ETALASE
M
encegah lebih murah dari pada mengobai. Demikian, doktrin promosi kesehatan masyarakat yang sudah baku. Doktrin ini dapat mencegah penyakit menular maupun yang idak menular. Faktanya, semua jenis penyakit tersebut dapat dicegah atau diminimalisir dampak negaifnya. Belakangan ini, penyakit idak menular menunjukkan peningkatan kasus yang inggi di negara maju maupun negara berkembang. Sungguh tepat sidang WorldHealth Assembly (WHA) ke 64 di Jenewa, tanggal 16 - 24 Mei 2011 mengangkat tema
“Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”.
Sidang tahunan WHO tersebut juga membahas 16 topik kesehatan dan berbagai informasi yang terkait kami angkat pada MEDIAKOM rubrik Media Utama. Selain itu, rubrik ini juga mengangkat PDBK (Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan). Program terobosan yang digagas Menkes untuk mengejar ketertinggal Kabupaten/ Kota yang IPKM (Indek Pembangunan Kesehatan Manusia) masih rendah.
Program PDBK untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan, tanpa menggunakan dana besar. Mekanismenya seluruh potensi daerah mulai dari SDM, Sumber dana dan keunggulan lokal disinergikan menjadi kekuatan besar untuk membangun kesehatan di daerah.
MEDIAKOM juga mengangkat keberhasilan daerah dalam program lansia, lumpuh yang menimpanya sampai sekarang, sulitnya membina pengobat tradisonal dan berbagai peristiwa kesehatan terkini. Tak ketinggalan rubrik ragam, kolom dan lentera. Selamat membaca. §
Redaksi
drg. Murti Utami, MPH
SuSunan RedakSi
Penanggung Jawab : drg. Muri Utami, MPH
Redaktur : Dra. Hikmandari A, M.Ed, Dyah Yuniar Seiawai, SKM, MPS
editor/Penyuning : Drs. Sumardi, Mulyadi, SKM, M.Kes, Prawito, SKM, MM, M.Rijadi, SKM, MSc.PH, Busroni S.IP, Mety Seiowai, SKM, Aji Muhawarman, ST
Desain grais dan Fotografer : Drg. Anitasari, M, Resi Kianini, SKM, M.Kes, Dewi Indah Sari, SE, MM, Sri Wahyuni, S.Sos, MM, Giri Inayah, S.Sos., Wayang Mas Jendra, S.Sn
Sekretariat : Waspodo Purwanto, Endang Retnowaty, Dodi Sukmana, S.I.Kom, Okto Rusdianto, ST, Yan Zefrial alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI Blok A, Ruang 107,
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950
Telepon : 021-5201590; 021-52907416-9 Fax : 021- 5223002; 021-52960661 email: [email protected], [email protected] Call Center: 021-500567, 021-30413700
Media
kom
RedakSi meneRima naSkah daRi PembaCa, daPaT dikiRim ke alamaT email RedakSi
Cegah dan
DAFTAR
ISI
3
4
6
6
7
8
9
9
12
14
16
17
19
20
20
22
24
25
27
29
ETALASE
DAFTAR ISI
INFO SEHAT
CARA SEHAT MENANGKAL LAPAR
CARA HEMAT UNTUK TETAP BUGAR
SURAT PEMBACA
STOP PRESS
INDONESIA TUAN RUMAH ASEAN DENGUE DAY
LUMPUH MASAL DI BOYOLALI
MENKES LEPAS DOKTER PTT
MEIDIANA HUTOMO DI KUKUHKAN SEBAGAI DUTA TB
RUMAH SAKIT BOLEH BERIKLAN
SULITNYA MEMBINA BATTRA
MEDIA UTAMA
MENTERI KESEHATAN PIMPIN DELEGASI RI PADA SIDANG WORLD HEALTH ASSEMBLY KE-64
SIDANG WHA BAHAS ENAM BELAS TOPIK
MENKES RI ADAKAN PERTEMUAN BILATERAL DENGAN MENKES CINA
MEKANISME BARU VIRUS SHARING USULAN INDONESIA DITETAPKAN SEBAGAI RESOLUSI WHA
MENELUSURI DAERAH BERMASALAH KESEHATAN
RAGAM
DASYATNYA MANFAAT ASI
MANFAAT ASI UNTUK TUMBUH KEMBANG ANAK
PERISTIWA
11 ANGGOTA MKDKI DISUMPAH
DOKTER PLUS KOMPETENSI KHUSUS
MEMBANGUN KEBERSAMAAN
MENKES DAN KAPOLRI TANDA TANGANI KERJASAMA
KOLOM
NASIONAL
INDONESIA BERHASIL TEKAN KASUS MALARIA
TETAP BUGAR DI USIA TUA
KEMKES KEMBANGKAN JEJARING RISET KEDOKTERAN
SISIPAN
URUSAN HAJAT BESAR DI KABUPATEN BANJAR
PEMBANGUNAN KESEHATAN KALSEL
DAERAH
GEMBIRA DI HARI TUA ALA YOGYA
KEBIJAKAN PEMERINTAH DIY UNTUK LANSIA
POPULASI ORANG USIA LANJUT DI INDONESIA
KOLOM PR
SIAPA DIA
RESENSI BUKU
LENTERA
31
31
33
35
35
37
38
40
41
42
42
44
46
47
47
55
59
59
62
64
65
66
68
INFO SEHAT
RaSa laPaR bisa saja muncul bukan karena perut dalam keadaan kosong, tetapi juga karena luktuasi hormon. Pilihan makanan sangat pening untuk mengurangi munculnya rasa lapar akibat hormon, terutama bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan.
Cobalah untuk menangkal rasa lapar dengan cara sehat. Enam cara mudah berikut yang dilansir Women’s Health :
1. ikan
Dari pada memilih daging merah atau ayam sebagai lauk di menu utama, lebih baik pilih ikan. Menurut dr. Susanna, ahli gizi asal Autralia, indeks kepuasaan memakan ikan lebih inggi dibandingkan daging dan ayam.
2. Jus buah tak disaring
Hindari mengkonsumsi jus buah dalam kemasan. Lebih baik Anda buat jus sendiri yang idak disaring. Buah yang telah hancur diblender banyak mengandung serat akan menimbulkan rasa kenyang saat Anda meminumnya.
3. Tutup hidung
Saat mencium aroma donat, roi atau muin yang baru saja matang, memang hasrat makan bisa meningkat. Untuk menghindarinya, tutup saja hidung Anda. Cara ini bisa menginduksi sekresi insulin yang membuat Anda berpikir kalau Anda lapar.
4. konsumsi wortel mentah
Wortel merupakan sayuran yang juga enak dinikmai dalam keadaan mentah. Menurut peneliian im dari Irlandia, mengkonsumsi wortel dalam keadaan mentah bisa membuat Anda lebih kenyang.
5. konsumsi vitamin
Pasikan nutrisi tubuh terpenuhi dengan baik. Jika Anda merasa ragu, konsumsi saja vitamin. Itu karena jika tubuh merasa kekurangan nutrisi, hasrat makan akan meningkat. Sehingga, Anda akan merasa lapar dan makan lebih banyak.
6. makan di tempat yang terang
Pasikan lampu di ruangan makan dalam keadaan terang. Menurut peneliian yang dilakukan im dari University of Illinois, Amerika Serikat, tempat yang temaram memicu seseorang makan berlebihan.§
berbagai sumber-ynt115
CARA SEHAT
7. Push-up
Laihan push up yang tergolong murah dan mudah karena idak memerlukan peralatan apapun bisa menawarkan manfaat kesehatan yang luar biasa. Laihan resistensi seperi push up juga dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh serta meningkatkan kekuatan otot.
CARA HEMAT
UNTUK TETAP BUGAR
unTuk TeTaP sehat, Anda tak perlu mengeluarkan banyak
uang untuk pergi ke pusat kebugaran atau membeli alat-alat olahraga yang mahal. Anda bisa tetap bugar dengan biaya murah di rumah atau kantor. Bagaimana caranya?
Berikut beberapa kegiatan di rumah atau ditempat kerja yang murah tetapi bisa membuat Anda tetap bugar dan sehat :
1. melakukan pekerjaan rumah tangga
Anda mungkin idak menyadarinya, tetapi melakukan pekerjaan rumah tangga benar-benar dapat membantu Anda untuk tetap it. Tugas-tugas seperi membersihkan debu dan berkebun bisa cukup membakar kalori
2. naik turun tangga
Anda bisa mendapatkan manfaat yang sama dengan kelas aerobik di gym hanya dengan naik dan turun tangga di rumah. Naik turun tangga adalah laihan kardio yang juga bisa membantu melaih otot. Ada baiknya menggunakan tangga daripada lit untuk menuju ruang kerja atau ruang rapat yang hanya berada dilantai 2 atau 3.
3. menggunakan barang-barang yang ada untuk
laihan
Tak perlu membeli peralatan olahraga yang mahal, Anda dapat menggunakan benda-benda di sekitar rumah untuk berolahraga. Sebagai contoh, Anda dapat mengangkat kaleng makanan, botol air atau buku untuk membangun kekuatan tubuh bagian atas.
