Layanan Sekretariat

Jenderal Tahun 2013 27

Grafik 3 Skor Kinerja Sekretariat Jenderal Sebagai Prime Mover 31 Grafik 4 Komposisi Jumlah Pelanggaran AP, KAP, PP, dan KJPP Tahun

2013 55

Grafik 5 Jenis pelanggaran AP, KAP, PP, dan KJPP Tahun 2013 55 Grafik 6 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2013 (Per Jenis

(5)

i

PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2013 disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban atas keberhasilan/kegagalan pencapaian Sasaran Strategis yang dibebankan kepada Sekretariat Jenderal. LAKIP ini disusun sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Secara eksternal, LAKIP dapat berperan sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif, dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka menuju tercapainya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Sedangkan secara internal, LAKIP

merupakan salah satu alat kendali sekaligus alat untuk memacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi yang ada di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan, penyelenggaraan pengelolaan

administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan, penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Kementerian lain, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan lembaga lain yang terkait dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan

Selanjutnya dalam melaksanakan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya, Sekretariat Jenderal telah ditetapkan sebagai penggerak utama (prime mover) Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan yang mempunyai peran sangat strategis terutama dalam menjalankan proses bisnis dan penataan organisasi,

Kiagus Ahmad Badaruddin

(6)

ii

Demikian LAKIP Tahun 2013 ini disusun agar setiap pemangku kepentingan mendapatkan gambaran yang jelas dan transparan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal, dalam rangka pencapaian visi dan misi yang dibebankan kepada Sekretariat Jenderal.

Jakarta, Januari 2014 Sekretaris Jenderal,

Kiagus Ahmad Badaruddin NIP 19570329 197803 1 001

(7)

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sekretariat Jenderal dalam program dan action plan tahun 2010-2014, dinyatakan sebagai penggerak utama (prime mover) Transformasi Kelembagaan, berperan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi terutama dalam menjalankan proses bisnis, penataan kelembagaan,

capacity building, pemanfaatan TIK serta memberikan counseling

serta coaching dalam pelaksanaan tugasnya. Sekretariat Jenderal selain mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, ke depannya tidak hanya memberikan pelayanan teknis dan administratif pada semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, tetapi juga harus berperan sebagai pemikir/analis dan penggerak utama (prime mover). Dalam menjalankan peran strategis tersebut, pelaksanaannya

dilakukan antara lain dengan menyediakan dana/belanja operasional, menyediakan sarana dan prasarana, menyempurnakan organisasi dan ketatalaksanaan, serta menyempurnakan dan membangun hukum/ peraturan perundang-undangan dengan mengikuti perkembangan aspirasi masyarakat, pelayanan informasi di bidang keuangan negara dan teknologi informasi serta dukungan yang bersifat administratif lainnya agar pelaksanaan tugas pimpinan dapat dilaksanakan secara optimal.

Secara rinci peran strategis dimaksud dapat dilihat dalam Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Jenderal Tahun 2013, sebagaimana yang akan diuraikan dalam Bab II tentang Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, dimana pada tahun 2013 telah

ditetapkan 15 (lima belas) Sasaran Strategis dengan 33 (tiga puluh tiga) IKU.

Namun, dalam perkembangannya IKU Persentase Penyelesaian Kebijakan SDM atas Dasar Merit System (SJ-6.1) dan IKU Persentase Penyelesaian Blueprint Manajemen SDM (SJ-6.2) dihapuskan dari Kontrak Kinerja melalui addendum Kontrak Kinerja Nomor 1A/KK/2013 dan diintegrasikan capaiannya dalam IKU Persentase Penyelesaian

Blueprint Transformasi Kelembagaan (SJ-3.1), sehingga total IKU yang

(8)

iv

1. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Peran Penggerak Utama yang Andal (SJ-1).

Sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) IKU, yaitu:

a. Indeks Ketetepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut Instruksi Presiden (SJ-1.1), dengan target 80 (tepat waktu), terealisasi 100 sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

b. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (SJ-1.2), dengan target 4,02, terealisasi 4,02 sehingga diperoleh nilai capaian 100%. c. Indeks Persepsi Stakeholder Terhadap Peran Setjen Sebagai

Penggerak utama (SJ-1.3), dengan target 3, terealisasi 4,09 sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

2. Sasaran Strategis 2: SDM yang Berkompetensi Tinggi (SJ-2). Sasaran ini didukung oleh 1 (satu) IKU, yaitu Persentase Pejabat Kementerian Keuangan yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi (SJ-2.1), dengan target 87%, terealisasi 88,53% sehingga diperoleh nilai capaian 101,76 %.

3. Sasaran Strategis 3: Organisasi yang Adaptif (SJ-3).

a. Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan (SJ-3.1), dengan target 100%, terealisasi 98% sehingga diperoleh nilai capaian 98%

b. Jumlah Penyelesaian SOP-Link (SJ-3.2), dengan target 15 SOP terealisasi 17 SOP sehingga diperoleh nilai capaian 113,33%. 4. Sasaran Strategis 4: Perwujudan TIK yang Terintegrasi (SJ.4).

Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu :

a. Persentase Integrasi TIK Kemenkeu (SJ-4.1) dengan target 80%, terealisasi 80% sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

b. Persentase Downtime Layanan TIK (SJ-4.2) dengan target 5%, terealisasi 0,04% sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

5. Sasaran Strategis 5: Pengelolaan Keuangan yang Akuntabel (SJ-5). Sasaran ini didukung oleh IKU Indeks Opini BPK atas LK BA 015 (SJ.5.1) dengan target 4, terealisasi 4 sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

6. Sasaran Strategis 6: Perencanaan dan Rumusan Kebijakan Yang Berkualitas (SJ.6).

Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu

a. Persentase Penyelesaian Kebiajakan SDM atas dasar Merit

System (SJ-6.1)

b. Persentase Penyelesaian Blueprint Manajemen SDM (SJ-6.2) Kedua IKU tersebut dalam perkembangannya dihapuskan melalui

(9)

v

7. Sasaran Strategis 7: Layanan Legislasi dan Litigasi Yang Andal (SJ-7).

Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Waktu Rata-Rata Penyelesaian RKMK/RPMK Waktu (SJ-7.1), dengan target 7 hari kerja, terealisasi 5,55 hari kerja sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

b. Persentase Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang Dimenangkan (SJ-7.2) dengan target 65%, terealisasi 97,05% sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

8. Sasaran Strategis 8: Menumbuhkan Kepercayaan dan Dukungan Publik Terhadap Kebijakan Kemenkeu (SJ-8).

Sasaran ini didukung oleh 1 (satu) IKU, yaitu Persentase Opini Positif Pemberitaan Kementerian Keuangan pada Media (SJ-8.1), dengan target 75%, terealisasi 94,17% sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

9. Sasaran Strategis 9: Pengelolaan Aset yang Efektif dan Efisien (SJ-9).

Sasaran ini didukung oleh 1 (satu) IKU, yaitu Persentase Penelusuran Selisih Hasil Inventarisasi dan Penilaian BMN pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Keuangan, dengan target 85%, terealisasi 90,04% sehingga diperoleh nilai capaian 105,93%. 10. Sasaran Strategis 10: Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas

Lainnya (SJ-10).

