• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Dalam dokumen SEKRETARIAT JENDERAL (Halaman 32-87)

Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Sekretariat Jenderal. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada IKU yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis sebagaimana ditetapkan dalam Peta Strategi Sekretariat Jenderal yang menjadi kontrak kinerja pada Tahun 2013 dapat tercapai. Penjelasan atas capaian setiap IKU Sekretariat Jenderal yang dikontrakkinerjakan pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut.

1. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Peran Penggerak Utama (SJ.1).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 3 (tiga) IKU, yaitu:

a. Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut Instruksi Presiden (SJ-1.1).

Target IKU dimaksud adalah 80 (tepat waktu) dan terealisasi 100, sehingga diperoleh nilai capaian 120%

Instruksi Presiden (Inpres) yang perlu ditindaklanjuti adalah seluruh aksi dan keluaran dalam Inpres yang harus dilaksanakan atau dihasilkan pada periode tahun berjalan dan menjadi tanggung jawab langsung Kementerian Keuangan. Pelaksanaan aksi serta monitoring dan evaluasi keluaran Inpres dilaksanakan oleh unit eselon I yang memiliki tugas, fungsi, dan kewenangan terkait atau unit yang ditunjuk langsung oleh Menteri Keuangan. Inpres dinyatakan telah selesai ditindaklanjuti apabila “ukuran keberhasilan target antara aksi” dalam Inpres telah dilaksanakan.

Target waktu untuk perhitungan capaian IKU adalah batasan waktu “ukuran keberhasilan target antara aksi” yang ditetapkan oleh Itjen. Nilai indeks pencapaian target adalah sebagaimana tabel berikut.

SJ-1.1

Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut Instruksi Presiden Target 80

Realiasasi 100 Capaian 120%

22

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

TABEL 7

NILAI INDEKS CAPAIAN KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN TINDAK LANJUT INPRES

TANGGAL PENYAMPAIAN INDEKS KETERANGAN

≥ 15 hari sebelum target IKU 100 Sangat Tepat Waktu

sesuai target IKU 80 Tepat Waktu

15 hari setelah target IKU 60 Cukup Tepat Waktu 30 hari setelah target IKU 40 Kurang Tepat Waktu 45 hari setelah target IKU 20 Tidak Tepat Waktu 60 hari setelah target IKU 0 Sangat Tidak Tepat Waktu

Perhitungan IKU ini menggunakan metode interpolasi, sebagai berikut:

INDEKS BAWAH+ ( (INDEKS ATAS - INDEKS BAWAH)

(HARI ATAS - HARI BAWAH) X(HARI REALISASI - HARI BAWAH) )

Capaian selama tahun 2013 adalah sebagaimana tabel berikut:

TABEL 8

PENYELESAIAN TINDAK LANJUT INPRES

NO UKURAN KEBERHASILAN PENYELESAIAN NILAI

1. Integrasi risalah putusan pengadilan pajak di

website Mahkamah Agung

Rapat koordinasi tanggal 26 Februari 2013 100 Surat kepada Sekretaris MA Nomor

S-720/SJ/2013 tanggal 22 Maret 2013 hal Pengintegrasian risalah putusan Pengadilan Pajak ke website MA 2. Penetapan nilai anti

korupsi, audience dan media komunikasi Pendidikan Dan Budaya Anti Korupsi (PBAK)

Nota Dinas Kepala Biro SDM dengan Nomor ND-502/SJ.5/2013 tanggal 22 Maret 2013 100 3. Sosialisasi PBAK di Kementerian Keuangan berdasarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2012

Sosialisasi PBAK di Kementerian Keuangan pada hari Senin, 25 Maret 2013 100

4. Koordinasi pengintegrasian akses risalah putusan pengadilan pajak di

website MA

Surat Nomor S-032/SP/2013 tanggal 3 April 2013 perihal pengintegrasian Risalah Putusan Pengadilan Pajak ke Website Makamah Agung

100

Rapat Koordinasi tanggal 24 April 2013 dan tanggal 14 Mei 2013 dengan Panitera MA

5. Penyusunan

23

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

b. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (SJ-1.2).