4. Jalan kaki
Berjalan memberi tekanan yang sangat sedikit pada sendi dan sering kali merupakan pengalaman yang menyenangkan. Laihan ini dapat dilakukan di lingkungan rumah, di taman dikantor atau bahkan di mall. Mulailah dengan 5-10 menit sampai dengan 30 menit berjalan cepat seiap hari.
5. menari
Menari merupakan laihan yang luar biasa, yang besar manfaatnya bagi jantung. Para ahli setuju bahwa menari adalah laihan yang menyenangkan tanpa memerlukan alat dan bisa dilakukan di rumah. Selain itu, menari dapat meningkatkan mood (suasan hai) secara instan.
6. Sit-up
Ini adalah laihan terbaik untuk membangun dan memperkuat otot-otot perut. Bukan hanya untuk mendapatkan perut six pack, tapi itu juga merupakan faktor pening dalam mencegah masalah punggung.
Nah kapan anda akan memulainya? Mudah dan murah bukan?§
SURAT PEMBACA
PeRTanYaan
Saya seorang perawat di sebuah rumah sakit swasta dan ingin mengabdi menjadi Petugas Kesehatan Haji Indonesia. Apakah saya bisa memenuhi syarat karena saya bukan PNS dan
bagaimana syarat serta cara pendatarannya? Terima kasih.
Dari Seorang Perawat di daerah
JaWaban
Anda bisa mendatar menjadi Petugas Kesehatan Haji Indonesia untuk TKI Kloter dengan mendatar secara online melalui alamat
website: htp://puskeshaji.depkes.go.id. dan tanpa dipungut biaya.
Untuk perawat/perawat bidan harus memiliki seriikat BTLS, BTCLS, BCLS, Emergency Nursing atau PPGD, memiliki
surat ijin perawat (SIP) dan surat ijin kerja perawat (SIKP) atau
SIB, melakukan prakik keperawatan dengan rekomendasi Dinas
Kesehatan setempat.
Sedangkan persyaratan khusus PPIH untuk perawat yaitu
pendidikan minimal D3, diutamakan perawat di IGD, ICCU dan ICU, IW, perawat geriatri dan bedah.
Pendataran melalui online dan dokumen yang harus dilengkapi sebagai berikut:
1. Print out registrasi online bagi PNS dan Swasta di daerah diketahui oleh kepala unit kerja dan mendapat rekomendasi dari dinkes propinsi/kab/kota. Untuk PNS Pusat,
Kementerian/ Lembaga lain, UPT Pusat, TNI/POLRI diketahui oleh Kepala Unit Kerja masing-masing.
2. Fotokopi KTP
3. Fotokopi Ijazah pendidikan sesuai peminatan bidang tugas
yang dilegalisir oleh kepala bagian kepegawaian/ Kepala Bagian Tata Usaha.
4. Fotokopi SK terakhir yang dilegalisir oleh kepala bagian kepegawaian/ kepala bagian tata usaha, atau surat pernyataan melaksanakan tugas (SPMT) bagi pelamar
swasta.
5. Fotokopi Seriikat seperi ACLS, ATLS, ATCLS, GELS, BCLS, BTLS BTCLS, Emergency Nursing atau PPGD yang dilegalisir oleh kepala bagian kepegawaian/ kepala bagian tata usaha. 6. Fotokopi Surat Tanda Register (STR) dan SIP yang masih
berlaku bagi tenaga dokter.
7. Fotokopi surat keterangan praktek SIKP dan SIB yang masih
berlaku bagi tenaga perawat
8. Surat keterangan sehat dari im pemeriksa kesehatan
Puskesmas atau rumah sakit pemerintah.
9. Surat rekomendasi dari instansi (formulir 1).
10. Surat keterangan idak hamil bagi petugas wanita (formulir 2). 11. Surat izin tertulis dari suami/orang tua/wali bagi petugas
wanita (formulir 3).
12. Surat pernyataan idak memahrami/dimahrami (formulir 4).
13. Surat pernyataan bersedia ditempatkan sesuai kebutuhan
saat operasional (formulir 5).
Yang pening untuk dilakukan adalah bagi Calon petugas (TKHI/PPIH) berasal dari SWASTA harus mendapat rekomendasi dari DINKES KAB/KOTA atau PROPINSI, kemudian kelengkapan berkas dokumen dikirim ke Pusat melalui kOTak POS PO.bOX RekRuTmen Pkhi JkTm 12700 untuk dilakukan veriikasi
kelengkapan dan keabsahan dokumen.
Untuk pendataran PPIH Bidang Kesehatan tahun 2011 sudah selesai dilaksanakan.
MediaKuis
1. apa yang dimaksud dengan Pdbk (Penanggulangan daerah bermasalah kesehatan)?
2. Sebutkan 3 data kesehatan berbasis komunitas? 3. kapan dan dimana dilaksanakannya World health
assembly (Wha) ke 64? dan apa temanya ?
Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata
lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi).
Jawaban dapat dikirim melalui : • Email : [email protected]
• Fax : 021 - 52907421
• Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5,
Kav. 4-9, Jakarta Selatan
Jawaban diterima redaksi paling lambat minggu keempat (terakhir) bulan Juli
2011.
Nama pemenang akan
diumumkan di Majalah Mediakom edisi 31 / Agustus
2011.
10 Pemenang MediaKuis masing-masing akan mendapat hadiah t-shirt dari Mediakom.
Hadiah pemenang akan dikirim
melalui pos.
Kuis ini idak berlaku bagi Keluarga besar
Pusat komunikasi Publik kemenkes Ri.
PENETAPAN PEMENANG MEDIA KUIS
EDISI 29 APRIL 2011
Redaksi Mediakom telah menetapkan 1 (satu) orang
pemenang dengan 3 buah jawaban sebagai berikut :
JaWaban
1. Ibu hamil
2. 3 kegiatannya :
a. Peluncuran secara resmi ASEAN Dengue Day atau Hari Dengue se-ASEAN yang akan dilakukan di Jakarta pada tanggal 15 Juni 2011
b. Konferensi Obat Tradisional ini antara lain akan menyepakai pengembangan format standarisasi pada ASEAN Pharmacopeian Herbal Medicine atau Farmakope Obat Herbal ASEAN edisi III
c. 19th Meeing of ASEAn Task Force on AIDS (AFTOA)
3. Tanggal 21-24 Februari 2011
Pemenang kuiS : 1. WahYu eka aRini
Jl. Wibawa Muki II Gg. H. Dehir Rt. 08 Rw. 02 Jai Luhur, Jai Asih, Bekasi Selatan 17145
ndonesia mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan
ASEAN Dengue Day
pada tanggal 13 – 15 Juni 2011 di Jakarta. Berbagai acara dan kegiatan telah dirancang untuk memeriahkan dan mensukseskan kegiatan tersebut. Kegiatan dimulai dengan menyelenggarakan Lomba logo
ASEAN Dengue Day yang diadakan
dua kali yaitu ingkat Nasional dan ingkat ASEAN. Lomba Logo ingkat Nasional diselenggarakan tanggal 28 Februari sampai dengan 29 April diikui 289 peserta. Untuk ingkat ASEAN diadakan pada tanggal 15 Juni 2011 diikui 10 negara.
Kegiatan berikutnya adalah Lomba Poster ASEAN Task Force in AIDS
dan Lomba poster ASEAN Dengue
Day. Lomba poster ASEAN Dengue
Day Tingkat Nasional, pendataran
dan penerimaan dokumen dimulai pada tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 2 Mei 2011, diikui 156 peserta, sedangkan Lomba poster ASEAN Dengue Day diikui
136 peserta.
Selain itu juga diselenggarakan Lomba Debat Bahasa Inggris ingkat SMA se DKI Jakarta tentang HIV/AIDS dan Demam Berdarah Dengue. Topik ini dipilih karena kedua penyakit ini masih menjadi masalah yang membutuhkan perhaian seluruh masyarakat khususnya generasi muda.
Kegiatan tersebut dilakukan Kementerian Kesehatan dalam mendukung suksesnya Indonesa sebagai Ketua ASEAN 2011, dengan menyelenggarakan iga kegiatan yaitu
Oicial Launch of the ASEAN Dengue Day, 3rd Internaional Conference on Tradiional Medicine dan 19th Meeing of ASEAN Task Force on
AIDS/ATFOA.
Untuk memilih dan menentukan pemenang lomba telah dibentuk Dewan Juri. Dewan Juri diketuai dr. Lily S. Sulistyowai, MM, Kepala Pusat Promosi Kesehatan dengan anggota terdiri dari utusan Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informaika, Persatuan
Perusahaan Iklan Indonesia, FISIP
Universitas Indonesia dan Insitut Kesenian Jakarta, telah melakukan penilaian pada tanggal 6 Mei 2011 untuk menetapkan satu pemenang dan 2 nominasi.
LoMbA LoGo
Setelah melakukan penilaian, Dewan Juri menetapkan sebagai pemenang yaitu Rezky Nugraha, Alamat Gendeng GK IV/689 RT 71/17, Kec. Gondokusuman, Kel. Baciro, Yogyakarta dengan nilai 4668. Sedangkan sebagai nominasi pertama adalah Noval Rahman Y.P,
I
INDoNESIA
TUAN RUMAH
ASEAN DENGUE DAY
STOP PRESS
ST, alamat Jl. Datuk Ribandang III No. 17, Makassar, Sulsel dengan nilai 4632 dan nominasi kedua adalah Ali Burhan, SPI, alamat RT 04 RW 01 Menguneng, Kec. Warungasem, Kab. Batang, Jawa Tengah dengan nilai 4610.