Sasaran ini didukung oleh 5 (lima) IKU, yaitu:

a. Realisasi Penyaluran Investasi Pemerintah (SJ-10.1) dengan target 10,296T, terealisasi 583,564M sehingga diperoleh capaian 5,7%.

b. Persentase Realisasi Paket Lelang Secara Elektronik di Lingkungan Kementerian Keuangan (SJ-10.2) dengan target 100%, terealisasi 108,10% sehingga diperoleh nilai capaian 108,10%.

c. Persentase Pelanggaran oleh AP, KAP, PP, dan KJPP terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Ditindaklanjuti (SJ-10.3) dengan target 90%, terealisasi 100% sehingga diperoleh nilai capaian 111,11%.

d. Persentase Kesesuaian Penyaluran Dana Pendidikan terhadap Standar Pelayanan Minimum Layanan Program (SJ-10.4) dengan target 80%, terealisasi 95,76% sehingga diperoleh nilai

(10)

vi

11. Sasaran Strategis 11: Monitoring dan Evaluasi yang Terukur dan Efektif (SJ.11) .

Sasaran ini didukung oleh 4 (empat) IKU, yaitu:

a. Persentase Penyerapan DIPA Kementerian Keuangan (Non Belanja Pegawai) (SJ-11.1) dengan target 95%, terealisasi 87,07% sehingga diperoleh nilai capaian 91,66%.

b. Persentase Temuan BPK yang Selesai Ditindaklanjuti (SJ-11.2) dengan target 85%, terealisasi 94% sehingga diperoleh nilai capaian 110,59%.

c. Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Kebijakan Menteri Keuangan Hasil Rapat Pimpinan (SJ-11.3) dengan target 85%, terealisasi 88,16% sehingga diperoleh nilai capaian 103,72%. d. Persentase Policy Recommendation Hasil Pengawasan yang

Ditindaklanjuti (SJ-11.4) dengan target 90%, terealisasi 100% sehingga diperoleh nilai capaian 111,11%.

12. Sasaran Strategis 12: SDM Setjen yang Berkompetensi Tinggi (SJ-12.1).

Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Persentase Pejabat Sekretariat Jenderal yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan (SJ-12.1) dengan target 88%, terealisasi 90,50% sehingga diperoleh nilai capaian 102,84%. b. Persentase Pegawai Sekretariat Jenderal yang Memenuhi

Standar Jamlat (SJ-12.2) dengan target 50%, terealisasi 71,19% sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

13. Sasaran Strategis 13: Organisasi Setjen yang Adaptif (SJ-13). Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu

a. Nilai Reformasi Birokrasi Setjen (SJ-13.1) dengan target 92, terealisasi 95,27 sehingga diperoleh nilai capaian 103,55%. b. Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Resiko (SJ-13.2),

dengan target 55 (risk defined) terealisasi 57,02 sehingga diperoleh nilai capaiain 103,67%.

14. Sasaran Strategis 14: Pengelolaan Layanan TIK yang andal (SJ.14). Sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) IKU, yaitu :

a. Persentase Akurasi Data SIMPEG (SJ-14.1), dengan target 100%, terealisasi 100% sehingga diperoleh nilai capaian 100%. b. Persentase Pertukaran Data oleh Unit Eselon I (SJ-14.2) dengan

target 100%, terealisasi 100% sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

(11)

vii

15. Sasaran Strategis 15: Pelaksanaan Anggaran Setjen yang Optimal (SJ.15)

Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu

a. Persentase Penyerapan DIPA Setjen (Non Belanja Pegawai) (SJ-15.1) dengan target 95%, terealisasi 64,56% sehingga diperoleh nilai capaian 67,96%.

b. Persentase Penyelesaian Kegiatan Belanja Modal dalam DIPA Setjen (SJ-15.2) dengan target 98%, terealisasi 87,86% sehingga diperoleh nilai capaian 89,59%.

Dari 31 (tiga puluh satu) IKU tersebut, terdapat beberapa IKU yang tidak mencapai 100% adalah sebagaimana tampak pada Tabel 1 berikut ini.

TABEL 1

REALISASI IKU-IKU YANG TIDAK MENCAPAI TARGET

SASARAN

STRATEGIS (SS) KODE IKU IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Organisasi Yang

Adaptif (SJ.3) SJ-3.1 Persentase Penyelesaian

Blueprint Transformasi Kelembagaan 100% 98% 98 Peningkatan Tugas Lainnya (SJ.10) SJ-10.1 Realisasi Penyaluran Investasi Pemerintah 10,296T 583,564M 5,7% Montitoring dan Evaluasi yang Terukur dan Efektuf (SJ.11) SJ-11.1 Persentase Penyerapan DIPA Kementerian Keuangan (Non Belanja Pegawai) 95% 87,07% 91,66% Pelaksanaan Anggaran Setjen yang Optimal (SJ.15) SJ-15.1 Persentase Penyerapan DIPA Setjen (Non Belanja Pegawai)

95% 64,56% 67,96%

SJ-15.2 Persentase Penyelesaian Kegiatan Belanja Modal dalam DIPA Setjen

(12)

1

BAB I - PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

Tugas, Fungsi dan Struktur Sekretariat Jenderal Peran Strategis Sekretariat Jenderal

(13)

2

BAB I - PENDAHULUAN

TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR

SEKRETARIAT JENDERAL

Sebagai unit yang berperan dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unit di lingkungan Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu Sekretariat Jenderal juga melakukan pembinaan dalam pelaksanaan tugasnya antara lain di bidang sistem informasi dan teknologi keuangan, pembinaan akuntan dan jasa penilai, pelayanan bantuan hukum, harmonisasi kebijakan Menteri Keuangan, pelaksanaan investasi pemerintah, layanan pengadaan secara elektronik, administrasi pengadilan pajak, dan pelayanan teknis dan administratif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Komite Pengawas Perpajakan.

Tugas dan fungsi di atas dilaksanakan oleh 8 (delapan) Biro, 5 (lima) Pusat, 2 (dua) Sekretariat, 1 Badan Layanan Umum, serta 3 (tiga) orang Tenaga Pengkaji sebagaimana tampak pada Tabel 2.

TABEL 2

UNIT-UNIT ESELON II DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

NO NAMA UNIT

1. Biro Perencanaan dan Keuangan 2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan 3. Biro Hukum

4. Biro Bantuan Hukum 5. Biro Sumber Daya Manusia

6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi 7. Biro Perlengkapan

8. Biro Umum

9. Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan 10. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai 11. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan 12. Pusat Investasi Pemerintah

13. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik 14. Sekretariat Pengadilan Pajak

(14)

3

BAB I - PENDAHULUAN

Dalam program dan action plan Tahun 2010-2014 Sekretariat Jenderal selaku unit organisasi penggerak utama (prime mover) Transformasi Kelembagaan pada Kementerian Keuangan mempunyai peran yang sangat strategis dalam reformasi birokrasi terutama dalam menjalankan proses bisnis serta memberikan counseling dan coaching di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, capacity building and human

resources development, dan pemanfaatan TIK. Sekretariat Jenderal ke

depan tidak hanya menitikberatkan pada fungsi supporting saja, tetapi harus lebih menitikberatkan pada peran sebagai pemikir/analis dan penggerak utama (prime mover) Transformasi Kelembagaan.

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan kegiatan Sekretariat Jenderal didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 2.867 orang (Biro SDM, per 31 Desember 2012) sebagaimana terdapat pada Tabel 3. Sebagai prime mover tentu diperlukan SDM yang berkompetensi tinggi yang tercermin dari pegawai Sekretariat Jenderal yang memiliki persentase pegawai dengan jenjang pendidikan Sarjana/D-IV ke atas sebesar 62,78% (1.800 orang) dari total pegawai Sekretariat Jenderal. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata Kementerian Keuangan sebesar 47.60%. Komposisi pegawai Sekretariat Jenderal berdasarkan pendidikan disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut.

TABEL 3

JUMLAH SDM BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH

1. SD 24 Orang

2. SMP 33 Orang

3. SMU/D-I/D-II 555 Orang

4. Diploma-III (D-III) 455 Orang

5. Diploma-IV (D-IV) 64 Orang

6. Sarjana (S1) 1334 Orang

7. Master/S2 392 Orang

8. Doktor/S3 10 Orang

(15)

4

BAB I - PENDAHULUAN

PERAN STRATEGIS SEKRETARIAT

JENDERAL

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lingkungan Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal memiliki peran strategis antara lain: 1. menyiapkan penyusunan rencana program jangka panjang, jangka

menengah, jangka pendek dan srategik, mengolah, menelaah dan mengkoordinasikan perumusan program dan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian, serta melaksanakan pengelolaan dan pembinaan keuangan Kementerian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian;

3. mengkoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan, serta memberikan bantuan hukum dan pertimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian; 4. melaksanakan pengelolaan dan pembinaan kepegawaian di

lingkungan Kementerian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. mengkoordinasikan penyusunan program komunikasi publik, mengkomunikasikan kebijakan fiskal dan hasil pelaksanaannya, melaksanakan edukasi publik mengenai peraturan perundangan di bidang keuangan dan mengelola opini publik dalam rangka mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat serta menyiapkan penyelenggaraan rapat kerja dan pembahasan rancangan undang-undang bidang keuangan dengan Dewan Perwakilan Rakyat;

6. melaksanakan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan/kekayaan Kementerian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

7. membina pelaksanaan ketatausahaan Kementerian dan

melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga serta pemberian pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas Kantor pusat Kementerian.

