• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT. Kabupaten Lampung Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT. Kabupaten Lampung Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4.1 Kondisi geografis

Kabupaten Lampung Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 Tentang Pembentukan Kabupaten Lampung Barat, yang diundangkan pada tanggal 16 Juli 1991. Secara geografis, Kabupaten Lampung Barat secara geografis, wilayahnya terletak antara koordinat 40° 47’ 16” – 50° 56’ 42” LS dan 103° 35’ 08” – 104° 33’ 51” BT. Luas wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah 495.040 ha atau 4.950,40 km2 meliputi 17 (tujuh belas) kecamatan, yang disajikan pada Tabel 2. Batas-batas wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan (Propinsi Bengkulu) dan Kabupaten OKU Selatan (Propinsi Sumatera Selatan);  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten

Way Kanan, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Lampung Tengah;  Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda dan Kabupaten

Tanggamus;

(2)

Tabel 2. Luas wilayah Kabupaten Lampung Barat menurut kecamatan

No. Kecamatan Luas

(km2) (%) 1. Pesisir Selatan 699,52 14,13 2. Bengkunat 634,41 12,82 3. Bengkunat Belimbing 634,41 12,82 4. Ngambur 131,99 2,67 5. Pesisir Tengah 110,01 2,22 6. Karya Penggawa 62,46 1,26 7. Pesisir Utara 307,18 6,21 8. Lemong 327,25 6,61 9. Balik Bukit 195,50 3,95 10. Sukau 218,48 4,41 11. Belalau 395,06 7,89 12. Sekincau 270,90 5,47 13. Suoh 231,62 4,68 14. Batu Brak 189,67 3,83 15. Sumber Jaya 295,12 5,96 16. Way Tenong 185,48 3,75 17. Gedong Surian 61,34 1,24 Lampung Barat 4.950,40 100,00 Sumber: Anonim, (2007)

Berdasarkan Peta Zona Gempa di Indonesia (Soetadi, 1962 dalam Sampurno), Kabupaten Lampung Barat secara umum merupakan zone gempa dengan kekuatan 7– 8 Skala Richter dan pada beberapa tempat tertentu berkekuatan 9,0 Skala Richter. Kondisi iklim berdasarkan klasifikasi Oldeman dan Las Davies (1979), wilayah Lampung Barat memiliki dua tipe iklim, yaitu:

a. Tipe Iklim A, terdapat di bagian Barat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

b. Tipe Iklim B, terdapat di bagian Timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

(3)

Berdasarkan data iklim yang terdapat di stasiun klimatologi Balik Bukit dan Belalau, diketahui banyaknya curah hujan di Kabupaten Lampung Barat berkisar antara 2.500 – 3.000 mm per tahun. Regim kelembaban tergolong basah (udic), dengan kelembaban berkisar antara 50 – 80%. Regim suhu berkisar dari panas (isohypothermic) pada dataran pantai (di bagian barat) sampai dingin (isomesic) di daerah perbukitan, dengan persentase penyinaran matahari berkisar 37,9 – 50,0%.

Vegetasi utama yang menyusun Bukit Barisan, terdiri atas: (1) Hutan hujan dataran rendah berupa formasi hutan pantai, yang terletak di semenanjung selatan Taman Nasional Bukit Barisan, di pantai barat pada ketinggian 0 – 2 m dpl; (2) Formasi hutan dataran rendah (lowland forest) yang terletak di semenanjung selatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang memiliki ketinggian 2 – 500 m dpl; (3) Hutan hujan bawah yang terletak di sebelah Danau Ranau bagian barat dan selatan dan berada pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl; (4) Hutan hujan tengah, terdapat di daerah Sekincau di tengah pegunungan sebelah utara pada ketinggian 1.000 – 1.500 m dpl.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 256/Kpts-II/2000, total luas hutan di Kabupaten Lampung Barat (tidak termasuk Cagar Alam Laut seluas 77.281 ha) adalah 362.811 ha atau 73,0% dari luas kabupaten. Berdasarkan fungsi hutannya, Kabupaten Lampung Barat memiliki 3 fungsi kawasan hutan, yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Taman Suaka berupa Cagar Alam Laut (CAL), Hutan Lindung (HL), dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

(4)