Target IKU dimaksud adalah 4,02 dan terealisasi 4,02, sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan atas layanan unggulan Sekretariat Jenderal. Indeks kepuasan pengguna layanan diukur dari survei kepuasan pengguna layanan yang dilaksanakan mulai bulan Oktober s.d. November 2013. Survei dilaksanakan dengan bekerjasama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan in

depth interview. Survei dilakukan terhadap 241 responden.

Berdasarkan survei tersebut, nilai kepuasan pengguna layanan Sekretariat Jenderal Tahun 2013 sebesar 4,02 (naik 0,12 poin dari nilai 3,90 pada tahun 2012).

Terdapat 23 (dua puluh tiga) layanan unggulan Sekretariat Jenderal yang menjadi obyek survei yaitu meliputi:

1) Penyelesaian Usulan Revisi SAPSK/DIPA Tahun Anggaran 20XY Kementerian Keuangan BA 15

2) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) di Lingkungan Sekretariat Jenderal

3) Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SAI dan Penyusunan Laporan Keuangan, serta Pendampingan Pemeriksaan BPK

4) Penataan Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan Berdasarkan Usulan Unit Organisasi Eselon I 5) Penelaahan Perumusan Rancangan Peraturan

Perundang-Undangan

6) Penerbitan Pendapat hukum (Legal Opinion) atas pinjaman/hibah luar negeri pemerintah, purchase

agreement/indeture/subscription agreement/certificate of authorization untuk penerbitan/penjualan surat utang

negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional,

certificate purchase agreement/declaration of trust untuk

penerbitan/penjualan surat berharga syariah negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional

7) Pendampingan Menteri/Pejabat/Pegawai dan/atau Mantan Menteri/Pejabat/Pegawai Kementerian Keuangan Dalam

SJ-1.2

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Target 4,02

Realiasasi 4,02 Capaian 100%

24

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

12) Penatausahaan dan Pelaporan Pembayaran Langsung Belanja Pegawai dan Non Belanja Pegawai

13) Penatausahaan Produk Hukum Peraturan Menteri Keuangan

14) Penerbitan Pendapat Hukum (Legal Opinion) Atas Surat Jaminan Pemerintah (Letter Of Guarantee (LOG)), Surat Persetujuan Pemerintah (Letter Of Consent (LOC)) Atas Perjanjian Kredit (Loan Agreement) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dalam Rangka Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Bahan Bakar Batubara Untuk Proyek 10.000 MW

15) Pelayanan Penyelesaian Perizinan Akuntan Publik dan Penilai Publik

16) Penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha negara dan Uji Materiil

17) Layanan Konsultasi pengadaan Barang Jasa Pemerintah 18) Proses Penghapusan Barang Milik Negara

19) Layanan Service Desk

20) Layanan Koneksi Internet dan Surat Elektronik 21) Layanan Penerimaan Berkas Sengketa Pajak

(Penandatanganan Akta Permohonan Peninjauan kembali) 22) Layanan Penanganan Helpdesk

23) Pelatihan e-Procurement

Distribusi tingkat kepuasan pengguna jasa atas layanan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal dapat disajikan dalam grafik berikut.

GRAFIK 1

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2013

2.9

20.75 76.35

25

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas pengguna layanan Sekretariat Jenderal merasa puas akan layanan yang diberikan oleh unit-unit di lingkungan Sekretariat Jenderal. Adapun distribusi persepsi stakeholders atas layanan Sekretariat Jenderal pada tahun 2013 adalah sebagaimana grafik berikut.

