• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN MUSIK GITAR TUNGGAL

2.5 Organologi Gitar

2.5.2 Akustika Bunyi Gitar

Untuk mengetahui bagaimana instrumen gitar dapat menghasilkan bunyi kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar akustika. Ilmu akustika adalah ilmu yang mempelajari bunyi : bagaimana bunyi di produksi, dikontrol, dirambatkan sampai diterima dipendengaran. Dalam bidang musik, akustika menyangkut struktur atau desain alat musik, cara memainkannya sehingga alat tersebut menghasilkan bunyi yang khas dan bagaimana ia sampai kepada sipendengar.

Dari sudut pandang ilmu fisika, bunyi merupakan sebuah peristiwa getaran. Bunyi terjadi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Banyaknya jumlah getaran diukur dalam satuan detik, disebut dengan frekuensi bunyi. Artinya jika sebuah senar gitar frekuensinya 440, artinya senar tersebut bergetar sebanyak 440 kali dalam satu detik. Nama yang dipakai untuk menyebut satuan getaran perdetik adalah hertz (Hz).

Bunyi standar yang ada pada gitar adalah dari E (mi) rendah ke E’ (mi’)

tinggi. Dengan melintasi rentang dua oktaf (EADGBE’).

SENAR NOTASI ILMIAH NOTASI HELMHOLTZ FREKUENSI

Pertama E4 e’ 392,63 Hz Kedua B3 b 246,94 Hz Ketiga G3 g 196,00 Hz Keempat D3 d 146,83 Hz Kelima A2 a 110 Hz Keenam E2 e 82,41 Hz

Gitar tunggal dalam penelitian ini adalah adalah jenis gitar klasik yang dapat dimainkan langsung, tanpa harus memakai amplifier atau piranti elektronik lain untuk memperkuat bunyinya. Dalam sebuah pertunjukan gitar tunggal dalam hal gitar klasik harus disesuaikan dengan ruangan atau gedung pertunjukannya. Gedung akustik adalah gedung yang sangat mendukung dalam pertunjukannya. Jika pertunjukan gitar tunggal dilaksanakan diruang terbuka maka akan sulit kita mendengar dengan jelas suara gitar yang dimainkan. Hal ini disebabkan oleh karena akustika ataupun bunyi gitar tunggal tidak memadai untuk melakukan bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia dengan kata lain bunyinya terlalu lembut untuk dicerna telinga. Berbeda halnya dengan pertunjukan solo gitar elektrik yang menggunakan amplifier sebagai media pengeras suaranya. Salah satu contoh gedung akustik yang sering dipakai dalam pertunjukan-pertunjukan gitar tunggal seperti di Erasmus Huis Jakarta.

Gambar 19. Gedung Erasmus Huis Jakarta

Gedung akustik merupakan gedung yang mampu menampung penonton lebih dari seratus orang dan mampu mendengungkan ataupun menggemakan suara gitar yang begitu lembut untuk diperdengarkan kepada penonton yang begitu banyak.

Dalam hal lain akustika bunyi gitar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek teknis dalam pembuatan gitar itu sendiri. Dalam hal ini diuraikan pandangan umumnya beberapa hal teknis dalam mengidentifikasi ataupun memahami sebuah gitar yang baik.

1. Kualitas Suara (Tone Quality)

Akustika suara gitar yang baik adalah dengan memperhatikan kualitas suaranya. Beberapa hal yang melatar belakangi yang perlu di lihat adalah :

A.Karakter Suara

Karakter dari suara yang dibutuhkan adalah selera yang sesuai seperti yang diinginkan dalam menghasilkan musik, apakah itu cenderung bernada rendah dengan dalam, melengking dan lain-lain. Aspek ini merupakan aspek yang sangat-sangat subjektif sifatnya. Tidak bisa dipungkiri juga, dalam memahami karakter suara yang diinginkan, diperlukan waktu bertahun-tahun. Memahami karakter suara yang kita inginkan memang sulit, malah seringkali ditemukan, selera pemain akan karakter suara yang dia inginkan berubah seiring dengan waktu & pengalaman yang dialaminya. Pengalaman dalam mencoba beragam gitar merupakan sebuah syarat mutlak yang dibutuhkan untuk menambah pengetahuan dalam memahami suara gitar.