4.2 Sosial budaya daerah

Penduduk Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2007 berjumlah 410.723 jiwa yang tersebar di 17 (tujuh belas) wilayah kecamatan. Wilayah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah di Kecamatan Suoh yang mencapai 44.113, disusul Kecamatan Way Tenong 39.194 jiwa. Jumlah penduduk terkecil dijumpai di wilayah Kecamatan Pesisir Utara yang hanya berjumlah 9.024 jiwa. Jumlah penduduk diwilayah Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah penduduk, rumah tangga, dan kepadatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007

No. Kecamatan Penduduk

(jiwa) Rumah Tangga Kepadatan (jiwa/km2) 1. Pesisir Selatan 20.231 4.520 28,92 2. Bengkunat 8.049 4.139 12,69 3. Bengkunat Belimbing 21.675 5.348 34,16 4. Ngambur 17.621 4.139 133,50 5. Pesisir Tengah 31.323 7.114 284,73 6. Karya Penggawa 13.181 2.496 211,03 7. Pesisir Utara 9.024 2.021 29,38 8. Lemong 14.580 4.056 44,55 9. Balik Bukit 31.497 8.441 161,11 10. Sukau 25.770 6.587 117,95 11. Belalau 36.160 10.382 91,53 12. Sekincau 35.064 10.623 129,44 13. Suoh 44.113 12.483 190,45 14. Batu Brak 12.259 2.944 64,63 15. Sumber Jaya 37.422 10.049 126,80 16. Way Tenong 39.194 10.492 211,31 17. Gedung Surian 13.560 3.696 221,06

Kab. Lampung Barat 410.723 109.529 82,97

(5)

Penyebaran penduduk di wilayah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2007 relatif tidak merata pada semua kecamatan. Jumlah penduduk dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Pesisir Tengah mencapai 284,73 jiwa/km2, disusul oleh Kecamatan Gedung Surian 221,06 jiwa/km2, dan Kecamatan Way Tenong 211,31 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan tersebut menempati urutan teratas tingkat kepadatan penduduknya karena merupakan pusat aktivitas perekonomian kabupaten. Kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Pesisir Selatan dan Bengkunat, dengan tingkat kepadatan masing-masing sebesar 28,92 jiwa/km2 dan 12,69 jiwa/km2

Struktur umur penduduk menggambarkan struktur penduduk berdasarkan usia balita (0-4), usia sekolah (5-19), usia produktif (20-64) dan usia lanjut diatas 65 tahun. Pada tahun 2007 berdasarkan data struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Lampung Barat menunjukkan persentase tertinggi ada pada kelompok usia 5-9 tahun disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun, sedangkan jumlah terkecil pada kelompok usia 65-69. Struktur umur penduduk di Kabupaten Lampung Barat disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007

No. Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki (persen) Perempuan (persen) Jumlah (persen) 1. 0 - 4 4.29 4,72 4,49 2. 5 – 9 10,19 11,22 10,67 3. 10 - 14 10,17 10,84 10,48 4. 15- 19 10,31 10,43 10,36 5. 20 - 24 9,71 9,65 9,68 6. 25 - 29 10,04 10,73 10,36

(6)

Lanjutan Tabel 4. Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007

No. Kclompok Umur (Tahun) Laki-laki (persen) Perempuan (persen) Jumlah (persen) 7. 30 - 34 9,62 9,99 9,79 8. 35 - 39 8,74 8,32 8,55 9. 40 - 44 7,33 7,41 7,37 10. 45 - 49 6,08 5,35 5,74 11. 50 - 54 4,5 3,75 4,15 12. 55 - 59 3,19 2,49 2,87 13. 60 - 64 2,14 1,88 2,02 14. 65 - 69 1,51 1,27 1,40 15. > 70 1,97 1,82 1,90 16. Tidak terjawab 0,21 0,13 0,17

Sumber: BPS Kab. Lampung Barat (2008)

Jumlah penduduk miskin terdapat peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2004 sebanyak 29.191 KK, pada tahun 2005 sebanyak 39.233 KK dan pada tahun 2006 sebanyak 49.506 Rumah Tangga Miskin. Perkembangan rumah tangga miskin dari tahun 2004 sampai dengan 2006 di Kabupaten Lampung Barat, secara ringkas disajikan pada Gambar 14.

Sumber : RPJM Kab. Lampung Barat 2008

Gambar 15. Perkembangan rumah tangga miskin di Kabupaten Lampung Barat 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 55000 1 2 3 Tahun

Ju

m

la

h

R

TM

Series2 2004 2005 2006

Juml

ah

RT

M

(7)

Pengembangan sumberdaya manusia, sangat terkait erat dengan pembangunan pendidikan. Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk diharapkan akan semakin baik kualitas sumberdaya manusianya. Secara empiris diketahui bahwa, dengan semakin baik pendidikan penduduk, maka tingkat produktivitas akan semakin baik pula.