Kepada pemenang diberikan hadiah uang sebesar lima belas juta rupiah dan diikutkan dalam lomba Tingkat ASEAN bersama 9 negara anggota lainnya yang pemenangnya diumumkan pada tanggal 15 Juni 2011 di Jakarta bersamaan dengan Launching Dengue Day. Sedangkan nominasi pertama dan kedua juga diberikan hadian sebesar masing-masing lima juta rupiah.
Oicial Launch of the ASEAN
Dengue Day pening karena DBD
masih merupakan ancaman jutaan orang di dunia dan yang paling serius terkena dampaknya adalah wilayah Asia Tenggara. Kegiatan ini pening untuk mendorong peningkatan komitmen pencegahan dan pengendalian DBD secara bersama-sama melalui kampanye dan advokasi tahunan di ingkat nasional maupun kawasan ASEAN.
LoMbA PoSTER
Untuk Lomba Poster Tingkat Nasional, pendataran dan
penerimaan dokumen dimulai pada tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 2 Mei 2011. Lomba Poster ASEAN Task Force in AIDS diikui
156 peserta, sedangkan Lomba poster ASEAN Dengue Day diikui
136 peserta. Pembukaan dan seleksi dokumen dilakukan pada tanggal 19 Mei dan 26 Mei 2011 oleh Paniia bersama dengan Dewan Juri Lomba yang diketuai dr. Lily S. Sulistyowai, MM, Kepala Pusat Promosi Kesehatan.
2.997. Pemenang 3, Jefri Novian Abrianto, Desa Bandung, Kec. Bandung, Kab. Tulungagung, Jaim dengan nilai 2.860.
Sedangkan, pemenang lomba poster ASEAN Dengue Day, yaitu Pemenang I, Ario Priambudi, dari Kel. Tanjung Barat Kec. Jagakarsa, Jaksel dengan total nilai 3.341. Pemenang 2, Andestya Miranthi K, dari Kel. Grogol, Kec. Grogol Petamburan Kota, Jakbar dengan total nilai 3.297. Pemenang 3, Eko Haryanto, dari Kel. Manisrejo, Kec. Taman Kab. Madiun, Jaim dengan total nilai 3.271.
Kepada para pemenang I mendapatkan hadiah uang tunai dan piagam penghargaan dari Kementerian Kesehatan. Besarnya hadiah untuk pemenang 1 sebesar Rp 10 juta, pemenang 2 sebesar Rp 7,5 juta
Mei-JuNi (SebeLuM acara)
MiNggu 12 JuNi 2011
SeNiN 13 JuNi 2011
SeLaSa 14 JuNi 2011
rabu 15 JuNi 2011
1. Lomba Poster 2.
Lomba Logo ADD ingkat Nasional & ASEAN
3. Lomba Debat Bahasa Inggris
tentang HIV/AIDS
dan DBD
4. Lomba RW Bebas Jenik di DKI
Jakarta
1. Kampanye Ayo Stop DBD di DKI Jakarta & Pameran
1. ASEAN Dengue
Conference di
Hotel Sari Pan Paciic & Pameran
2. Cultural Dinner (malam hari) di
Hotel Sari Pan Paciic
1. ASEAN Dengue
Conference
(lanjutan) di Hotel Sari Pan Paciic
2. Dialog Nasional Dengue (siang s.d sore)
3. Welcome Dinner di Balai Agung DKI
1. Aksi Simpaik (pagi hari) di beberapa iik sekitar bundaran HI/Monas
Jakarta
2. Oicial Launch
(pagi-siang) di Museum Nasional &
Pameran
the announcement of:
- Naional logo compeiion - Naional Poster compeiion - Naional Debate Compeiion - ASEAN logo compeiion
- “Rekomendasi Jakarta untuk Pengendalian Dengue”
-”Jakarta Call for Acion Cambaing
Dengue”
dan pemenang 3 sebesar Rp 3,5 juta rupiah.
LoMbA DEbAT
Lomba Debat Bahasa Inggris diikui oleh sepuluh SMA yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Nasional, adalah perwakilan dari seiap wilayah di DKI Jakarta.
Grandinal lomba debat ini, diadakan pada Selasa (06/06) bertempat di ruang Siwabessy, gedung Kemkes Jakarta, disaksikan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH. dan sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan.
Keluar sebagai juara pertama adalah Tim SMAN 81 Jakarta, terdiri dari Krismita Sara Putri, Gabriel Charlote dan Raditya Naufal, berhasil
mengungguli iga im lainnya dalam grandinal dengan tema “localize prosituion to supervise the spread of HIV/AIDS”. Mereka berhasil mendapatkan trophy dan hadiah uang tunai sebesar 10 juta rupiah, serta mendapatkan predikat sebagai the best speaker.
Sebagai runner-up adalah SMAN
28 Jakarta, sedangkan SMA Kristen BPPK Penabur dan SMAN 78 Jakarta berturut-turut sebagai juara keiga dan keempat. Mereka memperoleh trophy dan sejumlah uang tunai masing-masing sebesar 8 juta rupiah untuk
runner-up, 6 juta rupiah untuk juara
keiga, dan 4 juta rupiah untuk juara keempat.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta debat, atas kontribusinya terhadap masalah kesehatan, khususnya masalah HIV/ AIDS dan DBD.
Menkes menjelaskan beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain bahwa free-sex berbeda dengan commercial-sex. Selain itu, ada baiknya memisahkan isilah HIV dan AIDS, karena itu merupakan dua hal yang berbeda. HIV adalah virus, sementara AIDS adalah syndrome.
Menkes juga menambahkan, melokalisasi kegiatan prositusi berbeda arinya dengan membangun tempat lokalisasi.§Smd
STOP PRESS
SAKIT LUMPUH DI boYoLALI
is, seorang bapak meninggal, februari 2011 karena sakit lumpuh. Ia meninggalkan anak G yang inggal di Ciamis, juga dalam kedaan lumpuh. Dari generasi ke generasi, sejak tahun 1950 sudah 20 orang meninggal karena lumpuh, 10 diantaranya laki-laki. Hal ini terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.
Tim invesigasi Dinas Kesehatan bersama Tim Puskesmas Ampel I melakukan Penyelidikan
Epidemiologi, tanggal 29-30 Maret 2011, berikut hasil wawacara dengan 5 penderita lainnya:
aFW (P, 19 tahun)
Merupakan anak terkecil dari lima bersaudara yang keiga saudaranya juga menderita kelumpuhan. Kelumpuhan AFW dimulai sejak usianya 18 tahun, pergelangan kaki kanannya ‘keseleo’ beberapa hari selanjutnya merasakan tulang tulang kakinya terasa dingin dan beis terasa kram. Bila berjalan sempoyongan (seperi hilang keseimbangan). Persendian terasa kaku namun idak merasakan sakit. Pada malam hari (setelah maghrib) badan terasa lebih lemes dan persendian terasa lebih kaku. Saat ini AFW masih bisa berdiri tanpa bantuan namun idak bisa bertahan lama.
aM (P, 22 tahun)
AM merupakan kakak dari
AFW, AM mulai merasakan gejala sakit di usia 14 tahun. Gejala awal yang dirasakan adalah hilang keseimbangan sehingga jalan sempoyongan, suara menjadi cedal. Seiring perjalanan waktu semakin parah dan di usia 20 tahun sudah idak dapat berjalan lagi. Keadan saat ini AM hanya bisa berbaring di tempat idur dan suarapun sudah hilang (seperi layaknya orang bisu).
YS (L, 26 tahun)
YS adalah kakak dari AM, YS mulai merasakan sakit pada usia 15 tahun. Keadaan ini dipicu saat YS jatuh dari atas pohon, patah tulang dan menjalani operasi. Setelah operasi sudah idak dapat berjalan lagi, bahkan setelah pen diambil. Yang dirasakan adalah kaki terasa dingin
hingga ke tulang. Keadaan saat ini YS hanya bisa berbaring di tempat idur, sudah idak dapat berjalan, bahkan berdiripun sudah idak bisa. Meski pelan masih dapat berbicara namun idak begitu jelas.
Ni (L, 37 tahun)
NI adalah kakak pertama dari iga penderita diatas. NI mulai merasakan gejala pada usia 36 tahun. Keadaan sekarang masih dapat berjalan meski sempoyongan (hilang keseimbangan). Saat ini NI masih bisa mengendarai sepeda motor, bahkan merasakan lebih nyaman jika naik sepeda motor dari pada jalan kaki. Kadaan isik NI masih terlihat seperi normal. Suaranya pun masih terdengan jelas dan dapat bercerita secara normal.
DY (P, 45 tahun)
DY merupakan keluarga lain dari keempat penderita diatas, namun masih ada hubungan family. DY merupaka anak dari SH yang juga menderita penyakit serupa hingga meninggal. DY mulai merasakan sakit pada usia 37 tahun, diawali dengan hilangnya keseimbangan sehingga jalan sempoyongan. Menurut cerita suaminya, jika ditanya terasa bumi / tanah yang diinjak berputar putar.