B.Proyeksi Suara

Proyeksi suara merupakan besaran yang dapat dijadikan patokan dalam menilai kemampuan gitar untuk memproyeksikan suara sesuai kebutuhannya. Apabila dalam penyajiannya sering tampil dalam festival ataupun berkompetisi gitar yang ditonton oleh orang banyak, tentu dibutuhkan gitar yang mampu memproyeksikan suaranya seluas mungkin. Dalam hal ini juga suara gitar yang baik ditentukan oleh teknik permainan gitar yang baik pula.

C.Ketahanan Suara/Sustain

Sustain merupakan besaran yang menilai seberapa lama/panjang sebuah nada yang anda petik pada gitar mampu bertahan dengan kualitas proyeksi yang diinginkan. Beberapa jenis musik kadang memiliki kriteria spesifik tersendiri, ada musik yang lebih diinginkan untuk dimainkan dengan nada-nada yang pendek atau cenderung putus-putus ada juga musik yang membutuhkan kemampuan instrumen dalam memainkan nada yang panjang. Dalam hal ini perlu dirumuskan bagaimana suara gitar mengenai panjang pendeknya bunyinya itu diperdengarkan.

D. Separasi

Separasi merupakan kemampuan instrumen dalam menonjolkan setiap nada yang dimainkan secara bersamaan. Ada instrumen yang mampu memberikan penonjolan yang jelas dalam setiap nada saat memainkan chord ada juga instrumen yang kurang mampu sehingga tercipta sebuah kesan chord yang dimainkan merupakan satu kesatuan yang mandiri. Sama seperti sustain,

kemampuan separasi instrumen yang dimainkan dikembalikan kepada jenis musik yang disajikan dan tentu selera beserta pengalaman.

E. Keseimbangan Nada (Tonal Balance)

Keseimbangan Nada ialah kemampuan sebuah instrumen dalam menghasilkan nada-nada setiap frekuensi dengan kadar/proporsi proyeksi yang seimbang. Tonal Balance kadang menjadi salah satu faktor penentu dalam pembuatan & penjualan gitar klasik. Sebuah perbandingan dalam hal ini Gitar Klasik seharga US$1500 buatan dalam negeri dengan gitar lainnya seharga US$6500 buatan Spanyol dan yang didapatkan adalah aspek Tonal Balance inilah yang membuat gitar buatan Spanyol ini mahal.

2. Kualitas Pengerjaan

Kualitas pengerjaan sebuah gitar merupakan sebuah syarat utama lainnya dalam memilih sebuah gitar. Malahan, banyak fenomena yang terjadi (dari zaman dahulu kala) penilaian individu dalam membeli sebuah gitar dilihat dari aspek kualitas pengerjaannya dahulu. Ini tidak salah, aspek ini merupakan aspek yang harus kita lihat kemudian terutama bagi pemerhati gitar klasik yang memiliki dana terbatas. Ada kalanya gitar klasik yang bagus, memiliki kualitas pengerjaan yang kurang rapi. Kualitas pengerjaan sebuah gitar klasik dapat dilihat dalam beberapa aspek antara lain :

A.Kemudahan Penggunaan (Good Playability)

Sebuah gitar yang dibuat dengan baik tentu memiliki perhitungan rancang bangun yang baik pula. Perhitungan rancang bangun ini salah satunya memiliki dampak terhadap ergonomi gitar yang terlihat. Jika kita perhatikan gitar yang kita miliki, Apakah cocok dengan desain papan ketuk (fretboard)? Apakah bentuk gitarnya terasa nyaman dalam pangkuan? Apakah tidak merasa lelah dalam memainkannya? Memang subjektivitas berperan dalam hal ini. Playability sebuah gitar merupakan aspek yang tergolong mudah untuk dinilai dikarenakan aspek ini berdampak langsung terhadap fisik pemain. Dalam hal ini dapat ditentukan sendiri oleh tiap individu yang mencobanya.