GRAFIK 2

DISTRIBUSI PERSEPSI STAKEHOLDERS SETIAP LAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2013

0.80% 24% 71.80% 3.40% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Lebih Buruk dan

Jauh Lebih Buruk Sama Saja Lebih Baik dan Jauh Lebih Baik Tidak Tahu

Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa Sekretariat Jenderal telah berhasil memperbaiki kinerja layanannya. Terbukti bahwa 71,80% responden merasakan perubahan yang lebih baik dari layanan Sekretariat Jenderal. Layanan Sekretariat Jenderal yang mendapatkan nilai kepuasan yang tinggi dari stakeholders antara lain:

1) penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha negara dan Uji Materiil dengan nilai 4,32;

2) layanan Penanganan Helpdesk terkait e-procurement dengan nilai 4,30;

3) layanan Koneksi internet dan Surat Elektronik dengan nilai 4,29; dan

4) persiapan dan penyelenggaraan konferensi pers dengan nilai 4,29.

26

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

3) penelaahan perumusan peraturan perundang-undangan; dan

4) penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Hasil ini diperoleh dari Laporan Ringkas Survei Kepuasan Pengguna Layanan yang telah disampaikan oleh Tim Peneliti IPB melalui Surat Dekan Ekonomi dan Manajemen IPB nomor 2125/IT3.8/KS/2013 tanggal 31 Desember 2013. Laporan lengkap survei yang meliputi angka/nilai indeks dan uraian penjelasan mengenai kinerja layanan pada masing-masing unit, saat ini masih dalam proses penyusunan oleh Tim Peneliti IPB dan menurut rencana akan disampaikan pada akhir Januari 2014.

Selain melaksanakan survei kepuasan pengguna layanan, tim survei kepuasan pengguna layanan juga telah

menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai: 1). survei secara online (e-survei) di lingkungan Kementerian

Keuangan pada tanggal 9 Desember 2013 dengan para perwakilan dari unit-unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

2) Kepuasan Pengguna Layanan Setjen dan Peran Setjen sebagai Prime Mover yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2013 dengan mengundang para perwakilan dari unit-unit Eselon I selaku Stakeholders Setjen.

c. Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai Penggerak Utama (SJ-1.3).

Target IKU dimaksud adalah 3 dan terealisasi 4,09, sehingga diperoleh nilai capaian 120%.

IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauhmana Sekretariat Jenderal mampu berperan sebagai penggerak utama Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan di Lingkungan Kementerian Keuangan. Stakeholders Sekretariat Jenderal meliputi seluruh unit Eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan yang mendapat dukungan dan pembinaan dalam pengelolaan sumber daya aparatur. Peran

SJ-1.3

Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai Penggerak Utama

Target 3 Realiasasi 4,09 Capaian 120%

27

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Data capaian untuk unit Eselon I diperoleh dari survei

independen yang dikoordinasikan oleh Tim Reformasi Birokrasi dan Tranformasi Kelembagaan Pusat (TRBTKP). IKU ini diukur atas persepsi stakeholders terhadap Sekretariat Jenderal sebagai penggerak utama dan transformasi kelembagaan. Obyek survei yaitu layanan/tugas dan fungsi 8 (delapan) Biro dan Pusintek, sesuai dengan hasil pembahasan disajikan dalam tabel berikut.

TABEL 9

LAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL

NO UNIT LAYANAN/TUGAS DAN FUNGSI

1. Biro Perencanaan

dan Keuangan a. Penyelesaian usulan SAPSK/DIPA TA 20XY Kemenkeu BA 15 Pada Biro Cankeu

b. Bimtek Penyelenggaraan SAI dan Penyusunan Lap. Keuangan, serta Pendampingan Pemeriksaan BPK Bagian Aklap, Biro Cankeu 2. Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Penataan Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan 3. Biro Hukum a. Penelaahan Perumusan Peraturan

Perundang-Undangan

b. Penerbitan Pendapat Hukum (Legal

Opinion) atas PHLN pemerintah, purchase agreement/indenture/ subscription agreement/certificate of authorization untuk penerbitan/penjualan