Di usia 42 tahun DY sudah idak bisa berjalan lagi, suaranyapun perlahan menghilang. Hingga saat ini nafsu makan masih baik dan daya ingat pun masih baik.
Saat masih sehat, DY selalu akif berolahraga senam dan bola voley. Pernah menjalani perawatan di RS Pani Waluyo Surakarta dan manjalani CT-Scan. Namun bacaan hasilnya
1. Pemahaman kepada masyarakat bahwa untuk memutus penyakit ini dengan menghindari
perkawinan sedarah.
2. Perawatan penderita di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali untuk meningkatkan kualitas kesehatannya, dengan biaya bersumber dari dana Jamkesda Kabupaten Boyolali.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam rangka Pemeriksaan Laboratorium lebih lanjut.
4. Pemberitan bantuan berupa kursi roda dan tetrapoid sebagai alat mobilisasi penderita dari Pemerintah Kabupaten Boyolali. 5. Perawatan Rawat jalan
Fisiotherapy di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali, dengan bantu transportasi oleh pemerintah Kecamatan Ampel dan Puskesmas Ampel I. 6. Karena kurangnya anggaran,
sampai saat ini belum diberikan Biaya Jaminan Hidup bagi penderita.
LANGKAH LANGKAH
YANG TELAH DILAKUKAN
meragukan karena sudah ada coretan di tanggal pemeriksaan dan nama pasien. (Hasil : Menyokong gambaran covum sepi pellucid & kecurigaan hypogenes corpus collosum.)
Keadaan pada saat ini penderita yang masih hidup sebanyak 18 (delapan belas) orang 13 (iga belas) diantaranya inggal di Ds. Sidomulyo, 1 (satu) orang di Ds. Urutsewu, 1 (satu) orang di Ds. Tanduk, Ampel Boyolali dan 3 (iga) orang di luar Kabupaten Boyolali.
kesimpulan :
Penyakit tersebut diduga penyakit geneik. Hasil pemeriksaan dokter spesialis saraf ( dr. Amaludin M , Sp.S ) tanggal 30 Maret 2011 di rumah penderita didapatkan: Diagnose klinis Tetraparesis spasic. Diagnose sementara Friedreich’s ataxia.
Keterangan : gangguan yang progresif secara bertahap pada sistem saraf dan otot. Penyakit keturunan bersifat autosomal resessive disease dengan kelainan pada gen x 25
STOP PRESS
MENKES
LEPAS
DoKTER
PTT
enkes melepas 889 dokter dan 191 dokter Gigi untuk melaksanakan tugas di daerah terpencil dan sangat terpencil dengan masa tugas 1 tahun. Saat bersamaan, Menkes juga menerima seriikat ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Mutu Pelayanan Proses Administrasi Kepegawaian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), di Jakarta (31/3).
Dalam sambutannya, Menkes
mengatakan pembinaan ISO akan dilaksanakan Lembaga Bureau Veritas untuk lima kegiatan Biro Kepegawaian, yaitu : 1) Sistem Rekrutmen PTT, 2) Sistem Rekrutmen CPNS, 3) Sistem Kenaikan Pangkat secara Reguler, 4) Sistem Kenaikan Pangkat secara Fungsional, dan 5) Tata Kelola Administrasi Kepegawaian.
Menkes berharap, dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dokter PTT yang bekerja di fasilitas kesehatan
daerah terpencil, sangat terpencil serta perbatasan dan kepulauan lebih mudah mengakses informasi proses rekrutmen Kementerian Kesehatan dengan prinsip transparan, adil dan akuntabel.
Lebih lanjut Menkes mengatakan, Dokter PTT diberangkatkan
pada tanggal 4 April 2011 untuk melaksanakan tugas selama setahun di fasilitas pelayanan kesehatan dengan kriteria terpencil dan sangat terpencil.
Diharapkan dengan masa tugas
yang sangat singkat tersebut, dokter PTT dapat bekerja dengan baik, penuh dedikasi, idak mengecewakan Kementerian Kesehatan, dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, teringgal, perbatasan dan kepulauan yang sangat membutuhkan, ujar Menkes.
Menurut Menkes, Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan bagian dari hak azasi manusia. Seiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bain, bertempat inggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk itu negara memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan antara lain melalui penempatan dr/drg PTT. Sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara opimal dan berkeadilan untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Diharapkan dokter PTT dapat memahami makna daerah terpencil dan sangat terpencil, karena
daerah-daerah seperi itu adalah daerah-daerah yang sulit secara geograis, mempunyai keragaman kultur, serba kekurangan dan daerah rawan bencana, ujar Menkes.
Menkes menambahkan, untuk menunjang pelaksanaan tugas pening dan sebagai penghargaan atas tugas mulia ini, maka mulai tahun 2010 telah diberlakukan kebijakan pemberian insenif untuk penugasan dr/drg PTT baik di fasilitas pelayanan kesehatan kriteria terpencil maupun sangat terpencil. Selain itu mulai pengangkatan dr/drg PTT periode April 2011 ini, masa penugasan dr/drg PTT baik pada kriteria terpencil maupun sangat terpencil adalah selama satu tahun. Langkah perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efekiitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelaksanaan program kesehatan di daerah.
Menkes berpesan, dokter PTT supaya segera berangkat ke tempat tugas masing-masing sesuai dengan jadwal waktu yang sudah ditentukan karena masa pengabdian hanya satu
tahun. Pelajari situasi dan kondisi daerah tempat bertugas, cepat menyesuaikan diri dengan situasi itu sehingga program-program yang menjadi tanggung-jawab dapat berjalan dengan baik.
Menkes berpesan dengan kata-kata bijak “Kebahagiaan adalah mencintai apa yang Anda kerjakan dan melakukan apa yang Anda cintai”.
Umumnya, masyarakat daerah terpencil dan sangat terpencil merupakan masyarakat Indonesia memiliki kesenjangan regional dan berbagai masalah lainnya. Sehingga masyarakat menjadi berkekurangan secara ekonomi, ujar Menkes.
Data Badan Pusat Staisik,
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 237 juta jiwa dan 13,33% di antaranya adalah masyarakat miskin. Mereka rentan terhadap berbagai macam penyakit akibat gizi buruk, pengetahuan kesehatan yang rendah, perilaku kesehatan kurang baik dan lingkungan pemukiman yang buruk.§
STOP PRESS
impinan Pusat Muhammadiyah/ Aisyiyah mengukuhan Meidiana Hutomo sebagai Duta TB. Pengukuhan ini sebagai bentuk kepedulian Muhammadiyah dan Aisyiyah pada program
penanggulangan TB. Diharapkan dengan adanya duta TB, informasi tentang TB akan mudah diserap dan dipahami masyarakat. Masyarakat tahu bahaya TB dan berupaya mencegah dan mengobai TB sehingga tercipta masyarakat bebas TB. Duta TB juga diharapkan dapat mempengaruhi pengambil kebijakan, termasuk anggaran yang berpihak
pada penanggulangan TB.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Asyiyah Dra Hj. Noordjannah Djohanini, MSi, MM, di Jakarta (31/3).
Meidiana Hutomo dipilih sebagai duta TB yang mewakili komponen masyarakat sipil setelah melalui serangkaian proses seleksi yang dilakukan pimpinan Pusat Muhammadiyah/Aisyiyah.
Menurut Noordjannah, Muhammadiyah dan Aisyiyah pernah bermitra dengan Subdit TB sebagai Implemening Unit dan
SubRecipient (SR) dalam program
penanggulangan TB. Tahun 2009 Aisyiyah menjadi Principles Recipient
P
MEIDIANA HUToMo
DI KUKUHKAN
SEbAGAI DUTA Tb
(PR) mewakili komponen civil society yang bekerja di 16 propinsi dan 35 kabupaten/kota melaksanakan program penanggulangan TB berbasis komunitas (Community TB Care). Melalui Duta TB diharapkan sosialisasi TB ke tengah-tengah masyarakat akan semakin efekif, sehingga masyarakat bisa bebas dari TB.
Untuk membangun masyarakat bebas TB diperlukan suatu
dorongan tokoh sebagai role model dalam penanggulangan TB yang berasal dari kelompok masyarakat umum yang peduli dan mampu menggerakkan masyarakat lainnya. Role model inilah yang di sebut sebagai duta TB masyarakat. Duta TB masyarakat secara sukarela mewakili masyarakat dan menjadi utusan dari program community TB care ‘Aisyiyah, yang secara bersinambungan melakukan sosialisasi dan proses penyandaran ke masyarakat dan memperkuat keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan TB, ujar Noordjannah.
Peluncuran Duta TB di hadiri ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamaadiyah Prof.DR.Din
Syamsudin, Perwakilan Kementerian Kesehatan, WHO, UNDP, USAID, YAPPARI, KNCV dan Lembaga Mitra Aisyiyah KLNU, LKC, PKNU, PERDHAKI, YARSI dan PPTI. §
asilitas kesehatan miliki Pemerintah maupun swasta boleh memasang iklan atau publikasi pelayanan kesehatan di media cetak, media elektronik, dan media luar ruang dalam bentuk berita, banner, tulisan berjalan, arikel, atau features. Ketentuan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan tanggal 14 Desember 2010.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK), dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS dalam temu media dengan topik Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan serta Pengembangan Program Keperawatan di Indonesia yang diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik, 6 Mei 2011 di Jakarta.