B.Konstruksi

Konstruksi merupakan aspek lainnya yang harus dinilai sebelum kita memilih sebuah gitar. Gitar yang bagus pada umumnya juga sudah mendapat rancangan konstruksi yang bagus. Aspek ini bisa dibilang tidak perlu dinilai terlalu jauh dikarenakan hampir seluruh gitar klasik memiliki struktur yang tipis. Yang patut kita perhatikan hanyalah ketahanan gitar tersebut untuk menghadapi kondisi lingkungan kita yang mungkin sangat lembab ataupun sangat kering. Jangan terlalu berharap akan sebuah gitar klasik yang memiliki konstruksi yang tebal, tahan gesekan ataupun tahan terhadap perlakuan fisik ekstrem lainnya dikarenakan secara teoretis, mayoritas pembuat gitar mencari kesempurnaan dengan cara mendesain gitar dengan struktur yang mudah bervibrasi dan ini berimbas pada struktur yang tipis. Jika kita mencari informasi mengenai Greg Smallman, luthier kenamaan asal Australia, yang didapatkan ialah beliau

membuat gitar dengan papan suara (Sound Board) dengan tebal hanya 0.5mm! Jadi, gitar mahal belum tentu berkonstruksi kokoh bagaikan baja.

C.Estetika

Estetika merupakan aspek lainnya dalam memperhitungkan sebuah gitar. Estetika sebuah gitar dapat dinilai dari ornamen papan suara (rosette), binding dan inlays. Pembuat gitar yang mapan & berpengalaman hampir seluruhnya memiliki ciri khas tersendiri dalam merancang poin-poin yang disebutkan tadi. Tidak lepas juga, penggunaan material-material eksotik sepeti Kulit Kerang Abalone, kayu-kayu langka dan batu mulia sering juga digunakan. Banyak produsen gitar menjual mahal sebuah gitar dikarenakan faktor-faktor pendukung estetika ini sehingga penilaian ini acap kali diabaikan oleh seorang gitaris yang sangat menginginkan kesempurnaan suara karena sering ditemukan sebuah gitar yang bersuara sangat sesuai dengan keinginan gitaris tetapi gitar tersebut dapat dibilang tidak indah untuk sekelas instrumen bernilai seni tinggi (ada sebuah gitar dengan harga jual US$30000 tetapi jika hanya melihat fisiknya kita tak akan bisa membedakannya dengan gitar seharga US$1500). Setiap pembuat gitar memiliki inspirasi sendiri dalam menghadirkan estetika gitar yang dibuatnya. Seperti contoh gambar dibawah ini, Jose Romanillos di Inggris mendesain Rosette yang terinspirasi dari sebuah kubah Masjid di Spanyol.

Gambar 20. Jose Romanillos Terinspirasi Dari Sebuah Kubah Mesjid di Spanyol

Sumber : www.trilogyguitars.com

Sementara uraian yang dikemukakan Jubing untuk tips memilih dan membeli gitar yang pernah dimuat dalam majalah Staccato tahun 2005 adalah sebagai berikut :

Anda baru saja memutuskan hendak belajar bermain gitar? Atau sudah mempelajarinya namun masih memakai gitar pinjaman untuk berlatih? Sebaiknya anda segera menyisihkan isi dompet untuk membeli gitar. Bagaimanapun, sebagai calon gitaris, idealnya Anda mesti memiliki gitar sendiri. Pertanyaan yang kemudian muncul, bagaimana kita bisa tahu gitar mana yang terbaik untuk kita?

Membeli gitar memang memerlukan kejelian khusus. Pasalnya, rentang harga dan kualitas gitar jauh lebih beragam ketimbang alat musik lain. Gitar bermerek yang termurah harganya sekitar Rp 400 ribuan, namun sebuah gitar hand-made karya seorang luthier ternama bisa mencapai puluhan ribu dolar AS! Diperlukan pula kejelian untuk menguji/membandingkan kualitas gitar-gitar yang

bakal kita beli. Sebab, bisa saja terjadi, sebuah gitar yang harganya lebih murah justru lebih bagus ketimbang yang lebih mahal. Bila kita tak punya kejelian ini, tentu bisa rugi.

Cara paling aman tentu saja adalah dengan minta bantuan teman yang sudah lebih berpengalaman dalam bermain gitar / atau lebih baik lagi, seorang guru gitar menemani Anda memilihkan gitar yang paling pas untuk Anda. Tentunya hal ini tak selalu bisa kita lakukan. Jika demikian halnya, apa boleh buat, kita mesti "berburu" sendirian. Untuk itu ada beberapa pertanyaan yang perlu anda pertimbangkan.