SUN dalam valas di pasar perdana internasional, certificate purchase

agreement/declaration of trust untuk

penerbitan/penjualan SBSN dalam valas di pasar perdana internasional

4. Biro Sumber Daya

Manusia Penyelesaian Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan 5. Biro Bantuan Hukum Penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha

Negara, dan Uji Materiil

6. Biro Perlengkapan a. Layanan Konsultansi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

b. Proses Penghapusan Barang Milik Negara

7. Biro Komunikasi dan

Layanan Informasi a. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi(PPID) b. Penerbitan Media

c. Edukasi publik

28

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh TRBTKP, Indeks Persepsi Stakeholders Terhadap Peran Setjen sebagai

Penggerak Utama Tahun 2013 sebesar 4.02 (naik 0,19 poin dari nilai 3,90 pada tahun 2012) yakni puas atas peran Sekretariat Jenderal yang tertuang dalam kelompok perumusan kebijakan, inisiatif, koordinasi, komunikasi, pembinaan, dan bimbingan. Peran Sekretariat Jenderal sebagai penggerak utama (prime

mover) mengacu kepada kerangka kerja 3S Tim Konsultan McKinsey yaitu pada coorporate centre yang mempunyai

proposisi: Shaping, Safeguarding, dan Servicing.

1) Servicing mempunyai irisan yang sama dengan materi pertanyaan kuesioner yang menggambarkan 10 indikator pada kuesioner Survei Kepuasan Pengguna Layanan; 2) Shaping dan Safeguarding telah dirumuskan kedalam

beberapa pertanyaan yang merupakan pertanyaan khusus untuk Sekretariat Jenderal dengan indikator: (i)

shaping adalah perumusan kebijakan dan inisiatif, dan

(ii) safeguarding adalah koordinasi, komunikasi, dan pembinaan & bimbingan.

Guna mengetahui Peran Setjen sebagai Prime Mover tersebut, selain melakukan pengumpulan data, Tim Peneliti IPB juga telah melakukan FGD yang dilaksanakan bersamaan dengan

Forum Group Disscusion (FGD) Kepuasan Pengguna Layanan

Setjen dengan peserta perwakilan dari unit-unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan selaku Stakeholders Setjen pada tanggal 11 Desember 2013.

Hasil survei terhadap unsur-unsur Setjen sebagai prime mover yang ditunjukan pada grafik sebagaimana disajikan dalam grafik berikut.

29

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

GRAFIK 3

SKOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL SEBAGAI PRIME MOVER

3.82 3.87 4.02 4.10 3.96 3.96 3.55 3.70 3.85 4.00 4.15

Inisiatif Penyusunan Kebijakan Merumuskan Kebijakan yang Obejktif Koordinasi Secara Intensif Komunikasi Secara Intensif Pembinaan dan Bimbingan Total Prime Mover

2. Sasaran Strategis 2: SDM yang Berkompetensi Tinggi (SJ.2).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 1 (satu) IKU yaitu Persentase Pejabat

Kementerian Keuangan Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi (SJ-2.1).

Target IKU dimaksud adalah 87% dan terealisasi 88,53%, sehingga diperoleh nilai capaian 101,76%.

IKU ini bertujuan untuk mengukur persentase pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatannya (SKJ). Angka yang dijadikan dasar perhitungan adalah nilai Job Person Match (JPM) seluruh pejabat eselon II dan III di lingkungan Kementerian

Keuangan dibagi dengan jumlah pejabat eselon II dan III yang telah mengikuti assesment. JPM merupakan skor kesesuaian antara level kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ). JPM diperoleh dengan menghitung persentase perbandingan level kompetensi pejabat dengan SKJ target dan nilai JPM yang disyaratkan adalah minimum 72%.