Dalam beriklan, fasilitas pelayanan kesehatan harus memperhaikan eika iklan dan publikasi yang diatur dalam kode eik rumah sakit Indonesia, kode eik masing-masing
tenaga kesehatan, kode eik pariwara, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain itu dalam beriklan, harus memuat data dan fakta yang akurat, berbasis buki, informaif, edukaif dan bertanggungjawab serta wajib mencantumkan nama dan alamat fasilitas pelayanan kesehatan dan tanggal publikasi. Ruang lingkup pengaturan ini melipui iklan dan publikasi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan tradisional dan pengobatan
F
RUMAH SAKIT
STOP PRESS
komplementer-alternaif.
Dirjen BUK menambahkan iklan dan publikasi yang dilarang adalah yang bersifat menyerang atau pamer dengan merendahkan kehormatan dan profesi tenaga kesehatan, pemberian informasi yang idak benar/palsu dan menyesatkan, pengenalan metode, obat, dan teknologi pelayanan kesehatan yang belum diterima oleh masyarakat kedokteran karena manfaat dan keamanannya masih diragukan dan belum terbuki, iklan pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan yang idak berlokasi di Indonesia, iklan pelayanan kesehatan yang idak memiliki izin.
Selain itu, dalam beriklan juga dilarang mengiklankan susu formula dan zat adikif, obat keras, psikotropika dan narkoika, pemberian tesimoni, dan penggunaan gelar akademis dan sebutan profesi di bidang kesehatan.
“Tenaga kesehatan juga dilarang mengiklankan atau menjadi model iklan obat, alat kesehatan, perbekalan
kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan kecuali dalam iklan layanan masyarakat. Namun tenaga kesehatan dapat melakukan publikasi atas pelayanan kesehatan dan peneliian kesehatan dalam majalah kesehatan
atau forum ilmiah untuk lingkungan profesi,” ujar Dirjen BUK.
Untuk membina, mengawasi dan melakukan penilaian iklan dan publikasi pelayanan kesehatan, Menteri Kesehatan membentuk Tim Penilaian dan Pengawasan Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan sebelum dan setelah ditayangkan iklan dan publikasi tersebut.
Berdasarkan penilaian tersebut, apabila iklan dan publikasi
melanggar peraturan maka im dapat memerintahkan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan untuk mengubah, menarik, menghilangkan atau menghenikan iklan dalam jangka waktu paling lama 7 hari kerja.
Jika dalam 7 hari pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan idak mengubah, menarik, menghilangkan atau menghenikan iklan yang melanggar maka dikenakan indakan administraif yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari kerja.
Tindakan administraif berupa pencabutan surat izin operasional/ surat izin prakik/surat izin kerja/surat izin profesi untuk sementara waktu paling lama 1 (satu) tahun; dan pencabutan surat izin operasional/ surat izin prakik/surat izin kerja/surat izin profesi untuk selamanya.§ Smd
Direktur Jenderal bina Upaya Kesehatan (bUK), dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
ulitnya membina pengobat tradisional (Batra). Banyaknya jenis Batra merupakan salah satu kendala karena idak semua terideniikasi. Apalagi jenis Batra ini juga tumbuh dan berkembang di pedesaan dan wilayah yang jauh dari pantuan pemerintah. Selain itu, sisi keamanan, mutu dan azas kemanfaatan belum semua jenis Batra dapat dibukikan secara medis (ilmiah). Sampai saat ini jenis Batra yang telah terbuki bermanfaat secara kesehatan baru Akupuntur.
Walau sulit, tetap harus mendapat perhaian. Sebab menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas 2010), 59,12% penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu/ obat tradisional. Jadi secara peluang, obat tradisional dapat menjadi alternaif pengobatan bagi masyarakat. Sedang pengguna teringgi pada kelompok umur 55-64 tahun, pengguna perempuan lebih besar dibanding laki-laki dan pengguna masyarakat perkotaan lebih besar dibanding pedesaan.
Secara umum, Batra dikelompokan menjadi dua.
Pertama, kelompok pelayanan kesehatan tradisional keterampilan manual seperi pijat urut, patah
tulang, sunat, dukun bayi, releksi, akupressur, osteopat, shiatsu dan metoda sejenis lainnya. Kedua, Keterampilan menggunakan alat dan teknologi seperi chiropraksi, bekam, akupuntur dan metode sejenis lainnya.
Penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari griya (rumah), pondok yang memberi pelayanan perorangan atau kelompok. Sedangkan pelayanan kesehatan tradisional milik pemerintah antara lain; Sentra pengembangan dan penerapan pelayanan kesehatan tradisional (SP3T). Lembaga ini secara fungsional bertugas melakukan pengkajian, peneliian, pengujian, pendidikan dan pelaihan pelayanan kesehatan tradisonal.
Untuk mengawasi penyelenggaraan kesehatan
tradisional, pemerintah memiliki Balai kesehatan tradisonal masyarakat (LKTM), sebagai pelaksana teknis seingkat eselon III di lingkungan Kemkes yang bertugas memantau dan mengevaluasi pelayanan kesehatan tradisional. Di samping itu juga mempunyai Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM), unit pelaksana seingkat eselon IV yang bertugas melaksanakan pemantauan
dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional.
Demi menghindari pelayanan kesehatan tradisional yang membahayakan kesehatan, maka Batra harus mendapat bimbingan dan pelaihan yang benar dari Asosiasi Pengobat Tradisional sejenis. Berikutnya, Batra akan mendapat Surat izin pengobat tradisional dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat secara tertulis.
Sedangkan Batra yang metodenya belum teruji kemanfaatan dan keamanannya akan memperoleh surat terdatar pengobat tradisional (SPPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat.
Berhubung banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan pengobat tradisional, maka proses rujukan ke Puskesmas terdekatpun menjadi solusi. Sebab idak semua penyakit dapat ditangani oleh Batra. Hal ini ditegaskan dalam rencana pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.
MEDIA UTAMA
M
enteri Kesehatan,dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH memimpin delegasi Indonesia pada World Health Assembly (WHA) ke 64 di Jenewa yang diselenggarakan tanggal 16 - 24 Mei 2011. Tahun ini, sidang teringgi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dihadiri 193 negara anggota dengan tema “Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, drg. Muri Utami, MPH, yang juga anggota delegasi RI, mengatakan Menteri Kesehatan
berpidato di WHA pada sidang hari kedua, Selasa 17 Mei 2011 dengan penekanan pada status dan prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit idak menular serta penuntasan pembahasan “Kerangka Kesiapan Pandemi Inluenza untuk Virus dan Akses pada Vaksin dan Manfaat Lainnya” yang dipelopori dan diperjuangkan Indonesia sejak tahun 2007.
Selain “Kerangka Kesiapan Pandemi Inluenza untuk Virus dan Akses pada Vaksin dan Manfaat Lainnya”; resolusi yang dibahas pada WHA kali ini adalah “Struktur Pembiayaan Kesehatan dan Universal Coverage”;
“Penguatan Tenaga Kesehatan”; “Penguatan Kapasitas dan Ketahanan Sistem Kesehatan Nasional dalam Kedaruratan dan Penanggulangan Bencana”; “Penguatan Keperawatan dan Kebidanan”; “Penguatan Dialog Kebijakan Kesehatan untuk Membangun Kebijakan, Strategi dan Perencanaan yang Lebih Kuat”; “Malaria”; “Pencegahan Kecelakaan pada Anak”; “Mekanisme Pengendalian dan Pencegahan Kolera”.
Dilaporkan bahwa WHA juga membahas sejumlah topik teknis lainnya yaitu: MDGs bidang kesehatan, Penguatan Sistem Kesehatan,
MENTERI
KESEHATAN
PIMPIN
DELEGASI RI
PADA SIDANG
WORLD HEALTH
ASSEMBLY KE-64
Imunisasi, HIV, Obat Palsu/Substandard; Eradikasi Cacar Air; Pencegahan dan Pengendalian Penyakit-penyakit Tidak Menular; Gizi pada Anak; dan Risiko Kesehatan Anak Muda.