Berapa dana yang tersedia (Budget)

Ada cerita, seorang murid gitar ingin membeli gitar agak bagusan, namun orang tuanya keberatan. "Ah, cuma gitar gitu aja ngapain mesti mahal-mahal." Jadinya si anak dapat gitar yang harganya ratusan ribu rupiah (padahal mereka sangat mampu membelikan yang lebih bagus). Ironisnya, si anak baru saja dibelikan ponsel seri terbaru. Harganya? Jutaan rupiah. Situasi seperti ini bisa terjadi di sekolah musik mana saja.

Kualitas gitar menjadi penting karena ia akan menjadi penentu kemampuan Anda, baik dari segi teknik ataupun musikalitas. Tentu saja, kita memang mesti sesuaikan dengan kebutuhan maupun kemampuan keuangan kita. Bila kita betul-betul pemula, tentu akan terasa berlebihan bila langsung membeli gitar yang harganya puluhan juta rupiah. Di sisi lain, jangan pula terlalu pelit. Anda tentu tak ingin merusak kepekaan jari, pendengaran, serta musikalitas anda

Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaliknya ambil tipe yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah.

Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah.

Nah, bagi yang sudah berada di jalur yang lebih serius, entah itu sebagai pendidik, player, pehobi serius, ataupun kolektor, biasanya mereka akan memerlukan gitar yang lebih tinggi lagi kelasnya. Dari yang semi hand-made hingga yang betul-betul hand-made. Kelas inilah yang kisaran harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan di atas seratus juta rupiah. Mereka jarang sekali dijual di toko-toko musik umum di Indonesia. Kebanyakan pemilik gitar-gitar kelas ini membeli di luar negeri atau lewat internet. Tak sedikit pula yang membelinya dari pemilik yang lama. Biasanya dari para guru gitar bisa didapat informasi tentang siapa yang mau menjual atau membeli. Terkadang, kita juga bisa memesannya lewat toko musik yang ada disini.

Apa kelebihan gitar-gitar mahal ini dibanding gitar-gitar untuk pemula? Ini sama seperti pertanyaan, apa sih kelebihan dari sebuah piranti hi-fi yang canggih dan mahal dibanding sebuah mini compo? Toh sama-sama untuk mendengarkan musik? Atau, apa sih kelebihan sebuah Jaguar ketimbang Kijang? Toh sama-sama

mobil dan bisa berjalan? Satu hal yang pasti, dari segi fisik, gitar-gitar untuk pemula biasanya memakai kayu lapis untuk bahan bodinya. Sedangkan gitar yang lebih bagus menggunakan kayu. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas suara. Anda mesti coba dan bandingkan sendiri untuk memahaminya. Gitar kayu pun suaranya akan makin bagus bila makin sering dimainkan. Sedangkan gitar dari kayu lapis suaranya begitu-begitu saja.Yang mana pilihan Anda, tergantung pada kebutuhan dan isi kantong. Anda yang paling tahu.

Bagaimana Kondisi Fisik Gitar

Periksa seluruh bagian dan pastikan tidak ada bagian yang kendor atau lepas. Guncang-guncangkan untuk mengetahuinya. Bila tidak ada suara apa-apa, berarti aman. Periksa putaran senar di kepala gitar, berfungsi atau tidak. Lihat juga kondisi permukaan soundboard atau sisi depan dan belakang gitar, apakah ada yang retak atau tergores.

Berikutnya, periksa leher (neck) gitar. Pastikan kondisinya lurus, tidak melengkung. Caranya, angkat pantat gitar hingga ke depan wajah Anda. Usahakan sisi depan gitar sejajar dengan mata Anda. Dari situ, luruskan pandangan Anda ke arah kepala gitar. Bila leher terlihat melengkung, carilah gitar yang lain.

Kualitas Suara

Beres dengan leher, setem-lah gitar. Anda bisa minta bantuan staf toko untuk menyetemnya. Mainkan semua not pada tiap fret (bilah-bilah logam tipis di permukaan leher gitar), dan di semua senar. Pastikan semua menghasilkan nada yang tepat, tidak sumbang, atau samar-samar mengandung nada-nada lain. Semua

yang sama. Jangan sampai ada not-not yang lemah volumenya, sementara not di fret sebelahnya lebih kencang. Untuk pemeriksaan yang satu ini idealnya memang dilakukan teman yang mengerti gitar, atau setidaknya mengerti musik, terutama bila Anda benar-benar buta musik.