Di tahun 2013 pejabat eselon II dan III yang telah di-assess

SJ-2.1

Persentase Pejabat Kementerian Keuangan Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi

Target 87% Realiasasi 88,53% Capaian 101,76%

30

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

pejabat Kementerian Keuangan yang telah memenuhi standar kompetensi sebesar 88,53% lebih tinggi dari target yang ditentukan yaitu sebesar 87%.

TABEL 10

CAPAIAN JPM KEMENTERIAN KEUANGAN

NO PEJABAT ESELON II DAN ESELON III JUMLAH

1. Total pejabat yang sudah mengikuti assesment center 1.604

2. Pejabat dengan JPM ≥ 72 1.420

3. Pejabat dengan JPM ≤ 72 184

Capaian JPM 88,53%

Teknis pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian IKU dimaksud adalah dengan melakukan pemantauan pergerakan mutasi dan promosi pejabat struktural Kementerian Keuangan, untuk selanjutnya dilakukan pemetaan (mapping) atas pejabat-pejabat yang masih perlu di-reassess. Hal ini dilaksanakan dengan payung hukum yang diatur dalam Peraturan Sekretaris Jenderal nomor 55 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Assessment Center Departemen Keuangan. Adapun di setiap kuartal dilakukan monitoring atas pejabat-pejabat eselon II dan III Kementerian Keuangan yang belum di-assess setelah menduduki jabatan struktural definitifnya maupun bagi pejabat yang skor JPM masih di bawah 72. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan assessment center (AC) bagi pejabat eselon II dan III Kementerian Keuangan adalah lebih ke teknis pemanggilan/penjadwalan AC para pejabat dimaksud. Solusi atas kesulitan menyesuaikan jadwal AC dengan jadwal kegiatan peserta AC adalah dengan melakukan koordinasi dan konfirmasi lebih awal untuk memperoleh kepastian jadwal.

3. Sasaran Strategis 3: Organisasi Yang Adaptif (SJ.3).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan (SJ-3.1)

Target IKU dimaksud adalah 100% dan terealisasi 98%, sehingga diperoleh nilai capaian 98%.

Persentase penyelesaian blueprint Transformasi Kelembagaan

SJ-3.1

Persentase Penyelesaian Blueprint Transformasi Kelembagaan Target 100%

Realiasasi 98% Capaian 98%

31

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

meliputi 7 (tujuh) elemen utama terdiri atas: (1) Proses Bisnis dan Model Operasional, (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Kapasitas, Kapabilitas, dan Struktur Organisasi, (4) Tata Kelola, Risiko, dan Kepatuhan, (5) Manajemen SDM, (6) Peraturan Perundang-undangan, dan (7) Manajemen Perubahan dan Komunikasi.

Program Transformasi Kelembagaan pada dasarnya mencakup seluruh Kementerian Keuangan dan difokuskan pada 5 (lima) unit Eselon I, yaitu (a) Sekretariat Jenderal, (b) Ditjen Anggaran, (c) Ditjen Pajak, (d) Ditjen Bea dan Cukai, dan (e) Ditjen

Perbendaharaan.

Penyusunan blueprint Transformasi Kelembagaan ditujukan dalam rangka pencapaian target Kementerian Keuangan, antara lain:

1) Peningkatan rasio pajak, berdasarkan model OECD, dari kisaran 15% saat ini menjadi 19% terhadap PDB;

2) Peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95%;

3) Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah; dan

4) Peningkatan kepuasan pengguna layanan Kementerian Keuangan dari 3,91 (skala 5) menjadi 4,2 (skala 5). Pencapaian target tersebut harus didukung dengan terlaksananya setiap kegiatan yang terkait antara lain

persiapan, proses lelang, tahap diagnostik, tahap penyusunan rencana strategis, dan persetujuan dan penetapan hasil pekerjaan akhir melalui serah terima laporan akhir, blueprint,

Change Management Plan, dan manual implementasi Program

Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan oleh

McKinsey kepada jajaran pimpinan Kementerian Keuangan.