(16)

5

BAB I - PENDAHULUAN

SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan ini disusun degan menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

BAB II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan BAB IV Penutup

Sesuai dengan tugas dan fungsi tersebut di atas, selama Tahun 2013 Sekretariat Jenderal telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti diuraikan dalam Bab II laporan ini.

(17)

6

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN

PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis

Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran K/L, dan Kontrak Kinerja Penetapan Kinerja

Pengukuran Kinerja

(18)

7

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra–KL) adalah dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) Kementerian/Lembaga yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, yang disusun dengan menyesuaikan kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) dan bersifat indikatif. Renstra Unit yang merupakan platform Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan atas pelaksanaan Visi dan Misi Kementerian Keuangan dan akan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan program dan kegiatannya.

Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang bersifat mendasar dan dibuat secara integral, efisien, dan koordinatif. Dalam kurun waktu 2010-1014 dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun dan memperhitungkan potensi, peluang, serta kendala yang ada maupun tantangan yang mungkin terjadi, Sekretariat Jenderal melaksanakan pembinaan dan perencanaan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, organisasi dan tatalaksana, hukum, hubungan antar lembaga dan masyarakat, dan administrasi serta koordinasi terhadap pelaksanaan kerja unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, visi Sekretariat Jenderal yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-38/ SJ/2010 adalah:

MENJADI PENGGERAK UTAMA REFORMASI BIROKRASI DAN TRANSFORMASI KELEMBAGAAN UNTUK TERCAPAINYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN NEGARA YANG

(19)

8

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KERJA, RENCANA KERJA

DAN ANGGARAN K/L, DAN KONTRAK

KINERJA

Berdasarkan Renstra Tahun 2010-2014, Kementerian Keuangan

menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil program induknya, dan dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, prakiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya.

Keterkaitan antara Renja dan RKA adalah RKA memuat informasi yang tertuang dalam Renja, termasuk informasi alokasi pendanaan yang telah dimutakhirkan sesuai dengan kemampuan fiskal pemerintah (resources

envelope). Informasi pendanaan dalam RKA memuat informasi Rincian

Anggaran, antara lain: output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok belanja.

Kementerian Keuangan telah menerapkan Balanced Scorecard (BSC) sebagai metode mengukur organisasi dan pegawai. BSC Kementerian Keuangan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454 /KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 336 /KMK.01/2012 terdiri dari dari sasaran-sasaran strategis dimana setiap sasaran-sasaran strategis menjadi basis dalam penentuan Indikator Kinerja Utama (IKU).

IKU dalam setiap Sasaran Strategis dilengkapi dengan target, unit penanggung jawab, dan inisiatif strategis yang akan dimonitoring dan dievaluasi secara berkala. Penerapan BSC di lingkungan Kementerian Keuangan berfungsi sebagai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang memuat indikator kinerja dan target capaian kinerja pada suatu tahun anggaran. IKU dan target capaiannya disusun dengan memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan serta penganggaran yang telah ditetapkan untuk menjamin keterkaitan antara dokumen perencanaan dan penganggaran serta RKT di lingkungan Kementerian Keuangan. IKU dan target IKU yang dicantumkan dalam Kontrak Kinerja (baik

(20)

9

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

PENETAPAN KINERJA

Penetapan/perjanjian kinerja merupakan instrumen pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi, dan merupakan tekad dan janji yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/ kinerja. Dengan demikian, penetapan/perjanjian kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.

Penetapan/perjanjian kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal telah dilakukan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Metode BSC digunakan sebagai instrumen perencanaan kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dituangkan menjadi Sasaran Strategis. Sasaran strategis adalah faktor utama yang dikembangkan menjadi ukuran-ukuran strategis (IKU) dan targetnya. Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target yang dimaksud secara optimal dan tepat waktu, visi dan misi Sekretariat Jenderal harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan Sasaran Strategis (SS). Sasaran strategis ini dipetakan di dalam peta strategi. BSC yang digunakan di Sekretariat Jenderal menerapkan 3 (tiga) perspektif, yaitu: Stakeholders/Customers

Perspective, Internal Process Perspective, dan Learning and Growth Perspective. Tiga perspektif tersebut kemudian diuraikan ke dalam 15

(lima belas) Sasaran Strategis sebagaimana tampak pada Gambar 1 pada halaman berikut.

VISI Menjadi Penggerak Utama Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembaggan untuk Tercapainya Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Negara yang Dipercaya dan Akuntabel

Stakeholder/Customer

Perspective

nal Pr

ocess

1. Menteri Keuangan 2. Unit Eselon I Kemenkeu 3. Kementerian/Lembaga 4. Masyarakat Umum SJ.2 SDM yang Berkompetensi Tinggi SJ.3 Organisasi yang Adaptif

SJ.4 Perwujudan TIK yang

Terintegrasi SJ.5 Pengelolaan Keuangan yang Akuntabel SJ.1 Terwujudnya Peran Penggerak Utama yang

Andal

Perencanaan dan Perumusan

SJ.6 Perencanaan dan Rumusan Kebijakan yang Berkualitas

Pengelolaan

SJ.7 Layanan Legislasi dan

Litigasi yang Andal

SJ.8 Menumbuhkan Kepercayaan dan Dukungan Publik terhadap

Kebijakan Menkeu

Pengendalian Mutu dan Tertib Administrasi

SJ.11 dan Evaluasi yang Terukur

(21)

10

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

Jumlah Sasaran Strategis yang dikembangkan oleh Sekretariat Jenderal pada Peta Strategis (Strategy Map) Sekretariat Jenderal adalah 15 (lima belas) Sasaran Strategis (SS) dengan 33 (tiga puluh tiga) IKU, sebagaimana tampak pada Tabel 4 pada halaman berikut. Rincian selengkapnya tentang IKU tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

TABEL 4

SASARAN STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL 2013

SASARAN STRATEGIS 1

TERWUJUDNYA PERAN PENGGERAK UTAMA YANG ANDAL

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian

Tindak Lanjut Instruksi Presiden (tepat waktu)81.67 (tepat waktu)80 -Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 3.90 4.02

Indeks Persepsi Stakeholder Terhadap Peran Setjen Sebagai Penggerak Utama

N/A 3

-SASARAN STRATEGIS 2 SDM YANG BERKOMPETENSI TINGGI

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase pejabat Kementerian Keuangan yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

85.98% 87 %

SASARAN STRATEGIS 3 ORGANISASI YANG ADAPTIF

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Penyelesaian Blue Blueprint Transformasi

Kelembagaan N/A 100 %

Jumlah Penyelesaian SOP-Link 14 15 SOP

SASARAN STRATEGIS 4 PERWUJUDAN TIK YANG TERINTEGRASI

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Integrasi TIK Kemenkeu 53,78 80 %

Persentase Downtime Layanan TIK N/A 5 %

SASARAN STRATEGIS 5

PENGELOLAAN KEUANGAN YANG AKUNTABEL

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

(22)

-11

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

SASARAN STRATEGIS 7

LAYANAN LEGSLASI DAN LITIGASI YANG ANDAL

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Waktu rata-rata penyelesaian RKMK/

RPMK N/A 7 KerjaHari

Persentase Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang Dimenangkan

78,95 65 %

SASARAN STRATEGIS 8

MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN PUBLIK TERHADAP KEBIJAKAN KEMENKEU

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Opini Positif Pemberitaan

Kementerian Keuangan pada Media N/A 75 %

SASARAN STRATEGIS 9

PENGELOLAAN ASET YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Penelusuran Selisih Hasil Inventarisai dan Penilaian BMN pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Keuangan