Pastikan juga tidak ada satu pun not yang pecah (buzzing). Bunyi tak nyaman ini biasanya muncul bila senar membentur fret saat bergetar. Penyebabnya bisa karena fret yang terlalu tinggi atau karena action (jarak senar ke permukaan leher) yang terlalu rapat/kurang renggang.

Kenyamanan Jari-Jari

Kondisi gitar bagus, suaranya pun balance semua, nadanya tak ada yang sumbang, lalu apa lagi? Coba mainkan. Jika belum bisa, coba tekan sebuah fret dan bunyikan notnya. Lakukan pada fret-fret lainnya. Apakah Anda harus menekan dengan sangat keras agar bisa menghasilkan nada yang bersih? Ataukah cukup menekan ringan saja?

Semakin berat Anda harus menekan, semakin cepat pula jari-jari kita lelah saat bermain. Tentunya kita lebih suka gitar yang tidak harus ditekan kelewat keras. Selain lebih nyaman, jari-jari juga bisa bergerak lebih lincah. Kenyamanan jari kiri ditentukan oleh action. Tentang action, disarankan untuk memilih gitar yang action-nya tidak terlalu renggang. Sebab, semakin renggang, semakin besar pula tenaga yang diperlukan jari kiri untuk menekan senar. Kendati demikian, pemilihan tingkat action ini terkadang juga tergantung selera gitaris. Karena ada pula yang menyukai action agak tinggi untuk mendapatkan membal senar yang lebih responsif.

Tipe senar juga bisa mempengaruhi kenyamanan jari. Senar tipe hard-tension tentu memerlukan tenaga jari lebih besar untuk menekannya ketimbang yang normal-tension. Tentang senar, sudah pernah dibahas khusus pada edisi terdahulu. Bila Anda berniat mengganti senarnya, jangan pernah ganti senar nilon dengan senar logam. Sebab, tegangan dari senar logam jauh lebih besar daripada senar nilon. Gitar akustik nilon tidak didesain untuk menahan tegangan sebesar itu.

Minat Pada Gitar

Ini memang agak subyektif. Namun bisa saja terjadi seperti ini: semua pertanyaan di atas tadi bisa terjawab dengan baik, dengan kata lain gitar ideal sudah Anda temukan. Anehnya, Anda tidak bisa menyukainya. Ada sesuatu yang menyebabkan Anda kurang sreg dengan gitar ini. Jangan paksakan. Coba gitar yang lainnya lagi. Jubingng bukan jika Anda sudah membelinya tapi tak pernah disentuh. Itu sebabnya, ada yang berpendapat, mencari gitar itu seperti menjadi jodoh.

Bagaimana bila kita tak bisa juga menemukan sang gitar ideal? Cobalah meminta staf toko mengeluarkan stok-stok setipe dari gudangnya. Sering terjadi, meski dari tipe dan harga yang sama, dua gitar bisa memiliki kualitas yang jauh berbeda. Kita tak akan pernah tahu bila tak membandingkannya. Bila semua stok sudah dicoba dan masih belum ada yang bagus? Pilihan pertama, cari tipe yang sekelas lebih tinggi dari itu. Tentunya bila dananya ada. Bila tidak, terpaksa anda cari ke toko lain untuk mencari lagi.

Apa pun kelas gitar yang Anda cari, persyaratan-persyaratan di atas berlaku. Tentu saja, semakin mahal tipe gitar, semakin bertambah persyaratannya. Pada gitar-gitar kelas atas, penilaian terumit dan paling subyektif adalah perihal karakter suara seperti halnya pada manusia. Sebagai contoh, ada sejumlah karakter yang kerap digunakan: cerah-ceria, anggun-berwibawa, berat-kering, lembut-ringan, dan masih banyak lagi. Penjabarannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hanya dengan mendengar langsung suara gitar bersangkutan kita bisa memahaminya. Mana yang bagus? Semuanya terpulang pada minat dan selera kita.

Dokumen terkait