Kondisi sosial budaya Lampung Barat ditandai dengan adat istiadat pesisir yang masih terpelihara hingga saat ini. Lampung Barat dikenal dengan sebutan Tanah Sai Betik atau tanah yang indah dengan tata kehidupan masyarakat dengan sistem Patrilinial, dimana harta pusaka, Gelar dan nama Suku diturunkan menurut garis Ayah/Bapak. Suku bangsa asli yang mendiami wilayah Kabupaten Lampung Barat berasal dari bekas Kerajaan Skala Brak yang banyak mendapat pengaruh Sumatera Barat. Masyarakat Kabupaten Lampung Barat tergabung dalam 6 (enam) Kebuayan, yaitu:

1. Buay Belunguh (Kenali) 2. Buay Pernong (Batu Brak)

3. Buay Bejalan Di Way (Kembahang) 4. Buay Nyerupa (Sukau)

5. Buay Bulan/Nerima (Lenggiring) 6. Buay Menyata/Anak Mentuha (Luas)

(8)

4.3 Prasarana dan sarana daerah

Dalam rangka usaha menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah, maka pengembangan sistem perhubungan memegang peranan penting. Jaringan sistem transportasi di wilayah Kabupaten Lampung Barat sangat strategis terletak pada perlintasan dari beberapa Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Di Kabupaten Lampung Barat, prasarana dan sarana transportasi hanya terbatas pada perhubungan darat berupa kendaraan roda dua dan roda empat atau lebih. Secara geografis wilayah ini diuntungkan karena dilalui oleh jalan Lintas Barat Sumatera, akibatnya mobilitas penduduk, barang dan jasa dari dan ke wilayah Kabupaten Lampung Barat ini cukup tinggi.

Wilayah Kabupaten Lampung Barat dilalui oleh jaringan Jalan Nasional yang menghubungkan dari arah Utara ke Selatan yaitu Propinsi Bengkulu – Provinsi Lampung – Pulau Jawa, sehingga aksesibilitas transportasi di wilayah ini cukup padat. Di samping jalan negara tersebut sebagai jalan arteri primer di wilayah ini, terdapat juga jaringan Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten yang menghubungkan antara wilayah kabupaten dalam Provinsi Lampung maupun dalam wilayah Kabupaten Lampung Barat itu sendiri. Data mengenai prasarana jalan di Kabupaten Lampung Barat disajikan pada Tabel 5.

(9)

Tabel 5. Panjang dan status jalan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007

No. Ruas Jalan Status Panjang

(km) Aspal Tanah 1 Li\va-BTS Sumsel - 008 Propinsi 23,89 A -

2 Liwa - BTS Gn.Kemala -

009. 1 Propinsi 29,17 A -

3 SP Gn.Kemala - Krui - 009.2 Nasional 4,20 A -

4 SP Gn.Kemala - Pg.Tampak

– 061.1 Nasionai 42,00 A -

5 BTS Bengkulu-061 Nasional 36,00 A -

6 Krui - Biha - 053 Nasional 26,18 A -

7 Biha - Bengkunat Propinsi 50,50 A -

8 Sukabumi - Suoh - 087 Propinsi 38,50 A T

9 Suoh - Sanggi - 088 Propinsi 39,50 T

10 Pd.Tampak - Liwa - 10.2 Propinsi 47,88 A - 11 Bkt. Kemuning - Pd.Tampak

- 10. Kabupaten 46,54 A -

12 PagarDewa - Lombok 44,00 A T

13 Ulu Sinong-Suoh 21,25 A T

14 Ulu sinong - Bungin 21,95 A T

15 TamanSari -Tebu 47,50 A T

Sumber: BPS Kab. Lampung Barat (2008)

Wilayah Kebupaten Lampung Barat terletak pada wilayah yang strategis dilalui jaringan jalan negara (trans sumatera) lintas barat. Dengan kondisi tersebut interaksi lalu-lintas di wilayah ini meliputi lalu-lintas menerus, regional dan lokal. Lalu-lintas menerus adalah pergerakan lalu-lintas angkutan barang atau penumpang yang melintasi wilayah ini tanpa melakukan bongkar muat barang atau penumpang. Rute lalu-lintas menerus ini dari arah utara – selatan yaitu: Pulau Jawa – Bandar Lampung – Bukit Kemuning – Liwa – Krui – Bengkulu, dan sebaliknya.