Delegasi RI pada WHA ke-64 ini terdiri dari Kepala Perwakilan Tetap RI untuk PBB di Jenewa/Duta Besar Dian Triansyah Djani; Direktur Jenderal P2PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr. Supriyantoro; Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Hubungan Kerjasama Internasional dan Kelembagaan, Drs. Bambang Guritno, MIA; Depui Badan POM Dra. Lucky
Slamet; Kepala Pusat Komunikasi Publik drg. Muri Utami, MPH., Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, dr. Azimal; Kepala Pusat
Kerjasama Luar Negeri, Dra. Niniek K. Naryaie; dan Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Drs.Bahdar J.Hamid.§ MU,Smd
KEGIATAN KEKETUAAN ASEAN
bIDANG KESEHATAN TAHUN 2011
1. Oicial Launch of The ASEAN Dengue Day, 15 Juni 2011 di Jakarta 2. The Third Confrerence on Tradiional Medicine
# Pre-Conference : 20-21 Juni 2011 di Yogyakarta
# Conference : 31 Oktober - 2 November 2011 di Tawangmangu 3. 19th Meeing of ASEAN Task Force on AIDS (ATFOA), November 2011 di
MEDIA UTAMA
SIDANG WHA
BAHAS
ENAM BELAS
TOPIK
S
idang Majelis Kesehatan Dunia atau World HealthAssembly (WHA) digelar
tanggal 16 -24 Mei 2011 di Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia, Jenewa, Swiss. Acara ini merupakan perhelatan besar/sidang tahunan membahas 16 topik yang selanjutnya akan diputuskan sebagai Deklarasi yang mengikat semua negara untuk melaksanakannya.
drg. Muri Utami, MPH, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan yang juga anggota
delegasi RI dalam sidang WHA ke-64 mengatakan, ke-enambelas topik yang dibahas adalah sebagai berikut :
Pertama, adalah Pandemic inluenza preparedness: sharing of inluenza viruses and access to vaccines and other beneits. Topik ini sangat pening bagi Indonesia sebagai pemrakarsa dan salah satu leading country dalam isu ini.
Topik selanjutnya adalah Implementaion of the Internaional Health Regulaions (IHR 2005) yang akan berlaku penuh tahun 2012. Topik ini membahas Report of the Review Commitee on the Funcioning of the Internaional Health Regulaions (2005) in relaion to Pandemic (H1N1) 2009. Indonesia merupakan salah satu dari 29 member Review Commitee
yang menilai laporan WHO dalam mengatasi pandemi H1N1 2009 dan IHR.
Topik ke-iga adalah Health-related Millennium Development Goals. Dalam topik ini dibahas dua isu utama yaitu Neglected Tropical Diseases dan Pneumonia.
Topik ke-empat yang dibahas adalah
Health system strengthening yaitu
penguatan sistem kesehatan terkait dengan rencana operasional, program, dan agenda poliik.
Ke-lima membahas Global immunizaion vision and strategy yaitu visi dan strategi imunisasi global. Dalam kaitan ini, China, India, Indonesia dan Nigeria memulai dengan vaksin HIB serta menegaskan kembali bahwa imunisasi sebagai komponen utama pelayanan kesehatan dasar dan program Decades of Vaccine 2011 – 2020.
Ke-enam, Drat strategi WHO tentang HIV 2011 – 2015 dengan empat sasaran yaitu mengurangi infeksi baru, kasus anak, kemaian dan TB HIV. Empat strategi tersebut adalah meningkatkan program, integrasi program lain, jaminan keberlanjutan dan hilangkan hambatan akses.
Ke-tujuh, pengendalian obat palsu dan obat sub standar.
Ke-delapan, eradikasi cacar air (smallpox eradicaion) pemusnahan
stok virus cacar (variola) yang terdapat di USA dan Rusia.
Ke-sembilan, mekanisme
pengendalian dan pencegahan kolera. Ke-sepuluh, pengendalian
malaria dengan meningkatkan program, mulai pengendalian vektor, diagnosis, masalah resistensi obat dan kemungkinan penggunaan vaksin malaria
Ke-sebelas, membahas eradikasi penyakit dracunculiasis bersama penyakit polio yang akan dieradikasi dari muka bumi.
pengendalian dan pencegahan penyakit idak menular melalui berbagai pertemuan internasional di Jakarta, Moskow, dan lain-lain.
Ke-igabelas, membahas rencana implementasi gizi pada bayi, anak dan ibu.
Ke-empatbelas, membahas pencegahan kecelakaan pada anak. Di dunia seiap tahunnya terdapat 830.000 anak meninggal karena kecelakaan, arinya di dunia sekitar 2.000 keluarga kehilangan anaknya seiap hari.
manajemen keamamanan air minum untuk konsumsi manusia.
Ke-enambelas, membahas risiko kesehatan anak muda karena di dunia terdapat 1,822 milyar anak muda usia 10 sampai 24 tahun, dan dari jumlah itu 2,6 juta anak muda meninggal seiap tahun.
Pada sidang WHA ke-64 tahun ini delegasi RI dipimpin oleh Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dengan anggota Kepala Perwakilan Tetap RI untuk PBB di Jenewa/Duta Besar Dian Triansyah Djani; Direktur Jenderal
MEDIA UTAMA
MENKES RI ADAKAN
PERTEMUAN BILATERAL
DENGAN MENKES CINA
D
i sela-sela pertemuanWorld Health Assembly
ke 64, Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan Republik Rakyat Cina tanggal 17 Mei 2011 di Jenewa.
Dr. Muri Utami, MPH, Kepala Pusat Komunikasi Publik yang juga anggota Delegasi RI mengatakan, dalam pertemuan bilateral dibahas kemungkinan kerjasama kesehatan
“Joint Commitment tentang
pengawasan obat-obatan yang
beredar di kedua negara”; Peningkatan kerjasama Badan POM Indonesia dengan State Food and Drugs
Adminiatraion Cina untuk Tradiional
Medicine”; “Peningkatan kerjasama
di bidang peneliian obat Tradisional”, dan “Pengembangan Sister Hospital
untuk Transplantasi Hai”
Selain itu dalam pertemuan bilateral tersebut Menteri Kesehatan RI juga meminta dukungan Pemerintah Cina atas pencalonan Prof. Dr. Indroyono Soesilo sebagai calon Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Indroyono adalah doktor lulusan Universitas IOWA yang saat ini menjabat Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
Visi yang akan dijalankan Prof. Indroyono dalam memimpin FAO yaitu pangan harus tersedia, terjangkau/ terbeli dan aman dari segi kesehatan
dan kehalalannya. Dengan misi mengurangi ingkat kelaparan dunia yaitu bantuan langsung kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Di akhir pertemuan tersebut Menkes RI mengundang Menkes Cina untuk melakukan kunjungan kerja ke Indonesia membahas lebih lanjut komitmen kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
World Health Assembly (WHA) ke
MEKANISME BARU
VIRUS SHARING
USULAN INDONESIA
DITETAPKAN
SEBAGAI
RESOLUSI WHA
M
ekanisme baru VirusSharing dan Akses pada Vaksin dan Manfaat lainnya serta Standard Material Transfer
Agreement (SMTA) usulan Indonesia,
akhirnya ditetapkan sebagai Resolusi Majelis Kesehatan Dunia(World Health
Assembly)No. 64/56 pada Sidang WHA
ke-64 yang berlangsung tanggal 16-24 Mei 2011 di Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jenewa Swiss.
Kepala Pusat Komunikasi Publik drg. Muri Utami, MPH, yang juga anggota Delegasi RI mengatakan, penetapan resolusi ini merupakan kesuksesan besar dan mengakhiri perjuangan negara-negara berkembang, yang dimotori oleh Indonesia sejak tahun 2007 di bawah kepemimpinan Menteri Kesehatan saat itu, Dr. dr. Sii Fadilah Supari, Sp.JP (K). Indonesiapada waktu itu berinisiaif untuk mendobrak sistem penanganan pandemi inluenza dan tatanan penggunaan virus yang telah berlaku selama 64 tahun yang dinilai idak adil, idaksetara danidak transparan.
Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH., dalam pernyataannya mewakili negara-negara WHOSouth East Asian Region, menyebut resolusi ini sebagai pencapaian muliadalam tatanan kesehatan publik global, karenamembentuk mekanisme internasional yang menjamin idak hanya kepeningan kesehatan publik global, namun juga perlindungan umat manusia dengan adil, transparan dan setara.
MEDIA UTAMA
26
Sementara itu, dunia pun menyambut posiif ditetapkannya resolusi ini. Seluruh negara anggota WHO sepakat kerangka ini adalah tonggak bersejarah di bidang kesehatan publik yang meletakkan fondasi untuk kesiapan pandemi yang lebih terkoordinir, komprehensif, dan setara yang mengarah pada dunia yang lebih sehat dan aman.
Dukungan serupa juga diungkapkan Menteri-Menteri Kesehatan negara anggota Gerakan Non-Blok serta 7 negara inisiator the Foreign Policy and Global Health (FPGH) yaitu Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, Norwegia, Perancis, Senegal, dan Thailandyang menyebut resolusi ini sebagai contoh konkrit dan posiif dari solidaritas global untuk kesehatan publik serta eratnya hubungan kebijakan kesehatan publik global dan kebijakan luar negeri. Beberapa negara, seperi Bangladesh, India dan Swiss, bahkan memberikan pernyataan khusus untuk mengapresiasi Indonesia atas inisiaif dan kepemimpinannya memperjuangkan keadilan dalam mekanisme virus sharing dan beneit
sharingbagi kepeningan kesehatan
publik global.