Oleh karena pelaksanaan yang telah dilaksanakan masih sampai persetujuan pimpinan, sedangkan penetapan Keputusan Menteri Keuangan mengenai Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025 masih dalam proses, menyebabkan realisasi penyelesaian blueprint Transformasi Kelembagaan adalah 98%.

32

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

unit organisasi Kementerian Keuangan pada akhir tahun. Konsep Keputusan Menteri Keuangan cetak biru (blueprint) Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan 2014-2025 telah disiapkan dan ditargetkan pada bulan Januari 2014. b. Jumlah Penyelesaian SOP-Link (SJ-3.2).

Target IKU dimaksud adalah 15 SOP dan terealisasi 17 SOP, sehingga diperoleh nilai capaian 113,33%.

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan capaian output Kementerian Keuangan sebagai bentuk koordinasi dan kontribusi kinerja dan capaian hasil masing-masing unit Eselon I dalam kerangka proses bisnis, maka salah satu instrumen yang dapat merealisasikan hal tersebut yaitu melalui penyusunan SOP-Link. Hal ini terkait adanya program Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat (TRBTKP) Bidang Organisasi dan Ketatalaksanaan Subbidang Standar Prosedur Operasi (SOP), bahwa SOP-Link dilakukan untuk menjembatani setiap kegiatan yang menghasilkan output utama Kementerian Keuangan yang pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai kegiatan unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Penyusunan SOP-Link bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan koordinasi antarunit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan, sehingga terdapat keselarasan dalam penyelesaian suatu kegiatan yang melibatkan lebih dari satu unit Eselon I. Penyusunan SOP-Link Kementerian Keuangan merupakan salah satu agenda prioritas Sekretariat Jenderal. Proses penyusunan SOP-Link di lingkungan Kementerian Keuangan berupa kegiatan dalam hal identifikasi kegiatan yang memiliki keterkaitan penerapan SOP pada satu Unit Organisasi Eselon I dengan SOP pada unit organisasi Eselon I lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan. Legalitas formal penetapan SOP-Link Kementerian Keuangan tersebut, ditetapkan dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan (KMK) dan SOP-Link tersebut merupakan lampiran dari KMK. Proses penyelesaian SOP-Link dianggap selesai apabila telah ditetapkan dalam KMK dimaksud.

SJ-3.2

Jumlah Penyelesaian SOP-Link Target 15SOP

Realiasasi 17SOP Capaian 113,33%

33

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

2) ada keterkaitan/ketertautan antara SOP di satu unit organisasi dengan SOP unit organisasi lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan;

3) output atau hasil dari SOP suatu unit organisasi Eselon I merupakan output antara dan menjadi input pada SOP unit organisasi Eselon I lainnya; dan

4) ruang lingkup meliputi seluruh proses kegiatan pada semua unit organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Kegiatan penyusunan SOP-Link meliputi pemetaan jenis kegiatan/proses bisnis, identifikasi SOP yang ada atau belum ada, identifikasi keterlibatan SOP unit-unit terkait, pembahasan dengan unit-unit terkait, penyusunan konsep, dan finalisasi dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan.

Pada tahun 2013, telah disusun 17 (tujuh belas) SOP-Link Kementerian Keuangan dengan rincian sebagaimana tabel berikut.