N/A 85 %

SASARAN STRATEGIS 10

PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN TUGAS LAINNYA

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Realisasi Penyaluran Investasi Pmerintah 3,260 10,296 Triliun Rp Persentase Realisasi Paket Lelang

Secara Elektronik di Lingkungan Kementerian Keuangan

N/A 100 %

Persentasi Pelanggaran oleh AP, KAP, PP dan KJPP terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang ditindaklanjuti

N/A 90 %

Persentase Kesesuaian Penyaluran Dana Pendidikan Terhadap Standar Pelayanan Minimum Layanan Program

N/A 80 %

Jumlah Risalah Putusan Pengadilan

Pajak yang Dapat Diakses Masyarakat N/A 3.100 buah

SASARAN STRATEGIS 11

MONITORING DAN EVALUASI TERUKUR DAN EFEKTIF

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Penyerapan DIPA

(23)

12

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

SASARAN STRATEGIS 12

SDM SETJEN YANG BERKOMPETENSI TINGGI

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Pejabat Sekretariat Jenderal yang telah Memenuhi Standar Kompentensi Jabatan

87,40 88 %

Persentase Pegawai Sekretariat Jenderal

yang Memenuhi Jamlat* N/A 50 %

SASARAN STRATEGIS 13 ORGANISASI SETJEN YANG ADAPTIF

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Nilai Reformasi Birokrasi Setjen 93,38 92 -Tingkat Kematangan Penerapan

Manajemen Resiko N/A (Risk Define)55

-SASARAN STRATEGIS 14 PENGELOLAAN LAYANAN TIK YANG ANDAL

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Akurasi Data SIMPEG 100 100 %

Persentase Pertukaran Data oleh Unit

Eselon I N/A 100 %

Persentase Penyelesaian Pembangunan Sistem Informasi yang Mendukung Proses

N/A 80 %

SASARAN STRATEGIS 15

PELAKSANAAN ANGGARAN SETJEN YANG OPTIMAL

IKU REALISASI 2012 TARGET 2013 SATUAN

Persentase Penyerapan DIPA Setjen

(Non Belanja Pegawai)* 66,17 95 %

Persentase Penyelesaian Kegiatan

(24)

13

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

PENGUKURAN KINERJA

Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja, Kementerian Keuangan berpedoman kepada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454 /KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 336 /KMK.01/2012. Capaian kinerja

organisasi dikenal dengan istilah Nilai Kinerja Organisasi (NKO). Proses perhitungan NKO untuk unit yang memiliki peta strategi dapat digambarkan dalam tahapan sebagai berikut:

GAMBAR 2

PROSES PERHITUNGAN NKO UNIT YANG MEMILIKI PETA STRATEGI

Capaian IKU Nilai Strategis Sasaran (NSS) Nilai Kinerja Perspektif (NKP) Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

Metode pengukuran pencapaian indikator kinerja yang digunakan, dibagi berdasarkan ekspektasi arah nilai aktual dari IKU dibandingkan relatif terhadap nilai target. Berdasarkan pembagian tersebut, IKU Kementerian Keuangan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

IKU Maximize IKU Minimize IKU Stabilize

Nilai aktual/realisasi/

pencapaian Indikator Kinerja diharapkan lebih tinggi dari target.

Nilai aktual/realisasi/

pencapaian Indikator Kinerja diharapkan lebih kecil dari target.

Nilai aktual/realisasi/

pencapaian Indikator Kinerja diharapkan berada dalam suatu rentang target tertentu.

Contoh : jumlah pendapatan

negara. Contoh : rasio beban utang terhadap rata-rata

outstanding utang.

Contoh : Rasio jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja.

Capaian IKU ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar

120%;

2. indeks capaian IKU dikonversikan menjadi maximize semua agar sebanding dengan yang lainnya;

(25)

14

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

a. apabila realisasi pencapaiannya melebihi target, maka indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120%; dan

b. apabila realisasi pencapaiannya tidak memenuhi target, maka indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan konversi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target adalah sebagai berikut:

1. IKU Maximize

INDEKS CAPAIAN = REALISASI

TARGET X 100%

2. IKU Minimize

INDEKS CAPAIAN = [ 1 + (1 – REALISASI/TARGET) ] X 100%

3. IKU Stabilize

Ca = CAPAIAN AWAL Ca = REALISASI/TARGET X 100%

C = CAPAIAN

a. Apabila Realisasi > Target, maka C = 100 – (Ca-100), Ca Maksimum adalah 200%;

b. Apabila Realisasi < Target, maka C = Ca

CAPAIAN INDEKS CAPAIAN

100 120 90 100 67,5 75 45 50 22,5 25 0 0 RUMUS I = In + CIn+1 - In n+1 - Cn C - Cn I : Indeks capaian

: Indeks capaian dibawahnya In

: Indeks capaian diatasnya In+1

: Capaian dibawahnya Cn

: Capaian diatasnya Cn+1

(26)

15

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

jam kerja yang ideal adalah 3%. Semakin sedikit pegawai yang mengikuti pelatihan, berarti kurangnya kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan diri. Sebaliknya, rasio yang semakin besar menunjukkan ketidakefektifan bekerja. Oleh karena itu, capaian yang diharapkan adalah mendekati ideal 3%. Jika realisasi capaian tepat 3%, rumus stabilize akan menghasilkan nilai 120%.

(27)

16

BAB II - RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA

ORGANISASI

Monitoring adalah aktivitas berkala untuk menjamin pencapaian target yang telah ditetapkan. Pengumpulan data capaian kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan yang menjadi bahan monitoring dilakukan secara bottom-up.

Evaluasi merupakan kegiatan mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dan sesuai dengan rencana, serta untuk mengetahui dampak dari pencapaian tujuan tersebut. Evaluasi berguna bagi pengambil keputusan untuk menetapkan apakah kegiatan akan dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau ditingkatkan. Hasil monitoring digunakan untuk melaksanakan evaluasi yang disampaikan dalam forum Rapat Pimpinan Kinerja (Rapimja).

(28)

17

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA DAN

AKUNTABILITAS KEUANGAN

Capaian IKU

Evaluasi dan Analisis Kinerja Kinerja Lainnya Prestasi Lainnya Akuntabilitas Keuangan

(29)

18

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU)

Pada tahun 2013, Menteri Keuangan telah menetapkan 15 (lima belas) Sasaran Strategis dan 33 (tiga puluh tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk Sekretariat Jenderal. Namun, dalam perkembangannya IKU Persentase Penyelesaian Kebijakan SDM atas Dasar Merit System (SJ-6.1) dan IKU Persentase Penyelesaian Blueprint Manajemen SDM (SJ-6.2) dihapuskan dari Kontrak Kinerja melalui addendum Kontrak Kinerja Nomor 1A/KK/2013 dan diintegrasikan capaiannya dalam IKU Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan (SJ-3.1). Berdasarkan perubahan sesuai addendum kontrak kinerja tersebut, pada Tahun 2013 Sekretariat Jenderal melaksanakan 14 (emopat belas) Sasaran Strategis dan 31 IKU yang menjadi kontrak kinerja Sekretariat jenderal kepada Menteri Keuangan. Di antara 31 (tiga puluh satu) IKU tersebut, terdapat 18 (delapan belas) IKU utama yang merupakan bagian dari Sasaran Strategis Kementerian Keuangan (Kemenkeu-Wide) Tahun 2013. Pencapaian dari 18 (delapan belas) IKU tersebut disajikan pada tabel berikut.