SEJUMLAH HAL PENTING YANG DISEPAKATI RESoLUSI INI ANTARA LAIN:
1. Deinisi materi biologis yang menjadi objek SMTA- materi yang termasuk dalam deinisiini adalah spesimen klinis manusia, virus yang diisolasi dari virus H5N1 ipe liar dan virus inluenza ipe liar lain yang berpotensi menimbulkan pandemic serta RNA yang diekstrak dari virus H5 N1 ipe liar;
2. Kontribusi Dana Kemitraan Tahunan - Pihak industri farmasi akan memberikan kontribusi dana tahunan sebesar 50% dari dana per tahun yang dibutuhkan untuk operasional WHO Global Inluenza Surveillance and Response System (WHO GISRS) mulai tahun 2012. 3. Standard Material Transfer
Agreement - Transfer material
hanya dapat dilakukan antara para pihak yang telah menandatangani
Standard Material Transfer Agreement (SMTA) baik antara anggota WHO GISRS (SMTA 1) maupun pihak di luar WHO GISRS seperi laboratorium non pemerintah, universitas, industri farmasi swasta dengan WHO (SMTA 2).
4. Mekanisme Pelacakan dan Pelaporan – system elektronik digunakan untuk melacak secara real ime dan transparan, pergerakan materi biologis PIP di dalam dan ke luar dari WHOGISRS. 5. Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) - Semua pihak idak diperbolehkan mengklaim HAKI dari materi bilogis PIP dan bagiannya yang ditransfer dari WHO GISRS
6. Pembagian Manfaat:
Manfaat yang imbul dari sharing virus H5N1 dan inluenza lain yang berpotensi pandemi harus dibagi dengan semua negara anggota, khususnya negara berkembang berdasarkan ingkat pendapatan, risiko kesehatan publik dan kebutuhannya, menetapkan harga vaksin berdasarkan iered
pricing (beringkat), donasi vaksin
dan alat deteksi, transfer teknologi & proses; dan pengembangan kapasitas laboratorium dan surveilans; lisensi non-eksklusif yang bebas royali kepada WHO yang bisa di sub-lisensikan kepada produsen di Negara berkembang; 7. WHOGISRS - Dibentuknya WHO
Global Inluenza Surveillance and Response System (WHO GISRS)
yaitu sisim jaringan internasional laboratorium inluenza yang dikoordinasikan WHO untuk melakukan surveilans, analisa risiko dan memberikan bantuan untuk kesiapan menghadapi pandemi. WHOGISRS mengganikan Global Inluenza Surveillance Network (GISN) yang sebelumnya ditentang Indonesia karena idak memberikan keadilan, kesetaraan dan transparansi.
Dibukanya akses terhadap virus inluenza dan manfaat-manfaat lain berari membuka peluang besar untuk
para penelii negara berkembang untuk meningkatkan kapasitas peneliiannya sehingga Indonesia dan negara berkembang lainnya dapat mengembangkan alat diagnosik, vaksin dan obat- obatan terhadap virus H5N1 dan virus lainnya yang berpotensi pandemi, termasuk H1N1.
Menkes Endang Rahayu
Sedyaningsih, yang mengikui proses bergulirnya mekanisme ini di tahun 2007 dan sejak memimpin Kementerian Kesehatan di akhir tahun 2009
memberi arahan yang tegas dan jelas serta terlibat dalam proses negosiasi ini, telah memberikan apresiasi kepada seluruh delegasi Indonesia yang secara gigih dan idak kenal lelah memperjuangkan kesepakatan dunia tentang mekanisme virus sharing dan beneit sharing yang lebih adil, transparan dan setara ini.
Penghargaan tersebut terutama ditujukan kepadaDr. dr. Sii Fadilah Supari, Sp.JP (K), Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, DTM&H; dr. Triono Sundoro; Dubes Bambang Guritno; Dubes Dr. Makarim Wibisono; Dr. Widjaja Lukito, PhD, Sp.GK.; David Handyono Mulyono, Sp,PD, PhD; dr. Indriono Tantoro MPH; dan Dra. Niniek Kun Naryaie dari Kementerian Kesehatan RI. Jugakepada pejabat Kementerian Luar Negeri baik di Pusat maupun di Perwakilan RI Jenewa: Dubes Dian Triansyah Djani, Dubes Desra Percaya, Dubes I Gusi Agung Wesaka Puja, Sunu. M Soemarno, Cecep Herawan: Acep Soemantri, Achsanul Habib yang melakukan pendekatan diplomasi kepada negara-negara, sehaluan (Like minded countries) ASEAN, WHO SEARO, FPGH danGerakan Non Blok.
Menkes RI juga memberikan apresiasi kepada Direktur Jenderal WHO Dr. Margaret Chan, Ketua
Menelusuri
Daerah
Bermasalah
Kesehatan
L
uasnya wilayah Indonesia, yang terbentang dari Sabang hingga Meroke, terdiri dari ribuan pulau, memungkinkan terjadinya daerah-daerah bermasalah kesehatan. Banyak faktor yang menyebabkan masalah kesehatan itu diantaranya geograi, ketenagaan, biaya, teknologi, sarana danberbagai penyebab lainnya. Sehingga diketemukan ada daerah yang secara ekonomi idak bermasalah, tapi secara kesehatan bermasalah. Demikian juga sebaliknya, ada
daerah yang secara ekonomi bermasalah, tapi secara kesehatan tak bermasalah. Hal ini memberi dorongan, sebenarnya semua daerah mempunyai peluang menjadi tak bermasalah dalam kesehatan.
Berdasarkan para pakar bidang kesehatan disepakai 24 indikator kesehatan terpilih terdiri dari 11 indikator mutlak, 5 indikator pening dan 8 indikator untuk menetapkan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Diantara indikator tersebut antara lain prevalensi balita gizi buruk dan kurang, balita pendek dan sangat
pendek, balita kurus dan sangat kurus, cakupan imunisasi lengkap dan penimbangan balita.
MEDIA UTAMA
Nilai IPKM berkisar 0-1. Angka 0 (Nol) menggambarkan nilai terburuk dan angka 1(satu) menggambarkan nilai terbaik. IPKM terendah adalah 0,247059 ditempai Kabupaten Pengunungan Bintang, Provinsi Papua dan teringgi 0,708959 ditempai Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
DAERAH bERMASALAH KESEHATAN (DbK)
DBK adalah kabupaten/kota yang mempunyai nilai IPKM diantara rata-rata sampai dengan – 1 (minus satu), tetapi mempunyai nilai kemiskinan di atas rata-rata untuk masing-masing kelompok kabupaten dan kota. Ada dua kelompok Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).
Pertama, Daerah bermasalah kesehatan
berat (DBK-B), adalah kabupaten / kota mempunyai nilai rata-rata lebih rendah dari rata-rata IPKM.
Kedua, Daerah Bermasalah Kesehatan Khusus (DBK-K) yakni Kabupaten/Kota yang mempunyai masalah khusus seperi yang terkait dengan geograis, yaitu daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Selain itu juga terkait dengan sosial budaya, adat, tradisi yang mempunyai dampak buruk terhadap kesehatan. Juga terkait dengan penyakit tertentu disuatu daerah, seperi Fasciolopsis buski di Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan, Schistosomiasis disekitar Danau Lindu Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan kriteria tersebut, saat ini terdapat 130 kabupaten/kota Daerah Bermasalah Kesehatan yang terdapat di 28 Provinsi. Untuk penanganan daerah bermasalah kesehatan diutamakan
DBK dengan IPKM rendah dan angka kemiskinan inggi yakni Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua dengan 80 Kab/Kota DBK.
PENANGGULANGAN DAERAH bERMASALAH KESEHATAN (PDbK)
PDBK merupakan upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis buki, dilakukan secara bertahap di daerah yang menjadi prioritas bersama kementerian terkait. Program ini diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu, sampai mampu mandiri menyelenggarakan kewenangan dibidang kesehatan.
Selain itu, program dilakukan secara terintegrasi dalam perencanaan, penganggaran, dan penerapan berbasis evidence. Sesuai hasil Riskesdas dan Podes program dimulai secara bertahap dari Kab/Kota IPKM rendah dan angka kemiskinan inggi, dalam jangka waktu tertentu, sampai masalah kesehatan dapat ditangani dengan baik.
Khusus perencanaan, Kabupaten / Kota harus mengacu pada Pedoman Perencanaan dan arah kebijakan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan ingkat Kab/Kota, Provinsi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan kementerian Keuangan. Selain mengikui ketentuan tersebut, juga harus melakukan terobosan/ inovaif yang masih dibenarkan ketentuan yang berlaku. Terobosan tersebut harus menguntungkan sebesar-besarnya
untuk rakyat. Selain itu juga memberi support bagi pemberi layanan kesehatan seperi bidan desa, kader kesehatan dan operasional pelayanan posnyandu.
Perencanaan harus terkait langsung dengan 24 indikator IPKM, dengan memilih kegiatan yang kreaif dan inovaif spesiik daerah. Untuk
memperoleh hal ini, proses perencanaan harus melibatkan unsur DBK daerah mulai bidan desa, kader pos nyandu, hingga struktur pejabatan ingkat kabupaten / kota maupun provinsi. Masing-masing menyampaikan ide-ide secara terbuka untuk mencari solusi berdasarkan pengalamannya selama ini.
PENDAMPINGAN
Ini dari PDBK adalah pendampingan daerah. Dengan adanya pendampingan, diharapkan DBK dapat mengideniikasi masalah, mengurai, mengatasi dengan pelaksanaan kegiatan yang kreaif, inovaif dengan menggerakan ujung tombak pelayanan kesehatan, terutama yang memiliki keberhasilan inggi bagi peningkatan IPKM.
