• Tidak ada hasil yang ditemukan

ila dikaruniai umur panjang, hidup menjadi tua itu pasi, bahkan menjadi lansia (lanjut usia) . Banyak cerita sedih dan memprihainkan menyertai para lansia. Ada yang hidupnya susah

secara ekonomi dan sakit-sakitan. Ada pula yang sepi, sunyi lama tak punya teman interaksi. Sebab, anak dan keluarga sibuk bekerja mencari nakah, inggallah ia sendiri dalam sunyi. Apabila kondisi ini yang terjadi, maka wajar banyak lansia yang mengalami gangguan kejiwaan dan

b

DAERAH

merasa tak berguna diusia senjanya. Seharusnya idak seperi itu, lansia juga manusia, seperi halnya balita, anak-anak, remaja dan orang dewasa, mereka juga harus mendapat perlakuan yang sama sesuai kondisinya. Jika para balita, ibu hamil, anak mendapat kasih sayang mereka pun punya hak yang sama untuk disayangi anggota keluarga lain yang masih belia dan produkif.

Sayang, harapan seperi itu tak selalu datang kepada para lansia. Ada saja alasan anggota keluarga sehingga kurang peduli kepada lansia yang menjadi anggota keluarganya. Bahkan ada pula anggota masyarakat yang menganggap lansia sebagai insan yang tak perlu mendapat perhaian lebih, melebihi anak-anak yang masih panjang masa depan dan handal produkiitasnya.

Walaupun secara budaya, masyarakat Indonesia sangat hormat dan menyayangi orang tua dan para lansia. Hanya saja budaya yang baik ini idak seluruhnya dapat terimplementasi sesuai dengan harapan para lansia.

DAERAH

masuk lewat pintu. Bila penjaga pintu dapat menangkap yang berperan keluar masuk pintu, maka mereka berganian menjadi penjaga pintu. Begitu seterusnya sampai permainan usai.

Sedangkan lansia laki-laki bermain benik. Sejenis permainan menggunakan sebatang kayu seukuran gagang sapu injuk sepanjang 40-50 cm dan anak benik berupa sebatang kayu yang sama dengan ukuran 20 cm, mereka berganian memainkan alat tersebut sampai mencapai angka tertentu.

Mengapa benik dan gobak sodor? Karena kedua permainan ini yang sering dilakukan oleh mereka sewaktu masih kecil di wilayah Yogyakarta. Dengan demikian mereka mengenang masa- masa indah di waktu kecil. Cara ini memudahkan membuat para lansia tertawa, gembira dan segar.

Apa yang membuat para lansia gemar berkumpul?. Tempat curhat, berbagi cerita, suka duka hidup lansia. Bila sudah curhat, hai yang tadinya sesak jadi lega, pikiran kusut jadi bening, beban terasa ringan dan Untuk itulah, sebagian lansia khususnya

wilayah Yogyakarta, merubah paradigma lansia “sehat, bahagia dan mandiri” seperi disampaikan Sii Chodijah, relawan lansia erupsi merapi Yogyakarta 18 Mei 2011 yang lalu.

Menurut Chodijah, menjadi tua itu kodrat. Semua yuang muda, bila ada umur pasi menjadi lansia. Untuk itu harus menjadi lansia sehat, bahagia dan mandiri. Bagaimana caranya?

Chodijah membentuk posyandu lansia, sekaligus sebagai ketua. Sejak tahun 2005, Ia akif menggalang para lansia menjadi sehat, bahagia dan mandiri. “Wijaya Kusuma” itulah nama posyandu lansia yang dibinanya. Wijaya kusuma, berari bunga kehidupan. Ia berusaha membuat hidup para lansia menjadi lebih hidup dan bermanfaat minimal untuk dirinya sendiri.

Keika ditanya apa yang

melatarbelakangi membina lansia, Ia mengatakan hanya ingin mengabdi kepada para lansia. Menyayangi seperi orang tua sendiri walau kedua orang tua Chodijah sendiri telah iada.

Apa yang dilakukan Chodijah bukan teori dan bualan belaka, tapi telah menjadi fakta dan sejarah yang layak dicontoh dan dikembangkan untuk lansia di tempat lain di Bumi Periwi ini.

Posyandu Wijaya Kusuma benar- benar hidup, walau pesertanya para lansia yang lemah dan serba terbatas. Tapi semua keterbatasan itu telah diubah menjadi kekuatan oleh para kader dan anggota lansia sendiri. Ia tetap sehat, gembira dan bersahaja. Tepatnya, 18 Mei 2011 posyandu Wijaya Kusuma Gemawang, Kabupaten Sleman, Yoyakarta kedatangan

tamu dari rombongan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Puskesmas Melai. Mereka menyambut dengan tari lansia, bertepuk, bersorak, bernyanyi dan berputar. Begitu bersemangatnya, para lansia meneriakan yel-yel “ Lansia sehat yes, lansia memble no way”. Seru…!.

Di lain kesempatan, mereka pun bermain bersama. Untuk lansia putri, mereka bermain gobak sodor, sebuah permainan yang dulu dimainkan oleh anak-anak. Mereka ada yang bertugas menjaga pintu dan ada yang keluar

menyenangkan, kata Pak Komardiono ketua BKL ( Bina Keluarga Lansia ) Cempaka.

BKL Cempaka mempunyai ari bunga kemuliaan. Semua kegiatan BKL berbentuk sosial yang bernilai kemuliaan bagi para pelakunya. Menyadari nilai kemuliaannya ini, Komardiono bersama anggota

mengadakan kegiatan rohani. Bagi yang muslim mendapat pencerahan rohani di mesjid, bagi yang kristen, katolik di gereja, demikian juga yang beragam hindu/budha mendapat pencerahan rohani ditempat ibadahnya masing- masing.

Selain curhat, posyandu lansia juga punya kegiatan home care yang diketuai Bapak Bambang Jumadiono (65 tahun). Program home care ini yakni melakukan pendampingan keluarga dan kunjungan rumah bagi lansia yang paling rentan, tua dan memerlukan bantuan. Saat kunjungan ke rumah selalu membawa buah tangan berupa sembako seharga Rp 8.000/kunjungan.

Program kunjungan dilakukan 2 kali seminggu oleh masing-masing kader. Saat ini home care mempunyai 15 kader. Masing-masing kader mendampingi 2 keluarga lansia terpilih. Dengan 15 kader, maka ada 30 keluarga terpilih yang mendapat pendampingan. Keika lansia yang didampingi meninggal, maka mereka

memilih kembali lansia lain yang paling memerlukan pendampingan dan begitu seterusnya, kata Bambang.

Dalam posyandu lansia, tergabung juga paguyuban lansia yang diketuai Sumardi Aloysius. Apa manfaat membentuk paguyuban ? Menurutnya, dengan bergabung dengan paguyuban lansia dapat bercerita, bergurau, senam, bernyanyi-nyanyi dan nostalgia. Satu bulan sekali, mereka kumpul di posyandu untuk pemeriksaan kesehatan dan berobat.§

DAERAH

KEBIJAKAN

PEMERINTAH DIY

Dalam dokumen Mediakom Edisi 30 Juni 2011 - [MAJALAH] (Halaman 59-62)

Dokumen terkait