(30)

19

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

TABEL 5

CAPAIAN IKU KEMENKEU-ONE YANG DI-CASCADE DARI KEMENKEU-WIDE TAHUN 2013

SASARAN STRATEGIS (SS) KODE

IKU IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Terwujudnya Peran

Penggerak Utama (SJ.1) SJ-1.1 Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut Instruksi Presiden (tepat waktu)80 100 120% SJ-1.2 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4,02 4,02 100% SDM yang Berkompetensi

Tinggi (SJ.2) SJ-2.1 Persentase Pejabat Kementerian Keuangan Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi 87% 88,53% 101,76% Organisasi Yang Adaptif

(SJ.3) SJ-3.1 Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan 100% 98% 98% Perwujudan TIK yang

Terintegrasi (SJ.4) SJ-4.1SJ-4.2 Persentase Integrasi TIK KemenkeuPersentase Downtime Layanan TIK 80%5% 0,04%80% 100%120% Pengelolaan Keuangan Yang

Akuntabel (SJ.5) SJ-5.1 Indeks Opini BPK atas LK BA 015 4 4 100%

Layanan Legislasi dan

Litigasi Yang Andal (SJ.7) SJ-7.1 Waktu Rata-Rata Penyelesaian RKMK/RPMK Hari Kerja7 Hari Kerja5,55 120% Monitoring dan Evaluasi

yang Terukur dan Efektif (SJ.11)

SJ-11.1 Persentase Penyerapan DIPA Kementerian

Keuangan (Non Belanja Pegawai) 95% 87,07% 91,66% SJ-11.4 Persentase Policy Recommendation Hasil

Pengawasan yang Ditindaklanjuti 90% 100% 111,11% SDM Setjen yang

Berkompetensi Tinggi (SJ.12)

SJ-12.2 Persentase Pegawai Sekretariat Jenderal

yang Memenuhi Standar Jamlat 50% 71,19% 120% Organisasi Setjen Yang

Adaptif (SJ.13) SJ-13.1 Nilai Reformasi Birokrasi SetjenSJ-13.2 Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen 92 95,27 103,55%

Risiko (risk defined)55 57,02 103,67%

Pengelolaan Layanan TIK

yang Andal (SJ.14) SJ-14.1 Persentase Akurasi Data SIMPEGSJ-14.2 Persentase Pertukaran Data oleh 100% 100% 100%

Unit Eselon I 100% 100% 100%

SJ-14.3 Persentase Penyelesaian Pembangunan Sistem Informasi yang Mendukung Proses Bisnis

80% 88,83% 111,03%

Pelaksanaan Anggaran

Setjen yang Optimal (SJ.15) SJ-15.1 Persentase Penyerapan DIPA Setjen (Non Belanja Pegawai) 95% 64,56% 67,96% SJ-15.2 Persentase Penyelesaian Kegiatan Belanja

Modal dalam DIPA Setjen 98% 87,86% 89,59%

(31)

20

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Selain 18 (delapan belas) IKU yang sudah dikontrakkinerjakan dan merupakan cascade dari Kemenkeu-Wide sebagaimana disajikan pada Tabel 5 di atas, terdapat 13 (tiga belas) IKU lain yang diperjanjikan dalam Peta Strategi Sekretariat Jenderal Tahun 2013 sebagaimana tampak pada tabel sebagai berikut.

TABEL 6

CAPAIAN KEMENKEU-ONE SEKRETARIAT JENDERAL SELAIN IKU KEMENKEU-ONE YANG DI-CASCADE

DARI KEMENKEU-WIDE TAHUN 2013

SASARAN STRATEGIS (SS) KODE

IKU IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Terwujudnya Peran Penggerak

Utama (SJ.1) SJ-1.3 Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai Penggerak Utama 3 4,09 120% Organisasi Yang Adaptif (SJ.3) SJ-3.2 Jumlah Penyelesaian SOP-Link 15 SOP 17 SOP 113,33% Layanan Legislasi dan Litigasi

Yang Andal (SJ.7) SJ-7.2 Persentase Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang Dimenangkan

65% 97,05% 120%

Menumbuhkan Kepercayaan dan Dukungan Publik Terhadap Kebijakan Kemenkeu (SJ.8)

SJ-8.1 Persentase Opini Positif Pemberitaan

Kementerian Keuangan pada Media 75% 94,17% 120% Pengelolaan Aset yang Efektif

dan Efisien (SJ.9) SJ-9.1 Persentase Penelusuran Selisih Hasil Inventarisasi dan Penilaian BMN pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Keuangan

85% 90,04% 105,93%

Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Lainnya (SJ.10)

SJ-10.1 Realisasi Penyaluran Investasi Pemerintah 10,296T 583,564M 5,7% SJ-10.2 Persentase Realisasi Paket Lelang Secara

Elektronik di Lingkungan Kementerian Keuangan

100% 108,10% 108,10%

SJ-10.3 Persentase Pelanggaran oleh AP, KAP, PP, dan KJPP terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Ditindaklanjuti

90% 100% 111,11%

SJ-10.4 Persentase Kesesuaian Penyaluran Dana Pendidikan terhadap Standar Pelayanan Minimum Layanan Program

80% 95,76% 119,7%

SJ-10.5 Jumlah Risalah Putusan Pengadilan Pajak

yang Dapat Diakses Masyarakat 3.100 3.292 106,19% Monitoring dan Evaluasi yang

Terukur dan Efektif (SJ.11) SJ-11.2 Persentase Temuan BPK yang Selesai Ditindaklanjuti 85% 94% 110,59% SJ-11.3 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kebijakan Menteri Keuangan Hasil Rapat Pimpinan

85% 88,16% 103,72%

SDM Setjen yang Berkompetensi

Tinggi (SJ.12) SJ-12.1 Persentase Pejabat Sekretariat Jenderal yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

88% 90,50% 102,84%

(32)

21

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Sekretariat Jenderal. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada IKU yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis sebagaimana ditetapkan dalam Peta Strategi Sekretariat Jenderal yang menjadi kontrak kinerja pada Tahun 2013 dapat tercapai. Penjelasan atas capaian setiap IKU Sekretariat Jenderal yang dikontrakkinerjakan pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut.

1. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Peran Penggerak Utama (SJ.1).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 3 (tiga) IKU, yaitu:

a. Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut Instruksi Presiden (SJ-1.1).

Target IKU dimaksud adalah 80 (tepat waktu) dan terealisasi 100, sehingga diperoleh nilai capaian 120%

Instruksi Presiden (Inpres) yang perlu ditindaklanjuti adalah seluruh aksi dan keluaran dalam Inpres yang harus dilaksanakan atau dihasilkan pada periode tahun berjalan dan menjadi tanggung jawab langsung Kementerian Keuangan. Pelaksanaan aksi serta monitoring dan evaluasi keluaran Inpres dilaksanakan oleh unit eselon I yang memiliki tugas, fungsi, dan kewenangan terkait atau unit yang ditunjuk langsung oleh Menteri Keuangan. Inpres dinyatakan telah selesai ditindaklanjuti apabila “ukuran keberhasilan target antara aksi” dalam Inpres telah dilaksanakan.

Target waktu untuk perhitungan capaian IKU adalah batasan waktu “ukuran keberhasilan target antara aksi” yang ditetapkan oleh Itjen. Nilai indeks pencapaian target adalah sebagaimana tabel berikut.

SJ-1.1

Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut Instruksi Presiden Target 80

Realiasasi 100 Capaian 120%

(33)

22

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

TABEL 7

NILAI INDEKS CAPAIAN KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN TINDAK LANJUT INPRES

TANGGAL PENYAMPAIAN INDEKS KETERANGAN

≥ 15 hari sebelum target IKU 100 Sangat Tepat Waktu

sesuai target IKU 80 Tepat Waktu

15 hari setelah target IKU 60 Cukup Tepat Waktu 30 hari setelah target IKU 40 Kurang Tepat Waktu 45 hari setelah target IKU 20 Tidak Tepat Waktu 60 hari setelah target IKU 0 Sangat Tidak Tepat Waktu

Perhitungan IKU ini menggunakan metode interpolasi, sebagai berikut:

INDEKS BAWAH+ ( (INDEKS ATAS - INDEKS BAWAH)

(HARI ATAS - HARI BAWAH) X(HARI REALISASI - HARI BAWAH) )

Capaian selama tahun 2013 adalah sebagaimana tabel berikut:

TABEL 8

PENYELESAIAN TINDAK LANJUT INPRES

NO UKURAN KEBERHASILAN PENYELESAIAN NILAI

1. Integrasi risalah putusan pengadilan pajak di

website Mahkamah Agung

Rapat koordinasi tanggal 26 Februari 2013 100 Surat kepada Sekretaris MA Nomor

S-720/SJ/2013 tanggal 22 Maret 2013 hal Pengintegrasian risalah putusan Pengadilan Pajak ke website MA 2. Penetapan nilai anti

korupsi, audience dan media komunikasi Pendidikan Dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)

Nota Dinas Kepala Biro SDM dengan Nomor ND-502/SJ.5/2013 tanggal 22 Maret 2013 100 3. Sosialisasi PBAK di Kementerian Keuangan berdasarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2012

Sosialisasi PBAK di Kementerian Keuangan pada hari Senin, 25 Maret 2013 100

4. Koordinasi pengintegrasian akses risalah putusan pengadilan pajak di

website MA

Surat Nomor S-032/SP/2013 tanggal 3 April 2013 perihal pengintegrasian Risalah Putusan Pengadilan Pajak ke Website Makamah Agung

100

Rapat Koordinasi tanggal 24 April 2013 dan tanggal 14 Mei 2013 dengan Panitera MA

5. Penyusunan

(34)

23

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

b. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (SJ-1.2).