Siapa pendamping ?. Ia seorang mentor, guru, pembimbing dan penasehat. Bekerja dengan sepenuh hai dan kemampuan, simpaik dalam mendampingi dan siap dalam kebersamaan mencari solusi terbaik. Tapi pendamping bukan berari seorang ahli dan maha hebat segala bidang, tanpa kekurangan dan kekeliruan. Paling pening, pedamping harus menjadi pendengar yang baik, menginspirasi solusi dan menjadi teman diskusi yang menyenangkan.
Selain itu, pendamping harus mampu menghubungan berbagai potensi yang tersedia di daerah maupun pusat, mulai dari SDM, metode, jejaring dan pendanaan. Ia bekerja secara mandiri, baik teknis maupun administrasi, sehingga secara material maupun non material idak mengganggu daerah. Tim pendamping terdiri dari pemangku jabatan struktural maupun fungsional pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Mereka berusaha keras membantu masalah kesehatan daerah secara teknis dan non teknis.
non material, yakni fokus pada memanfaatkan kapasitas dan potensi yang terdapat di daerah. Mendorong terjadinya sinkronisasi program, sumber daya, tenaga dan potensi lainnya menjadi satu kesatuan yang efekif dan eisien. Untuk itu proses pembinaan dan pembimbingan bagi semua unsur menjadi pening, mulai dari pengambil keputusan sampai masyarakat yang menjadi objek sekaligus sobjek pembangunan kesehatan.
bELAJAR DARI SULbAR
Geliat pembangunan terasa nyata di Sulawesi Barat. Provinsi Baru pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan enam tahun lalu, masih terus mematut diri mengejar keteringgalan dengan provinsi lain yang telah lahir lebih dahulu. Sebagai pendatang baru masih harus berbenah diri mulai dari infrastruktur berupa jalan raya, fasilitas layanan kesehatan, pasar dan hotel tampak menata dan merias diri, agar tampak elok dan menawan.
Dalam bidang kesehatan, Sulbar tergolong daerah bermasalah kesehatan. Angka Kemaian Ibu dan Angka
Kemaian Bayi inggi, Cakupan imunisasi belum maksimal dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Menyadari adanya masalah kesehatan yang melilitnya, Gubernur Provinsi Sulbar turun langsung memimpin gerakan perbaikan masalah kesehatan. Selama 3 hari 13-15 April 2011, seluruh pejabat dan pemangku program kesehatan provinsi, kabupaten, rumah sakit dan puskesmas dikumpulkan untuk mendapat
pencerahan tentang pemberdayaan masyarakat dari im pusat yang dipimpin Dr. Triyono Sundoro. Selanjutnya mereka berdiskusi untuk merumuskan rencana aksi yang akan dikerjakan tahun 2011 ini.
Mereka harus mengopimalkan seluruh potensi SDM, Masyarakat dan pendanaan yang ada dari pusat dan pemerintah daerah. Melalui opimalisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan pembangunan kesehatan di Sulbar, sehingga pada tahun berikutnya Sulbar dapat naik kelas dari sisi pembangunan kesehatannya.§ Pra
MENKES
KOMBINASIKAN
PDBK DAN RIFASKES
P
rogram DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan) dan Rifaskes ( Riset Fasilitas Kesehatan) merupakan kombinasi antara pendampingan parapemangku kebijakan di ingkat pusat dan provinsi dengan pengamatan yang dilakukan para penelii. Dengan kombinasi ini diharapkan dapat dirumuskan upaya intervensi yang tepat dan efekif sehingga IPKM daerah tersebut dapat diperbaiki secara bermakna.
“Hasil dari kedua kegiatan ini akan menjadi masukan guna penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan berbasis buki (evidence-based)”, ujar Menkes.
Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH (21/4) meluncurkan Program Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) dan Riset Fasilitas
Kesehatan (Rifaskes) di Jakarta. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) adalah upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis buki dan dilakukan secara bertahap di daerah yang menjadi prioritas bersama kementerian terkait.
Sedangkan Rifaskes adalah upaya untuk memetakan masalah ketersediaan fasilitas kesehatan serta kecukupan, distribusi sumber daya tenaga kesehatan dan indeks kinerja rumah sakit (RS) dan Puskesmas. Rifaskes adalah peneliian berskala nasional yang melibatkan lebih dari 9.000 Puskesmas dan lebih dari 650 RS umum pemerintah sebagai sasaran peneliian.
Kedua kegiatan dilakukan
MEDIA UTAMA
kesehatan. Tantangan ini akan makin jelas jika dikaitkan dengan disparitas sosio-ekonomi masyarakat, geograis, serta kapasitas Pemerintah Daerah.
Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan dukungan dari jajaran kesehatan ingkat Pusat dan Daerah serta lintas sektor terkait seperi : Kementerian Dalam Negeri, Kementerian terkait lain, TNI-POLRI, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
dan Pemerintah Daerah.
Menurut Menkes, Rifaskes akan melengkapi Riskesdas dengan menghasilkan data dasar fasilitas kesehatan serta indeks kinerja Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas. Dengan menyandingkan IPKM hasil Riskesdas dengan Indeks Kinerja RS dan Puskesmas, akan didapat gambaran yang lebih lengkap dan komprehensif tentang situasi kesehatan di daerah.
Tujuan Rifaskes untuk mendukung pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010 - 2014, khususnya dalam penerapan strategi mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu, berkeadilan dan berbasis buki; pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang merata dan bermutu; serta penerapan strategi ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat serta alat kesehatan.
Selain itu, Rifaskes diharapkan memberikan manfaat dalam mendukung strategi pencapaian Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Coverage; masukan dalam penyusunan kebijakan fasilitas kesehatan ingkat lanjutan di RS sesuai
dengan UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; serta masukan untuk revitalisasi Puskesmas.
Dengan membandingkan potret fasilitas kesehatan di daerah hasil Rifaskes dan hasil kegiatan PDBK, dapat diideniikasi dengan lebih tepat dan berimbang peran Pemerintah Pusat/Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam perencanaan pengembangan fasilitas kesehatan, tambah Menkes.
Menkes mengharapkan agar keberhasilan PDBK dan Rifaskes menjadi momentum kebangkitan Badan Litbangkes sebagai lokomoif pembangunan kesehatan berbasis buki. Dalam pelaksanaan kedua kegiatan strategis ini semua komponen mempunyai peran pening dan idak ada komponen yang lebih pening dari komponen lainnya.
Oleh karena itu, para pelaksana kegiatan PDBK dan Rifaskes; para pendamping, penelii, teknisi litkayasa, pelaksana administrasi manajemen, dan seluruh jajaran kesehatan di ingkat Pusat dan Daerah agar melaksanakan tugas dengan opimal, cerdas dan tangkas guna mewujudkan tercapainya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.§ Pra dr. R. Triono
DAHSYATNYA MANFAAT
AIR SUSU IBU (ASI)
ayi manusia minum air susu manusia, Anak sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Sebuah disain sedemikian sempurna untuk makhlukNya. Amat disayangkan, bila aneka rupa iklan susu bubuk membuat masyarakat memilih susu sapi, bukan ASI ( air susu ibu). Padahal ASI jauh lebih baik untuk bayi dibanding yang lain.
KELEbIHAN AIR SUSU IbU (ASI) DAN MANFAAT MENYUSUSI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurilogis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
ASPEK GIzI
MANFAAT KoLoSTRUM
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang inggi dan mengandung karbonhidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertamaberwarna hitam kehijauan.
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
b
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
KoMPoSISI-TAURIN,DHDA-AA-PADA-ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmiter
dan berperan pening untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa deisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada reina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated faty acids) yang
RAGAM
diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang opimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/ disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
ASPEK-IMUNoLoGIK
• ASI mengandung zat ani infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. • Immunoglobulin A (Ig.A) dalam
kolostrum atau ASI kadarnya cukup inggi. Sekretori Ig.A idak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. • Sel darah puih pada ASI pada
2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) anibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) anibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) anibodi jaringan payudara ibu. • Faktor biidus, sejenis karbohidrat
yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus biidus. Bakteri ini menjaga keasaman lora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
ASPEK-PSIKoLoGIK
• Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon
terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan-produksi-ASI.
• Interaksi Ibu dan Bayi:
Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut. • Pengaruh kontak langsung ibu-bayi
: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperi sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
ASPEK KECERDASAN
• Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
• Peneliian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih inggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih inggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih inggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang idak diberi ASI.
ASPEKNEURoLoGIS
• Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
Selain mengandung protein yang inggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan susu sapi mempunyai perbandi- ngan Whey : Casein adalah 20 : 80 sehingga idak mudah diserap. • Bayi yang minum ASI dibanding
dengan bayi minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis.
• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. • Lakiferin yaitu sejenis protein
yang merupakan komponen zat kekebalan zat besi di seluran pencernaan.
ASPEK-EKoNoMIS
• Dengan menyusui secara eksklusif, ibu idak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
ASPEK-PENUNDAAN-KEHAMILAN
• Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
• Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis.
• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. • Lakiferin yaitu sejenis protein
yang merupakan komponen zat kekebalan zat besi di seluran pencernaan.