34

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

TABEL 11

PENETAPAN SOP-LINK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI

KEUANGAN (KMK) JUDUL SOP

KMK Nomor 176/KM.1/2013

tanggal 27 Maret 2013 1. SOP-Link Penyiapan dan Penetapan Barang Milik Negara yang Akan Digunakan Sebagai Aset Surat Berharga Syariah Negara (Underlying Asset) KMK Nomor 176/KM.1/2013

tanggal 27 Maret 2013 2. SOP-Link Penyiapan dan Penetapan Alokasi Definitif Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21

KMK Nomor 481/KM.1/2013

tanggal 8 Juli 2013 3. SOP-Link Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21

4. SOP-Link Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

5. SOP-Link Penetapan Alokasi Definitif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi Bagian Daerah 6. SOP-Link Penetapan Alokasi Definitif Pajak Bumi

dan Bangunan Bagian Pemerintah Pusat Yang Dibagikan Kepada Seluruh Kabupaten dan Kota 7. SOP-Link Tindak Lanjut Atas Retur SP2D

Pembayaran Pokok, Bunga dan Biaya Utang KMK Nomor 667/KM.1/2013

tanggal 30 September 2013 8. SOP-Link Penanganan Kondisi Krisis Pasar Surat Berharga Negara 9. SOP-Link Pelaksanaan Audit Inspektorat Jenderal

Pada Direktorat Jenderal Anggaran

10. SOP-Link Penyelesaian Permohonan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian Ke Luar Negeri

11. SOP-Link Penyelesaian Permohonan Perpanjangan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri

12. SOP-Link Penyelesaian Permohonan Pencabutan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri

KMK Nomor 1059/KM.1/2013

tanggal 10 Desember 2013 13. SOP-Link Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan Bangunan 14. SOP-Link Penetapan Status Penggunaan Barang

Milik Negara Selain Tanah dan Bangunan 15. SOP-Link Penyampaian Data dan Informasi

Berkaitan dengan Perpajakan dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kepada Direktorat Jenderal Pajak

KMK Nomor 1098/KM.1/2013

35

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

4. Sasaran Strategis 4: Perwujudan TIK yang Terintegrasi (SJ.4).

Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Sekretariat Jenderal mengidentifikasikan 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Persentase Integrasi TIK Kemenkeu (SJ-4.1).

Target IKU dimaksud adalah 80% dan terealisasi 80%, sehingga diperoleh nilai capaian 100%.

IKU bertujuan untuk mengukur proses integrasi TIK di

Kemenkeu sesuai blueprint TIK. Integrasi TIK adalah kegiatan konsolidasi infrastruktur TIK, dan sistem informasi Unit Eselon I pada Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) Kementerian Keuangan.

Berdasarkan Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014, target integrasi TIK Kementerian Keuangan adalah:

TABEL 12

TARGET INTEGRASI TIK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2011-2013 TAHUN TARGET 2011 40% 2012 60% 2013 80% 2014 90% 2015 100%

Pada Tahun 2012 pencapaian persentase Integrasi TIK adalah sebesar 55,78% dari target 60%. Sementara, pada tahun 2013 ditargetkan penambahan target integraSi TIK sebesar 24,22% menjadi 80%. Berikut ini capaian kegiatan 2012 yang dilaksanakan di tahun 2013 tercapai 4,22%:

1) pelaksanaan Manajemen Konstruksi DRC Kemenkeu di Balikpapan tercapai 0,33%;

2) pelaksanaan Pembangunan DRC Kementerian Keuangan di Balikpapan tercapai 0,89%;

3) penyiapan SDM TIK Kementerian Keuangan (Jasa konsultansi Gap Analysis SDM TIK) tercapai 2%; 4) penyusunan Strategi Konsolidasi Infrastruktur TIK DRC

Kementerian Keuangan (tercapai 1%)

SJ-4.1

Persentase Integrasi TIK Kemenkeu 80% Target

80% Realiasasi 100% Capaian

36

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

1) persentase integrasi akses komunikasi Data Kementerian Keuangan (Akses Internet, Intranet dan Data Eksternal) tercapai 5%;

Internet Intranet Data Eksternal

telah selesai dilakukan implementasi

Mirroring link DC/

DRC;

telah selesai dilakukan implementasi link intranet kantor pusat DJBC, DJP dan BPPK; telah selesai

Dalam dokumen SEKRETARIAT JENDERAL (Halaman 32-87)

Dokumen terkait