Target IKU dimaksud adalah 4,02 dan terealisasi 4,02, sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan atas layanan unggulan Sekretariat Jenderal. Indeks kepuasan pengguna layanan diukur dari survei kepuasan pengguna layanan yang dilaksanakan mulai bulan Oktober s.d. November 2013. Survei dilaksanakan dengan bekerjasama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan in

depth interview. Survei dilakukan terhadap 241 responden.

Berdasarkan survei tersebut, nilai kepuasan pengguna layanan Sekretariat Jenderal Tahun 2013 sebesar 4,02 (naik 0,12 poin dari nilai 3,90 pada tahun 2012).

Terdapat 23 (dua puluh tiga) layanan unggulan Sekretariat Jenderal yang menjadi obyek survei yaitu meliputi:

1) Penyelesaian Usulan Revisi SAPSK/DIPA Tahun Anggaran 20XY Kementerian Keuangan BA 15

2) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) di Lingkungan Sekretariat Jenderal

3) Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SAI dan Penyusunan Laporan Keuangan, serta Pendampingan Pemeriksaan BPK

4) Penataan Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan Berdasarkan Usulan Unit Organisasi Eselon I 5) Penelaahan Perumusan Rancangan Peraturan

Perundang-Undangan

6) Penerbitan Pendapat hukum (Legal Opinion) atas pinjaman/hibah luar negeri pemerintah, purchase

agreement/indeture/subscription agreement/certificate of authorization untuk penerbitan/penjualan surat utang

negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional,

certificate purchase agreement/declaration of trust untuk

penerbitan/penjualan surat berharga syariah negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional

7) Pendampingan Menteri/Pejabat/Pegawai dan/atau Mantan Menteri/Pejabat/Pegawai Kementerian Keuangan Dalam

SJ-1.2

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Target 4,02

Realiasasi 4,02 Capaian 100%

(35)

24

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

12) Penatausahaan dan Pelaporan Pembayaran Langsung Belanja Pegawai dan Non Belanja Pegawai

13) Penatausahaan Produk Hukum Peraturan Menteri Keuangan

14) Penerbitan Pendapat Hukum (Legal Opinion) Atas Surat Jaminan Pemerintah (Letter Of Guarantee (LOG)), Surat Persetujuan Pemerintah (Letter Of Consent (LOC)) Atas Perjanjian Kredit (Loan Agreement) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dalam Rangka Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Bahan Bakar Batubara Untuk Proyek 10.000 MW

15) Pelayanan Penyelesaian Perizinan Akuntan Publik dan Penilai Publik

16) Penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha negara dan Uji Materiil

17) Layanan Konsultasi pengadaan Barang Jasa Pemerintah 18) Proses Penghapusan Barang Milik Negara

19) Layanan Service Desk

20) Layanan Koneksi Internet dan Surat Elektronik 21) Layanan Penerimaan Berkas Sengketa Pajak

(Penandatanganan Akta Permohonan Peninjauan kembali) 22) Layanan Penanganan Helpdesk

23) Pelatihan e-Procurement

Distribusi tingkat kepuasan pengguna jasa atas layanan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal dapat disajikan dalam grafik berikut.

GRAFIK 1

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2013

2.9

20.75 76.35

(36)

25

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas pengguna layanan Sekretariat Jenderal merasa puas akan layanan yang diberikan oleh unit-unit di lingkungan Sekretariat Jenderal. Adapun distribusi persepsi stakeholders atas layanan Sekretariat Jenderal pada tahun 2013 adalah sebagaimana grafik berikut.

GRAFIK 2

DISTRIBUSI PERSEPSI STAKEHOLDERS SETIAP LAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2013

0.80% 24% 71.80% 3.40% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Lebih Buruk dan

Jauh Lebih Buruk Sama Saja Lebih Baik dan Jauh Lebih Baik Tidak Tahu

Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa Sekretariat Jenderal telah berhasil memperbaiki kinerja layanannya. Terbukti bahwa 71,80% responden merasakan perubahan yang lebih baik dari layanan Sekretariat Jenderal. Layanan Sekretariat Jenderal yang mendapatkan nilai kepuasan yang tinggi dari stakeholders antara lain:

1) penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha negara dan Uji Materiil dengan nilai 4,32;

2) layanan Penanganan Helpdesk terkait e-procurement dengan nilai 4,30;

3) layanan Koneksi internet dan Surat Elektronik dengan nilai 4,29; dan

4) persiapan dan penyelenggaraan konferensi pers dengan nilai 4,29.

(37)

26

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

3) penelaahan perumusan peraturan perundang-undangan; dan

4) penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Hasil ini diperoleh dari Laporan Ringkas Survei Kepuasan Pengguna Layanan yang telah disampaikan oleh Tim Peneliti IPB melalui Surat Dekan Ekonomi dan Manajemen IPB nomor 2125/IT3.8/KS/2013 tanggal 31 Desember 2013. Laporan lengkap survei yang meliputi angka/nilai indeks dan uraian penjelasan mengenai kinerja layanan pada masing-masing unit, saat ini masih dalam proses penyusunan oleh Tim Peneliti IPB dan menurut rencana akan disampaikan pada akhir Januari 2014.

Selain melaksanakan survei kepuasan pengguna layanan, tim survei kepuasan pengguna layanan juga telah

menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai: 1). survei secara online (e-survei) di lingkungan Kementerian

Keuangan pada tanggal 9 Desember 2013 dengan para perwakilan dari unit-unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

2) Kepuasan Pengguna Layanan Setjen dan Peran Setjen sebagai Prime Mover yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2013 dengan mengundang para perwakilan dari unit-unit Eselon I selaku Stakeholders Setjen.

c. Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai Penggerak Utama (SJ-1.3).

Target IKU dimaksud adalah 3 dan terealisasi 4,09, sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauhmana Sekretariat Jenderal mampu berperan sebagai penggerak utama Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan di Lingkungan Kementerian Keuangan. Stakeholders Sekretariat Jenderal meliputi seluruh unit Eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan yang mendapat dukungan dan pembinaan dalam pengelolaan sumber daya aparatur. Peran

SJ-1.3

Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai Penggerak Utama

Target 3 Realiasasi 4,09 Capaian 120%

(38)

27

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Data capaian untuk unit Eselon I diperoleh dari survei

independen yang dikoordinasikan oleh Tim Reformasi Birokrasi dan Tranformasi Kelembagaan Pusat (TRBTKP). IKU ini diukur atas persepsi stakeholders terhadap Sekretariat Jenderal sebagai penggerak utama dan transformasi kelembagaan. Obyek survei yaitu layanan/tugas dan fungsi 8 (delapan) Biro dan Pusintek, sesuai dengan hasil pembahasan disajikan dalam tabel berikut.