(10)

Prasarana pendidikan umum di wilayah Kabupaten Lampung Barat meliputi fasilitas pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Jumlah fasilitas pendidikan di wilayah Kabupaten Lampung Barat mulai dari TK sampai SLTA, disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Barat tahun 2007

No. Tingkat Pendisikan Jumlah (Unit)

1. Taman Kanak-kanak (TK) 89 2. Sekolah Dasar (SD) SD Negeri 357 MI Negeri 4 MI Swasta 31 Jumlah 392

3. Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama (SLTP):

SMP Negeri 30

SMP Swasta 14

MTs Negeri 1

MTs Swasta 38

Jumlah 83

4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

SMU Negeri 18

SMU Swasta 6

MA Negeri 2

MA Swasta 12

Jumlah 38

Sumber: BPS Kab. Lampung Barat (2008)

Prasarana pendidikan agama Islam di wilayah Kabupaten Lampung Barat telah cukup tersedia, yang meliputi tingkat Ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah (MTs) dan Aliyah (MA). Jumlah fasilitas pendidikan agama ini pada tahun 2007 untuk MI, MTs, dan MA masing-masing adalah 35, 39, dan 14 unit.

(11)

Prasarana dan sarana kesehatan di wilayah Kabupaten Lampung Barat dalam menunjang peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat hingga tahun 2007 meliputi rumah sakit, puskemas, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah bersalin dan apotik. Rumah Sakit di Kabupaten Lampung Barat sebanyak satu unit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Liwa. Puskesmas relatif sudah dijumpai disetiap kecamatan-kecamatan dengan jumlah keseluruhnya 19 unit (9 unit Perawatan dan 10 Puskesmas). Puskemas Pembantu juga terdapat di wilayah kecamatan sehingga berjumlah 56 unit.

Sarana peribadatan di Kabupaten Lampung Barat berjumlah 1.097 buah, yang terdiri dari peribadatan agama Islam, Kristen/Khatolik, dan Hindu. Jumlah prsarana peribadatan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Sarana peribadatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007

No. Sarana peribadatan Jumlah (Unit)

1. Masjid 659

2. Langgar / Musholah 313

3. Gereja 6

4. Pura 22

5. Kuil -

Sumber: BPS Kab. Lampung Barat (2008)

Sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Barat mendapat air minum dari sungai dan sumur, sedangkan penduduk yang mendapatkan sarana air minum dari PDAM baru sebagian kecil. Meskipun pelayanan air minum yang dikelola PDAM belum merata, terutama di wilayah perdesaan namun masyarakat setempat dapat memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat sumur dengan kedalaman 5-12 meter. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan wilayah yang mendapatkan

(12)

fasilitas air minum baru terbatas pada wilayah perkotaan. Jumlah prasarana produksi air minum berjumlah 11 unit, dengan kapasitas produksi total sebesar 1.395 m3 per hari, dan jumlah pelanggan sebanyak 4.152 pelanggan.

Fasilitas telepon di suatu wilayah merupakan salah satu sarana penunjang untuk hubungan komunikasi dari suatu wilayah ke wilayah lain. Sebab hampir seluruh kota di wilayah kecamatan sudah memiliki telepon dan kantor pos yang biasa melayani masyarakat yang membutuhkan. Percepatan sistem media informasi dan komunikasi sangat berpengaruh didalam berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial-budaya, politik dan keamanan terlebih lagi penentuan kebijakan pembangunan wilayah. Wilayah Kabupaten Lampung Barat belum seluruhnya dapat dilayani sarana telepon. Dari pengamatan yang dilakukan baik lapangan maupun sistem jaringan telpon di wilayah kabupaten, bahwa penduduk yang terlayani fasilitas telepon ini terutama kawasan-kawasan yang teridentifikasi sebagai kawasan perkotaan sedangkan kawasan-kawasan perdesaan belum sepenuhnya terlayani. Di era sistem informasi saat ini dan untuk menunjang perekonomian masyarakat baik wilayah perdesaan maupun perkotaan, peningkatan pelayanan sistem informasi ini sangat diharapkan pengembangannya di masa yang akan datang. Pelayanan telpon tetap (fixed telephone) hingga tahun 2005 di Kabupaten Lampung Barat baru berjumlah 2.188 satuan sambungan (SST). Namun demikian, dengan semakin berkembangnya telepon seluler, pelayanan telekomunikasi menjadi sangat terbantu dengan telah beroperasinya beberapa operator seluler yang meliputi Telkomsel, Indosat maupun Ceria.