TABEL 9

LAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL

NO UNIT LAYANAN/TUGAS DAN FUNGSI

1. Biro Perencanaan

dan Keuangan a. Penyelesaian usulan SAPSK/DIPA TA 20XY Kemenkeu BA 15 Pada Biro Cankeu

b. Bimtek Penyelenggaraan SAI dan Penyusunan Lap. Keuangan, serta Pendampingan Pemeriksaan BPK Bagian Aklap, Biro Cankeu 2. Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Penataan Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan 3. Biro Hukum a. Penelaahan Perumusan Peraturan

Perundang-Undangan

b. Penerbitan Pendapat Hukum (Legal

Opinion) atas PHLN pemerintah, purchase agreement/indenture/ subscription agreement/certificate of authorization untuk penerbitan/penjualan

SUN dalam valas di pasar perdana internasional, certificate purchase

agreement/declaration of trust untuk

penerbitan/penjualan SBSN dalam valas di pasar perdana internasional

4. Biro Sumber Daya

Manusia Penyelesaian Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan 5. Biro Bantuan Hukum Penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha

Negara, dan Uji Materiil

6. Biro Perlengkapan a. Layanan Konsultansi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

b. Proses Penghapusan Barang Milik Negara

7. Biro Komunikasi dan

Layanan Informasi a. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi(PPID) b. Penerbitan Media

c. Edukasi publik

(39)

28

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh TRBTKP, Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai

Penggerak Utama Tahun 2013 sebesar 4.02 (naik 0,19 poin dari nilai 3,90 pada tahun 2012) yakni puas atas peran Sekretariat Jenderal yang tertuang dalam kelompok perumusan kebijakan, inisiatif, koordinasi, komunikasi, pembinaan, dan bimbingan. Peran Sekretariat Jenderal sebagai penggerak utama (prime

mover) mengacu kepada kerangka kerja 3S Tim Konsultan McKinsey yaitu pada coorporate centre yang mempunyai

proposisi: Shaping, Safeguarding, dan Servicing.

1) Servicing mempunyai irisan yang sama dengan materi pertanyaan kuesioner yang menggambarkan 10 indikator pada kuesioner Survei Kepuasan Pengguna Layanan; 2) Shaping dan Safeguarding telah dirumuskan kedalam

beberapa pertanyaan yang merupakan pertanyaan khusus untuk Sekretariat Jenderal dengan indikator: (i)

shaping adalah perumusan kebijakan dan inisiatif, dan

(ii) safeguarding adalah koordinasi, komunikasi, dan pembinaan & bimbingan.

Guna mengetahui Peran Setjen sebagai Prime Mover tersebut, selain melakukan pengumpulan data, Tim Peneliti IPB juga telah melakukan FGD yang dilaksanakan bersamaan dengan

Forum Group Disscusion (FGD) Kepuasan Pengguna Layanan

Setjen dengan peserta perwakilan dari unit-unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan selaku Stakeholders Setjen pada tanggal 11 Desember 2013.

Hasil survei terhadap unsur-unsur Setjen sebagai prime mover yang ditunjukan pada grafik sebagaimana disajikan dalam grafik berikut.

(40)

29

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

GRAFIK 3

SKOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL SEBAGAI PRIME MOVER

3.82 3.87 4.02 4.10 3.96 3.96 3.55 3.70 3.85 4.00 4.15

Inisiatif Penyusunan Kebijakan Merumuskan Kebijakan yang Obejktif Koordinasi Secara Intensif Komunikasi Secara Intensif Pembinaan dan Bimbingan Total Prime Mover

2. Sasaran Strategis 2: SDM yang Berkompetensi Tinggi (SJ.2).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 1 (satu) IKU yaitu Persentase Pejabat

Kementerian Keuangan Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi (SJ-2.1).

Target IKU dimaksud adalah 87% dan terealisasi 88,53%, sehingga diperoleh nilai capaian 101,76%.

IKU ini bertujuan untuk mengukur persentase pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatannya (SKJ). Angka yang dijadikan dasar perhitungan adalah nilai Job Person Match (JPM) seluruh pejabat eselon II dan III di lingkungan Kementerian

Keuangan dibagi dengan jumlah pejabat eselon II dan III yang telah mengikuti assesment. JPM merupakan skor kesesuaian antara level kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ). JPM diperoleh dengan menghitung persentase perbandingan level kompetensi pejabat dengan SKJ target dan nilai JPM yang disyaratkan adalah minimum 72%.

Di tahun 2013 pejabat eselon II dan III yang telah di-assess

SJ-2.1

Persentase Pejabat Kementerian Keuangan Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi

Target 87% Realiasasi 88,53% Capaian 101,76%

(41)

30

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

pejabat Kementerian Keuangan yang telah memenuhi standar kompetensi sebesar 88,53% lebih tinggi dari target yang ditentukan yaitu sebesar 87%.

TABEL 10

CAPAIAN JPM KEMENTERIAN KEUANGAN

NO PEJABAT ESELON II DAN ESELON III JUMLAH

1. Total pejabat yang sudah mengikuti assesment center 1.604

2. Pejabat dengan JPM ≥ 72 1.420

3. Pejabat dengan JPM ≤ 72 184

Capaian JPM 88,53%

Teknis pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian IKU dimaksud adalah dengan melakukan pemantauan pergerakan mutasi dan promosi pejabat struktural Kementerian Keuangan, untuk selanjutnya dilakukan pemetaan (mapping) atas pejabat-pejabat yang masih perlu di-reassess. Hal ini dilaksanakan dengan payung hukum yang diatur dalam Peraturan Sekretaris Jenderal nomor 55 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Assessment Center Departemen Keuangan. Adapun di setiap kuartal dilakukan monitoring atas pejabat-pejabat eselon II dan III Kementerian Keuangan yang belum di-assess setelah menduduki jabatan struktural definitifnya maupun bagi pejabat yang skor JPM masih di bawah 72. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan assessment center (AC) bagi pejabat eselon II dan III Kementerian Keuangan adalah lebih ke teknis pemanggilan/penjadwalan AC para pejabat dimaksud. Solusi atas kesulitan menyesuaikan jadwal AC dengan jadwal kegiatan peserta AC adalah dengan melakukan koordinasi dan konfirmasi lebih awal untuk memperoleh kepastian jadwal.

3. Sasaran Strategis 3: Organisasi Yang Adaptif (SJ.3).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan (SJ-3.1)

Target IKU dimaksud adalah 100% dan terealisasi 98%, sehingga diperoleh nilai capaian 98%.

Persentase penyelesaian blueprint Transformasi Kelembagaan

SJ-3.1

Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan Target 100%

Realiasasi 98% Capaian 98%

(42)

31

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

meliputi 7 (tujuh) elemen utama terdiri atas: (1) Proses Bisnis dan Model Operasional, (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Kapasitas, Kapabilitas, dan Struktur Organisasi, (4) Tata Kelola, Risiko, dan Kepatuhan, (5) Manajemen SDM, (6) Peraturan Perundang-undangan, dan (7) Manajemen Perubahan dan Komunikasi.

Program Transformasi Kelembagaan pada dasarnya mencakup seluruh Kementerian Keuangan dan difokuskan pada 5 (lima) unit Eselon I, yaitu (a) Sekretariat Jenderal, (b) Ditjen Anggaran, (c) Ditjen Pajak, (d) Ditjen Bea dan Cukai, dan (e) Ditjen

Perbendaharaan.

Penyusunan blueprint Transformasi Kelembagaan ditujukan dalam rangka pencapaian target Kementerian Keuangan, antara lain:

1) Peningkatan rasio pajak, berdasarkan model OECD, dari kisaran 15% saat ini menjadi 19% terhadap PDB;

2) Peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95%;

3) Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah; dan

4) Peningkatan kepuasan pengguna layanan Kementerian Keuangan dari 3,91 (skala 5) menjadi 4,2 (skala 5). Pencapaian target tersebut harus didukung dengan terlaksananya setiap kegiatan yang terkait antara lain

persiapan, proses lelang, tahap diagnostik, tahap penyusunan rencana strategis, dan persetujuan dan penetapan hasil pekerjaan akhir melalui serah terima laporan akhir, blueprint,

Change Management Plan, dan manual implementasi Program

Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan oleh

McKinsey kepada jajaran pimpinan Kementerian Keuangan.