(13)

Prasarana penting lainnya yang telah terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah listrik. Sampai dengan tahun 2005, prasarana listrik dilayani oleh 7 PLN cabang/ranting, dengan jumlah pelanggan total 26.083 pelanggan. Jumlah daya yang terjual di seluruh wilayah pelayanan PLN pada tahun 2005 adalah sebesar 2,27 juta KVA.

Prasarana penunjang pariwisata berupa hotel di Kabupaten Lampung Barat sampai dengan tahun 2005 telah mencapai 15 unit hotel, dengan jumlah kamar 207 kamar. Jumlah tersebut masih terasa kurang bila dibandingkan dengan peningkatan kunjungan wisata yang semakin meningkat. Prasarana perekonomian yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat terdiri dari pasar, dan kompleks pertokoan (ruko). Sampai dengan tahun 2007, jumlah pasar sebanyak 35 unit, dan kompleks pertokoan (ruko) 12 unit, yang terutama tersebar di Kota-kota Liwa, Krui, Sekincau, Sumber Jaya, dan Way Tenong. Jumlah kios semi permanen berjumlah 244 unit dan kios permanen 90 unit.

Kelembagaan perekonomian yang berperan cukup penting di Kabupaten Lampung Barat adalah koperasi. Jumlah koperasi pada tahun 2007 mencapai 155 unit, dengan jumlah anggota 26.118 lebih (BPS, 2008). Lembaga perbankan yang beroperasi di Kabupaten Lampung Barat sudah cukup banyak, yang meliputi perbankan nasional dan daerah. Bank yang memiliki kantor cabang meliputi: Bank BNI, Bank BRI, Bank Lampung, dan Bank Eka, dan Bank Sewu Arta/BPR Liwa, Bank BTPN.

(14)

4.4 Perekonomian daerah

Berdasarkan dari kontribusi masing-masing sektor (lapangan usaha) dalam pembentukan PDRB, tampak bahwa perekonomian daerah Kabupaten Lampung Barat masih didominasi oleh sektor primer, dimana sektor pertanian masih merupakan sektor unggulan (leading sector). Dua sub-sektor utama penyumbang PDRB Kabupaten Lampung Barat adalah sub-sektor tanaman pangan dan perkebunan, dengan masing-masing menyumbang sebesar 24,22% dan 27,22% dari PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2006. Sektor kedua penyumbang terbesar PDRB adalah perdagangan besar dan eceran sebesar 17,92% dari PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2006. Adapun sektor-sektor lainnya masih relatif kecil, yaitu hanya 5% atau kurang (Anonim, 2008).

Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai penduduk relatif lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk kabupaten lain di Provinsi Lampung. Secara umum besar pendapatan per kapita dapat digambarkan dari pembagian besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dengan demikian sebagai indikator ekonomi makro pendapatan per kapita suatu wilayah dapat memberi informasi awal mengenai keadaan sosial ekonomi atau kesejahteraan wilayah tersebut. Semakin tinggi angka pendapatan per kapita suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan penduduk wilayah tersebut juga semakin tinggi, sepanjang distribusi pendapatan penduduk tidak terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok.

Gambar

Gambar 15. Perkembangan rumah tangga miskin di Kabupaten  Lampung Barat  5000100001500020000250003000035000400004500050000550001 2 3TahunJumlah RTM Series22004 2005 2006 Jumlah RTM

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi senyawa metabolit sekunder adalah proses mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam daun tebu, meliputi uji golongan senyawa metabolit secara

Meningkatnya minat dan bakat masyarakat terhadap Olahraga yang ada di Manado, serta kurang adanya fasilitas yang memadahi sehingga para atlit Manado harus berpindah ke

rumah tangga single pdrert Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi ftdrdiness pada ibu rumah tang9a single parent. Kata kuncir

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Work pada pembelajaran Matematika

Secara umum tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan belajar peserta didik, dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pendekatan kontekstual

jagung.. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi jagung. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja

pengecualian diberikan kepada pemegang CPA of Indonesia yang sertifikatnya dinyatakan terbit berdasarkan ujian model lama dengan empat mata uji atau pemegang

penambahan difenilamina yang terakhir dengan jumlah yang sama penambahan pertama, sehingga difenilamina yang terkandung dalam naftalena menjadi 3 gram, diperoleh titik beku