Oleh karena pelaksanaan yang telah dilaksanakan masih sampai persetujuan pimpinan, sedangkan penetapan Keputusan Menteri Keuangan mengenai Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025 masih dalam proses, menyebabkan realisasi penyelesaian blueprint Transformasi Kelembagaan adalah 98%.

(43)

32

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

unit organisasi Kementerian Keuangan pada akhir tahun. Konsep Keputusan Menteri Keuangan cetak biru (blueprint) Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan 2014-2025 telah disiapkan dan ditargetkan pada bulan Januari 2014. b. Jumlah Penyelesaian SOP-Link (SJ-3.2).

Target IKU dimaksud adalah 15 SOP dan terealisasi 17 SOP, sehingga diperoleh nilai capaian 113,33%.

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan capaian output Kementerian Keuangan sebagai bentuk koordinasi dan kontribusi kinerja dan capaian hasil masing-masing unit Eselon I dalam kerangka proses bisnis, maka salah satu instrumen yang dapat merealisasikan hal tersebut yaitu melalui penyusunan SOP-Link. Hal ini terkait adanya program Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat (TRBTKP) Bidang Organisasi dan Ketatalaksanaan Subbidang Standar Prosedur Operasi (SOP), bahwa SOP-Link dilakukan untuk menjembatani setiap kegiatan yang menghasilkan output utama Kementerian Keuangan yang pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai kegiatan unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Penyusunan SOP-Link bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan koordinasi antarunit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan, sehingga terdapat keselarasan dalam penyelesaian suatu kegiatan yang melibatkan lebih dari satu unit Eselon I. Penyusunan SOP-Link Kementerian Keuangan merupakan salah satu agenda prioritas Sekretariat Jenderal. Proses penyusunan SOP-Link di lingkungan Kementerian Keuangan berupa kegiatan dalam hal identifikasi kegiatan yang memiliki keterkaitan penerapan SOP pada satu Unit Organisasi Eselon I dengan SOP pada unit organisasi Eselon I lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan. Legalitas formal penetapan SOP-Link Kementerian Keuangan tersebut, ditetapkan dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan (KMK) dan SOP-Link tersebut merupakan lampiran dari KMK. Proses penyelesaian SOP-Link dianggap selesai apabila telah ditetapkan dalam KMK dimaksud.

SJ-3.2

Jumlah Penyelesaian SOP-Link Target 15SOP

Realiasasi 17SOP Capaian 113,33%

(44)

33

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

2) ada keterkaitan/ketertautan antara SOP di satu unit organisasi dengan SOP unit organisasi lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan;

3) output atau hasil dari SOP suatu unit organisasi Eselon I merupakan output antara dan menjadi input pada SOP unit organisasi Eselon I lainnya; dan

4) ruang lingkup meliputi seluruh proses kegiatan pada semua unit organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Kegiatan penyusunan SOP-Link meliputi pemetaan jenis kegiatan/proses bisnis, identifikasi SOP yang ada atau belum ada, identifikasi keterlibatan SOP unit-unit terkait, pembahasan dengan unit-unit terkait, penyusunan konsep, dan finalisasi dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan.

Pada tahun 2013, telah disusun 17 (tujuh belas) SOP-Link Kementerian Keuangan dengan rincian sebagaimana tabel berikut.

(45)

34

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

TABEL 11

PENETAPAN SOP-LINK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI

KEUANGAN (KMK) JUDUL SOP

KMK Nomor 176/KM.1/2013

tanggal 27 Maret 2013 1. SOP-Link Penyiapan dan Penetapan Barang Milik Negara yang Akan Digunakan Sebagai Aset Surat Berharga Syariah Negara (Underlying Asset) KMK Nomor 176/KM.1/2013

tanggal 27 Maret 2013 2. SOP-Link Penyiapan dan Penetapan Alokasi Definitif Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21

KMK Nomor 481/KM.1/2013

tanggal 8 Juli 2013 3. SOP-Link Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21

4. SOP-Link Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

5. SOP-Link Penetapan Alokasi Definitif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi Bagian Daerah 6. SOP-Link Penetapan Alokasi Definitif Pajak Bumi

dan Bangunan Bagian Pemerintah Pusat Yang Dibagikan Kepada Seluruh Kabupaten dan Kota 7. SOP-Link Tindak Lanjut Atas Retur SP2D

Pembayaran Pokok, Bunga dan Biaya Utang KMK Nomor 667/KM.1/2013

tanggal 30 September 2013 8. SOP-Link Penanganan Kondisi Krisis Pasar Surat Berharga Negara 9. SOP-Link Pelaksanaan Audit Inspektorat Jenderal

Pada Direktorat Jenderal Anggaran

10. SOP-Link Penyelesaian Permohonan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian Ke Luar Negeri

11. SOP-Link Penyelesaian Permohonan Perpanjangan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri

12. SOP-Link Penyelesaian Permohonan Pencabutan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri

KMK Nomor 1059/KM.1/2013

tanggal 10 Desember 2013 13. SOP-Link Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan Bangunan 14. SOP-Link Penetapan Status Penggunaan Barang

Milik Negara Selain Tanah dan Bangunan 15. SOP-Link Penyampaian Data dan Informasi

Berkaitan dengan Perpajakan dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kepada Direktorat Jenderal Pajak

KMK Nomor 1098/KM.1/2013

(46)

35

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

4. Sasaran Strategis 4: Perwujudan TIK yang Terintegrasi (SJ.4).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Persentase Integrasi TIK Kemenkeu (SJ-4.1).

Target IKU dimaksud adalah 80% dan terealisasi 80%, sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

IKU bertujuan untuk mengukur proses integrasi TIK di

Kemenkeu sesuai blueprint TIK. Integrasi TIK adalah kegiatan konsolidasi infrastruktur TIK, dan sistem informasi Unit Eselon I pada Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) Kementerian Keuangan.

Berdasarkan Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014, target integrasi TIK Kementerian Keuangan adalah:

TABEL 12

TARGET INTEGRASI TIK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2011-2013 TAHUN TARGET 2011 40% 2012 60% 2013 80% 2014 90% 2015 100%

Pada Tahun 2012 pencapaian persentase Integrasi TIK adalah sebesar 55,78% dari target 60%. Sementara, pada tahun 2013 ditargetkan penambahan target integraSi TIK sebesar 24,22% menjadi 80%. Berikut ini capaian kegiatan 2012 yang dilaksanakan di tahun 2013 tercapai 4,22%:

1) pelaksanaan Manajemen Konstruksi DRC Kemenkeu di Balikpapan tercapai 0,33%;

2) pelaksanaan Pembangunan DRC Kementerian Keuangan di Balikpapan tercapai 0,89%;

3) penyiapan SDM TIK Kementerian Keuangan (Jasa konsultansi Gap Analysis SDM TIK) tercapai 2%; 4) penyusunan Strategi Konsolidasi Infrastruktur TIK DRC

Kementerian Keuangan (tercapai 1%)

SJ-4.1

Persentase Integrasi TIK Kemenkeu 80% Target

80% Realiasasi 100% Capaian

Gambar

Gambar 1 Peta Strategi Setjen Tahun 2013 9

Referensi

Dokumen terkait

!itik&amp;titik yang digunakan dalam layar dinyatakan dalam persentase dari luas /ilayah yang dikelolanya* #isalnya0 799 dot adalah /arna solid0 dan ;9 dot adalah daerah

Apabila t-hitung lebih besar pada t-tabel (t-hit &gt; t-tab) maka dinyatakan terjadi hubungan secara signifikan. Hasil pengujian VAR ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil

Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan- ketentuan hukum adat setempat

Dalam rencana strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2015-2019 bahwa untuk mendukung pencapaian sasaran strategis KLHK, Sekretariat Jenderal

Bakteri yang memproduksi ESBL perlu diwaspadai karena ESBL diproduksi oleh gen yang berlokasi pada plasmid, yang dengan mudahnya dapat berpindah ke bakteri lain,

Vegetasi utama yang menyusun Bukit Barisan, terdiri atas: (1) Hutan hujan dataran rendah berupa formasi hutan pantai, yang terletak di semenanjung selatan Taman